Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Mendadak Tantrum (Ares Bakari)
Jenna perlahan melepaskan pelukan sang ayah ketika ia merasakan ada seseorang yang sedang memandangnya dari lantai dua. Namun saat coba Jenna lihat kembali, posisi gorden di lantai dua telah menutup.
"Aku yakin tadi ada yang melihatku dari atas. Siapa ya?" batin Jenna yang dilanda penasaran akan sosok yang melihatnya dalam pekatnya malam tersebut.
"Apa Kak Ares? Yang di lantai dua hanya ada kamar tidurku dan kamar Kak Ares. Lainnya hanya kamar kosong," batin Jenna kembali.
Jenna berusaha melupakan hal itu sejenak setelah mendengar sang ayah bersuara.
"Ayo masuk ke dalam. Sudah waktunya kamu tidur," titah Daddy Aston. Jenna pun menganggukkan kepalanya kecil.
Lalu, keduanya berjalan masuk ke dalam paviliun utama. Saat akan masuk ke dalam lift, Jenna pun bersuara.
"Aku bisa kembali sendiri ke kamarku, Dad. Masuklah ke kamarmu. Besok pagi Dad juga harus pergi ke kantor, bukan. Istirahatlah," ucap Jenna.
"Baiklah. Segeralah tidur jika sudah sampai kamarmu,"
"Hem,"
Daddy Aston pun berdiri di depan pintu lift menunggu Jenna masuk ke dalamnya. Setelah pintu lift tertutup dan membawa Jenna ke lantai dua, Daddy Aston berjalan menuju kamarnya.
Letak kamar Daddy Aston cukup jauh dari area lift, membuat Jenna yang telah tiba di lantai dua pun sengaja sembunyi untuk melihat sang ayah secara diam-diam.
Senyum Jenna tampak jelas terlihat di raut wajahnya kala melihat Daddy Aston masuk ke dalam kamar pribadinya.
"Ah, ternyata benar jika daddy dan Tante Della tidak tidur di kamar yang sama." Batin Jenna seraya tersenyum dan bernafas lega karena dari hal itu bisa ditebak bahwa memang di hati sang ayah hanya ada cinta untuk Mommy Jenny.
Faktanya. Sejak kelahiran Ares Bakari di dunia ini, Daddy Aston memilih tidur pisah kamar dengan sang istri pertama.
Letak kamar Daddy Aston diapit oleh dua ruangan berbeda. Sebelah kanan adalah ruang kerjanya dan di sebelah kiri adalah kamar mendiang Oma Sania. Sedangkan kamar Oma Ruby dan Della berdampingan serta tak jauh dari area lift.
Daddy Aston memilih pisah kamar dengan Della bukan karena ada masalah rumah tangga yang pelik dengan istri pertamanya itu. Akan tetapi, karena memang di hatinya hanya ada cinta untuk Jenny seorang.
Daddy Aston hanya berusaha melakukan keinginan orang tuanya serta aturan Keluarga Bakari untuk memberikan keturunan. Setelah terlaksana dengan baik, maka ia kembali ke setelan awal.
Nafkah lahir tentu Della dapatkan dengan baik dari Daddy Aston selama pernikahan. Namun tidak dengan nafkah batin. Sejak Della hamil Ares, keduanya sudah tak pernah melakukan penyatuan tubuh di atas ranjang.
Selama hamil, Daddy Aston masih tidur satu kamar yang sama dengan Della. Ia hanya khawatir terkait kondisi seorang wanita yang sedang hamil jika semisal malam hari membutuhkan sesuatu atau pergi ke kamar mandi.
Daddy Aston tidak masalah jika ia dicap sebagai suami yang buruk karena sikap dinginnya pada Della selama ini. Hanya meng_gauli sang istri pertama untuk sebuah penerus garis keturunan.
Namun perlu diingat jika soal cinta dan hati seseorang itu tak dapat dipaksakan. Cinta seiring berjalannya waktu, hal itu tak ada dalam kamus percintaan Daddy Aston.
Baginya ia hidup hanya sekali di dunia ini, menikah satu kali dan mencintai satu kali. Namun terkadang keinginan dan harapan tak berjalan sesuai rencana manusia. Tuhan adalah penentu takdir seluruh makhlukNya di dunia ini. Bahkan selembar daun yang jatuh dari pohonnya itu pun sudah tertulis dalam garis takdir Tuhan.
Cap suami yang buruk untuk istri pertama bukan berarti Daddy Aston adalah ayah yang buruk. Ia sangat menyayangi Ares Bakari. Walaupun Ares terlahir dari rahim wanita yang tak dicintainya.
Seluruh perhatian sebagai seorang ayah pada anak pertamanya dicurahkan sepenuhnya oleh Daddy Aston. Terlebih anak pertamanya itu berjenis kela_min laki-laki yang kelak menjadi putra mahkota sekaligus pewaris utama di masa depan yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan darinya.
Walaupun beberapa tahun kemudian Daddy Aston menikah dengan Jenny hingga sang istri kedua melahirkan Jennaira, perhatian Daddy Aston pada Ares tak luntur sedikitpun.
Baginya, Ares dan Sovia Bakari adalah buah hati yang akan ia sayangi. Kedudukan keduanya di dalam hati Daddy Aston adalah sama. Tak ada yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah.
☘️☘️
Keesokan paginya.
Pukul tujuh pagi Daddy Aston telah berangkat ke kantor. Ada rapat penting yang membutuhkan kehadirannya.
Saat sang kepala keluarga telah pergi meninggalkan mansion, tiba-tiba terdengar sebuah keributan dari salah satu kamar di lantai dua. Namun tepatnya bukan berasal dari kamar Jenna.
Hal itu sontak didengar oleh Jenna dan memantik rasa penasarannya. Dikarenakan ia sedang mematikan kedap suara di kamarnya.
"Ada apa itu? Siapa yang teriak-teriak sepagi ini?" batin Jenna yang sedang asyik menyisir rambutnya seusai mandi.
Perlahan Jenna pun memutuskan keluar dari kamarnya dan mencari sumber keributan di lantai dua tersebut.
"Aku tak mau minum obat! Pergi kamu dari kamarku !!" bentaknya pada seorang pelayan berpakaian suster.
"Kalau begitu, saya bantu Tuan muda bersihkan diri ke kamar mandi seperti biasa ya?"
"Aku enggak mau mandi !!" tolaknya.
Perawat muda berjenis kela_min wanita yang bernama Lusi (23 tahun) itu pun mendadak bingung atas perubahan sikap sang majikan sekaligus pasiennya.
Padahal kemarin sang majikan masih bersikap normal. Tapi pagi ini mendadak tantrum tidak jelas. Lusi merasa bingung karena tak tau penyebab sang majikan marah-marah pagi ini.
Ya, sang majikan yang menjadi pasien Lusi adalah Ares Bakari (26 tahun). Sosok yang menatap interaksi antara Daddy Aston dan Jenna dari lantai dua semalam adalah Ares. Alhasil pagi ini Ares berubah tantrum.
" Apa Tuan muda mau langsung sarapan saja?" tawar Lusi. "Ini sudah saya bawakan makanan kesukaan Tuan muda pagi ini," imbuhnya. Lusi tetap gigih penuh kelembutan berusaha membujuk Ares.
Tiba-tiba...
PYARR !!
PYARR !!
Nampan berisi makanan yang dibawa Lusi seketika berhamburan di lantai. Piring dan gelas pun ikut pecah.
Lusi sempat terkejut melihat reaksi Ares pagi ini yang seakan kembali pada saat awal-awal dirinya bekerja sebagai suster pribadi pria ini. Saat Lusi hendak membuka mulutnya untuk berbicara pada Ares, mendadak urung karena Jenna masuk ke dalam kamar tersebut dan bersuara lantang.
"Apa begini kehidupan seorang putra mahkota-calon pewaris Keluarga Bakari?" cibir Jenna seraya menatap ke arah Ares dengan tatapan tajam dan penuh ketegasan.
"Beraninya kamu masuk ke kamarku!" bentak Ares. "Siapa yang berani menyuruhmu masuk ke sini?" desisnya.
Kakak beradik ini pun saling beradu pandang dengan tatapan saling menghunus tajam. Lusi yang berada di tengah keduanya, mendadak bingung harus bersikap. Ia tak enak hati dan merasa tak becus dalam bekerja merawat Ares.
Padahal sejatinya perubahan sikap Ares pagi ini bukan karena kesalahan Lusi.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Like dan komen.💋
akhirnya kebenaran akan terungkap segala misteri akan aston dapatkan semangat......