Saudara Rasa Pacar

setelah penjelasan panjang dari Lucas, Mia akhirnya mengerti alasan Lucas tinggal disini..

dalam hati dia sedikit merasa bersalah, namun mengingat kejadian malam itu.. Mia berfikir mungkin ini merupakan jalan terbaik yang bisa ditempu agar keluarga mereka bisa hidup rukun..

Toh, Lucas juga keliatannya oke oke aja.. batin Mia.

*

"jadi??" Mia menatap Lucas serius. "apa alasan lo ngajak gue kesini?" lanjut Mia berucap.

Lucas menatap ke arah lain, sambil menggaruk tengkuk lehernya, seperti orang bingung.

"hoy!! buruan!!" ucap Mia yang mulai kesal.

"sebenernya..." Lucas berucap ragu. "gue mau minta maaf soal yang kemarin..." tambah Lucas dengan nada pelan.

"ha? apa? ga kedengeran.. suara lo kecil banget..." Mia memekik sambil alisnya berkerut.

"ck!! gue mau minta maaf!" ucap Lucas kesal.

"dih!! ternyata mau minta maaf ke gue?!" Mia menunjukan wajah sombong.

Lucas mengangguk dan menunduk malu.

"yaudah.. mengingat hubungan kita yang dulu dan sekarang.. gue maafin.. tapi lain kali jangan gila lagi!! inget, kita sekarang saudara!.." Mia dengan wajah serius memperingati Lucas.

sekali lagi Lucas mengangguk.

"udah? gitu aja kan?? kalau gitu gue pulang ya..." ucap Mia sambil berdiri. "ntar kalau senggang, kapan kapan gue main lagi kesini sekalian bawain barang-barang lo yang ketinggalan dirumah.." lanjut Mia berucap sambil berbalik ke arah pintu.

"Mia..." panggil Lucas lagi

mendengar suara serius Lucas, Mia menoleh, melirik ke arah pria yang masih duduk di tempatnya itu.

"lo ga ada niatan mutusin Alvaro?" tanya Lucas dengan wajah serius menatap ke arah Mia.

"...." Mia terdiam.

"gue tau lo masih suka sama gue.. gue bisa rasain semuanya... jadi buat apa lo pacarin orang lain cuma buat dijadiin tameng doang?" ucap Lucas penuh penekanan.

"Dih.. PD amat lo!!" ucap Mia sambil menunjukan senyum getir dibibirnya.

"Mia??" panggil Lucas sekali lagi dengan nada yang sangat rendah tapi terdengar jelas di telinga Mia.

Suara yang dulunya biasa Mia dengar saat mereka sedang telponan sebelum tidur..

Suara yang sering memanggilnya, sambil tersenyum, saat mereka selesai bergulat diatas ranjang..

"Mia, di rumah mungkin kita saudara.. tapi disini.. lo bisa jujur tentang perasaan lo.. lo ga harus nyembunyiin perasaan lo dari siapapun.." ucap Lucas dengan nada pelan sekali lagi.

Mia menatap Lucas dalam dalam, sorot mata yang bertemu mengisyaratkan kerinduan dari diri mereka satu sama lain.

"Mia, gue masih bener-bener sayang sama lo.." ucap Lucas berhasil benar-benar membuat benteng pertahanan Mia hancur.

dengan langkah cepat Mia menghampiri Lucas, melemparkan dirinya kepelukan pria yang sudah sangat dia rindukan itu.

dengan tangan terukur, Lucas menerima pelukan Mia, dan bibirnya langsung saja mencium bibir Mia.

seperti sudah sangat berpengalaman, Lucas dan Mia saling melumat bibir satu sama lain, membuat suara kecupan bergema keseluruh ruangan.

disaat yang sama, tangan tangan Lucas yang bergerak bebas mulai menari nari diatas tubuh Mia, seperti mencari jalan untuk mulai masuk dan menyentuh langsung kulit Mia.

seperti pasangan yang baru melepas kerinduan, kedua orang itu tidak menghiraukan kondisi.. mereka bahkan lupa, kalau pintu rumah itu tidak tertutup.

*

Dengan nafas yang tersengal-sengal, Lucas menjatuhkan Mia ke atas kasur yang ada di belakangnya dan dengan cepat langsung menindihnya..

"Mia..." sekali lagi, Lucas memanggil dengan suara yang sama seperti dulu..

dengan pakaian sekolah yang sudah berantakan, Mia mengalungkan kedua tangannya di leher Lucas.

mereka tidak mengatakan apapun, tapi sorot mata mereka lah yang berbicara.

Namun saat Lucas hendak mencium Mia lagi, seekor anjing tiba-tiba saja masuk.

"guukkk.. guukkk... guukkk.." anjing berukuran kecil, dengan lincah langsung saja berlari kesana kemari.

"kyaaa..." Mia berteriak, ketakutan melihat anjing lincah itu.

melihat itu Lucas tidak punya pilihan, dia langsung beranjak dan mengusir anjing itu, tak lupa langsung menutup rapat pintu rumahnya.

Saat Lucas berbalik dan hendak melanjutkan pekerjaan yang tertunda lagi.

Dia melihat Mia sudah berdiri, dan merapikan pakaiannya.

"sudah??" tanya Lucas dengan tatapan kecewa.

dengan senyum Mia mengangguk.

"eh.. ga bisa gitu dong.." Lucas menghampiri Mia, hendak menciumnya lagi, tapi Mia langsung menolaknya.

"Lucas, kita sudah sepakat..." ucap Mia sambil memegangi dan mendorong bibir Lucas.

Lucas melepaskan tangan Mia. "yaa. tapikan sekarang beda.." Lucas mencari alasan.

Mia menggelengkan kepalanya.. "sama kayak malem itu, anggap aja kali ini gue yang khilaf.."

"ya kalau gitu selesain dulu.."

mendengar itu mata Mia langsung membelalak..

"heh!! sebelumnya kita udah sepakat yaa buat jadi saudara.. saudara gila mana yang berhubungan badan!!" ucap Mia marah.

mendengar itu Lucas memanyunkan bibirnya.

"udah!! ga usah sok sedihh.." Mia berjalan ke arah pintu. "gue mau pulang.. ntar keburu malem, keburu mama sama ayah pulang.."

mendengar itu Lucas menghela nafas panjang, mengalah. "yaudah.. gue bakal lepasin lo sekarang.. lo boleh pulang.."

Mia melirik ke Lucas dengan wajah keheranan.

sialann!! berarti niat lo dari awal ngajak gue kesini memang mau... Mia kehabisan kata-kata.

"tapi inget pesen gue.. putusin Alvaro.."

Mia mendengar tapi tidak menjawab, dia sibuk memasang sepatu.

"Mia.. lo denger ga?" tanya Lucas lagi. "pokoknya besok gue mau denger berita kalau lo putus.. ga mau tau gue.." lanjut Lucas berucap.

Setelah selesai menggunakan sepatunya, Mia berdiri, menatap ke arah Lucas.

"Lucas, sebagai saudara yang baik.. lo ga seharusnya ngatur hubungan percintaan gue.. mau gue pacaran dengan siapa juga, ga ada hubungannya dengan lo.." ucap Mia membuat Lucas seketika langsung kesal.

"Mia....." Lucas ingin mengoceh panjang, namun Mia yang sudah bersiap dari tadi langsung saja membuka pintu dan keluar dari rumah tanpa memperdulikan Lucas yang mengoceh.

...****************...