KASTA CINTA (Mencintaimu Dalam Doa)
Seorang gadis berusia enam belas tahun sedang menyiapkan sebuah kantong kresek berwarna hitam.
Ia sedang menyusun tiga toples berukuran besar yang masing-masing toples berisi nasi goreng dalam wadah mika, toples kedua isi gorengan, toples ketiga isi donat.
Gadis itu sudah mencatat dalam list diponselnya, yang mana sudah tergabung dalam group WA para siswa kelas 1 SMK Harapan.
Ponsel android dengan model lama dan ram 2 yang ia manfaatkan untuk mencari pundi-pundi uang sembari bersekolah.
Ia mengenakan sepatunya. Terlihat robekan diujung sepatunya sudah mulai membesar, tetapi ia bekum memiliki uang untuk menggantinya, sebab Yatmi sang ibu hanya bekerja sebagai pedagang kue yang dititikan diwarung-warung, dan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka mereka.
Gadis itu sedang mengumpulkan pundi-pundi uangnya untuk membeli sepatu baru, dan juga keperluan sekolah lainnya, setidaknya ia tak membebani sang ibunda.
"Bu, Kalia pergi sekolah." gadis itu mencari sang ibunda yang masih sibuk didapur, mebersihkan sisa peralatan yang kotor dari saat memasak tadi.
Keduanya harus bangun pukul tiga pagi, untuk mempersiapkan segalanya.
Yatmi mengeringkan tangannya menggunakan daster yang dikenakannya. Lalu menyambut tangan puteri satu-satunya yang ingin menyalimnya.
"Hati-hati ya, Sayang." ia mengecup ujung kepala Kalia, lalu mendoakan yang terbaik untuk sang gadis.
"Iya, Bu. Jaga kesehatan, jangan terlalu capek," pesannya pada Yatmi. Kemudian ia meninggalkan rumah mereka yang terbuat dari papan dan berlantaikan semen.
Sebuah sepeda motor matic butut menjadi alat satu-satunya untuk ia pergi menempuh sekolah yang berjarak enam kilo meter dari rumahnya.
Ia mengendarai motor dengan sangat hati-hati, dan berharap tidak terlambat kesekolah, sebab gerbang akan ditutup dan tidak diperbolehkan untuk masuk.
Setibanya disekolah. Bel baru saja berbunyi. Ia bergegas menuju parkiran, dan hatinya merasa lega, sebab tidak terlambat.
Setelah memarkirkan motor, ia menuju kelas sembari menenteng barang dagangan yang sudah ada pemesannya.
Saat melintasi kantin, ia mendapatkan tatapan sinis dari ibu kantin, sebab menganggap Kalia adalah saingan, dan ini mengurangi pendapatan mereka, meski kenyataannya tak begitu, sebab jumlah siswa yang cukup banyak.
"Kalia, pesanan ibu ada?" seorang wanita berhijab segitiga dengan warna coklat muda datang menghampirinya.
Ia menggunakan kacamata dan pakaian seragam setelan. Wajahnya cantik, dengan tatapan kharisma yang memperlihatkan sebuah kewibawaan.
"Eh, Bu Kepsek. Ini ada, Bu." jawab Kalia. Ia membuka kantong plastik, dan menyerahkan satu toples segiempat yang berisi 50 buah donat dengan ragam toping.
"Ini uangnya," wanita yang tertulis nama Kinoy dipin depan dadanya itu menyerahkan uang seratus ribu rupiah.
"Wah, kembaliannya dua puluh lima ribu lagi belum ada, Bu. Nanti jam istirahat saya antar, ya," ucap sang gadis, sembari mengikat kantong kreseknya.
"Sudah, ambil saja buat kamu. Lagian harga satu seribu lima ratus dengan topping sebagus ini bakal rugi kamu," jawabnya, menolak kembalian dari siswanya tersebut.
Ia tahu, jika kehidupan Kalia kurang beruntung dibanding dengan rekan siswa lainnya. Namun, ia melihat jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh siswanya itu sangat besar, sehingga membuatnya berinisiatif untuk selalu memesan dagangan sang gadis, sebagai bentuk dukungannya.
"Terimakasih, Bu. Murah rezeki," sahut Kalia penuh syukur.
"Iya, sama-sama. Lagipula, dari pada beli diluar, mending beli sama kamu. Semangat belajarnya, ya," pesan wanita itu pada siswanya.
Kalia menganggukkan kepalanya, lalu keduanya berpisah.
"Kalia, buruan, laper--nih, belum sarapan." teriak Wina dari depan kelas. Sedangkan Ahyana dan Wisel ikut menantinya didepan kelas.
"Iya, sabar." Kalia setengah berlari menghampiri ketiganya. Bagaimanapun, mereka adalah pelanggannya yang setia. Mereka pesan nasi goreng dengan topping telur dadar, harga yang dibuatnya berkisar lima ribu hingga delapan ribu, tergantung porsinya.
"Kuy--lah. Belum sarapan ini." ketiganya mengekori Kalia kedalam kelas.
"Nih, pesanan kalian, yang porsi full," Kalia menyodorkan mika berisi nasi goreng kepada ketiganya, dan membayarnya.
"Kal, download applikasi dompet digital, biar enak bayarnya," ucap Wina, sembari mengunyah nasi gorengnya.
"Iyaz kita jarang bawa uang cash," sahut Wisel, yang mencomot potongan telur dadar dan suwiran daging ayam goreng.
"Iya, nanti aku instal," sahutnya, sembari melayani siswa lain yang membeli gorengannya, dan juga nasi goreng porsi kecil. Dalam sekejap, dagangannya ludes tanpa sisa.
Tak berselang lama, tanda jam pelajaran akan dimulai telah tiba. Terdengar suara langkah kaki seorang guru Bahasa Indonesia yang menuju ke dalam kelas.
Para siswa kembali kebangku masing-masing, dan menyimpan sebagaian makanan yanh belum sempat mereka makan.
****
Hari menunjukkan pukul empat sore. Para siswa membubarkan diri. Kalia bergegas menuju parkiran, dan ia menolak ajakan Wina, Ahyana dan Wisel yang akan pergi berbelanja ke kota, sebab ia masih ada keperluan lain unruk membeli bahan makanan untuk dagangannya esok.
Motor bututnya melintasi jalanan beraspal. Tujuannya adalah sebuah toko grosir, sebab disana harga lebih murah, untuk menekan biaya pengeluaran modal, dan menghasilkan untuk yang sebesar-besarnya, sebab itu adalah prinsip pelaku usaha.
Ciiiiiiittt
Tiba-tiba saja sebuah mobil yang melaju kencang menyerempetnya dari arah belakang.
Braaaaaak
Motor hilang keseimbangan, hingga membuat gadis itu harus tersungkur ketepi jalan, dan membuat toples dagangannya mengalami pecah.
Tak hanya itu, ujung sepatunya yang robek semakin membesar, serta luka lecet dibagian lutut dan sikunya.
Mobil itu berhenti mendadak, lalu keluar seorang wanita berpakaian rapih, wajahnya cantik, dan penampilannya sangat elegan, menandakan ia seorang wanita kaya.
Ia berjalan menghampiri sang gadis, lau berkacak pinggang. "Dasar, sudah miskin banyak tingkah! Kau sudah buat mobil depan saya lecet! Kamu harus tanggungjawab dan ganti rugi!" hardiknya dengan sangat kasar.
Bahkan tak sedikitpun rasa iba diwajahnya, dan membuat Kalia tersenyum miris.
Gadis itu menegakkan motornya, meski rasa sakit masih mendera tubuhnya, dan berusaha mengabaikan ucapan sang wanita yang menyayat hati.
"Kau tuli--ya?! Lihat mobil saya lecet! Kamu harus ganti! Jika tidak, saya akan menjebloskanmu ke penjara!" ancam sang wanita.
Kalia menoleh ke arah wanita arogan tersebut. Ia merasa jika sikapnya terlalu angkuh.
"Ibu yang menabrak saya, dan ibu pula yang ribut. Setidaknya ibu malu dengan penampilan ibu, terlihat saja orang kaya, namun miskin adab," sahut Kalia dengan ketus.
"Dasar lancang! Gadis miskin, tidak berpendidikan!" makinya dengan kasar.
Kalia mencoba meredam emosinya, dan memilih untuk menaiki motornya.
Wanita itu mencoba mencegahnya dan ingin menamparnya, tetapi Kalia menangkisnya dengan cepat, lalu menepisnya kasar.
"Ibuku tidak pernah mengasariku, dan tangannya hanya membelaiku dengan cinta, lalu anda dengan lancang ingin menamparku? Itu tidak akan pernah ku biarkan!" jawabnya dengan tatapan tajam, lalu meninggalkan wanita angkuh itu dengan hatinya yang hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf Yuli a
aku juga mampir Thor.... selamat dah netes lagi.... novel baru mudah-mudahan sukses...🥳🥳🥳
2025-08-28
4
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
waah ada kak Yatmi dan Kaliaa disini 🥳🥳 weeeyyy bociiilll.. kak Siti dah kasih sesuai rekwesan mu niih 😚
2025-08-28
1
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
nama tokohnya, dicomot dari nama reader kak Siti semua 👏👏👏🥳🥳
2025-08-28
2