Sebagai seorang putra mahkota Kekaisaran Tang, sudah selayaknya Tang Xie Fu meneruskan estafet kepemimpinan dari ibunya, Ratu Tang Xie Juan.
Namun takdir tidak berpihak kepadanya. Pada hari ulang tahun dan penobatannya sebagai seorang kaisar, terjadi kudeta yang dipimpin oleh seorang jenderal istana. Keluarga besarnya tewas, ibunya dieksekusi mati, dan kultivasinya dihancurkan.
Dengan cara apa Tang Xie Fu membalaskan dendamnya?
Ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muzu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Li Shui
Bulan bulat yang menggantung di angkasa hanya disemaraki gumpalan awan yang saling berjauhan sehingga bintang-bintang yang berkelip di sekitarnya tampak lebih terang dari cahaya sang bulan itu sendiri. Seorang pria berjubah hitam dan bertopeng dengan warna serupa melesat cepat dari kejauhan dan berhenti tepat sepuluh tombak di hadapan sang pemuda yang telah menunggunya dengan tatapan sedikit menyipit.
“Kau tidak datang sendiri bukan? Di mana teman-temanmu yang lain?” Xie Fu arahkan pandangan ke tempat bayangan si pria pertama kali terlihat olehnya.
Tidak ada lagi bayangan hitam yang melesat, tetapi Xie Fu yakin hujan panah yang datang sebelumnya berasal dari tiga titik lesatan yang berbeda. Sementara pria yang ditanyakannya itu tidak menjawab. Ia hanya bergeming tanpa suara dan gerakan. Di punggungnya terlihat sebuah busur dan beberapa anak panah yang tersimpan rapi di tempatnya. Tambahan lainnya, sang pemanah membawa sebuah pedang yang tersampir di pinggang. Menilik dari penampilan dan aura iblis yang pekat di tubuhnya, jelas orang itu merupakan seorang kultivator pemburu dari sebuah sekte sesat. Lantas, dengan alasan apa orang itu menyerang Xie Fu?
Kedua pria yang saling berhadapan itu membeku di bawah sorotan sinar remang sang rembulan. Detik demi detik yang berlalu terasa begitu lambat di antara keduanya. Entah mengapa sang pemanah itu tidak melakukan serangan? Mungkinkah dia sedang menunggu kedatangan teman-temannya yang lain?
Malam terus merangkak di atas Gerbang Naga Utara yang masih tertutup rapat. Dari kejauhan, tampak tiga sosok tubuh menampakkan diri. Siluet dari ketiganya menunjukkan bahwa mereka bagian dari pria yang berdiri di hadapan Xie Fu.
“Ternyata kau sedang menunggu ketiga temanmu itu,” kata Xie Fu kembali membuka suara setelah melihat keberadaan ketiganya.
Dalam sorotan sinar rembulan, ketiga orang itu melesat terbang seperti kelelawar dan mendarat sejajar bersama sang pemanah yang lebih dulu tiba.
“Apa kau masih mengenalku, Xie Fu?” tanya lembut dari orang yang berdiri di sisi kanan si pemanah seraya membuka topengnya.
Wajah seorang gadis cantik bermata indah dan bibir tipis nan merah itu terasa akrab di pandangan Xie Fu yang seketika menyeringai dingin menatapnya.
“Nona Li Shui, sungguh dunia ini tak henti-hentinya mengejutkanku. Ha-ha! Seorang putri seorang jenderal yang kukenal lembut dan lugu sepertimu ternyata seorang murid sekte aliran sesat,” ujar Xie Fu yang kemudian tersenyum.
“Aku seorang putri kekaisaran, tidak pantas seorang rakyat jelata sepertimu berkata tidak sopan kepadaku,” Li Shui berkata dengan ketus, “dan mengapa kau tidak berlutut di hadapanku, Bajingan?”
Bola mata Xie Fu berputar. “Seorang putri?” ucapnya seraya terkekeh. “Putri seorang pengkhianat. Begitu maksudmu?”
Seketika Li Shui terbelalak mendengarnya dan segera membalas, “Apa kau pikir setelah selamat dari kematian, aku akan membiarkanmu terus hidup?”
Setelah berkata demikian, Li Shui menoleh ke arah pria yang berdiri di sebelah kiri, lalu menganggukkan kepala memberi perintah. Dan tanpa diminta dua kali, pria itu menghunus pedang dan menggeram keras, seolah dia merupakan seorang monster yang haus darah. Dengan satu gerakan cepat, pria itu menerjang Xie Fu. Pedangnya terayun secara vertikal dari bawah ke atas dengan cepat dan bertenaga.
Slash!
Ayunan pedang yang cepat itu hanya mengenai udara kosong. Xie Fu dapat menghindarinya dengan mudah, dan tiba-tiba saja ia sudah berdiri di belakang si pria dengan kedua tangan yang tertangkup di belakang punggungnya.
“Seranganmu terlalu lambat, Tuan Iblis,” ucapnya diiringi senyum mengejek.
Pria itu mendengus kasar, dan kembali menggeram dengan keras. Ia angkat tinggi-tinggi pedangnya, lalu aura kegelapan meledak keluar dari tubuhnya. Xie Fu terlihat masih tenang di tempatnya. Rasa hangat mengalir di tubuhnya begitu pancaran dari aura kegelapan menerpa tubuhnya.
“Apakah pria ini sudah berada di ranah Legenda Emas?” pikirnya menduga setelah merasakan pekatnya aura dari sang lawan.
Serangan kembali datang, dan kali ini si pria tidak sendirian. Dua pria lainnya ikut membantunya dalam serangan. Dan dengan kecepatannya, Xie Fu berpindah-pindah tempat menghindari serangan-serangan yang datang ke arahnya. Tubuhnya kemudian melenting ke atas mengikuti ayunan pedang yang datang dari segala sisi, lalu mendarat dengan indah di depan sang gadis yang seketika melangkah mundur menjauhinya.
“Kau … bukankah kau tidak memiliki kultivasi?” Li Shui mulai khawatir dengan keadaan yang tidak diduganya. Ia tahu betul kondisi Xie Fu yang dibiarkan hidup dengan kondisi tubuh tidak lagi bisa berkultivasi. Namun, yang dilihatnya sekarang sungguh berbeda. Xie Fu bahkan bisa menghindari berbagai serangan mematikan dari para pengawalnya yang terkenal kejam dalam menghabisi lawan.
Xie Fu hanya menyeringai tanpa memberikan jawaban. Sementara ketiga pria tadi sudah berdiri tegak di belakang dan kedua sisi tubuh Xie Fu seraya memutar tangan untuk memasang perangkap dengan menggunakan sihir. Melihat keadaan itu, Li Shui tersenyum senang dan melangkah maju mendekatinya.
“Aku ingin tahu, apakah kau bisa keluar dari perangkap iblis sekte kami?” ucapnya dingin dengan tatapan yang menusuk.
Xie Fu menggeleng pelan. Kedua tangannya bergerak membentuk pola, dan seketika pasir gurun terangkat tinggi ke udara, membentuk gundukan, dan menderu keras di sekeliling mereka semua. Seketika itu juga, sihir yang sedang diupayakan oleh ketiga pria tadi lenyap dengan sendirinya. Mereka semua terlihat tegang dan begitu gugup melihat perubahan yang terjadi. Berikutnya, gundukan pasir itu merayap menyelimuti tubuh, lalu masuk melalui hidung, mulut, dan telinga mereka hingga membuat tubuh mereka terbenam pasir.
Melihat aksinya yang begitu kejam, Xie Fu lekas mengubah pola dari gerakan tangannya, dan menarik keluar semua pasir di tubuh mereka secepatnya. Meskipun demikian, gundukan pasir yang kembali dikeluarkan oleh Xie Fu di tubuh mereka membawa serta isi di dalamnya, bahkan nyawa mereka keluar sekaligus. Mati dengan mengenaskan.
“Maaf, ini terlalu kejam buat kalian,” kata Xie Fu menyesali, tetapi tangannya ia julurkan untuk menghisap semua energi spiritual dari tubuh-tubuh mereka yang tak bernyawa itu.
Selesai menghabisi seorang putri dan ketiga pengawalnya, Xie Fu melanjutkan langkah untuk melihat para kultivator yang masih berusaha membuka portal. Namun, langkahnya kembali diadang oleh orang-orang berpakaian serupa dari sebelumnya, berpakaian hitam dan mengenakan topeng senada.
Xie Fu mendengus pelan melihat kedatangan orang-orang sekte yang berjumlah delapan orang itu mengadang langkahnya.
“Mengapa tidak sekalian saja kalian datang menghampiriku sedari tadi?” keluhnya sedikit geram.
“Kurang ajar! Kau berani membunuh calon istriku,” geram seorang pria yang sudah menghunus pedang di tangannya.
“Calon istri?” Xie Fu mengulangnya pelan. Ia tatap tajam kedua mata si pria di depannya, lalu berkata, “Calon istrimu sudah mati. Sebaiknya kaucari saja calon istri yang baru.”
Mata si pria berubah menjadi merah setelah mendengarnya. Tubuhnya bergetar hebat, dan serentak ia bersama dengan yang lain menyerang Xie Fu dengan brutal. Serangan itu pun disambut dengan gerakan cepat dari sang pemuda yang terus mengelak menghindarinya.
“Bajingan, sampai kapan kau akan terus menghindar?” kecam si pria tampak frustasi melihat lawannya hanya berkelit dari serangan.
“Pastikan kau bisa menyentuhku,” sahut Xie Fu seraya menghindari serangan yang datang ke arahnya.
jawab gitu si Fan ini tambah ngamuk/Facepalm/