NovelToon NovelToon
Mr. Billionare Obsession

Mr. Billionare Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cintapertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yusi Fitria

Semua berawal dari rasa percayaku yang begitu besar terhadap temanku sendiri. Ia dengan teganya menjadikanku tumbal untuk naik jabatan, mendorongku keseorang pria yang merupakan bosnya. Yang jelas, saat bertemu pria itu, hidupku berubah drastis. Dia mengklaim diriku, hanya miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusi Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Sebuah mobil Bugatti berwarna hitam berhenti tepat di depanku dan Addie. Pemilik mobil tersebut lalu turun dan menghampiriku seraya memasang wajah datarnya. Apa dia memang seperti ini jika ditempat ramai? pikirku heran.

"Pulang sekarang?" tanyanya, aku menoleh untuk menatap Addie yang masih murung.

"Mau ikut bersama kami?" tawarku.

Addie memandangku dan Elbarra secara bergantian, ekpresinya terlihat canggung. "Memang boleh?"

"Tentu saja," anggukku mantap, "Tidak apa-apa 'kan, El?"

Elbarra hanya berdehem singkat. Kemudian pria itu membukakan pintu mobil untukku, aku bergegas masuk. Sementara Addie, Elbarra membiarkannya membuka pintu sendiri.

"Bisakah kita jalan-jalan lebih dulu?" pintaku, Elbarra nampak berpikir sejenak, sebelum akhirnya mengangguk setuju.

Mobil yang kami tumpangi bergerak menyusuri jalanan. Tak ada yang mengeluarkan suara, baik aku maupun Addie. Kami masing-masing sibuk dengan pikiran sendiri.

Saat mobil itu melewati sebuah mall, mendadak aku ingin pergi kesana.

"El, bisakah kita mampir? Aku lapar."

"Tentu saja, Sayang." Segera Elbarra membelokkan mobilnya untuk menuju mall.

Aku keluar lebih dulu, lalu diikuti oleh Addie. Kami berjalan bersama menuju sebuah restoran Jepang di salah satu Mall. Awalnya Elbarra hendak memesan ruangan VVIP, tapi dengan tegas aku menolak. Aku ingin meja yang biasa saja.

Elbarra duduk disampingku, sementara Addie duduk dihadapanku. Sesekali aku mengajak Addie bicara untuk menghiburnya.

"Kau ingin memesan apa?" tanya Elbarra sembari menatapku.

Sejenak aku melihat-lihat buku menu, lalu tatapanku tertuju pada sebuah gambar yang menurutku begitu menggiurkan.

"Aku sudah lama tidak mencoba sushi, bagaimana denganmu, Ad?"

"Samakan saja, Si." Aku mengangguk iyakan.

Berbagai macam sushi, sashimi hingga ramen kupesan untuk kami bertiga. Sepertinya aku lapar mata, apa yang kulihat justru ingin kupesan hehe.

Disaat menunggu pesanan kami tiba, Elbarra tak henti-hentinya menatapku. Aku jadi risih dibuatnya, sudah kupelototi, tapi masih saja tidak berhenti.

"Kau semakin cantik saat rambutmu di kepang," Ia tersenyum tipis.

Ya, hari ini rambutku dikepang satu kesamping. Tidak ada yang spesial, aku hanya ingin saja melakukannya.

"Sii..." Addie memanggil seraya memandang lurus kearah belakang punggungku.

"Ada apa, Ad?" Aku yang penasaran, jadi ikut menoleh kebelakang.

Colt? Dia disini juga, tapi dengan seorang wanita. Mataku membulat saat menyadari siapa wanita yang bersama Colt saat ini.

Krekkk!

Bunyi benda kayu yang bergesekan dengan lantai terdengar nyaring. Addie bangkit dari duduknya seraya memandang tajam kearah sepasang lawan jenis yang duduk jauh di pojokan.

"El, bagaimana ini?" tanyaku panik.

"Biarkan saja. Toh, itu urusan mereka." Elbarra menjawab dengan acuh.

Aku kesal mendengarnya. Tanganku terangkat untuk menyentuh kepalanya, kemudian memutar pelan kepala itu agar bisa melihat siapa wanita yang sedang bersama Colt.

"Eve?" Sama halnya denganku, Elbarra ikut terkejut.

Buru-buru aku dan Elbarra menyusul Addie yang sudah lebih dulu menghampiri mereka. Aku takut Addie akan berbuat sesuatu, bukan kepada Colt tapi kepada Evelyn.

"Addie?" Colt nampak kaget. Namun dalam sekian detik, wajahnya berubah biasa saja.

"Siapa ini, Colt?" Addie masang wajah datar.

Sebelum Colt menjawab, aku datang lalu mendahului ucapannya. "Eve, kau disini juga?"

Evelyn yang sadar akan kedatanganku, bergegas berdiri sambil tersenyum lebar. "Sisi, Elbarra..."

"Kalian saling mengenal?" Addie memandangku penuh tanda tanya.

Aku mengangguk kecil, "Ini Evelyn, adik dari Elbarra. Dan ini Addie, kekasih Colt."

"Hai, Addie. Senang bertemu denganmu!" Evelyn mengulurkan tangannya, sayangnya Addie menolak. Ia justru memandang Evelyn sinis.

"Kau dan Colt terlihat dekat, sejak kapan?"

"Ad, jangan berlebihan. Aku dan Evelyn hanya teman."

"Teman? Hahaha..." Aku bisa melihat kedua mata Addie yang berkaca-kaca. "Apakah semua wanita yang kau kencani hanya kau anggap teman?"

Colt memandangnya geram, "Jaga ucapanmu, Ad."

"Kenapa hanya aku yang harus menjaga ucapan? Bagaimana denganmu? Tidakkah kau juga harus menjaga tingkah lakumu?"

"Ad, sudah cukup! Aku muak denganmu. Kau terlalu mengekang hidupku, kau tahu itu? Mulai sekarang berhenti mengekangku, kita hidup masing-masing."

Bagaikan petir disiang bolong, kata-kata Colt begitu menyakitkan. Kurasakan tubuh Addie yang bergetar disampingku.

"Kau tidak apa-apa, Ad?" Aku mengusap lengannya, pandanganku lalu beralih kepada Colt. Kutatap tajam pria itu.

"Tidakkah kau memiliki sedikit empati? Kenapa kau jahat sekali?"

"Bukan salahku, Si. Tapi salahkan sahabatmu itu yang berlebihan."

"Maaf jika karenaku kalian bertengkar. Aku sungguh-sungguh minta maaf," Evelyn menyela. Setelah berkata demikian, wanita tersebut memilih untuk pergi.

Menyisakan kami berempat. Rasa laparku seketika menguap, aku sungguh tidak berselera lagi. Kulirik Elbarra yang sedari tadi hanya diam menyaksikan. "El, kita pergi saja yaa..."

Ia mengangguk singkat, kemudian pergi menuju kasir untuk membayar semua pesanan kami tadi. Biarlah makanan yang telah kami pesan diberikan kepada orang lain, aku sungguh tidak perduli lagi.

"Ad, ayo kita pulang saja. Tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk bicara dengannya!" Tanpa perduli bagaimana reaksi Colt, aku bergegas menarik tangan Addie untuk ikut bersamaku.

Dari lirikan mataku, Colt memasang wajah masam bercampur malu. Tak lama kami keluar, ia pun ikut keluar menuju mobilnya.

"Sudahlah, Ad. Tidak perlu menangisi pria macam itu!" Mobil yang kamu tumpangi sudah keluar dari restoran.

Aku duduk dibangku belakang bersama Addie, dan Elbarra yang fokus menyetir. Sahabatku itu terlihat begitu sedih, ia tak henti-hentinya menangis sambil menyumpah serapahi Si Colt.

"Aku benar-benar bodoh. Bagaimana bisa aku menyukai pria semacam Colt? Hikss... Colt memang B@jingan."

"Kita kemana?" tanya Elbarra yang membuatku langsung menepuk jidat.

"Kita kerumah Addie. Rumahnya di---"

"Aku tahu!" Aku mendengus sebal mendengar Elbarra yang memotong ucapanku.

Setibanya dirumah Addie, aku hendak ikut masuk kedalam rumah, tapi segera dihentikan olehnya.

"Pulanglah, Si. Aku ingin sendiri untuk sementara waktu."

"Tapi, Ad. Aku mengkhawatirkanmu."

"Tenang saja. Aku tidak akan melakukan hal gila!" Addie terkekeh, setidaknya aku bisa merasa lega.

"Baiklah. Kalau begitu aku pulang. Jika terjadi sesuatu, hubungi aku oke?"

Addie mengangguk sembari tersenyum tipis. Aku kembali masuk kedalam mobil, lalu melambaikan tangan kepada Addie yang masih berada di teras rumahnya.

"Kita pulang?"

"Tidak, El," gelengku pelan, "Aku ingin ke apartement sebentar."

"Baiklah, Sayang." Elbarra menginjak pedal gasnya dan kembali fokus mengemudi. Sementara diriku justru termenung memikirkan Addie.

Nyonya Florence masih belum kembali dari perjalanan bisnisnya, menyisakan Addie sendirian dirumahnya dalam jangka waktu yang lama. Aku takut Addie berbuat yang tidak-tidak, hingga membuatku menyesal karena tidak menemaninya.

"Apa yang kau pikirkan, Sweety??" Genggaman hangat itu membuyarkan lamunanku.

Aku menggeleng lesu tanpa mengalihkan pandanganku dari luar jendela. Hatiku benar-benar tidak tenang.

"Tidak perlu cemas, Sayang. Aku akan meminta Lucas untuk mengamatinya, oke?"

Tak ingin ambil resiko, aku mengangguk setuju. Aku mendesah panjang, rasanya benar-benar melelahkan hari ini. Bahkan aku melupakan untuk makan siang. Kulirik arloji dipergelangan tangan kiriku, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore.

Aku akan memesan makanan instan saja, pikirku yang tidak ingin ribet.

1
Ika Yeni
baguss kak ceritaa nyaa ,, semangat up yaa 😍
Yushi_Fitria: Terima kacih😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!