Transmigrasi Ke Tubuh Anak Selir

 4 orang pemuda itu merupakan orang yang suka memalak orang orang yang lewat, kebetulan sekali ada kereta kuda bangsawan yang lewat di desa ini, jadinya ini kesempatan mereka, untuk mengambil keuntungan dari anak bangsawan itu. mereka pikir, rose tak membaca gerakan mereka yang seperti preman itu.

"Biar kami yang akan memberikan pelajaran untuk nya." ucap 4 orang pemuda itu, dengan tampang yang sangat kucel.

Rose mencibir saat melihat Mereka, penampilan aja sangat urakan seperti ini, ingin menjadi preman ya. baiklah, dia tak akan membuang buang waktu, untuk keempat pemuda itu, dan memberikan salam pengenalan kepada mereka, agar tak bertindak semena-mena lagi.

Kusir kuda yang melihat kondisi tak kondusif, langsung mencoba melindungi nona kecil nya itu.

"Nona, mundur lah, biar paman yang akan menghadapi nya."ucap paman kusir dengan raut wajah yang cemas.

"Tidak usah paman, aku bisa menghadapi nya. kalian tenang saja, ini hanya tikus kecil bagi ku." ucap rose dengan nada yang cengengesan.

"Nona, tapi_

"Nona, jangan. bagaimana kalau selir Merry tau, nona terluka. Tolong jangan nona kecil." ucap bibi Anti yang sedikit berbisik ketakutan.

"Ibu ku bahkan tak perduli bibi, jadi tenang saja. Aku luka, ataupun mati, dia tak akan perduli. Percayalah padaku, aku akan menghadapi tikus tikus ini." ucap nya dengan raut wajah yang serius.

Bibi Anti merasa tak tega, tapi dia takut nona nya terluka, sedangkan dia tak bisa bela diri, sehingga begitu menyesal tak bisa melindungi nona kecil nya itu.

Salah satu dari keempat pemuda itu, menyerang terlebih dahulu, dan terjadi lah pertarungan sengit di antara mereka.

"Hiyakkkk... bugh.." rose berhasil menangkis serangan mendadak mereka, dan bahkan tangan pemuda itu, berada di cengkraman nya.

"Bugh...bugh... Bugh...

"Krekk... Argh.... Tolong."jeritan mereka yang tangan nya dipatahkan begitu mudah oleh rose.

Para warga desa yang melihat nya melongo tak percaya, dan langsung memundurkan langkah mereka dengan raut wajah yang ketakutan.

"Gadis itu, seperti monster." gumam mereka dengan nada yang cemas, terutama salah satu bibi yang mencibir mereka tadi, langsung ingin berlari pulang, dan menutup pintu nya rapat rapat.

"Krekk.... Dua tangan pemuda itu, dipatahkan dengan begitu mudah oleh rose, bahkan dia langsung cengengesan sambil tersenyum lebar.

"Kalian sangat pengecut!" ejek rose di sela sela pertarungan sengit nya.

Dia bertingkah tak serius saja, sudah berhasil menumbangkan mereka dengan mudah nya, bagaimana kalau dia bertingkah serius, maka bisa di pastikan mereka akan mati di tangan kecil rose.

Rose yang memang pemegang sabuk hitam karate, melumpuhkan lawan nya dengan begitu mudah. Bahkan dua orang lagi, langsung berlari kocar kacir saat itu juga. Mereka tak perduli nasib kedua teman nya, yang terbaring tak berdaya di sana. Bahkan mereka rasanya ingin bersembunyi dari gadis kecil monster itu.

Tak lama kemudian, kepala desa mereka langsung berjalan melerai keributan yang terjadi, awalnya dia sedikit ragu, untuk menghentikan pertarungan mereka tadi, tapi demi keamanan masyarakat desa nya, dia akhirnya bertindak sebagai seorang kepala desa.

"Hentikan nona!"

Rose langsung menatap ke arah kepala desa dengan tatapan tajam nya, dan langsung menghampiri pria paru baya itu, yang bergetar ketakutan saat melihat nya.

"Tolong, jangan membuat keributan nona muda. maafkan kesalahan mereka yang telah membuat mu marah. Aku kepala desa disini, atas nama mereka aku benar benar minta maaf." ucap kepala desa dengan tatapan ketakutan.

Rose hanya diam, dan tersenyum tipis, dia tau sudah membuat ulah di wilayah orang lain, dan juga menetralkan kemarahan nya, dan tersenyum lembut.

"Paman kepala desa, maafkan aku yang terlanjur emosi tadi. Oh ya, maafkan juga atas kesalahan ku yang telah membuat ulah, dan membuat keributan di wilayah mu ini."

"Nona tak bersalah, ini semua memang ulah keempat orang itu. Dia selalu membuat onar disini, aku sebagai kepala desa merasa malu, dan tak bisa mengendalikan mereka dengan begitu mudah nya."

"Baiklah paman kepala desa, senang bisa bertemu langsung dengan mu. Aku rose, dan kedatangan kami kemari, untuk membawa Bella dan kakak nya ke kota. Dia telah menjadi pekerja ku, dan akan menjadi orang ku." ucap rose dengan tegas nya.

Kepala desa yang mendengar nya langsung merasa kaget. dan hanya terdiam saja merasa nasib Bella sangat beruntung. mungkin ini lah hasil dari semua penderitaan nya. Selama ini, Bella sering dikucilkan dan dianggap pembawa sial oleh orang orang desa.

"Nona, apakah nona, sudah tau bahwa Bella sering di kucilkan di desa ini?" tanya kepala desa dengan ucapan hati hati nya agar tak membuat rose tersinggung.

Rose tersenyum tipis di balik cadar nya itu. "Aku tau rumor yang terjadi di desa ini, tentang Bella. Dan aku yakin, paman tak akan sebodoh itu kan, menuruti keinginan para warga desa, untuk menjauhi keluarga Bella yang memang butuh rangkulan?" sindir rose dengan mulut pedas nya, sehingga membuat kepala desa itu menjadi salah tingkah.

Bela yang mendengar nya langsung menunduk sedih, selama ini, dia hanya sendirian. bocah itu berdiri di kaki nya sendiri, menghadapi orang orang di desa ini.

"Nona muda, aku tak bisa membantu keluarga Bella. Mereka mengancam ku atas posisi yang kumiliki." ucap nya dengan nada sedikit takut.

"Seorang kepala desa mengayomi para warga nya, tapi paman kepala desa malah bertindak sangat pengecut. anak pembawa sial yang paman maksud, berjuang untuk kakak nya yang lumpuh. Kenapa warga desa begitu tega, mengucilkan nya disini, aku sebagai orang luar, tak ingin ikut campur urusan kalian, atau tak peduli dengan apa yang terjadi dengan Bella dan keluarga nya. Tapi takdir seseorang tak bisa diubah paman, mungkin kalian menganggap nya pembawa sial, tapi kalian tak mengaca pada diri kalian sendiri."

"Ayo Bella, bibi Anti, kita berkemas dari sini, dan aku ingin melihat kakak mu bela. Kami permisi dulu paman kepala desa." ucap nya dengan penuh penekanan.

Setelah nona muda itu masuk ke tempat rumah nya bela, kepala desa menghela nafas berat nya.

"Sombong sekali dia." cibir salah satu warga yang tak terima dengan ucapan rose.

"Kita jangan mencari masalah dengan mereka. Kau lihat kan, gadis muda itu sangat menyeramkan."

"Kepala desa, apakah kau akan diam saja, dia sudah menghina mu. Apakah kau akan diam seperti ini."

"Diam! Dan bubar lah, jangan mencampuri urusan Mereka lagi. Kalau Bella dan kakak nya pergi, desa kita akan aman. bukan kah itu yang kalian mau selama ini." ucap kepala desa dengan tatapan datar nya.

"Benar, dia akan pergi, desa ini akan aman." ucap beberapa warga yang setuju.