NovelToon NovelToon
The Legend Of The Shadow Eater

The Legend Of The Shadow Eater

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan / TKP / Hantu
Popularitas:483
Nilai: 5
Nama Author: Senara Rain

Bagi Lira, Yash adalah mimpi buruk. Lelaki itu menyimpan rahasia kelam tentang masa lalunya, tentang darah dan cinta yang pernah dihancurkan. Namun anehnya, semakin Lira menolak, semakin dekat Yash mendekat, seolah tak pernah memberi ruang untuk bernapas.
Yang tak Lira tahu, di dalam dirinya tersimpan cahaya—kunci gerbang antara manusia dan dunia roh. Dan Yash, pria yang ia benci sekaligus tak bisa dihindari, adalah satu-satunya yang mampu melindunginya… atau justru menghancurkannya sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senara Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Di sisi lain, Yash menembus dimensi gelap yang beriak seperti permukaan air hitam. Saat kakinya menapak tanah lain, pemandangan megah langsung terbentang.

Sebuah kastil menjulang tinggi—dindingnya hitam berkilau, menara-menara menjulang menusuk langit kelabu, jendela kaca berwarna merah darah memantulkan cahaya samar. Dari setiap sudut bangunan, aura mistis memancar, menciptakan hawa dingin yang menekan dada.

Inilah tempat asalnya. Rumah masa lalu.

Langkah Yash bergema di lorong berlapis marmer hitam hingga ia tiba di aula utama. Di atas singgasana berukir obsidian, duduklah seorang pria berambut perak panjang, sorot matanya setajam bilah pedang. Lysander—kakaknya, Lelepah tertua.

Senyum licik terlukis di bibirnya saat Yash datang.

“Apa kabar, adikku?” suaranya bergema, dalam dan menindas. “Sudah lama kau tidak pulang. Bagaimana? Apa cinta pertamamu itu sudah bereinkarnasi?”

Yash menatapnya dingin, sorot matanya menusuk. “Jangan pura-pura, kau paling tahu jawabannya.”

Tawa rendah Lysander pecah, bergema di seluruh aula, seakan dinding-dinding kastil ikut menertawakannya.

“Tentu saja aku tahu segalanya. Aku tahu tentang cahaya yang hidup dalam dirinya… sebelum waktunya. Cahaya itu tidak seharusnya bangun sekarang. Menarik, bukan?”

Yash mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. “Kali ini aku tidak akan mengikuti permainanmu. Gerbang itu harus ditutup, Lysander. Untuk selamanya.”

Lysander berdiri perlahan dari singgasananya, mantel hitamnya berkibar, suaranya penuh keyakinan yang mengerikan.

“Jangan bodoh, Yash. Mengapa menutup sesuatu yang bisa membuat kita jadi penguasa? Bayangkan—jika semua bayangan manusia di bumi kita serap… kekuatan kita akan melampaui segalanya. Tak ada makhluk, dewa, atau manusia yang bisa menandingi kita. Kita akan menguasai dua dunia.”

“Cukup, Lysander!” bentak Yash, aura gelapnya meledak, membuat lantai bergetar dan retakan muncul. “Sekali lagi kau menyentuh Lira, aku tidak akan segan menghabisimu. Kakak atau bukan, aku akan mengakhiri permainan gilamu!”

Untuk pertama kalinya, senyum Lysander sedikit pudar. Tapi hanya sesaat. Ia menatap Yash penuh minat, lalu terkekeh lagi, lebih pelan, lebih menusuk.

“Kemarahanmu itu… ah, mengingatkanku pada dulu. Saat kau pertama kali menodai tanganmu demi aku… demi Arum.”

Tatapan Yash mengeras, seperti kilatan petir. Aura di tubuhnya semakin liar.

“Jangan sebut namanya dengan mulut kotor itu.”

“Kau sangat naif, Yash,” suara Lysander terdengar berat, bergetar seperti petir yang tertahan di langit. “Terlalu buta oleh cinta sampai lupa siapa dirimu sebenarnya. Kejadian ratusan tahun lalu itu… bukan salahku.” Ia melangkah turun dari singgasananya, bayangan tubuhnya menjalar panjang di lantai marmer hitam.

“Itu adalah keegoisan cintamu sendiri. Aku hanya—” ia berhenti sejenak, menatap Yash tajam, lalu menyeringai —“membantu meyakinkanmu.”

Tawanya pecah, memenuhi setiap sudut kastil, menusuk gendang telinga Yash dengan ejekan yang menyakitkan.

Yash menggertakkan giginya, dadanya berdegup kencang, tapi ia tetap berdiri tegak, kedua tangannya mengepal. Bayangan di sekitarnya bergetar, seolah siap meledak.

“Dengar, Yash,” Lysander kembali bicara, kali ini lebih pelan namun beracun, “dulu ataupun sekarang, aku akan tetap menghabisi gadis itu. Cahaya dalam dirinya bukan untuk dunia fana. Itu milik kita—milik Lelepah.”

Ia berhenti tepat di hadapan Yash, wajah mereka hanya dipisahkan jarak sejengkal. Tatapan matanya penuh tantangan.

“Kau lebih baik berhenti mengkhianati darahmu sendiri, dan bergabung denganku. Kita akan menguasai dunia, adikku. Dunia manusia… dan dunia bayangan.”

Yash menatap lurus ke mata kakaknya. Nafasnya berat, tetapi tatapannya tak goyah sedikit pun. Di dalam dirinya, amarah bergemuruh, memaksa keluar seperti badai yang siap menghancurkan kastil itu. Namun, ia tahu jika menyerang sekarang, Lysander hanya akan semakin memancingnya, menjadikannya pion dari permainan licik itu.

“Aku tidak akan ikut denganmu,” suara Yash datar, dingin seperti bilah pedang yang baru ditempa.

Lysander mengangkat alisnya, tersenyum puas, seolah sudah menduga jawaban itu.

“Benar-benar keras kepala… persis seperti dulu. Kau pikir dengan menolak, kau bisa melindungi gadis itu? Lira hanyalah pecahan dari sesuatu yang lebih besar. Pada akhirnya, dia tetap akan hancur.”

Yash mengepalkan tangannya lebih erat, sampai buku jarinya memutih. Bayangannya di lantai bergetar, hampir meledak, tapi ia menahan diri dengan seluruh tenaga.

“Kalau memang begitu, maka aku akan jadi dinding terakhir yang melindunginya. Bahkan jika seluruh dunia menjadi musuhku.”

Sesaat, Lysander terdiam. Tawanya mereda, digantikan tatapan dingin yang lebih serius. Ada kilatan marah yang terselip di matanya, meski bibirnya masih melengkung sinis.

“Hm. Kau memang tetap adikku. Lemah, tapi keras kepala. Baiklah… mainkan peranmu. Aku ingin tahu seberapa lama kau bisa bertahan melawan takdirmu sendiri.”

Dengan satu gerakan tangan, bayangan hitam di ruangan itu berguncang, lalu menghilang perlahan. Lysander berbalik menuju singgasananya, membiarkan Yash berdiri sendiri di tengah ruangan yang terasa semakin sesak oleh keheningan.

Yash memejamkan mata sebentar, menarik napas dalam. Ia tahu ia harus cepat kembali—Lira tidak boleh sendirian terlalu lama.

...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!