DIRIKU Bukan IBU Tiri Yang Kejam

Alena tak kalah dari Zivan, dia menemukan gingseng yang lebih besar lagi dari yang Zivan temukan.

"Wah... kita kaya.. kita akan kaya.. "Sherina melompat-lompat gembira melihat ginseng yang di temukan oleh Alena.

Zevan hingga mengeluarkan air mata, karna terlalu bahagia dengan hasil penemuan mereka saat ini.

Sherina dengan perlahan menggali gingseng itu, lalu kemudian Sherina merogoh kain bersih dari balik lengan bajunya, padahal Sherina meminta nya dari Sistem.

"Ibu pelan-pelan" Alena takut ginseng itu tergores.

Sherina hanya tersenyum saja melihat kekhawatiran yang tercetak jelas di wajah Alena, Sherina mengerti jika anak tirinya itu tak ingin ginseng penemuan mereka menjadi rusak.

"Sudah... biar Ibu yang membawa di keranjang Ibu" Sherina tak ingin anak-anak nya membawa gingseng nya.

"Lalu sekarang kita harus apa?" tiba-tiba saja Zevan merasa buruan mereka tak perlu di lanjutkan.

"Bukan nya kita mau berburu.. " Sherina merasa lucu dengan tingkah Zevan yang seperti nya ingin mengajak pulang.

"Berburu ya!! apa masih perlu?" Zevan merasa sekarang itu tidak perlu karna dia sudah merasa puas dengan apa yang di dapatkan nya saat ini.

"Zevan.. kamu tidak boleh mudah puas.. bukan kah tujuan awal kita kesini adalah berburu? dan kita juga mempunyai niat untuk makan hasil buruan kita disini.. tapi kenapa sekarang kamu malah ingin segera pulang?" Sherina tak ingin anak-anak nya cepat merasa puas.

"Hehehe.. maaf Ibu.. aku hanya ingin segera membawa gingseng itu pulang" Zevan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, Zevan menjadi malu pada tingkah nya sendiri.

"Kakak Kakak.. kamu ini ada-ada saja" Zovan merasa kakak nya itu tampak lucu.

"Pulang nya nati saja ya.. Ibu lapar.. Ibu ingin berburu.. Dan Ibu ingin memakan hasil buruan kita" padahal belum ada satu buruan pun yang mereka dapatkan, tapi Sherina dengan yakin nya ingin makan dengan hasil buruan yang masih belum terlihat.

"Kalau begitu ayo kita mulai berburu" Zivan sangat bersemangat, karna dia juga memiliki keinginan yang sama dengan ibu nya.

"Apa di sebelah sini ada sungai?" Sherina tiba-tiba saja ingin memakan ikan bakar.

"Ada Ibu.. tapi arah nya masih agak masuk ke dalam" Zevan paling tau karna dia sering berburu di saat dulu Sherina tak memperdulikan mereka, tentu nya Sherina dalam novel ya.

Maka mereka pun segera bergegas untuk masuk lebih ke dalam, mereka mengikuti langkah Zevan, karna Zevan yang paling tau tempat ini.

Sebenarnya Sherina bisa meminta bantuan pada Sistem, namun Sherina tak melakukan nya.. karna Sherina ingin tau, seberapa kuat daya dahan ingat putra tirinya.

Setelah dua puluh menit berjalan tanpa berhenti, akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju.

Kini Sherina di suguhkan dengan pemandangan yang memanjakan mata.. sungai itu air nya begitu jernih, belum lagi ada beberapa bunga liar yang menambah keindahan sungai itu.

"Indahnya... "Sherina berseru seraya mendekat ke arah sungai.

Dapat Sherina lihat.. banyak ikan yang berlarian di sungai itu, saking jernih nya air sungai, sampai dasar nya pun terlihat oleh Sherina.

"Zevan.. apa kamu sering datang ke sini?" Sherina ingin tau lebih banyak tentang anak tirinya.

"Hanya pernah sekali Ibu.. itu pun dulu disini ada ular, jadi aku cepat-cepat pergi dari sini" Zevan kembali mengingat masa sulit nya.

Mendengar itu, raut kebahagiaan Sherina menghilang.. tak dapat Sherina bayangkan, anak sekecil Zevan berlari penuh ketakutan saat melihat ular.

"Ibu kenapa Ibu terlihat sedih?" Zevan melihat perubahan raut wajah Sherina, tentu saja perubahan tersebut membuat Zevan heran.

"Maafkan Ibu.. " kembali kata maaf keluar dari mulut Sherina.

"Ibu meminta maaf untuk apa?" dengan polos nya Alina malah bertanya apa alasan Sherina yang meminta maaf pada sang kakak.

Tentu saja semua kakak Alina merasa tak enak dengan pertanyaan Alina, mereka juga takut Sherina marah dengan pertanyaan Alina.

"Maafkan Ibu.. karna dulu Ibu tak perduli pada kalian, Maafkan Ibu karna dulu dengan kejam Ibu membiarkan kalian kelaparan, maafkan Ibu karna dulu Ibu membiarkan kalian berjuang sendirian" Sherina dengan sabar mengatakan alasan kenapa dia meminta maaf.

Mendengar semua ucapan Sherina anak-anak itu terdiam, kini mereka yakin Sherina benar-benar berubah, karna Sherina tak mudah marah seperti dulu dan pastinya kini Sherina telah perduli pada mereka.

Grepp.. tiba-tiba saja kelima anak tiri Sherina memeluk nya bersamaan, mereka tak mau melepaskan pelukan yang selama ini mereka cari.

"Kami sudah memaafkan Ibu" Zevan mewakili semua adik nya untuk mengatakan kata maaf dari semua.

"Terimakasih.. " Hanya kata terimakasih saja yang bisa Sherina ucapkan.

"Sudah sudah sudah.. jangan bersedih seperti ini.. kalian diam lah di sini, Ibu akan menangkap ikan-ikan yang montok untuk kalian" Sherina kembali bersemangat, dan kembali mengingat tentang ikan yang berlarian di dalam sungai.

Sherina tak membuang waktu lagi dengan lihai sherina menangkap banyak ikan, dan tanpa di suruh anak-anak tirinya membersihkan ikan yang di tangkap Sherina.

Dirasa sudah cukup Sherina mulai memanggang ikan hasil tangkapan nya, tak lupa Sherina mengoleskan bumbu yang telah di belinya dari Sistem.

Ketika hari mulai sore mereka pun kembali, mereka kembali dengan tangan yang penuh dengan hasil buruan mereka yang begitu banyak.

Selain mendapatkan Ayam pegar, mereka juga mendapatkan beberapa kelinci, babi kecil kijang dan lain nya.

Rencana nya mereka akan ke kota besok, mereka akan menjual hasil buruan mereka, dan mereka akan berbelanja semua kebutuhan mereka termasuk mulai membeli bahan bangunan.

"Kakak... kenapa pagar rumah kita rusak?" dari kejauhan Alena melihat kondisi pagar mereka yang terlepas.

"Kau benar Adik.. pagar rumah kita terlepas" Zovan segera berlari, karna beban yang dia bawa adalah yang teringan.

"Tidakkkk... " Zivan berteriak karna kaget dengan pemandangan yang di lihat nya saat ini.

Mendengar teriakan Zovan, Sherina dan yang lain nya segera berlari, mereka ingin tau mengapa Zovan berteriak.

"Ada apa Zov.. " ucapan Sherina tergantung karna dia juga sama terkejut nya dengan Zovan.

Begitupun yang lain nya, mereka melongo karna tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.

"Ibu... piring-piring kita telah hancur.. kursi kita, meja makan kita.. pintu rumah kita.. kenapa semua nya rusak?" Alena bertanya tak percaya dengan kondisi gubuk mereka yang sudah hancur.

Sherina tak bisa menjawab, Sherina hanya memandangi kekacauan di dalam gubuk mereka.

"Ibu.. makanan dan bahan makanan kita telah hilang" Alina yang masih Sempat-sempatnya mengecek keadaan dapur kembali berteriak karna terkejut.

"Perbuatan siapa ini???" hanya tiga kata yang lolos keluar dari. mulut Sherina.

Bersambung.. semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya 👋👋.