NovelToon NovelToon
TERJERAT BERONDONG LIAR

TERJERAT BERONDONG LIAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Konflik etika / Cinta Terlarang / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Saling selingkuh
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Lima belas tahun menikah, Ghea memergoki suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya. Lebih menyakitkan lagi, di belakangnya sang suami menyebutnya sebagai wanita mandul dan tak becus melayani suami. Hatinya hancur tak bersisa.

Dalam badai emosi, Ghea pergi ke klub malam dan bertemu Leon—pria muda, tampan, dan penuh pesona. Dalam keputusasaan, ia membuat kesepakatan gila: satu miliar rupiah jika Leon bisa menghamilinya. Tapi saat mereka sampai di hotel, Ghea tersadar—ia hampir melakukan hal yang sama bejatnya dengan suaminya.

Ia ingin membatalkan semuanya. Namun Leon menolak. Baginya, kesepakatan tetaplah kesepakatan.

Sejak saat itu, Leon terus mengejar Ghea, menyeretnya ke dalam hubungan yang rumit dan penuh gejolak.

Antara dendam, godaan, dan rasa bersalah, Ghea terjebak. Dan yang paling menakutkan bukanlah skandal yang mengintainya, melainkan perasaannya sendiri pada sang berondong liar.

Mampukah Ghea lepas dari berondong liar yang tak hanya mengusik tubuhnya, tapi juga hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Membakar Hati

Restoran Prive, Lantai Atas.

Cahaya lampu kristal menggantung rendah, membiaskan cahaya keemasan di atas meja bundar berlapis linen putih. Di hadapan Tessa, segelas wine berwarna merah tua dibiarkan menyentuh embun. Dia menatap sekeliling--tak ada tanda-tanda kehadiran pria yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat sejak membaca email itu.

“Semoga dia yang datang...” gumamnya pelan, nyaris seperti doa.

Di lantai bawah, David baru saja datang bersama Ghea. David menarikkan kursi untuk Ghea, gerak-geriknya manis namun terkesan dibuat-buat.

"Kenapa dia tiba-tiba mengajakku makan malam dengan alasan quality time dan nampak begitu perhatian padaku? Mencurigakan sekali," gumam Ghea dalam hati.

"Aku akan pesankan steak daging dan jus alpukat kesukaanmu," ujar David bersikap manis pada Ghea.

"Aku kira kau sudah lupa makanan kesukaanku," sahut Ghea datar.

David tertawa kecil tapi tak sampai di hati. "Mana mungkin aku lupa."

Di lantai atas.

Saat pelayan menarik kursi di hadapannya, Tessa langsung mengangkat wajah.

Yang duduk... bukan Leon.

Melainkan pria berkacamata bening dengan setelan hitam rapi, wajah tenang, dan senyum tipis yang tidak menjangkau mata. Aura elegan, tapi bukan yang ia tunggu.

"Selamat malam, Nona Tessa," ucapnya sembari mengangguk sopan. "Saya Rafael, asisten Tuan Varendra."

Tessa mengerjap. Senyumnya menghilang sepersekian detik sebelum ia pasang kembali topeng profesionalnya.

“Oh... saya kira Tuan Leon yang akan hadir malam ini.”

Rafael tersenyum simpul, memutar gelas wine-nya perlahan. “Tuan Leon tidak menemui klien sembarangan.”

Urat leher Tessa menegang. Meski ia menjaga postur duduk tetap anggun, batinnya menjerit.

“Aku sudah berdandan sepenuh hati, mengenakan gaun terbaikku — untuk Leon. Bukan untuk... asisten. Sialan.”

Rafael sekilas melirik jam di pergelangan tangan, seolah mengingatkan: waktu adalah miliknya, bukan milik siapa pun di ruangan ini.

"Kita langsung bahas detail kesepakatan kerjanya. Saya masih punya pekerjaan yang harus saya selesaikan."

Tessa terpaksa bersikap professional. Rafael tak memberi celah santai. Setelah pembahasan kerja sama selesai, mereka makan malam tanpa kata. Hingga di sela makan malam, Tessa akhirnya berkata, "Pertemuan selanjutnya, saya harap Tuan Leon saja yang mewakili Mahardika grup."

Rafael tersenyum tipis.

"Jika Nona ingin Tuan Leon yang mewakili Mahardika grup di pertemuan selanjutnya, saya pastikan Anda akan kecewa. Meski Tuan Leon begitu memesona, dia bukan tipikal pria yang mudah tertarik pada wanita. Apalagi..."

Rafael menatap penampilan Tessa yang memakai gaun cukup terbuka dan terkesan menggoda. “...terutama pada wanita yang berpakaian seolah-olah tubuh mereka adalah satu-satunya nilai jual.”

Tessa terbelalak, wajahnya seperti ditampar oleh sesuatu yang tak kasat mata. Namun, sebelum ia sempat melontarkan balasan pedas, suasana di ruangan berubah.

Seseorang melangkah masuk, pelan tapi penuh otoritas.

Langkahnya pelan tapi pasti.

Denting sepatu kulitnya menyatu dengan alunan piano jazz, membelah keheningan seolah waktu sendiri ikut menahan napas.

Rafael menoleh.

Tessa juga menoleh, dan... jantungnya seperti terseret ke dasar perut.

Leon.

Rafael menatap Leon. Meski Leon sering ditunjuk untuk menemui klien, tapi ia tak terlalu mengenal pria ini. Seseorang yang tak tercatat dalam struktur perusahaan. Tak punya ruangan. Tak pernah hadir di rapat direksi. Tapi tiap kali ada klien penting—terutama wanita—Varendra hanya berkata:

"Leon yang akan menemuinya."

Rambut Leon kali ini ditata rapi model koma hair, wajah tirus, mata hitam tajam yang tak memberi ruang untuk senyum.

Tapi Rafael tahu... auranya... persis seperti CEO misterius yang selalu mengenakan masker itu—Varendra, atasannya.Tatapannya menusuk, dingin, seperti sedang menilai, bukan memandang.

Leon berjalan tanpa banyak bicara. Berdiri tepat di samping Rafael.

Rafael berdiri dan menatap pria itu dengan kepala sedikit menunduk. “Tuan Leon.”

Sekilas, mata Tessa menyisir keduanya. Cara Rafael menunduk, cara Leon berdiri seperti penguasa.

"Siapa sebenarnya pria ini? Bahkan asisten CEO Mahardika grup menunduk hormat padanya."

Leon menarik kursi dan duduk di antara keduanya, angkuh dan tenang.

Senyumannya tipis, tak sampai ke mata.

“Jangan sungkan. Lanjutkan makan kalian. Aku hanya ingin tahu… sejauh mana seseorang bisa berpura-pura mencintai pria tua yang tak pernah benar-benar menyentuh hatinya.”

Tessa mengerutkan alis.

“Apa maksud Anda?”

Leon tidak menjawab. Tatapannya meluncur ke gelas wine, lalu ke wajah Tessa.

“Lanjutkan lakonmu, Nona Tessa. David membutuhkannya. Kau cocok sebagai selingkuhan—karena hanya pengkhianat yang percaya wanita murahan bisa menjadi cinta sejati.”

Rafael terdiam. Dalam hati ia bergumam, “Astaga. Sumpah, kata-kata orang ini bisa membakar hati siapa pun yang dengar.”

Tessa tercekat. “Apa... kau mengolok-olokku?”

“Aku justru berterima kasih,” bisik Leon pelan tapi menusuk. “Semakin cepat David melepas Ghea, semakin cepat aku bisa memperistrinya.”

Rafael tertegun. "Apa? Dia juga menyukai wanita yang bernama Ghea itu? Sama seperti Tuan Varendra?"

Tessa membeku.

Kepalanya penuh ledakan kecil yang saling bertabrakan.

"Leon... ingin menikahi Ghea?"

"Jadi ini semua—makan malam ini—undangan ini—hanyalah cara... mengacaukan permainan?"

Dan ia... hanya satu pion dalam permainan yang sejak awal tak ia pahami, apalagi kuasai.

Di lantai bawah.

Ghea memerhatikan gerak kepala David.

Ia menoleh cepat—lagi. Untuk ke sekian kali.

Dan saat pintu lift terbuka, mata David seperti membeku.

Tessa keluar.

Di belakangnya, Leon.

Tenang, tinggi, dan berbahaya. Bahkan tak satu pun kata diucapkan pria itu, tapi keberadaannya seperti badai yang menundukkan semua cahaya.

David tercekat.

Rahangnya mengeras. Tangannya menggenggam sandaran kursi, sedikit gemetar.

Ghea memerhatikan itu.

"Oh, pantas saja dari tadi kau menatap ke arah lift. Ternyata ada Tessa di lantai atas."

Ghea berkata ringan. Seolah kalimat itu tak bermakna apa-apa.

Tapi David menggeliat tak nyaman di tempat duduknya.

Ia mengangguk pelan, berpura-pura tidak salah tingkah.

“Ya... aku hanya penasaran. Tessa tadi naik ke atas, sendirian. Aku... khawatir dia tersesat.”

Ghea masih menatapnya.

“Tapi kau terus melihat ke arah lift. Sejak tadi.”

Suara Ghea tetap datar. Tak menuntut, tak menyindir. Tapi justru karena itulah kalimat itu terasa menampar.

David mencoba tertawa. Gagal.

“Ini pertemuan bisnis. Aku takut perwakilan Mahardika Grup tak puas dengan keuntungan yang kita tawarkan.”

Diam.

Ghea menyesap minumannya. Tenang.

Seolah tak ada yang salah.

Tapi dalam hati ia berkata,

“Kau takut kehilangan selingkuhanmu... bukan kesepakatan bisnis.”

Di mobil, dalam perjalanan pulang...

David mencoba mengulur waktu. Mengisi keheningan.

“Makan malam tadi menyenangkan, ya?”

Ghea hanya tersenyum simpul.

“Ya. Menyenangkan sekali. Bahkan bagian saat kau tidak fokus menatapku.”

Ghea tak lagi menyembunyikan sinisnya.

David terdiam. Matanya hanya ke depan, tak berani menatapnya.

Mobil berhenti di depan rumah Ghea.

“Kau tidak ikut masuk?”

David menggeleng, menatap jam tangan.

“Maaf, Sayang. Aku harus kembali ke kantor sebentar. Ada laporan yang harus dicek sebelum besok pagi.”

“Padahal tadi kau bilang hari ini full buat kita.”

“Aku juga ingin bersamamu... tapi tanggung jawab tidak bisa ditunda.”

Ghea menatapnya lekat-lekat. Tak membalas pelukan yang coba diberikan David.

Mobil David menjauh, tapi bukan ke arah kantor.

Ia menyetir menuju apartemen Tessa.

Tangannya mengepal di atas setir.

“Leon... siapa sebenarnya kau, hah?”

“Apa yang kau rencanakan pada Tessa?”

“Dan Tessa, aku tak yakin dia tak tertarik pada Leon.”

Ia mencengkeram stir erat-erat.

Bayangan tubuh Leon yang tinggi dan aura maskulinnya terpatri di kepalanya.

Kontras dengan bayangannya sendiri—pria yang hidup dari warisan istri.

“Tessa milikku. Dan aku akan pastikan dia tetap begitu.”

David bukan lagi pria hangat yang lembut seperti di depan Ghea.

Ia adalah pria yang sedang merasa kalah, terancam, dan terpojok.

Dan ia tahu... satu-satunya cara untuk membalikkan keadaan adalah mengendalikan Tessa. Lagi.

Di sisi lain, setelah masuk ke dalam kamar, Ghea melepaskan aksesoris satu per satu.

Cincin, kalung, anting.

Lalu ia menatap pantulan dirinya di cermin—mata itu tak bisa berbohong.

Ia tertawa kecil. Getir.

"Jadi... makan malam itu cuma akting, ya, David? Supaya aku percaya kalau hatimu masih buatku?"

Ia menyentuh dadanya.

"Padahal jelas-jelas... kau sudah milik perempuan itu."

Tapi baru saja ia menunduk untuk membuka sepatu, tubuhnya menegang.

Napasnya tercekat.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Fadillah Ahmad
Aku Yakin N8h, Tessa Mengirim Pesan Pasti Atas Tekanan dari Leon. Kalau Tidak,kenapa Leon Tampak santai Ketika Ghea Menyuruhnya pwrgi,di saat David Ada Di Rumah Ghea... Hemm Mencurigakan...
Anitha Ramto
Hampir saja ketahuan sama si Buaya buntung chatan sama Leon...,Leon tidak kuat menahan rindu Ghea dan kamu juga sebaliknya tapi Ghea tetap pada pendiriannya harus kuat dan Leon harus membuktikannya.padahal sama sama merindu
Fadillah Ahmad
Kenapa Lagi Sih Si David itu,harua memilih Tessa,dasar Bodoh. Huh. 😃😃😃
abimasta
masalahnya vika,ghea jatuh cinta pada leon,jadi tambah rumit nanti klo di manfaatkan
Dek Sri
sabar Leon suatu hari nanti pasti Ghea membuka hatinya untukmu
Puji Hastuti
Leon i lope U
Anonim
David si pecundang, perampok harta warisan orang tua istrinya benar-benar tak tahu diri, tak tahu diuntung.
Ghea kasihan sekali kau sebagai istri yang setia sampai detik ini akal warasmu masih berjalan.
Leon segeralah eksekusi tuh David jadikan dia kere sekere-kerenya.
Atau paling tidak bantu Ghea supaya segera kasih tahu Ghea hasil temuan kecurangan si pengkhianat yang masih bergelar suami Ghea.
Semakin cepat semakin Ghea yang menceraikan suaminya bukan suaminya yang menceraikan istri beda vibes-nya bagi Ghea pastinya.
syisya
Leon tahu ada transaksi hhhhh
aku gak bisa bayangkan jika nanti mereka bisa menikah & malam pertama pasti dasyat karna leon sangat berhasrat jika berdekatan dengan ghea😂
abimasta
yakinkan hatimu ghea
Siti Jumiati
Ghea yakinlah bahwa Leon benar2 tulus,gk modus kayak si david.

sebelum semua hartamu jatuh pada David udah tendang ada dia bersama selingkuhannya.

Leon suami idaman banget...
lanjut kak sehat selalu 🤲
Siti Jumiati
syaratnya kalau Leon sudah membuktikan semuanya,Leon berkata mau kah Kamu menjadi istriku Ghea...
phity
yakinlah pd leon gea...dan hempaskan si david buktikan pdnya kmu bukan wanita bodoh seperti anggapannya slma ini
Felycia R. Fernandez
hi KK Nana...
maaf baru bisa hadir 🙏
Dek Sri
lanjut
nuraeinieni
baru nyadar ya ghea,suami mokondo mu pencuri ulung,,hempaskan dia dan ambil alih perusahaanmu
Lia_Sriwijaya
waawwww nilai yg fantastis... leonnnn gitu Lo...
nuraeinieni
kalau begitu ke inginan ghea,berikan ghea ruang utk sendiri leon,jangan dulu hadir depan ghea,kau akan tau leon betapa ghea merindukankan.
Fadillah Ahmad
Nah Ini Nih Yang Aku Suka kak Nana,Cerita yang Kayak gini Juga Wanitanya di Perlakukan Seperti Cinderella... 😃😃😃 Karena Memang itulah Minat Pasar Di NovelToon kak... 😀😀😀 jadi Ya Harus Begitu Kak Nana...
Anitha Ramto
apa Ghea bisa kuat jika tidak bertemu dengan Leon..,Ghea hatimu dan fikiranmu sekarang sudah penuh dengan Leon,,, Leon akan membuktikannya Ghea karena kamu satu satunya wanita yang di inginkan Leon(RAVENDRA)
Anitha Ramto
good job Leon...kereeennn,tidak di ragukan lagi bahwa Leon adalah Ravendra,,berubah jadinLeon di saat menemui Ghea dan menjadi Ravendara di saat menjadinPemimpin Perusahaan yang dingin,datar tanpa ekspresi seperti kulkas 7 pintu...Ghea dan Leon saling merindu,tuh Leon sudah punya buktinya rencana jahat si David
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!