NovelToon NovelToon
Kisah Senja

Kisah Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Spiritual / Duniahiburan / Mafia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: yulia weni

Di sebuah kampung yang sejuk dan dingin terdapat pemandangan yang indah, ada danau dan kebun teh yang menyejukkan mata jika kita memandangnya. Menikmati pemandangan ini akan membuat diri tenang dan bisa menghilangkan stres, ada angin sepoi dan suasana yang dingin. Disini bukan saja bercerita tentang pemandangan sebuah kampung, tapi menceritakan tentang kisah seorang gadis yang ingin mencapai cita-citanya.
Hai namaku Senja, aku anak bungsu, aku punya satu saudara laki-laki. Orangtuaku hanya petani kecil dan kerja serabutan. Rumahku hanya kayu sederhana. Aku pengen jadi orang sukses agar bisa bantu keluargaku, terutama orangtuaku. Tapi kendalaku adalah keuangan keluarga yang tak mencukupi.
Apakah aku bisa mewujudkan mimpiku?
yok baca ceritanya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia weni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

"Sampai rumah.

"Sen, ayo singgah dulu ke rumahku," ajak Novi.

"Tidak usah, Nov. Aku langsung pulang saja karena mau tidur dulu," balas Senja.

"Haha, oke lah. Emang tidak pernah berubah kamu ya, suka tidur siang terus," balas Novi.

"Mumpung ada kesempatan, jadi harus segera diambil. Hehe, ya udah, sampai jumpa besok di sekolah. Jangan lupa belajar agar besok bisa menjawab soalnya. Terus, jangan terlalu galau masalah mantan yang sudah punya gebetan. Ingat tausiah dan nasihat Mega tadi, hehe," ucap Senja.

"Ya Allah, kamu sama Mega sama-sama hebat ber-tausiah ya, haha. Ya udah, silakan pulang lagi. Aku mau masuk nih," kata Novi.

"Kamu usir aku, Nov?" tanya Senja.

"Haa, mana ada aku mengusirmu, Sen. Kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu mau tidur siang, jadi aku hanya mengingatkannya," Jawab Novi.

"Hehe, iya ya. Ya udah, bye-bye," kata Senja.

"................

"Assalamualaikum, Bu...

"Bu, Ibu kemana? Pintu tak dikunci, tapi tak ada orang di rumah," tanya Senja bingung.

"Bu, Ibu, Bu...," panggil Senja lagi sambil masuk ke dalam rumahnya dan mencari ibunya.

Tak lama kemudian ibunya datang dan membuat Senja kaget.

"Senja, kamu sudah pulang?" tanya Ibu di belakang Senja.

"Astagfirullah al azim, ya Allah, Ibu," ucap Senja kaget.

"Kamu kenapa, Sen? Kok kaget gitu lihat Ibu? Kayak lihat setan saja," ucap Ibu bingung.

"Ibu, buat Senja kaget saja! Tadi Senja cari-cari Ibu, pintu tidak Ibu kunci tapi Ibu tidak ada di dalam," jawab Senja.

"Oh itu, Ibu ambil sayur di belakang rumah, makanya pintu tidak Ibu kunci. Kan hanya sebentar," kata Ibu.

"Kamu kalau pulang kok nggak baca salam, malah kaget lagi lihat Ibu," omel Ibu.

"Ya Allah, Ibuku tersayang, Senja sudah ucap salam dan panggil Ibu dari tadi, tapi tak ada sahutan dari Ibu," balas Senja.

"Hehe, waalaikumussalam. Tidak terdengar sama Ibu tadi kamu manggil Ibu," ucap Ibu.

"Hmmm, ya udah, Bu. Senja ganti pakaian dulu ya, panas," kata Senja.

"Ya udah, silakan. Tapi nanti tolong kamu masak sayur ini ya, Sen! Untuk Ayah nanti makan siang dan kamu. Soalnya Ibu mau keluar sebentar, bantuin tetangga masak, mau ada hajatan," kata Ibu.

"Ok, Bu. Nanti Senja masak, tapi Senja tidur dulu sebentar ya, Bu," balas Senja.

"Ya udah, kamu ni, Sen. Tidak lupa terus tidur siang," ucap Ibu sambil menggelengkan kepala.

"Kan Abang yang minta Senja harus tetap tidur siang, agar relax. Setelah tidur baru kerjain tugas yang lain," balas Senja manja.

"Ya udah, silakan tidur, tapi jangan lupa pintu dikunci dari dalam ya! Ibu langsung pergi saja. Ingat jangan lupa masak sayur," kata Ibu.

"Siap, komandan, laksanakan," ucap Senja sambil mengunci pintu.

Senja masuk kamar dan mengganti pakaiannya. Setelah selesai, dia merasa lebih nyaman dan siap untuk memasak sayur.

Selesai ganti baju, ada notifikasi masuk di handphone-nya.

"Hai, Sen..."

"Siapa ya, nomor baru?" batin Senja.

"Siapa?"

"Ini, nomor baruku, Zaki, Sen."

"Oh, Zaki. Ada apa ya?"

"Aku ganti nomor baru, jadi aku pengen kamu save nomor aku saja."

"Oh gitu, ok."

"Ya udah, thanks."

Tidak ada lagi balasan dari Senja. Senja memutuskan untuk memasak sayur dulu, baru tidur, karena takut Ketiduran lupa masak sayur. Jadi, setelah masak sayur, tidak ada lagi bebannya dan dia bisa tidur dengan tenang.

"Senja memasak sayur sekitar 15 menit."

"Alhamdulillah, sudah masak. Aku bisa tidur nyenyak tanpa ada pikiran tentang sayur," kata Senja sambil tersenyum.

Senja menikmati tidur siangnya. Bagi Senja, jika dia tidak tidur siang, ada saja hal yang kurang dalam dirinya.

Azan zuhur telah terdengar. Ayah Senja sudah pulang dari kebun, namun Senja belum juga bangun.

"Assalamualaikum," ucap Ayah sambil mengetuk pintu.

"Bu, bu...," suara Ayah memanggil.

"Lo, Yah? Kok belum masuk?" tanya Ibu, yang sudah datang juga mau sholat zuhur.

"Lo, Ibu tidak di dalam? Terus siapa yang kunci pintu dari dalam?" tanya Ayah.

"Oh itu Senja, Yah. Dia belum bangun kayaknya. Tadi dia bilang mau tidur sebentar dulu," jawab Ibu.

"Hmm, oh iya. Senja pulang cepat hari ini ya, Bu? Karena ujian," balas Ayah.

"Iya, Yah. Tadi Ibu juga minta Senja untuk memasak sayur untuk makan siang Ayah sama Senja. Kalau Ibu kan makan siangnya di tempat tetangga kita yang mau hajatan. Tapi, Ibu ragu apa sudah dimasak atau belum," kata Ibu.

"Lah, Ibu kan tahu sendiri anaknya bagaimana? Kalau tidur siang, susah dibangunin," balas Ayah.

"Hehe, iya ya. Ya udah, biar Ibu ketuk dulu jendela kamarnya, Yah," jawab Ibu langsung pergi.

"Senja, Sen... bangun, Nak. Buka pintunya," Ibu sambil mengetuk jendela kamar Senja.

"Hmmm, Senja bangun, namun belum full kesadarannya."

"Ya, Bu...," Senja bangun, duduk sebentar, lalu langsung berdiri keluar kamarnya, membuka pintu.

Pintu terbuka. "Assalamualaikum," ucap Ayah.

"Waalaikumussalam, Yah," balas Senja sambil menguap.

"Ayah sudah pulang, kok cepat sekali, Yah? Biasanya Ayah pulang ketika azan zuhur," ucap Senja.

Ayah menggelengkan kepala melihat Putrinya. "Tu, kamu lihat jam. Sekarang sudah jam berapa?" balas Ayah.

"Haaa, Senja kaget lihat jam ternyata sudah jam 13.00. "Hehe, maaf, Yah. Tidak terdengar sama Senja azannya," kata Senja.

"Ya, bagaimana mau terdengar? Orangnya kalau tidur siang susah bangun," omel Ibu.

"Hehe, tertidur, Bu," balas Senja sambil tersenyum.

"Terus sayurnya bagaimana?" tanya Ibu.

"Kalau masalah sayur, Ibu jangan khawatir. Sudah Senja masak dulu, baru Senja tidur," jawab Senja.

"Ya udah, kamu sholat lagi, Sen. Ayah juga mau sholat. Ayah tidak bisa sholat di mesjid, kamu dari tadi Ayah sudah panggil-panggil tidak terdengar, terlambat Ayah jadinya," kata Ayah.

"Hehe, maaf Ayahku cintaku. Tidak terdengar sama Senja," balas Senja.

"Ya udah, ayo kita sholat dulu. Setelah itu, Ayah dan Senja langsung makan siang," ucap Ibu.

Semuanya sholat zuhur.

Setelah sholat zuhur, Ayah dan Senja menuju meja makan.

"Ayah, ayo kita makan. Nasi sudah Senja hidangkan," ajak Senja.

"Iya, ayo," kata Ayah menuju meja makan.

"Ibu mana, Yah?" tanya Senja.

"Oh, Ibu siap sholat langsung pergi. Katanya banyak lagi yang mau dimasak," jawab Ayah.

Ayah dan Senja menikmati makan siangnya.

"Bagaimana ujiannya tadi, Sen? Apa kamu bisa jawab soalnya?" tanya Ayah.

"Alhamdulillah, lancar, Yah. Bagi Senja bisa menjawab soalnya, tapi tidak tahu benar atau salahnya," balas Senja.

"Semoga lancar ujiannya sampai selesai ya, dan bisa dapat nilai terbaik. Aamiin," ucap Ayah.

"Aamiin," jawab Senja.

Setelah makan siang, Senja bereskan meja makan.

"Alhamdulillah, sudah kenyang," ucap Senja.

"Ya udah, Senja bereskan dulu ya, Yah," kata Senja.

"Iya," jawab Ayah.

"Ayah mau ke kebun lagi?" tanya Senja.

"Iya, sebentar lagi Ayah mau ke kebun," jawab Ayah. "Emang ada apa, Sen?"

"Ayah, Senja mau cerita. Setelah Senja tamat SMA, Senja mau kuliah melanjutkan pendidikan Senja. Apakah boleh, Yah?" tanya Senja lembut.

Ayah menarik napas, lalu menjawab, "Insyaallah, nanti kalau ada rezeki, kamu boleh kuliah, ya, Nak. Ayah lihat kamu anak yang rajin dan semangat, jadi Ayah juga pengen kamu sukses dan mencapai impianmu," balas Ayah lembut dan tersenyum.

"Benarkah, Ayah izinkan Senja kuliah?" tanya Senja senang dan kegirangan.

"Iya, yang penting kamu lulus dulu ujiannya," jawab Ayah.

"Siap, Ayah," kata Senja.

"Ya udah, Ayah mau ke kebun dulu," ucap Ayah.

"Ok, siap, Ayah. Hati-hati," kata Senja.

1
yulia weni
Bagaimana kisah selanjutnya ya, mohon di pantau terus dan beri masukan ya, 😁
fazwaa awaa
sangat bagus dan cocok di saya
Miska Irawati
ceritanya bagus
yulia weni
Karya bagus, apalagi mengingat tentang sebuah perjuangan mencapai mimpi
Grecia Amiel
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
yulia weni: terimakasih telah mampir kk, mohon supportnya
total 1 replies
yulia weni
mohon supportnya ya teman2 hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!