Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Sebuah penghinaan
Kedua Master melesat maju dengan aura gabungan yang menderu dan kuat. Tebasan pedang yang presisi dari Rou Shi dan tinju api yang eksplosif dari Master Zi mengarah kepada Kaisar yang masih saja bersikap santai, tenang, dan tak terjangkau.
Ketika kedua serangan itu sudah begitu dekat, hampir menyentuh jubahnya. Kaisar justru tersenyum sinis yang dingin, senyum yang menggariskan penghinaan total, seakan-akan berkata: 'Dasar lemah, pergilah.' Kaisar dengan santai hanya mengangkat ujung runcing Pedang Ye Sha.
DRIIIGG! KLANNNG!
Pedang Rou Shi dan tinju Api Zi berbenturan keras dengan satu titik sempit di ujung Ye Sha. Suara gesekan logam dengan qi tinju itu nyaring dan memekakkan telinga. Kaisar dengan mudahnya menahan seluruh gabungan kekuatan mereka hanya dengan ujung pedangnya, pergelangan tangannya bahkan tidak bergerak sedikit pun.
Master Rou Shi dan Master Zi menggeram keras, menguatkan dorongan kekuatan mereka hingga otot-otot di leher mereka menonjol. Walaupun begitu, kekuatan sinergis mereka bahkan tidak mampu mendorong sedikit pun Pedang Ye Sha ke belakang. Mereka seperti anak kecil yang mendorong dinding baja spiritual.
Tepat di tengah-tengah pertarungan yang sia-sia itu, Awan Darah di langit mulai bergolak hebat, lalu menurunkan tetesan demi tetesan darah merah pekat yang membasahi dan melumuri seluruh Benua Nan.
Kaisar semakin tersenyum sinis, tatapannya membeku penuh penghinaan. Dia tidak perlu bertindak. Bao, Harimau Putih yang setia, yang berada di dekat mereka, mulai mengumpulkan energi spiritual putih kebiruan di mulutnya. Energi itu berputar dan memadatkan diri menjadi bola kehancuran.
BOOM!
Bao melesatkan Bola Energi Harimau ke arah kedua Master yang masih sibuk mendorong Ye Sha. Serangan itu tiba-tiba dan brutal, mengenai mereka telak. Mereka terpental sangat jauh, menjerit kesakitan karena energi dingin Bao membakar bagian tubuh yang tidak dilindungi qi. Mereka terus terpelanting ke belakang dan baru berhenti setelah menabrak gunung terjal yang sangat besar di belakang kompleks.
Gunung itu hancur berantakan, berdebu dan longsor besar-besaran sehingga menimbun mereka berdua di bawah jutaan ton tanah dan batu, membuat mereka terlihat seperti mayat yang dikubur hidup-hidup. Bao kemudian melesat terbang ke arah gunung tersebut dengan kecepatan setara kedipan mata, tanpa menunggu perintah.
Kaisar bahkan tidak melakukan serangan apapun selain menahan serangan mereka. Namun mereka sudah kewalahan hingga hampir mati. Kaisar diam seribu bahasa, wajahnya tetap tenang dan datar, ia hanya menatap ke arah tumpukan tanah dari gunung yang menutupi musuhnya, matanya tidak menunjukkan belas kasihan, hanya perhitungan.
Tiba-tiba, gempuran tanah itu bergerak-gerak kasar, lalu muncullah Master Rou Shi dan Master Zi. Mereka keluar dengan keadaan dipenuhi oleh luka yang sangat parah, berlumuran debu, darah, dan lumpur. Wajah mereka berdarah, hidung berdarah, dan pakaian mereka terbakar habis oleh kekuatan Bao, sehingga hanya menyisakan celana robek yang menyedihkan. Mereka terengah-engah, batuk darah dan berdebu.
"S-sialan kau, K-Kaisar pengkhianat!" Master Rou Shi menggeram marah, suaranya serak dan tercekat, saat ini dia bahkan sulit untuk berbicara. Ketika Kaisar melihat Master Rou Shi akan kembali menggonggong seperti anjing kelaparan, Dia mengangkat jari telunjuknya yang ramping dan ditempelkan di bibirnya.
"Ssssttt!" Isyarat keheningan itu menggema dan membawa tekanan qi yang berat. Dia menyuruh Master Rou Shi diam sebagai anjing penurut yang tidak pantas bersuara.
"Bajingan! A-akan ku cabik-cabik kau!" Master Rou Shi kembali melompat menyerang Kaisar, dorongan terakhir dari harga dirinya yang hancur. Tapi kali ini Kaisar mengibaskan Pedang Iblisnya dengan gerakan yang sangat pelan, nyaris seperti belaian.
WHOOS!
Suara angin menghembuskan kencang dan energi tebasan berwarna merah pekat itu merobek dada Master Rou Shi yang sedang melayang di udara. Tebasan itu begitu cepat dan rapi, seperti bilah takdir. Dia terhempas brutal ke tanah dan menabrak puing-puing dengan keras, masuk ke dalam lubang tanah yang sangat dalam, tubuhnya kini benar-benar patah dan tidak bergerak.
Master Zi yang melihat itu seketika merasa ketakutan murni merayapi jiwanya. Tapi dia sadar bahwa ini bukan waktunya untuk sekadar takut. Dia kemudian melebarkan tangannya, kakinya menapak kuat, lalu mengerahkan kekuatan terkuatnya, mengorbankan esensi qi yang tersisa.
Teknik Tinju Api Naga: Penghancur Dunia!
Sebuah naga api raksasa terbentuk di atas Master Zi, melingkar dan mengeluarkan lolongan spiritual yang memekakkan telinga. Naga itu terlihat membara dengan suhu yang mampu melelehkan baja, siap membakar apapun yang ia lalui.
Master Zi kemudian memutar tangannya seperti menggulung sesuatu yang tak terlihat, lalu mendorong naga api itu ke depan dengan jeritan putus asa.
Energi berbentuk Naga Api tersebut terbang melesat ke arah Kaisar dengan mulut terbuka lebar, sudah siap membakar Kaisar menjadi abu.
Pedang Ye Sha yang melihat energi naga api tersebut melotot kegirangan, mata iblisnya berkedip cepat. Dia bergetar hebat seakan-akan meminta tuannya untuk membiarkannya memakan energi tersebut.
Kaisar mengerti. Dia dengan sangat pelan dan tanpa ekspresi melakukan gerakan tebasan ringan vertikal, sehingga Pedang Ye Sha beradu langsung dengan moncong Naga Api. Benturan itu kuat dan sangat besar, menciptakan partikel-partikel energi api dan merah darah yang bercampur menjadi kabut oranye gelap.
Semakin lama Ye Sha beradu dengan Energi Naga Api, dia justru terlihat semakin kegirangan. Usus dan organ-organ yang dimiliki Ye Sha bergerak dan mengembang, secara rakus menyerap semua energi Naga Api Master Zi.
Sedangkan Kaisar hanya diam dengan tatapan dingin yang kosong, sambil memegang pedang iblisnya yang menggeliat dan memakan. Pada akhirnya semua energi naga itu tersedot habis, menyisakan gelombang hampa dan dingin yang mendorong beberapa bagian awan.
Hujan darah semakin membesar dan menderas, melumuri apa pun itu dengan cairan merah kental.
Orang-orang yang tersisa di Benua Nan—penjaga yang ketakutan, bawahan di kompleks, bahkan wanita-wanita yang teraniaya—menjadi sangat ketakutan hingga ke tulang sumsum. Mereka mengangkat tangan dan mendapati darah menetes dan berjatuhan dari atas, membasahi wajah dan pakaian mereka.
Mereka ketakutan setengah mati dan tidak dapat berkata-kata. Semua petinggi yang masih hidup, bawahan, maupun wanita simpanan pemimpin mereka sudah merasa kehilangan harapan sepenuhnya.
Tatapan mereka kosong, seperti baru dikuras jiwanya. Mereka berjatuhan dan berlutut ketakutan tanpa perlawanan, menunggu pembalasan akhir dari Iblis Darah Abadi.