NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14.

Salju turun lebih pelan malam itu. Tidak seperti biasanya di Perbatasan Utara yang ganas, dinginnya seolah menahan diri, seakan takut menyentuh mansion Duke Silas Aloric yang sedang diselimuti ketegangan tak terlihat. Api di lentera-lentera besar bergetar saat angin melintas, memancarkan cahaya keemasan yang memanjang di lorong-lorong batu.

Anastasia berdiri di samping jendela tinggi di kamar tamunya. Tubuhnya tegak, tetapi mata birunya penuh badai. Ada sesuatu yang terasa aneh hari ini sejak ia kembali dari desa kecil di lembah. Aura para prajurit, tatapan para pelayan, bahkan cara dinding-dinding terasa lebih dingin dari biasanya—semuanya tidak normal.

"Mereka berbisik… Duke mencurigai aku," gumamnya rendah.

Dia merapatkan selimut wol di bahunya, bukan karena kedinginan—dia sudah lama kebal terhadap itu—namun karena rasa tidak nyaman yang menggerogoti dadanya. Ketika ia mengangkat tangan, cahaya lembut putih muncul di sela-sela jarinya. Kekuatan itu semakin mudah ia gunakan, semakin responsif… namun semakin tidak stabil. Ketukan pelan terdengar.

Tuk… tuk… tuk.

"Masuk." Suaranya datar. Pintu terbuka, memperlihatkan Ruth, kepala pelayan yang selalu terlihat seperti tidak pernah tidur. “Lady Anastasia, Yang Mulia Duke memanggil Anda ke ruang pertemuan sayap timur.” Anastasia menoleh perlahan. “Sekarang?”

"Ya, My Lady. Beliau menunggu." Ruth menunduk, tetapi mata tuanya menyiratkan sesuatu—kekhawatiran… dan sedikit permohonan agar Anastasia berhati-hati. Anastasia menghela napas. “Baik. Arahkan jalannya.”

Lorong menuju sayap timur sunyi. Terlalu sunyi. Tidak ada prajurit yang berbaris seperti biasa. Tidak ada suara percikan api dari obor. Bahkan angin seakan tidak berani masuk ke area tersebut. Ketika pintu besar kayu hitam terbuka, hanya satu lentera menyala di ruangan itu. Dan di tengahnya berdiri Silas.

Tinggi, bagaikan bayangan dewa perang yang diukir dari marmer. Mantel bulu hitamnya jatuh sampai lantai, dan mata hitamnya menatap Anastasia seperti malam tanpa bulan—dingin, dalam, penuh rahasia yang tidak ingin ia bagi."Lady Anastasia." Silas membuka suara duluan, nada rendah seperti gemuruh dari perut bumi.

“Yang Mulia,” jawabnya lembut tetapi dengan bibir menahan senyum polos topengnya yang nyaris sempurna.Silas mengamati wajahnya lama. Terlalu lama. Anastasia bisa merasakan udara menegang di antara mereka. “Aku mendengar kau pergi ke lembah tanpa izin,” katanya akhirnya. Suaranya tenang. Terlalu tenang. "Aku… hanya berjalan. Udara di sana lebih mudah dihirup."

"Kau melewati tiga barisan penjaga." Anastasia mengedip. "Oh. Kupikir mereka sedang beristirahat." Dia tahu itu alasan bodoh, tetapi ia harus terdengar polos. Lugu. Seperti gadis yang tidak tahu apa-apa selain bunga, roti hangat, dan perapian. Silas melangkah mendekat. Suara sepatunya di lantai batu menggaung seperti palu godam yang memukul dada Anastasia satu per satu.

Tok.

Tok.

Tok.

Ia berhenti hanya selangkah di depannya. Anastasia mendongak. Tinggi tubuh pria itu menutupi hampir seluruh cahaya, membuatnya seperti raksasa dari legenda lama. Silas menurunkan wajahnya sedikit. “Ada hal yang ingin kutanyakan.” jantung Anastasia berdegup. “Apa itu, Yang Mulia?”

"Waktu aku terluka di medan perang…” Mata hitam itu mengecil. “Aku ingat sesuatu." Anastasia menelan ludah. "Seharusnya aku mati malam itu. Namun napasku kembali. Jantungku kembali." Ia mendekat lagi, suaranya turun menjadi bisikan rendah yang rasanya seperti belenggu yang memeluk leher. "Dan aku melihat cahaya putih." Darah Anastasia membeku. Silas melanjutkan, “Aku mendengar rumor tentangmu. Rumor yang disembunyikan keluarga Marquess Zylph selama bertahun-tahun.”

“Apa… yang Anda dengar?” Anastasia berusaha mempertahankan suara lembutnya. Silas menatap mata biru Anastasia tanpa berkedip, seperti ingin membaca jiwa di baliknya. “Aku mendengar bahwa kau memiliki magic terlarang—kekuatan hidup." Jantung Anastasia berdegup kencang. Ia bisa mendengar detaknya sendiri bergaung di tengkoraknya.

"A—Aku tidak mengerti apa yang—" Silas mengangkat tangan dan menyentuh dagunya. Anastasia terpaku. Tangan besar dan dingin itu mengangkat wajahnya dengan mudahnya, memaksanya menatap mata hitam yang penuh badai. "Jangan berbohong padaku," bisiknya.

“Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa membohongiku tanpa akibat.” Anastasia tersenyum kecil—senyum yang polos di luar, tetapi gelap di dalam. "Aku tidak berniat berbohong," katanya lembut. "Tetapi… bukankah Anda sendiri yang mengatakan tidak ada yang bisa hidup di utara tanpa tubuh terlatih puluhan tahun?" Silas menyipitkan mata. Dia tahu gadis ini pintar.

Terlalu pintar. “Aku hanya ingin tahu,” katanya perlahan, “apa sebenarnya dirimu.” Anastasia menarik dagunya dari tangan Silas dengan gerakan kecil. “Aku hanya seorang perempuan yang ingin hidup tenang,” katanya sambil berbalik. Tapi sebelum ia berjalan pergi, Silas berkata:

"Besok aku akan berangkat ke ibu kota. Ada sidang khusus di istana." Anastasia berhenti. "Dan kau ikut denganku." Ia menoleh dengan alis terangkat. “Aku? Untuk apa?” Silas menatapnya lekat, tatapan yang membuat ruangan terasa lebih sempit. "Karena Putra Mahkota ingin bertemu denganmu."

Sementara itu, di Ibu Kota Walderin…Istana pusat sedang berada dalam kekacauan yang disamarkan oleh kemewahan. Tirai-tirai merah bergoyang tertiup angin malam. Aroma dupa dan logam bercampur menjadi satu. Para bangsawan memenuhi ruang rapat rahasia: Kaisar, para menteri, pendeta, dan para jenderal.

Di tengah mereka berdiri Putra Mahkota Karelion—tampan, karismatik, tetapi matanya dipenuhi kegelapan yang tidak pernah disadari siapa pun… sampai sekarang. “Menurut laporan terakhir,” ujar salah satu pendeta tinggi, “Duke Silas masih hidup dan memimpin pasukan. Ini… mustahil.” Karelion tersenyum pelan.

"Apa menurut kalian aku membiarkan dia hidup?" Beberapa bangsawan menegang. “Yang Mulia Putra Mahkota,” kata jenderal tua hati-hati, “maksud Anda…?” Karelion mengangkat tangan. Bayangan gelap membentuk pola samar di udara. Cahaya di ruangan meredup, dan suhu turun drastis. Seorang bangsawan perempuan jatuh pingsan. Pendeta-pendeta berteriak ketakutan. "Ini… ini sihir larangan! Yang Mulia—ini tidak—"

"Diam." Suara Karelion memotong seperti pisau. Ia berjalan ke tengah ruangan, jubahnya menyapu lantai seperti kabut hitam. “Ada seseorang yang telah mengacaukan rencana besarku,” katanya dengan senyum yang terlalu tenang. “Seorang gadis. Seorang… penyembuh.” Para pendeta saling menatap panik. “Tidak mungkin. Kekuatan itu sudah punah sejak—”

“Aku ingin dia.” Nada Karelion rendah, dingin, mematikan. “Hidup-hidup.”

Kembali ke Perbatasan Utara — Mansion Silas Silas berdiri di halaman depan, memandang gerbang besar yang tertutup salju. Angin malam meniup rambut peraknya sedikit. Anastasia berdiri beberapa langkah di belakangnya. “Jika aku menolak ikut ke ibu kota?” tanyanya pelan. Silas menoleh dengan tatapan yang tidak bisa dibaca. “Maka aku akan membawamu secara paksa.”

Anastasia tersenyum tipis—senyum yang tidak bisa dilihat Silas karena ia membuang wajah. "Kau tidak tahu, Duke… jika kau benar-benar tahu siapa aku, mungkin kaulah yang seharusnya takut." Namun ia hanya berkata dengan suara paling polos yang ia punya “Baiklah, Yang Mulia. Aku akan ikut.”

Silas menatapnya lama, sebelum akhirnya berkata “Jangan jauh dariku selama kita di istana.” Anastasia menatap punggung besar itu. Untuk pertama kalinya, ia merasa… Salju tidak membeku. Bukan karena cuaca menghangat. Tetapi karena sesuatu di dalam dirinya mulai bergerak. Gelap. Hangat. Dan berbahaya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!