NovelToon NovelToon
Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Wilona Gadis Desa Yang Jenius

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Wilona Anastasia adalah seorang gadis yang dibesarkan di desa. namun Wilona memiliki otak yang sangat jenius. ia memenangkan beberapa olimpiade dan mendapatkan medali emas sedari SMP. dia berniat untuk menjadi seorang dokter yang sukses agar bisa memberikan pengobatan secara gratis di desa tempat ia tinggal. Lastri adalah orang tua Wilona lebih tepatnya adalah orang tua angkat karena Lastri mengadopsi Wilona setelah Putri satu-satunya meninggal karena sakit. namun suatu hari ada satu keluarga yang mengatakan jika mereka sudah dari kecil kehilangan keponakan mereka, yang mana kakak Wijaya tinggal cukup lama di desa itu hingga meninggal. dan ternyata yang mereka cari adalah Wilona..
Wilona pun dibawa ke kota namun ternyata Wilona hanya dimanfaatkan agar keluarga tersebut dapat menguasai harta peninggalan sang kakek Wilona yang diwariskan hanya kepada Wilona...
mampukah Wilona menemukan kebahagiaan dan mampukah ia mempertahankan kekayaan sang kakek dari keluarga kandungnya sendiri...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Ucapan Wilona hanya tenggelam di tengah bisik-bisik dan pandangan penuh intimidasi.

Dari kejauhan, Mutia yang baru selesai antre makanan langsung berlari ke arah mereka.

“Wilona!” serunya panik, lalu menatap cewek yang masih berakting di lantai. “Eh, lo yang mulai, kan? Gue liat lo yang nabrak duluan!”

Cewek itu melirik Mutia dari bawah ke atas dengan tatapan mengejek. “Halah, lo siapa? Temen baru lo kampungan tuh yang salah, napa lo nyolot nya ke gue, lo gak liat kalau disini gue korban nya?”

Mutia mendengus kesal. “Jaga mulut lo. Gue udah hafal cewek drama kek lo..”

“Drama apaan? Gue cuma korban. Lo buta, ya?” Cewek itu pura-pura mengusap matanya, sok mau nangis.

Wilona menatap Mutia sejenak, lalu menggeleng pelan. “Sudahlah, Mutia. Ayo kita pergi aja.”

“Tapi Wil, maksud gue, Lo mau diam aja, lo gak liat semua orang menatap lo dengan tatapan penuh kebencian?” protes Mutia.

Wilona tersenyum tipis. “Aku tahu kebenarannya seperti apa. Tuhan juga tahu. Mereka… cuma mendengar dari sebelah pihak aja.”

Mutia mendesah berat. “Ya ampun, lo tuh sabar banget, Wil. Kalau gue yang di posisi lo, udah gue geplak balik ubun-ubun tuh cewek, ampe cekung kedalam.”

Wilona cuma tersenyum, lagi-lagi senyum yang tidak benar-benar tulus. Lalu dia berdiri, menunduk sedikit sopan pada siswa-siswa yang masih menatap, dan berjalan keluar dari kantin. Mutia pun segera mengejar sahabat baru nya itu.

Namun di salah satu sudut kantin, dua orang gadis duduk dengan ekspresi puas, siapa lagi kalau bukan Tania dan Adelia.

Adel menggulir ponselnya sambil tersenyum sinis. “Udah Tan. Videonya udah gue upload ke base sekolah. Nih liat, baru sepuluh menit aja udah seratus lebih komentar. Semua nya pada ngomongin si kampung itu.”

Tania tersenyum kecil, matanya memancarkan kepuasan licik. “Bagus. Biarkan anak itu merasakan bagaimana rasanya ditolak sama dunia yang pengen dia masukin. Nanti biar semua orang tahu tempatnya di mana.”

Adel menyender santai di kursinya. “Gue nggak nyangka bakal segampang ini,Tan. Padahal baru dua hari dia masuk, tapi udah bikin heboh sekolah.”

“Gue kasih tau, Del, ini baru pemanasan. Nanti kalau dia makin deket sama Kak Galen, gue bakal pastiin semua orang liat dia sebagai perebut cowok orang.”

Adel menatap sahabatnya dengan bangga. “Lo memang BESTie gue. Tapi hati-hati, Tania. Jangan terlalu frontal. Kita cuma perlu bikin dia capek sendiri, biar mundur pelan-pelan.”

“Tenang aja. Gue tau cara mainnya.”

Sementara itu, Wilona dan Mutia sudah sampai di taman belakang sekolah. Tempat itu sepi, hanya ada beberapa kursi dan kolam kecil dengan air mancur mini.

Mutia menaruh minuman di bangku. “Gila ya, sekolah ini isinya orang-orang goblok semua. Baru liat sekilas aja udah langsung nge-judge gitu.”

Wilona duduk diam. Tatapannya kosong menatap permukaan air di kolam. “Aku udah biasa, Mut. Orang yang cuma liat dari luar emang gampang banget salah paham, dan dari dulu aku udah sering mengalaminya.”

Mutia melipat tangan nya di dada. “Tapi tetep aja! Lo nggak salah. Mereka aja yang iri. Mungkin karena lo deket sama Galen.”

Wilona mendongak sedikit, menatap Mutia.

“Aku dan Galen cuma kebetulan.”

“Yaelah, ‘kebetulan’ lo dibonceng sama Galen ke sekolah terus dibeliin seragam segala. Itu tuh bukan kebetulan, Wil, itu keberuntungan nama nya.”

Wilona menatap Mutia agak geli. “Kamu lucu juga kalau ngomel.”

Mutia menatapnya serius. “Gue ngomong gini karena gue beneran kasian sama lo, Wil. Gue tau banget gimana rasanya dijatuhin cuma karena lo beda. Tapi please deh, jangan diem terus. Sekali-sekali lo tunjukin kalau lo bukan cewek lemah.”

Wilona terdiam. Ia menghela napas, pandangannya kembali ke air mancur yang memantulkan langit siang. Dalam hati kecilnya, sebenarnya dia pengen banget marah. Tapi dia juga tahu, semua ini pasti bagian dari permainan keluarga Kusuma dan Tania.

Ia nggak bisa gegabah. Ia harus tetap tenang, tetap berpura-pura jadi gadis polos seperti yang mereka pikirkan. Wilona tidak ingin terlalu mencolok dan menarik perhatian semua orang.

Sambil menatap permukaan air, Wilona bergumam pelan, “Aku nggak akan kalah, Ma...”

Mutia menatapnya bingung. “Lo ngomong apa?”

Wilona menggeleng cepat. “Nggak, aku cuma ngomong sendiri.”

"Kirain lo ngomong sama gue."

Teet....

Teeet....

Tak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Mutia berdiri sambil meneguk minumannya. “Ayo, Wil. Kalau lo bolos sekarang, nanti si cewek pita merah itu bisa bikin drama baru lagi disini.”

Wilona mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Mutia kembali ke kelas. Tapi langkahnya sempat terhenti saat ponselnya bergetar. Notifikasi dari base sekolah Alexandria muncul di layar.

“Anak Baru dari Kampung Kasar! Liat Nih, Dia Dorong Siswi Sampai Jatuh!”

Wilona membuka video itu perlahan. Dalam rekaman, memang tampak seperti dia mendorong cewek tadi, karena video itu sengaja dipotong pas bagian akhir, ketika dia mencoba membantu. Komentar-komentar di bawahnya begitu banyak dan jahat.

“Gue benci banget liat muka tu cewek Bar-Bar.”

“Sok cantik, padahal dari kampung.”

“Kasian Galen, di pelet sama cewek kayak gini.”

Wilona menggenggam ponselnya erat-erat. Dada terasa sesak. Tapi sebelum Mutia bisa melihat reaksinya, dia segera mengunci layar dan menaruh ponselnya ke saku rok nya.

“Lo udah salah cari lawan, Nadia,” katanya pelan

sembari tersenyum Smirk, tadi sebelum pergi Wilona sempat melihat name tag gadis yang menjebaknya yaitu bernama Nadia Gunawan. Nanti saya pulang sekolah dia akan mencari tahu siapa Nadia Gunawan, sekarang dia boleh aja dia tetapi dia tidak akan tinggal diam karena Nadia sudah mempermalukannya di kantin sekolah dan berhasil membuat image nya menjadi buruk di hadapan para siswa lain dan Wilona yakin jika Nadia tidak bekerja sendiri pasti ada seseorang yang sudah memerintahkannya untuk melakukan hal tersebut dan satu orang yang ada di dalam pikiran Wilona saat ini yaitu Tania.

"Eh kok malah bengong sih ayo kita ke kelas."ucap Mutia ketika melihat Wilona melamun.

"Eh sorry ayo kita ke kelas."

"Lo pasti kepikiran kejadian di kantin tadi kan?."

"Nggak juga sih, gue hanya berpikir ternyata di kampung dan di kota sama saja."

"Maksud lo apa?".

"Sepertinya di mana-mana status dan kedudukan sangatlah penting untuk harga diri seseorang, Dan satu hal yang gue tahu, kalau lo kaya lo aman dan kalau lo miskin lo siap-siap aja jadi bahan Bulian para anak-anak orang kaya."

1
Evi Lusiana
jd tania itu wilona y thor?
Yurin y Meme
Membuat saya terharu
Call Me Nunna_Re: makasi kk sudh mampielr🙏 semoga suka
total 1 replies
Call Me Nunna_Re
makasi kk sudh mampir🙏
Tachibana Daisuke
Asiknya baca cerita ini bisa buat aku lupa waktu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!