NovelToon NovelToon
KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:6.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

SUDAH TERBIT CETAK


"Aku mau riset ke Jepang."

Menjadi awal dari kandasnya mimpi indah Anggi bersama Dio, the first love never die.

Ditambah tragedi yang menimpa kedua orangtua Dio, membuat masa depan yang sejak lama diangankan harus pupus dalam sekejap.

Namun ketika Anggi masih berusaha menata hati yang retak, Rendra datang hanya untuk berkata,

"I just simply love you."

"Gimme a chance."

A romantic story about Dio-Anggi-Rendra

--------------

Season 1 : Kisah Tak Berujung Bad Senior in love

Season 2 : Always Gonna be You

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. "Ketika Senyummu Hadir"

Anggi

Bonding cluster dimulai tepat setelah kenyang acara makan bersama. Dibuka oleh Zaki sebagai korsubdiv (koordinator sub divisi). Dilanjutkan sambutan dari Damas korcofas (koordinator co fasilitator), mewakili kordum (koordinator umum) yang terlambat, sebab masih harus menghadiri acara di tempat lain.

Bonding kali ini termasuk spesial, karena kehadiran panitia lintas divisi yang lumayan lengkap. Jadilah usai sambutan, acara dilanjutkan dengan perkenalan. Ada Rayyan PSDM (pengembangan sumber daya manusia), Kahfi DDD (desain, dekorasi, dan dokumentasi), Angky keamanan, Maya dan Okta medis, serta Johan materi.

Meski yang hadir hampir full team, tapi acara malam ini no spaneng spaneng club. Usai perkenalan, agenda selanjutnya diisi dengan games seru.

Dimulai dengan games tebak nama, tebak kata, lalu tebak karakter orang -ini yang paling seru-. Dan seperti biasa, kelompok yang kalah akan mendapat hukuman. Apalagi kalau bukan menyanyi dangdut.

'Hei sayangku

hari ini aku syantik

syantik bagai bidadari

bidadari di hatimu'

'Hei, sayangku

Perlakukanlah diriku

Seperti seorang ratu

Kuingin dimanja kamu'

(Siti Badriah, Lagi Syantik)

Elva dengan semangat 45 memimpin kelompoknya yang mendapat hukuman.

Bahkan Angky yang memiliki setelan angker khas anak Menwa, ternyata bocor banget dan hafal lagu Konco Mesra.

'Yen tak sawang sorote mripatmu

jane ku ngerti ono ati sliramu

nanging onone mung sewates konco

podo ra wanine ngungkapke tresno'

'Yen ku pandang gemerlap nyang mripatmu

Terpampang gambar waru ning atimu

Nganti kapan abot iku ora mok dukung

Mung dadi konco mesra mergo kependem cinta'

(Nella Kharisma, Konco Mesra)

Tak kalah semangat dari Elva, Angky tanpa ragu menuntaskan Konco Mesra dengan suara lumayan merdu. Angky bahkan ingin kembali menyanyikan lagu Sayang. Namun langsung ditolak mentah-mentah oleh seluruh audiens. Sebab, semua juga ingin mendapat hukuman, untuk seru-seruan bernyanyi dangdut.

Semua terbahak-bahak menertawakan mereka yang mendapat hukuman. Melepas penat tenaga dan pikiran yang terforsir. Guna mempersiapkan agenda terbesar tahunan, yaitu Ospek Universitas.

"Hatsyii ... hatsyii ...." sambil tertawa, ia sering tak mampu menahan bersin. Membuat Jihan dan Difa yang sekelompok dengannya beberapa kali menoleh.

"Maaf, dingin ...." ia meringis sambil menyusut hidung menggunakan tissue. Untungnya, ia telah membekali diri dengan tissue yang cukup banyak.

Usai saling menertawakan satu sama lain, games dilanjut dengan simulasi ice breaking, yang akan dipakai saat hari H.

Ini pun tak kalah seru, beberapa ice breaking adalah yang terbaru dan pastinya sangat mengasyikkan.

Keriaan tak berhenti di sini, karena acara dilanjutkan dengan api unggun dan barbekyu di halaman villa.

Terlihat Zaki dan teman-teman telah mempersiapkan api unggun lumayan besar, yang mampu menghangatkan mereka di tengah suasana dingin yang menusuk.

Tak lupa dilengkapi dengan hidangan jagung dan sosis, untuk menemani mereka bermalam panjang.

Ia masih bergabung dengan Ayu, Dini, dan beberapa cofas teknik yang dikenalnya lumayan dekat. Sedang bersama-sama mengupas jagung, dan mempersiapkan bumbu olesan. Ketika terdengar petikan gitar dari arah api unggun.

Rupanya Zaki dan Rayyan berduet memetik nada Cinta dan Rahasia nya Yura dan Glenn. Alunan nada yang apik, otomatis mengalihkan perhatian mereka semua. Membuat konsentrasi berpindah ke tengah api unggun. Mengitari duet gitar yang mengalunkan nada enerjik.

Untunglah acara kupas mengupas telah selesai. Usai mencuci tangan, ia pun bergabung di antara Ayu dan Elva, yang kali ini sedang menikmati lagu Sayang dari Angky. Wah, belum tuntas rupanya ndan menwa yang satu ini. Yah, daripada penasaran yekan.

'Sayang, opo kowe krungu jerite atiku?

Mengharap engkau kembali

Sayang, nganti memutih rambutku

Ra bakal luntur tresnoku'

'Wes tak cobo nglalekke jenengmu soko atiku

Sak tenane ra ngapusi isih tresno sliramu

Pepuja neng ati nanging kowe ora ngerti

Kowe sing tak wanti-wanti malah jebul saiki'

'Kowe mblenjani janji

Jare sehidup semati nanging opo bukti

Kowe medot tresnoku demi wedokan liyo

Yowes ora popo Insya Allah aku iso, lilo'

'Meh sambat kalih sinten

Yen sampun mekaten

Merana uripku

Aku welasno, kangmas

Aku mesakno, aku

Aku nangis

Nganti metu eluh getih putih'

(Via Valen, Sayang)

Setelah Angky puas unjuk gigi, kini giliran Elva menyumbang puisi.

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana ...."

Semua terhanyut dalam romantisme. Kalimat puisi yang syahdu ditambah petikan gitar nan lembut yang seolah tercipta khusus untuk mengiringi. Membuatnya otomatis mengencangkan pelukan pada diri sendiri. Yang telah berbalut jaket warna biru terfavorit. Jaket berinisial DK.

Bukan Elva namanya jika tak semangat, satu puisi manalah cukup. Elva pun menutup performnya dengan lantunan puisi berjudul Hanya. Dengan diringi petikan gitar apik nan syahdu, duet kece dari Zaki dan Rayyan.

'Hanya doaku yang bergetar malam ini,

dan tak pernah kau lihat siapa aku,

tapi yakin aku ada dalam dirimu ....'

(Sapardi Joko Darmono, Hanya)

Semua bertepuk tangan. Beberapa orang bahkan memberikan standing ovation, bagai menyaksikan gol kemenangan tim favorit di laga final Liga Champions Eropa.

Acara terus berlanjut mengisi malam yang dingin. Beberapa penampilan tak kalah apik disuguhkan para peserta bonding.

Kini, ia baru saja menghabiskan jagung bakarnya. Ketika alunan gitar break sesaat dan Zaki angkat suara.

"Hampir semua yang mewakili kelompoknya udah tampil. Beberapa dengan partner masing-masing. Partner aku mana nih ...."

Wah, ia jelas menolak mentah-mentah usul Zaki.

"Anggi, ayo kita tampilkan sesuatu untuk teman-teman semua ...." Zaki melihat ke arahnya.

Ia meringis kesal sambil memberi kode BIG NO. Tapi Zaki tak peduli. Terus saja memanggil namanya.

"Come on ...." Zaki tertawa.

"Anggi! Anggi!" Elva si jahil malah menjadi kompor meleduk.

"Nih orangnya nih!" dengan entengnya Elva menunjuk hidungnya. Membuat semua mata tertuju padanya, dan tepuk tangan mulai menggema.

"Ayo ... kapan lagi ...." Zaki makasih berusaha membujuknya. "Hitung-hitung latihan buat hari H."

Akhirnya, dengan berat hati ia pun bangkit. Setelah sebelumnya kembali bersin-bersin.

"Semangkaaa! Semangat kaka!" Elva dan Ayu memasang senyum dari telinga ke telinga. Sementara ia hanya mencibir.

"Nggak bener, deh," gerutunya setelah duduk di antara Zaki dan Rayyan.

"Kenapa sik ... takut amat?" Zaki tertawa. "Kemarin debat sama kating ... segarang harimau."

Kalimat terakhir Zaki jelas sedang meledeknya. Membuatnya mencibir sambil memutar bola mata.

"Debat sama siapa?" di sela-sela petikan gitar, Rayyan tertarik ingin tahu.

"Siapa lagi ...." Zaki kembali tertawa. Senang pancingannya berhasil. Sementara Rayyan mengangkat alis meminta clue.

"Aku balik lagi, nih," ancamnya kesal.

"Pisss ...." Zaki meringis sambil mengacungkan tanda V.

"Yuk, Nggi, favorit kamu, ya," Rayyan yang sekelas dengannya, tentu hapal betul setelan show time andalannya. Jika dipaksa tampil di acara kampus.

Namun ia berpendapat lain. Suasana malam yang dingin, angin berhembus perlahan menerpa wajah, api unggun yang menghangatkan, serta wajah-wajah ceria penuh tawa, mengingatkannya pada suatu masa.

"Lagu jadul nggak apa-apa?" ia tersenyum dengan hati berbunga.

"Siaapppp," Zaki dan Rayyan menjawab bersamaan.

'Detik-detik tlah berlalu

aku sabar menantinya

sampai nanti kan saatnya ....'

(Tika Bisono, Ketika Senyummu Hadir)

***

Rendra

Malam ini jelas menjadi malam panjang baginya. Bersama dengan Aji dan Faisal, mereka harus menghadiri empat acara bonding sekaligus, di empat tempat yang berbeda.

Mereka akhirnya harus memetakan rencana, agar semua bisa terakomodasi dengan baik. Dan memilih rute dari jarak yang terdekat.

Hingga sekarang, tempat bonding dengan jarak yang terjauh mendapat giliran terakhir. Sekaligus menjadi tempat mereka menginap malam ini.

"Udah api unggun," komentar Faisal yang pertama keluar dari mobil, saat melihat jilatan api yang menyala-nyala di halaman villa.

"Asyiiik, nih!" Aji menyusul keluar sambil menarik resleting jaketnya. "Dingin banget."

Ia menjadi yang terakhir keluar. Setelah memakai jaket favorit, jaket hijau, sekaligus menenteng sebuah gitar.

"Wah, siapa yang lagi nampil, tuh?" Faisal penasaran, dan mulai berjalan dengan langkah cepat memasuki halaman villa.

"Boljug, serasa acara golden memories," Aji mengikuti langkah Faisal. Disusul dirinya yang setengah berlari.

"Ketika senyummu hadir

ketika hati bicara

dan saling bertegur sapa

terlintas bahagia....."

(Tika Bisono, Ketika Senyummu Hadir)

Faisal dan Aji langsung mengambil duduk, di tempat yang kosong di antara barisan peserta laki-laki. Sementara ia masih berdiri terpaku di barisan paling belakang. Dengan dada yang mendadak berdesir aneh. Demi mendengar suara lembut, yang kini tengah memenuhi udara di atas api unggun.

"Ketika senyummu hadir

ketika mata bicara

dan saling memandang mesra

di dalam cintamu...."

(Tika Bisono, Ketika Senyummu Hadir)

Ia sampai harus menelan ludah untuk mengatur degup jantung yang mendadak tak beraturan. Kemudian menyipitkan mata dengan rahang mengeras. Sembari memperhatikan lekat-lekat, gadis yang kini sedang duduk di antara Zaki dan Rayyan. Bernyanyi sambil memejamkan mata. Seolah begitu menikmati setiap nadanya.

She's beautiful (dia cantik). Really (sungguh).

***

Anggi

Ia tak pernah lupa waktu itu, kemah Persami ambalan Pandawa Srikandi di lapangan sekolah. Saat api unggun, tak ada yang bersedia tampil untuk mewakili sangga kelas mereka. Semua mundur kebelakang. Bahkan Chris yang bocor pun menggelengkan kepala dengan malas.

Dan siapa lagi yang tampil kalau bukan ketua sangga, Dio. Yang mau tak mau harus maju sebagai bentuk pertanggungjawaban seorang pemimpin. Ceile.

"Sama kamu, ya," tanpa basa-basi Dio telah menarik tangannya.

Ia yang sedang bengong tak sempat menghindar. Mau- mau saja ditarik ke tengah lapangan. Jika orang lain yang menariknya, bisa dipastikan ia akan marah-marah, tapi ini Dio ....

"Aku nggak bisa," bisiknya antara grogi dan malu. Grogi karena berdiri di tengah lapangan atau grogi karena ditarik Dio, nah ini yang rancu.

"Kita nyanyi yang kayak waktu dulu," bisik Dio. "Waktu anniv ayah sama bundaku."

"Tapi kan dulu kamu pakai piano ...."

"Anggap aja ini piano," Dio terkekeh sambil meraih gitar yang diangsurkan kakak pembina.

"Tapi suaraku jelek," ia jelas tak percaya diri dengan suaranya yang sangat standar. Bagai remahan rengginang di dasar toples.

"Suara kamu lumayan, kok," Dio, seperti biasa, tersenyum menenangkan.

Tanpa harus menunggu lama, alunan lembut petikan gitar mulai terdengar.

"Kamu bisa main gitar?" ia jelas terkejut. Sepanjang pengetahuannya, Dio lebih dikenal jago bermain piano. Tak pernah sekalipun terlihat memegang gitar, apalagi memainkannya.

"Kalau salah-salah dikit ... harap maklum, ya," lagi-lagi Dio terkekeh. "Masih hapal liriknya?"

Ia mengangguk sambil tersipu malu. Karena terpesona dengan gaya elegan Dio. Pipinya bahkan mendadak memanas dengan sendirinya.

Kemudian Dio mengedipkan sebelah mata, membuatnya semakin terpana dengan wajah yang semakin memanas, pertanda apakah itu? Jangan jangan ....

"Mulai," bisik Dio.

Oh, ternyata kedipan tadi artinya mulai bernyanyi. Baiklah. Ia pikir ....

'Detik-detik tlah berlalu

Aku sabar menantinya

Sampai nanti kan saatnya

Hadirnya apa yang kudamba

Dalam cinta

Kutunggu isyarat matamu

Adakah perhatianmu

Sementara hati ini telah bicara

Menanti saat...

Ketika senyummu hadir

Ketika hati bicara

Dan saling bertegur sapa

Terlintas bahagia

Ketika senyummu hadir

Ketika mata bicara

Dan saling memandang mesra

Di dalam cintamu

Cintaku...

(Tika Bisono, Ketika Senyummu Hadir)

***

Catatan :

Bonding cluster : kebersamaan gugus

Korsubdiv. : koordinator subdivisi

Korcofas : koordinator cofas

DDD. : desain, dekorasi, dokumentasi

1
Lugiana
reread ping suwidak jaran panggah 😢😢😭😭😭😭😭
Umi Fauzan
cerita terbaik
Tutik Winarsih
baca lagi dan tak ada bosannya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
Alhamdulillah punya teman yang baik y Nggi dan bisa diandalkan
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
the one and only ya Nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
ayo Dio, keluar dari novel tanganin deh tekhnologi di negeri ini biar menjadi nomor satu di dunia
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
salting ya Nggi 😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
emang enak dikacangin 🤣
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
malah cubit2an
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
apa ya oleh oleh Dio
peuyeum kali ya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
tu mah, camannya datang
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
caman idaman mama Nggi😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
mendengar namanya disebut aja bikin panas dingin ya nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
cemilan legend yang masih eksis sampai sekarang
famita
mau baca ke berapa kalipun tetep mewek 😭
Afidatul Rifa
menyerahkan, menitipkan dgn sepenuh hati wanita yg qta cintai kepada laki" yg mencintai wanita itu, rasanya pasti nyesek tapi Dio bisa legowo itu loh yg bikin q banjir air mata, meski dah baca berulang-ulang 😭😭😭
Afidatul Rifa
udah baca lama banget sampe lupa alir ceritanya jadi mampir lagi deh
Devi Safitri
baca ulang 2025
Nita_Ria Nita
mampir lagi aku ,sdh baca yg ke 5 kli abis nya kngen SM Abang Rendra🤭🙈
Emiliya Wati
aku slalu memimpikan novel ini dibuat filmnya.. kira2 aktor yg cocok jadi Rendra siapa ya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!