Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 Setuju.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya seperti biasa yang akhirnya Tavisha pulang kerumahnya kembali. Tavisha keluar dari mobil dan sudah melihat ada mobil yang pernah dia lihat yang pasti mobil siapa lagi jika bukan mobil Kastara.
Tavisha memejamkan mata dengan menghela nafas yang sepertinya dia sudah tahu apa tujuan itu pria itu datang ke rumahnya.
"Assalammualaikum!" sapa Tavisha yang sudah memasuki rumah dan sesuai dugaannya Kastara sudah ada di sana bersama dengan Widya.
"Walaikum salam, kamu sudah pulang. Nak?" tanya Widya yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.
"Ayo duduk!" ajak Umi.
Tavisha menghela nafas yang tampak terpaksa harus menghampiri ruang tamu dan dia melihat ke arah Kastara sebentar.
"Tavisha Umi sudah menyampaikan kepada beliau jika kamu menyetujui pernikahan itu," ucap Umi.
Tavisha hanya diam yang tidak memberikan respon apapun. Pada akhirnya telah mengambil keputusan setelah melakukan sholat istikharah dan menurut Tavisha pasti pesan yang diambil merupakan petunjuk dari yang maha kuasa. Tavisha menyatakan persetujuannya kepada Widya. Widya menghubungi Kastara yang menyuruhnya datang ke rumah mereka.
"Jika memang pernikahan ini adalah jalan terbaik agar tidak terjadi fitnah dan dosa. Maka jika Tavisha sudah mengambil keputusan untuk menyetujui semuanya. Maka saya sebagai ibu juga setuju dengan hal ini yang terpenting ini menjadi kebaikan untuk kalian berdua," ucap Widya.
"Baiklah kalau begitu saya akan mengurus seluruh pernikahannya dan sampai semuanya selesai," sahut Kastara dengan simple.
"Menikah bukan hanya berdasarkan menikah saja, banyak hal yang harus dilalui dalam proses pernikahan. Aku tidak akan ikut denganmu sebelum sah menjadi istrimu!" tegas Tavisha.
"Sepertinya kamu tidak sabaran untuk menjadi istriku sehingga mendesak ku seperti itu....!" goda Kastara.
"Jangan salah paham, apa yang aku lakukan lagi-lagi hanya untuk menjaga kehormatanku!" tegas Tavisha.
"Nak. Benar apa yang dikatakan putri saya. Menikah bukan hanya langsung menikah saja, tetapi banyak hal yang harus dilakukan sebelum pernikahan," sahut Widya yang pasti tidak ingin putrinya sembarangan menikah begitu saja.
"Saya tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti ini dan itu dalam proses pernikahan. Sudah jelas kenapa saya memilih untuk menikahi dia yang pasti agar dia bisa merawat teman saya dan tidak sesuka hatinya yang keluar masuk dari kediaman saya!" tegas Kastara.
"Apa itu artinya kamu ingin pernikahan ini di adakan secara sederhana saja?" tanya Widya.
"Jika memang dia ingin pernikahan yang diadakan secara mewah atau ala-ala Negeri dongeng, maka itu juga tidak masalah bagi saya. Saya memiliki banyak uang untuk mengatur semua itu. Tetapi bukankah hanya dengan satu hari maka semua bisa diselesaikan," ucap Kastara.
"Tidak perlu, menikah secara sederhana saja," sahut Tavisha yang menurutnya memang lebih baik seperti itu daripada harus menikah secara mewah yang pastinya banyak mengundang orang-orang dan Tavisha belum siap dengan mendapatkan beribu pertanyaan dari lingkungan pekerjaannya.
"Baiklah!" sahut Kastara dengan mengangkat ke-2 bahunya.
Widya yang tidak bisa mengatakan apa-apa yang kembali lagi dia hanya menyerahkan semua kepada putrinya yang pasti semua ini putrinya yang menentukan.
****
Tavisha berada di dalam kamar dengan kepalanya yang berada di paha Widya, sejak tadi Widya mengusap-usap pucuk kepala Tavisha.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri," ucap Widya yang pasti sangat sedih akan ditinggal anak gadisnya.
"Umi akan sendirian untuk beberapa waktu. Tapi Tavisha janji akan berusaha untuk berulang kali pulang ke rumah agar Umi tidak kesepian," ucapnya yang pasti berat hati meninggalkan wanita yang selama ini hidup bersamanya.
"Tavisha ketika kita sudah menjadi seorang istri, maka sekarang langkah kita tertuju pada imam kita. Kamu hanya boleh mengikuti imam kamu. Umi tidak mempermasalahkan yang ditinggal sendirian di rumah ini dan lagi pula ada Bibi. Ini adalah resiko sebagai seorang Ibu yang memiliki anak perempuan dan suatu saat nanti kamu juga akan merasakan hal ini, karena seorang ibu perlahan akan mengikhlaskan putrinya dipinang oleh laki-laki lain," ucap Widya dengan bijak.
"Tapi bagaimana Tavisha menghadapi pernikahan ini. Tavisha tidak tahu harus memulai dari mana. Pernikahan ini ada hanya karena keinginan beliau yang menahan Tavisha untuk terus menjadi Dokter temannya. Tavisha tidak terlalu mengenalnya dan Tavisha tidak tahu harus memulai dari mana untuk berbaur dan menyesuaikan diri," ucapnya dengan kebingungan.
"Kamu jangan khawatir semua akan berjalan dengan seiring waktu, kamu akan mulai terbiasa dengan suasana kehidupan yang baru dan Umi percaya bahwa dia juga akan memperlakukan kamu dengan baik," ucap Widya.
"Kenapa Umi sangat yakin, sebelum menikah saja dia berkata sangat kasar dan suka kasar kepada Tavisha, keras kepala dan semua kemauannya harus dituruti yang sesuai dengan keinginannya dan tidak membiarkan Tavisha mencelah atau protes," ucap Tavisha.
"Dengan cara keputusan yang telah beliau ambil dengan menikahi kamu untuk menjaga kehormatan kamu sudah menjelaskan bahwa pria itu adalah laki-laki yang baik," jawab Ratih.
"Apa itu bisa menjamin?" tanya Tavisha yang tidak yakin.
"Kamu harus percaya kepada Umi, jika semua niat baik kamu akan terbalaskan dengan niat yang baik juga. Umi tahu ini adalah awal yang sangat berat untuk kamu, tetapi Umi percaya kamu mampu hadapi semua ini dengan baik," ucap Widya meyakinkan Tavisha.
Tavisha tidak merespon apapun lagi yang pasti hanya berharap apa yang dikatakan Widya benar apa adanya.
*****
Hari pernikahan.
Tavisha dan Kastara akhirnya tiba di hari pernikahan mereka. Pernikahan itu hanya diadakan secara sederhana. Di adakan salah satu masjid yang hanya mengundang kerabat dekat Tavisha dan bahkan Kastara hanya datang seorang diri sebagai mempelai pria tanpa ditemani oleh siapa-siapa yang memang semua syarat pernikahan ada pada wanita yang sudah dilengkapi.
Niat tidak niat dalam menikahi wanita yang mungkin tidak ada di dalam kamus Kastara, pada kenyataannya pria itu sangat tampan hari ini menggunakan setelan berwarna putih. Wajahnya yang terlihat biasa begitu sangat dingin dan sekarang tampak berkarismatik dan terlihat jelas aura pengantin di wajah tampan itu.
Pria itu biasanya sangat santai dalam menghadapi apapun, berbeda saat ini yang mana ketika beliau duduk di depan penghulu terlihat sangat gugup dengan beberapa kali menelan ludah dan bahkan tampak keringat di bagian dahinya.
Pengantin wanita belum berada di sisi Kastara sebelum pria itu melakukan proses ijab kabul yang disaksikan sekitar 50 orang di dalam masjid tersebut yang pasti tidak ada satupun rekan-rekan Tavisha dari rumah sakit yang memang tidak mengetahui bahwa Dokter cantik itu hari ini akan menikah.
"Apa sudah bisa kita mulai?" tanya penghulu.
"Silahkan," jawab Kastara yang berusaha untuk tenang padahal dari suaranya terdengar sangat bergetar.
"Baiklah kalau begitu kita mulai saja!" penghulu tersebut mengulurkan tangannya yang berjabat tangan dengan Kastara.
"Saya nikahkan engaku Kastara bint Adimayu dengan Tavisha Khansa Fariska bint Suryono dengan Mas kawin emas 250 gr dan seperangkat alat sholat dibayar tunai,"
"Saya terima nikahnya Tavisha Khansa Fariska bint Suryono dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"
"Bagaimana saksi?"
"Sah!"
"Sah,"
"Alhamdulillah!"
Penghulu memimpin doa dengan sahnya pernikahan antara kedua pasangan itu. Akhirnya Tavisha resmi menjadi istri Kastara pasti keduanya tidak menyangka jika mereka akhirnya disatukan dalam ikatan suci pernikahan.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini