NovelToon NovelToon
KETIKA NAGA JATUH CINTA

KETIKA NAGA JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita perkasa / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa / Bad Boy
Popularitas:392
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya karangan dari Author, apabila ada.kesamaan nama.dan tempat Author minta maaf. Alkisah ada seorang pemuda bernama naga lahir dari seorang ayah bernama Robert dan Ibu bernama Julia, Robert sendiri adalah seorang pengusaha suskses yang mempunyai berbagai bisnis yang berada di beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Dengan status sebagai anak orang kaya dan sekaligus pewaris tunggal Naga adalah anak yang sombong dan angkuh, jika Ia menginginkan sesuatu maka sesuatu itu harus bisa menjadi miliknya apapun cara nya. namun lama kelamaan kesombongan dan keangkuhan Naga mulai luntur karena satu sosok wanita yang mempunyai paras yang cantik bernama Jelita.Jelita sendiri adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan dari seorang petani bernama pak Karyo dan bu ambar namun karena tekad dan keinginannya untuk membanggakan keluarga ini lah yang membuat Naga jatuh cinta kepada Jelita dan perlahan-lahan berubah menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BARA CEMBURU DAN STRATEGI SANG CRAZY RICH

Lamborghini merah Naga berhenti di seberang jalan, tepat di depan restoran tempat Bayu melihat Jelita dan Samuel makan malam. Matanya menyipit, mengamati setiap sudut restoran, mencari keberadaan Jelita. Rasa cemburu membakar hatinya, membuatnya sulit bernapas.

"Sialan Samuel," gerutunya, tangannya mengepal erat pada kemudi. "Berani sekali dia mendekati Jelita."

Setelah beberapa saat menunggu, Naga melihat sosok yang sangat dikenalnya keluar dari restoran. Jelita. Namun, ia tidak sendiri. Samuel berjalan di sampingnya, tersenyum lebar sambil menggandeng tangan Jelita dengan mesra.

Naga merasa darahnya mendidih. Pemandangan itu membuatnya ingin keluar dari mobil, menghajar Samuel habis-habisan, dan membawa Jelita pergi dari sana. Namun, ia berusaha menahan diri. Ia tidak ingin bertindak gegabah dan membuat Jelita semakin menjauh darinya.

Ia memperhatikan Jelita dan Samuel berjalan menuju mobil Samuel yang terparkir tidak jauh dari sana. Samuel membukakan pintu untuk Jelita, lalu masuk ke mobil dan melaju pergi.

Naga tidak tinggal diam. Ia menyalakan mesin mobilnya dan mengikuti mobil Samuel dari belakang. Ia tidak tahu ke mana mereka akan pergi, tapi ia bertekad untuk terus mengikuti mereka sampai ia mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan Jelita.

Setelah beberapa saat, mobil Samuel berhenti di depan sebuah bioskop. Jelita dan Samuel keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam bioskop.

Naga memarkir mobilnya di dekat bioskop dan keluar dari mobil. Ia berjalan menuju pintu masuk bioskop, matanya mencari-cari keberadaan Jelita dan Samuel.

Ia melihat mereka sedang mengantre di loket tiket. Naga berjalan mendekat dan berdiri di belakang mereka.

"Jelita," panggil Naga dengan suara dingin.

Jelita dan Samuel menoleh ke arah Naga. Mata Jelita melebar karena terkejut, sementara Samuel menatap Naga dengan tatapan menantang.

"Naga? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jelita dengan nada gugup.

"Aku hanya ingin berbicara denganmu," jawab Naga, matanya terpaku pada Jelita.

"Kami sedang ingin menonton film," kata Jelita, berusaha menghindari tatapan Naga.

"Aku tahu," jawab Naga. "Aku bisa ikut menonton bersama kalian."

"Tidak perlu," kata Samuel dengan nada sinis. "Kami tidak membutuhkan teman."

"Aku tidak bertanya padamu," balas Naga, matanya menatap tajam ke arah Samuel.

"Sudahlah, Samuel," kata Jelita, menenangkan Samuel. "Naga, sebaiknya kau pergi. Aku tidak ingin membuat keributan di sini."

"Aku tidak akan pergi sampai aku berbicara denganmu," kata Naga dengan nada keras kepala.

"Kau ini apa-apaan, sih?" kata Jelita, mulai kesal dengan sikap Naga yang tiba-tiba muncul dan mengganggu kencannya dengan Samuel. "Aku sudah bilang aku butuh waktu. Kenapa kau terus menggangguku?"

Naga memasang ekspresi dingin, berusaha menyembunyikan rasa sakit hatinya. "Aku hanya ingin memastikan kau tidak membuat keputusan yang salah," jawabnya dengan nada angkuh. "Samuel bukan pria yang tepat untukmu."

Samuel tertawa sinis. "Dengar, Naga, Jelita sudah memilih untuk menghabiskan waktu bersamaku. Itu berarti dia lebih memilihku daripada dirimu. Jadi, sebaiknya kau pergi dan berhenti mengganggu kami."

Naga mengepalkan tangannya, menahan diri untuk tidak memukul wajah sombong Samuel. "Jelita belum membuat keputusan apa pun," bantahnya dengan nada tajam. "Dia hanya butuh waktu untuk berpikir."

"Dan selama dia berpikir, dia memilih untuk bersamaku," timpal Samuel, semakin memprovokasi Naga.

Jelita menghela napas panjang, merasa terjebak di antara dua pria yang sama-sama keras kepala. "Sudah cukup!" serunya dengan nada tegas. "Aku tidak suka dengan semua ini. Aku pergi saja."

Jelita berbalik dan berjalan keluar dari bioskop, meninggalkan Naga dan Samuel yang saling bertatapan dengan penuh amarah. Naga merasa frustrasi dan marah pada dirinya sendiri. Ia telah gagal untuk mendapatkan perhatian Jelita dan justru membuatnya semakin menjauh.

"Ini belum berakhir," desis Naga, menatap Samuel dengan tatapan mengancam. "Aku akan mendapatkan Jelita kembali, dan kau tidak akan bisa menghentikanku."

Naga berbalik dan berjalan menuju mobilnya. Ia tahu ia harus mengubah strateginya. Ia tidak bisa terus bersikap kasar dan memaksa. Ia harus menunjukkan pada Jelita bahwa ia bisa menjadi pria yang lebih baik, pria yang pantas untuk dicintai.

Ia memutar otaknya, mencari cara untuk menarik perhatian Jelita tanpa membuatnya merasa tertekan. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. Ia teringat bahwa Jelita sangat menyukai seni dan budaya Palembang. Ia bisa menggunakan hal itu untuk mendekati Jelita dan menunjukkan bahwa ia peduli padanya.

Naga memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang seni dan budaya Palembang. Ia mengunjungi museum, membaca buku-buku sejarah, dan berbicara dengan para seniman lokal. Ia ingin menunjukkan pada Jelita bahwa ia tertarik pada hal-hal yang penting baginya.

Keesokan harinya, Naga mengirimkan pesan singkat kepada Jelita: "Ada festival seni di Benteng Kuto Besak akhir pekan ini. Aku tahu kau pasti tertarik. Mungkin kita bisa pergi bersama?"

Naga menunggu dengan cemas balasan dari Jelita. Ia berharap Jelita akan menerima ajakannya dan memberinya kesempatan untuk menunjukkan sisi lain dari dirinya.

Setelah beberapa saat, ponselnya berdering. Naga segera mengangkat telepon dengan penuh harap.

"Halo?" sapa Naga dengan nada berusaha tenang.

"Naga, ini aku," jawab Jelita dari seberang sana. Suaranya terdengar ragu.

"Jelita, aku senang kau menelepon," kata Naga, berusaha menyembunyikan kegembiraannya. "Jadi, bagaimana dengan ajakanku?"

Jelita terdiam sejenak. "Aku... aku tidak tahu," jawabnya akhirnya. "Aku masih butuh waktu untuk berpikir."

"Aku mengerti," kata Naga, berusaha untuk tidak kecewa. "Tapi, aku mohon, berikan aku kesempatan untuk menunjukkan padamu bahwa aku bisa menjadi pria yang lebih baik. Aku ingin kau melihat sisi lain dari diriku."

Jelita menghela napas. "Baiklah," katanya akhirnya. "Aku akan pergi ke festival itu. Tapi, jangan berharap terlalu banyak. Aku hanya ingin melihat apa yang akan kau lakukan."

Naga tersenyum lebar. "Terima kasih, Jelita," katanya dengan tulus. "Aku janji, kau tidak akan menyesal."

1
Aira Sakti
g
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!