Spin-off dari Istri Amnesia Tuan G
Dalam beberapa jam, Axello Alessandro, seorang aktor terkenal yang diidamkan jutaan wanita jatuh ke titik terendahnya.
Dalam beberapa jam, Cassandra Angela, hater garis keras Axel meninggal setelah menyatakan akan menggiring aktor itu sampai pengadilan.
Dua kasus berbeda, namun terikat dengan erat. Axel dituduh membunuh dua wanita dalam sehari, hingga rumah tempatnya bernaung tak bisa dipulangi lagi.
Dalam keadaan terpaksa, pria itu pindah ke sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Tapi rumah itu aneh. Karena tepat pukul 21.45, waktu seakan berubah. Dan gadis itu muncul dengan keadaan sehat tanpa berkekurangan.
Awalnya mereka saling berprasangka. Namun setelah mengetahui masa lalu dan masa kini mereka melebur, keduanya mulai berkerjasama.
Cassie di masa lalu, dan Axel di masa kini. Mencoba menggali dan mencegah petaka yang terjadi.
Mampu kah mereka mengubah takdir? Apakah kali ini Cassie akan selamat? Atau Axel akan bebas dari tuduhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 ~ Tidak Percaya
Axel mendatarkan wajahnya bak emoji muka batu. Pria itu menatap Cassie tak berdaya, namun bagaimana pun ia harus menjelaskan semuanya malam ini.
Jadi setelah menghela napas kasar dan merasa sedikit lebih tenang, pria itu melanjutkan perkataannya. "Aku rasa tebakanku benar, karena kemarin aku sempat melihat jam di kamarmu."
Cassie yang mendengar kalau Axel masuk ke kamarnya membulatkan kedua mata. Ia ingin protes, namun Axel langsung mengangkat jarinya meminta gadis itu diam.
"Kamarmu itu sekarang adalah kamarku. Memangnya aku enggak boleh masuk ke kamarku sendiri?"
Cassie ingin menyela lagi, namun Axel juga lagi-lagi menahannya.
"Heh. Diam dulu! Kau sendiri yang tadi bilang mau menurutiku, kan? Jadi kau diam saja dan dengarkan!"
"Aku enggak tau sebelum aku menyewa rumah ini, mungkin kau yang sewa. Jadi ketika waktu kita melebur, kau dan aku otomatis akan bertemu dan saling berbagi rumah."
Melihat ekspresi Cassie yang sepertinya tidak percaya, Axel menghela napas. "Kalau kau enggak percaya, kau cukup perhatikan. Nanti saat jam 22.30, aku dan barang-barang milikku akan menghilang. Rumah ini akan sepenuhnya milikmu lagi."
"Begitu juga kau dan barang-barang milikmu akan menghilang dari hadapanku di masa kini. Setelah itu, hidup kita akan kembali berjalan dengan normal."
Axel menatap Cassie, menunggu balasan gadis itu setelah merasa cukup bercerita.
"Udah?" tanya Cassie yang tidak suka ditatap lurus-lurus seperti itu.
Axel mengangguk, namun yang pria itu terima adalah tawa Cassie yang meremehkan.
"Kamu pikir aku anak-anak, ya? Sampai menceritakan kisah dongeng seperti ini." Gadis itu menggeleng tidak habis pikir, awalnya ia berusaha percaya, tapi dibayangkan bagaimana pun rasanya tidak masuk akal.
Sementara Axel mengernyit, ia sudah susah-susah bercerita tapi dianggap cerita dongeng?
"Huh! Yang pasti aku dan semua keanehan ini akan menghilang pada jam 22.30. Saat itu kau putuskan sendiri, mau percaya atau enggak!"
"Gimana aku mau percaya? Kamu seorang aktor yang bisa dibilang dengan popularitas nomor satu, kenapa bisa berakhir di rumah pinggiran kota seperti ini? Kalau mau buat aku percaya, setidaknya cari cerita yang masuk akal sedikit!"
"Kau enggak tau apa yang akan terjadi di masa depanmu. Aku dituduh membunuh istri bosku dan... kau."
Cassie mengernyit, tanpa sadar matanya menajam melihat pria di depannya.
"Eh, bukan aku! Satu pun dari kalian, bukan aku pelakunya. Sejak dituduh membunuh ibu Ferlinda, aku sudah dibulan-bulani haters dan wartawan, bahkan fansku sendiri. Seharian hanya bisa bersembunyi di rumah manajerku, dan sorenya langsung pindah ke sini. Kalau kau tanya kenapa harus di sini, kau mungkin paling tahu. Kau juga seorang influencer terkenal, kan? Tapi juga memilih tinggal di rumah seperti ini."
Cassie yang mendengar cerita pria di depannya tiba-tiba merasa sakit kepala. Tanpa sadar tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya yang berdenyut. "Jadi dari yang kamu ceritakan, di masa depan aku udah mati?"
Axel mengangguk dengan yakin. "Kau seorang influencer, kematianmu juga menyeret namaku. Pasti ada beritanya di internet, kau cari saja!"
Cassie memandang Axel sejenak, sebelum mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Namun setelah beberapa saat, ponselnya ia angkat tinggi-tinggi sembari di goyang-goyangkan.
"Kenapa?" tanya Axel melihat tingkah aneh itu.
"Enggak ada sinyal. Padahal biasanya bagus saja."
"Coba pakai punyaku." Axel merogoh miliknya yang masih berada di dalam saku, pria itu langsung menekan menu pencarian. Mengetik nama Cassandra Angela, dan dalam sekejap telah muncul puluhan berita yang mengabarkan kematian gadis itu.
"Ini! Kau lihat sendiri!" Axel bangun berdiri, ia menunjukkan layar ponselnya pada Cassie.
Sementara Cassie sampai menyipitkan mata saat melihat berita-berita itu. Tanpa sadar ia langsung merebut ponsel dari sang empu, gadis itu terus menggeser layar hingga ke bawah. Dan semuanya adalah berita kematiannya.
"Bagaimana mungkin?" Cassie bergumam sembari terus menggeser layar ponsel Axel.
Hatinya bergejolak tidak percaya, keningnya berkerut dengan dalam, napasnya juga menjadi lebih berat. Tanpa sadar genggaman di ponsel semakin erat, jarinya yang menggeser layar pun menekan dengan keras.
"Eh, ponselku! Aku hanya ada satu yang kubawa! Jangan dirusak!" pekik Axel ingin merebut kembali. Namun dalam sekejap ponselnya telah melayang di udara.
Tukkk.
Axel cepat-cepat memungut benda persegi panjang itu. Ia memerhatikan dengan seksama, untungnya tidak retak, namun cukup membuat jantungnya ikut tergelincir.
Akhirnya pria itu jadi tertawa sendiri, miris dengan nasibnya sekarang. Padahal dulu ia bisa gonta-ganti ponsel dengan mudah.
.
.
.