NovelToon NovelToon
The Book

The Book

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ziudith Clementine, seorang pelajar di sekolah internasional Lavante Internasional High School yang baru berusia 17 tahun meregang nyawa secara mengenaskan.
Bukan dibunuh, melainkan bunuh diri. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar asramanya.
Namun kisah Ziudith tak selesai sampai di sini.

Sebuah buku usang yang tak sengaja ditemukan Megan Alexa, teman satu kamar Ziudith berubah menjadi teror yang mengerikan dan mengungkap kenapa Ziudith memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan dia!

"Sesekali dia tersenyum ketika disapa siswa yang mengenalnya. Ketika sudah sampai di bangunan besar berisi banyak buku, dia bersiul santai masuk ke dalam sana. Dia menganggap perpustakaan adalah tempat favoritnya. Tempat di mana dia bisa melakukan apapun yang dia mau tanpa khawatir ketahuan orang lain. Langkahnya ditujukan pada rak buku tinggi di sebelah ujung ruangan. Dia ingin mengambil bacaan favoritnya, menyalurkan hobi tidak normalnya di sini."

"Tangga yang biasa dia pakai untuk meletakkan dan mengambil kembali buku-buku yang dia sembunyikan di antara buku tebal lain di rak, ternyata sudah rusak. Salah satu penyangganya telah kehilangan fungsi untuk menahan beban. Sayangnya, dia tidak menyadari hal itu. Keinginannya untuk segera membaca buku favoritnya lebih besar daripada memastikan keselamatannya sendiri."

"Dan ketika dia sudah berada di pijakan paling atas, anak tangga itu langsung lepas dari pengaitnya. Dia terkejut, namun sigap melompat dengan berpegangan pada rak di depannya lebih dahulu. Dia tersenyum senang kala bisa mendarat mulus ke lantai meski kakinya terasa ngilu. Dengan bibir tersungging ke atas, dia hirup aroma buku favoritnya. Namun dia dikejutkan dengan suara berdecit di belakangnya. Sebelum dia menghindar, rak besar dari kayu itu jatuh menimpa dirinya. Wajahnya merah padam menahan sakit, suaranya seperti tikus terjepit. Hanya bisa membuka mulut tanpa ada suara yang keluar karena yang tertimpa adalah dada, perut, dan kakinya. Dia berusaha bergerak tapi sulit. Semua anggota tubuhnya tertimpa benda besar tersebut tanpa ampun. Di bagian akhir pertunjukan, ada rak lain yang bergerak ikut roboh seperti memang di atur untuk menghantarkan dia ke neraka. Dia terjepit dua tumpuk rak kayu besar dan tangannya masih memegang buku kesukaannya. Ah, aku rasa dia akan melanjutkan hobi membacanya dengan berendam di lava panas di dalam kuburnya. Happy reading pecundang!"

Begitulah yang Arkana ingat tentang kematian kedelapan. Bukan dari kelasnya memang, lagi-lagi dari kelas Swiss. Arkana sampai berpikir jika anak-anak kelas Swiss punya masalah hidup lebih banyak dibanding siswa dari kelas lain.

Mengingat bagaimana orang yang dimaksud The Book menindas Ziudith, mencemarkan nama Ziudith hingga semua orang berpikir yang tidak-tidak tentang gadis berkacamata itu, Arkana memang tidak sudi untuk memperingati siapapun yang ditargetkan The Book. Masa bodoh! Kehilangan satu orang menjijikan seperti itu tidak akan membuat dunia berkabung terlalu lama.

"Kenapa kau tidak mencari tahu siapa yang dimaksud buku itu?"

Ini siang hari. Semua siswa beristirahat dan menghabiskan waktu di kantin sekolah. Tidak terkecuali Megan dan Arkana. Mereka sengaja memilih waktu istirahat untuk membahas tentang target The Book. Belakangan ini mereka selalu tampak bersama.

"Jujur saja, Megan. Kali ini aku tidak peduli dengan si brengsek yang dimaksud The Book. Kau tau, orang itu seperti punya penyimpangan seKsual. Untuk apa dia mencari masalah dengan menyembunyikan buku poRno di perpustakaan jika principal saja membebaskan kita menggunakan ponsel ketika sudah berada di asrama."

"Mungkin dia takut ketahuan orang lain tentang hobinya. Ingin selalu dianggap anak baik kutu buku yang tidak pernah mencari masalah dengan orang lain." Senyum Megan terukir.

"Ya.. Ucapanmu itu terdengar masuk akal. Dia takut ketahuan memiliki hobi tidak normal. Misalkan dia punya teman sekamar seperti ku, aku pastikan dia akan kehilangan alat reproduksinya!"

Megan tertawa. Ini tawa pertama yang dia perlihatkan pada Arkana setelah mereka mengenal The Book. Arkana membeku beberapa detik melihat ekspresi yang nyaris tak pernah dia lihat selama ini oleh Megan. Sambil menikmati 'snow white' menyelesaikan tawanya, Arkana mengambil botol di depannya dan meneguk apa yang tersimpan di dalam botol.

"Beberapa menit lagi apa yang dituliskan di sini akan menjadi kenyataan. Kau mau ke perpustakaan untuk mengucapkan selamat tinggal pada si pecundang itu?" Arkana bertanya sambil menunjuk buku bersampul coklat usang.. The Book!

"Aku tidak suka keramaian, Ar. Jika mau abai kita harus melakukannya dengan totalitas. Biarkan saja."

"Baiklah. Tapi kebersamaan kita harus berakhir sampai di sini, sekarang aku harus kembali ke kelas, aku harus menyiapkan esai yang semalam tidak sempat aku kerjakan karena menemani mu hingga dini hari. Aku ingin menemani mu lebih lama di sini tapi tugasku juga tidak bisa selesai dengan sendirinya. Jadi--"

"Pergilah. Kau terlalu banyak bicara, Ar. Tinggal bilang jika kau mau pergi. Tidak usah berbelit-belit seperti itu."

Arkana terkekeh. Dia ingin mengacak rambut Megan tapi tentu tidak dia lakukan. Memangnya dia siapanya gadis itu?

Yang sebenarnya Arkana lakukan adalah menuju ke perpustakaan. Dia menatap ke setiap penjuru ruangan penuh buku itu untuk mencari siapa sebenarnya si brengsek yang punya hobi tidak normal di sekolahnya. Sulit memang menemukan siapa yang The Book maksud karena di sana tidak menyebutkan ciri-ciri orang tersebut kecuali kegemarannya membaca buku pOrno.

"Lelaki dengan muka polos berkacamata dari kelas Swiss. Sepertinya aku tahu siapa orangnya."

Kaki Arkana menuju ke arah lelaki yang saat ini mendekati tangga. "Aku sarankan kau tidak melakukan hal itu." Suara Arkana mengagetkan lelaki berkacamata itu.

"Uriel." Arkana membaca tag name di dada lelaki itu.

Yang dipanggil memandang Arkana dengan tatapan bertanya. "Ada apa? Apa kita saling mengenal sebelumnya?"

"Ck. Aku bahkan tidak sudi mengenal orang seperti dirimu. Berpura-pura polos untuk menutupi kebusukan yang kau simpan, kau pikir malaikat akan mengampuni mu semua perbuatan yang---"

Braaaaaaak!

Belum sempat Arkana melanjutkan ucapannya. Sebuah rak buku besar yang ada di samping pintu masuk terjatuh menimbulkan bunyi berisik yang mengagetkan Arkana dan siapa saja yang berada di perpustakaan.

"Oh shit! Kenapa malah rak sebelah sana yang jatuh?! Atau jangan-jangan..."

Arkana berlari menuju rak yang terjatuh. Ada siswa yang terjepit rak besar di sana. Arkana mengacak rambutnya kasar.

"Sial! Jadi kamu si mEsum itu?? Kau membuat ku malu karena memarahi orang yang salah!! Brengsek!! Mau mati pun masih saja menyusahkan orang lain!!"

Ya. Arkana salah orang! Dan sekarang dia sedang berusaha menyingkirkan rak besar itu dari tubuh siswa yang dia tidak ketahui namanya. Tentu saja dibantu beberapa siswa lain di sana. Namun usaha mereka nyaris sia-sia karena yang jatuh itu benar-benar rak yang sangat besar dan berat.

Arkana tak sengaja menatap Megan yang ada di ambang pintu, bersama siswi lain yang hanya menonton saja. Megan geleng-geleng kepala, entah artinya apa.

Dengan sebuah rak besar di depannya saja sudah sangat merepotkan, ditambah lagi rak lain yang tiba-tiba jatuh dan hampir menimpa siapa saja yang ada di bawahnya jika mereka tidak buru-buru menghindar dari sana.

Arkana dan beberapa siswa lain hanya bisa terdiam syok, ada yang berteriak histeris juga. Mereka tahu apa yang terjadi pada siswa yang 'diselimuti' banyaknya buku dan dua rak besar itu... Tewas!

.

.

.

"Kau menonton ku tadi?" Sengit Arkana pada Megan.

"Tidak. Aku memang ingin ke perpustakaan. Namun sampai di sana aku melihat mu memarahi orang, kau tau.. Aku ingin bilang jika yang kau marahi itu bukan siswa dari kelas Swiss tapi kau terlalu bersemangat. Aku biarkan saja." Megan berkata datar saja.

"Sial!" Arkana memalingkan wajahnya. Antara kesal dan malu muncul bersamaan.

"Kau belum minta maaf padanya karena menuduhnya yang tidak-tidak, jika kau lupa." Megan ingin tertawa.

"Aku melihatnya menghampiri tangga! Siapa suruh dia ke sana! Lagi pula dia juga memakai kacamata, Megan. Aku tidak sepenuhnya salah di sini."

Megan menatap Arkana sengit.

"Baiklah baiklah!! Aku akan mencarinya dan meminta maaf padanya! Kau puas?!" Lanjut Arkana.

Megan malah tertawa. Lucu.. Hari ini ada siswa yang meninggal dari kelas Swiss, kelas Megan. Tapi gadis itu malah terlihat santai dan tertawa tanpa beban di taman sekolah bersama Arkana.

1
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
biarkan sja mereka mati megann siapa suruh gak percaya🙄🙄
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
dihhh jaga tuh mulut mu iti kl kamu tuh udah jadi target dr the book gak bakal.selamt lagi aliass koitt🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
please lah Thor aku ko ya yg cape gini berasa aku yng di kejar kejar sama hantu nya
🍊 NUuyz Leonal
asli padahal aku takut tapi masih nekat aja baca😫😫😫
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ish kalo Megan mati, selese donk ceritanya..
Kan Megan pemeran utamanya
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
itu si ziu kok minta di bunuh sekali lagi yaa😤😤iblis mana sih menyerupai ziu sampai segitunya sama megan🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
Huewir Ruek 𝐙⃝🦜
ihhhh ksian Ziudith
tadinya kami menyanjung dan mengasihaninya Krn nasib tragis yg menimpanya
tapi sekarang kami membencinya karena dendam yg membabi-buta
dikira jadi saksi kejahatan itu mudah apa?
dipikir kalo kita mengadukan ke pihak berwajib juga akan bisa 'menolong' sang korban sebagaimana mestinya?
disangka kalo kita jadi saksi gak akan kena beban moral dari sonosini?
huhhhh dasar iblissss, emang udh tabiatnya berbuat sesaddddd lagi menyesadkannn😤😤😤
𝐙⃝🦜尺o
apa ziu perlu mati lagi biar lenyap?
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
thorrr oeiiii.. kok habis.. ga bisa skrol lagi ini😤😤😤😤
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
untung ga ketemu ladhu... bisa berabe negonya🤣
Rita Ariani
kasian megan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
itu mah bukan ziu tapi iblis yang menyerupai ziu😒😒yuk megan kamu bisa melawan rasa takut dalam dirimu 🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
sepertinya sia² Meg..
karna kmn pun kamu pergi, dia selalu mengikutimu
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
lagu siapa nih?
bae² kena royalti ntar🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
𝑨𝒌𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂🎐ᵇᵃˢᵉ
Megan akan menjadi sasaran terakhir ziudith kah??
Megan tidak pernah jahat kepada ziudith,tapi kenapa Megan selalu di buru oleh Ziudith???!
𝐙⃝🦜尺o
deritamu dan nasib burukmu gak harus menyeret orang lain yang gak berhubungan denganmu ziu, meski Megan cuek tapi dia gak jahat sama kamu
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ya ampun,Ziudith ini ngeselin amat sih. Situ yg dibully koq minta balas dendam kesemua orang. Aneh lho..
Apakah Megan bakal kecelakaan,smoga enggak ah.. Jangan sampe
maya ummu ihsan
aku harap kalian tidak kalah dari iblis yg menyerupai ziudith
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
benar² bisa gila klo setiap hari selalu dihantui kek gitu🤦🏻‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
knp seperti buah simalakama?
mau diem, diteror terus.. mau nolong, ehh malah lebih horor lagi juga🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!