Ketika cinta terhalang oleh strata sosial. Maka memilih mencintaimu dalam diam adalah caraku.
Akankah semuanya berakhir bahagia? Atau hanya sebuah penantian yang sia-sia belaka.
Jika mencintaimu adalah sebuah dosa, maka biarkan aku tenggelam dalam dosa tersebut.
Kalia, seorang gadis yatim yang berjuang keras dalam hidupnya, dicintai seorang pria bernama Damar dengan jabatan seorang Letnan Kolonel yang berasal dari keluarga kaya raya.
Namun cinta mereka terhalang oleh sebuah dinding kokoh, yaitu Kasta kehidupan.
Akankan mereka dapat bertahan? Atau sebaliknya. ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sindiran
Kalia bersiap akan ke sekolah. Semua bahan dagangannya sudah ia bawa dalam tiga buah wadah toples persegi panjang ukuran besar.
Sore nanti, ia akan menjemput sang ibunda, dan itu sudah tak sabar, sebab selama beberapa hari ini, ia sangat kesepian tinggal sendurian.
"Waah, anaknya Bu Yatmi mau berangkat ke sekolah ya. Dagang donatnya yang laris ya, biar malam gak dagang apem," sindir Susi dengan nada cibiran.
Ia sangat senang sekali melihat kesulitan hidup orang lain, dan merasa jika sebaiknya hidup Kalia susah terus, dan jangan ada yang menyainginya untuk saat ini.
"Assalammualaikum, Bu Susi. Makasih doanya, ya. Semoga dagangan Kalia laris manis," sahut sang gadis, tak ingin menaggapi celotehan dari wanita itu, yang mana kerap kali terus menyindirnya.
"Waalaikum salam," jawab Susi dengan ketus, sebab pancingannya kali ini gagal, karean Kalia menanggapinya dengan kalimat yang tenang.
Gadis itu mengendarai motornya, melaju dengan kecepatan yang stabil, sebab ia harus berhati-hati.
Setibanya didepan pintu gerbang, Wina, Wisel dan juga Ahyana sudah menunggunya. "Buruan, Kal, laper," Wisel menyambut gadis itu, dan tak sabaran mengambil toplesnya.
Ia membuka tutupnya, dan mengambil pesannya, serta dua potong bakwan sebagai teman nasi uduknya. Hal yang sama dilakukan oleh Wina dan Ahyana.
"Kal, bakwanmu enak banget, garing diluar, lembut didalam," puji Wina sembari mengunyah camilan tersebut.
"Iya, kamu udah punya modal skill, tinggal mengasah dan juga tambahan modal. Gak perlu jadi pekerja kantoran, jadi pengusaha aja," Ahyana menimpali.
"Iya, kamu udah berbakat dibidang makanan," Wisel membenarkan.
"Terimaksih atas dukungan kalian semuanya. Semoga kelak kita sukses semuanya," ucap Kalia dengan wajah sumringah. Mendapatkan teman yang baik saja sudah merupakan rezeki yang sangat disyukuri.
Saat bersamaan, Jena datang dengan menaiki motor baru dan sengaja berhenti didepan Kalia yang sedang melayani para siswa untuk membeli dagangannya.
"Ya ampun, Kal. Hari gini jualan gorengan dan donat, kapan kayanya," sindir gadis itu, sembari mengibaskan rambutnya, dan riasan diwajahnya seolah seorang artis yang tidak wajar jika berada disekolah.
"Eh, tante, yang penting Kalia dagangan halal, sedikit tapi berkah, hargai usaha orang lain," balas Wisel yang merasa geram, sebab ia tak rela jika ada orang lain yang menghina sahabatnya.
"Iya, apaan, sih? Sok yes banget," Wina ikutan sewot.
"Udah, biarin aja. Ingat kata kiasan, Anjing menggonggong, kafilah berlalu," Ahyana mencoba menenangkan rekan-rekannya sembari mengunyah bakwan tersebut, dan tanp sadar sudah menghabiskan lima buah.
"Sialan, kau sudah menyamakan aku dengan anjing?" wajah Jena memerah. Ia hendak turun dari motor, dan menjambak Ahyana yang sudah menyindirnya.
"Cih, nyindir mau, disindir balik ngamuk," Wisel ikut geram. Hal itu membuat Jena semakin geram.
Saat ia akan turun, tiba-tiba Kinoy turun dari mobil dan melerai pertikaian yang sedang terjadi.
"Stop! Ada apa ini ribut-ribut?" wanita itu berusaha menenangkan siswanya yang hampir baku hantam.
Mereka tersentak kaget dengan kehadiran Ibu Kepala Sekolah yang tiba-tiba saja muncul dibelakang mereka. Kemudian mereka merundukkan kepalanya.
"Si Jena, Bu yang mulai. Dia menghina Kalia karena dagang gorengan," Wisel buka suara.
Kinoy menatap Jena yang saat ini memasang wajah angkuh. "Iya. Lagian kenapa juga dia jualan disekolah. Disini sudah ada kantin. Mau merusak usaha orang saja," Jena membela dirinya.
Wanita berkacamata baca dengan tinggi seratus enam puluh tiga itu mendenguskan nafasnya dengan berat. "Jena, ini sekolah SMK, dan disini ada jurusan tata boga juga. Meskipun Kalia mengambil Akuntansi, tetapi itu sangat berhubungan satu sama lain. Lagipula apa salahnya Kalia berjualan, yang terpenting tidak saat jam pelajaran."
Jena memutar bola mata malas. Ia sangat kesal pada sang Kepala Sekolah, yang mana terlihat jelas memihak pada Kalia.
"Terserah," sahutnya tanpa etika dan adab pada orang yang lebih tua.
Kinoy mencoba menahan rasa kesalnya, dan bersikap tenang, saat melihat Jena memilih masuk ke dalam gerbang sekolah.
"Sudah, kalian masuk, sebentar lagi bel berbunyi, hindari pertikaian, sebab hanya akan menambah masalah," pesan Kinoy pada siswanya.
"Iya, Bu." sahut mereka patuh, lalu membubarkan diri.
"Kal, tunggu," cegah Kinoy saat melihat Kalia hendak naik keatas motornya.
"Iya, Bu."
"Kamu kenapa dagang didepan gerbang?" tanyanya dengan penuh selidik.
Sesaat gadis itu terdiam. Ia mengingat pesan ibu Suri, agar tidak.lagi berdagang didalam kelas.
"Tidak apa-apa, Bu. Teman-teman udah nungguin saya digerbang, gak sabar ingin membeli," sahutnya dengan senyum ramah.
"Oh, baiklah. Kalau kamu menemukan masalah, jangan sungkan cerita ke ibu, ya," ucapnya dengan tegas.
"Iya, Bu. Terimakasih, ya." sahutnya dengan sopan.
Kinoy mengangguk ramah, lalu kembali ke mobilnya.
Dagangan Kalia tinggal satu toples lagi. Mungkin ia akan menunggu pembeli lainnya, sembari menanti bel berbunyi.
Saat bersamaan, seseorang yang berada dikejauhan sedang mengintainya. Sosok pria berpakaian serba hitam yang lengkap dengan helm menutup seluruh kepalanya terus saja mengamati tiap gerak-geriknya.
Terlihat ia mengirimkan sebuah pesan bergambar dan juga video kepada seseorang sebagai laporan tentang tugas yang sedang dijalani.
Sementara itu, Kalia sedang sibuk melayani temen siswanya yang membeli dagangannya, hingga habis tanpa sisa.
Kemudian bel berbunyi, dan sang gadis bergegas masuk kedalam gerbang sekolah.
****
Yatmi sudah tidak ingin berlama lagi tinggal diklinik. Ia tak ingin segera pulang, sebab tagihan biayanya pasti akan membengkak.
Setelah berdebat dengan petugas kesehatan, akhirnya ia diperbolehkan pulang, setelah mendapatkan pemeriksaan yang intensif.
Berbekal uang yang diberikan oleh puterinya, ia memesan ojek online yang meminta tolong untuk dipesankan pada perawat yang sedang bertugas.
Rasanya ia sangat tak sabar ingin segera kembali berkumpul dengan Kalia.
Setelah mengemasi semua barang-barangnya, ia pulang dengan perasaan campur aduk.
Ia masih memikirkan biaya yang menggunung, dan ternyata sudah dilunasi oleh seseorang yang ia tidak tahu itu siapa, sebab identitasnya dirahasiakan.
Setelah beberapa saat, ia tiba didepan rumah, dan terlihat para ibu-ibu sedang duduk bergosip, meskipun sebenarnya saat begini adalah jam untuk berberes rumah, tetapi mereka memilih untuk bergosip ria.
Melihat kepulangan Yatmi, mereka memasang senyum palsu. Wajah penuh kemunafikan, menyembunyikan perasan hasad mereka yang sesungguhnya.
"Sudah sehat, Mbak Yatmi?" sapa ibu Susi dengan wajahnya tersenyum datar.
"Alhamdulillah, Bu. Sudah diijinkan pulang," sahut Yatmi, setelah membayar uang ojeknya.
"Syukurlah," sahut Bu Ratna, yang mana saat itu juga tergabung dalam genk gosip komplek.
Susi masih dengan wajah julidnya. Tatapannya sangat sinis, seolah merasa tidak senang bila bertetangga dengan Yatmi, entah apa yang didengkikan-nya.
"Baguslah, Bu Yatmi cepat pulang. Biar bisa mengontrol si Kalia yang sudah sangat liar dalam bergaul!" sindir Bu Susi dengan wajah tak senangnya.
Sontak saja hal itu membuat Yatmi tersentak kaget. Ia merasa jika ucapan Bu Susi mengandung makna fitnah pada puterinya.
kan si mariana ini emosian bget sihh nnti anak2 nya g mai sama dia nnti nagis darah
wis tgu aja nasib mu di jauhi anak mu
bu yatmi meski sederhata tp mendidik dgn penuh kasih sayang dan cara didik nya g kaleng2
karam mana yg akan di tuai 🤭
terhura aku kak 😭
seorang ibu yg di pisahkan dgn putranya slm berpuluh th hadehh 😢😢😢
kn mariana dan yatmi sama-sama melahirkan ,,, tp anak nya mariana meninggal dan yatmi pendarahan melahirkan si damar ,,, akhirnya si damar di ambil sama feernando buat gantiin anak nya yg meninggal ❓🤔
jd bingung aku 🤔🤔🤔❓❓
baru jg tuh congor nya susi ngehina bu yatmi dan kalia ,,, eeee tiba-tiba anak nya pulang ma laki nya bu suri dan parah nya di labrak donk di rumah nya 🤣🤣🤣
jalang teriak jalang 🤣🤣🤣🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️