Keputusan berlibur selama sebulan penuh untuk memulihkan patah hati sukses besar. Rhea De Santiago tidak lagi menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan kekasih. dia benar-benar sudah pulih dan siap menjalani kehidupan baru.
Namun sehari sebelum pulang ke Meksiko, Rhea menghabiskan malam panas tanpa paksaan dengan William Riagen. Paman dari mantan kekasihnya. Setelah bercinta dengan intens, Rhea langsung terbang ke Meksiko dengan anggapan William tidak mungkin peduli dengan hubungan satu malam yang telah terjadi. Dia tidak tahu tentang William yang sudah menaruh rasa sejak lama.
“... Usai bertemu lagi dengan Mu setelah sekian lama, bahkan menghabiskan malam panas bersama, Aku ingin memiliki Mu seutuhnya. Aku ingin Diri Mu. Rhea De Santiago, Aku akan mengejar Mu tidak peduli jika harus sampai ke ujung Dunia sekalipun. Aku akan menangkap Mu dengan kedua tangan ini, dan menjadikan Mu milik Ku. Milik William Riagen!”
=>Kalau suka, Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
“Kalian berdua cantik sekali malam ini, Rhea juga Seleste.”
“Terimakasih Nyonya Emilian.” Ucap Mereka kompak.
“Kehadiran Mu terasa lebih dominan dari sebelumnya, Rhea. Aku menyukai perubahan ini. Rafael pasti buta sehingga tidak melihat hal ini dalam diri Mu.” Tutur Daniel sambil berjabat tangan.
“Huhuhu, candaan Anda berlebihan Tuan Daniel. Bukankah ini sebuah keberuntungan karena lepas dari anak yang bahkan Orang Tua nya saja menyerah untuk mendidik Nya?"
“!” Mata Daniel dan Emilian membola kurang lebih satu detik, kemudian tawa Mereka langsung pecah. “Hahaha, Kau berhasil menurunkan bakat itu pada anak Mu Hesperia.” Ucap Emilian.
“Tentu.” Hesperia menjawab dengan rasa bangga.
Suasana yang damai itu tertangkap di penglihatan Ailen. Dengan alis yang menukik tajam, Dia meliat dari kejauhan bahwa terdapat sosok Rhea di antara Ayah dan Ibu mantu nya. Dengan perubahan ekspresi wajah yang singkat, Dia menempelkan da*danya di lengan Rafael kemudian bersuara.
“Aku rindu Ayah dan Ibu. Ayo Kita menemui Mereka.”
“Tentu, apa pun untuk istri cantik Ku malam ini.” Jawab Rafael merasa keenakan dengan benda kenyal yang menempel di tubuhnya.
“Ayah , Ibu!” Panggil Ailen dengan nada lembut dan keceriaan. Membuat orang-orang yang tengah berbicara langsung mengalihkan diri pada Mereka yang baru bergabung.
"Ku bilang juga apa!" Bisik Seleste Pada Rhea.
“Ailen, syukurlah Kalian sudah datang. Kami baru ingin memanggil Mu untuk menyapa tamu.” Ucap Emilian tersenyum hangat.
“Umm.. Tapi Ibu, kenapa Kalian mengundang wanita yang hampir menjadi tunangan Rafael ? Hm ?” Ucap Ailen dengan tersenyum polos. “Akan Ku buat Kau malu malam ini!” Pekik nya di dalam batin.
Senyum yang tertoreh di wajah Arnold, Stella, Estele dan Hesperia lenyap usai perkataan yang di keluaran Ailen. Namun tidak dengan Rhea.
Ailen yang tengah dibanjiri dengan ketidaktahuan langsung termangu saat benar-benar selesai mengamati penampilan Rhea. Fantastis! Hanya kata itu yang bisa mendeskripsikan harga barang-barang yang dikenakan Rhea, dan membuat nya sesak nafas. Alis Ailen langsung berkedut, keinginan untuk mempermalukan Rhea semakin memuncak.
Salah paham dengan keheningan yang tercipta, Ailen lanjut bersuara “Ah, apa Kalian tidak mengundangnya ? Astaga, jadi Dia menerobos masuk ? Kasihan sekali—“
“Ailen—“
“Oh jadi ini Menantu Mu, Nyonya Emilian.” Tutur Rhea memotong perkataan Ailen maupun Emilian yang baru saja ingin menegur Nya. Lebih baik Rhea berbicara terlebih dahulu sebelum amarah Sang Ibu meledak.
“...Tolong perkenalkan Dia pada Ku agar Kami bisa saling mengenal.” Sambung Rhea sambil melempar senyum ke arah Ailen. Seolah Mereka berdua tidak pernah bertemu. Seperti orang asing.
Dengan senyum canggung Emilian bersuara.
“Ehem. Benar, kalian pasti tidak saling mengenal. Rhea, ini Ailen Holgersson. Putri tunggal dari CEO Style Spiral Group." Ucap Emilian sambil memegang pundak Ailen. Ailen tersenyum penuh kemenangan karena berpikir Emilian berada di sisi nya. “... Dan Ailen, ini Rhea De Santiago. Sama seperti Mu, Dia merupakan Putri tunggal dari CEO R Fashion Group. Memang belum diumumkan secara resmi, namun dalam waktu dekat Dia akan menggantikan posisi Ibu Nya.”
Praanggg!!!
Terdengar suara ego yang hancur di benak Ailen. Ekspresi wajah nya masih dapat terkendali, namun mata tak bisa berbohong. Ailen selama ini tidak tau bahwa Rhea punya posisi yang sama dengannya. Ailen pun mulai menyadari bahwa penampilan Rhea masuk akal jika Dia merupakan Putri dari CEO R Fashion Group, Perusahaan yang sukses besar di dunia Fashion dan berada jauh di atas Style Spiral Group milik Ibu Nya.
Dengan senyum yang sama, Rhea mengulurkan tangan, dan bersuara. “Senang bertemu dengan Mu Ailen. Semoga Kita punya kesempatan untuk berbisnis kedepannya.”
“...” Hening. Tidak ada jawaban dari Ailen. Ego yang hancur itu butuh waktu untuk memproses semua nya.
“Ah, tidak masalah jika tidak ingin bersalaman.” Rhea menarik kembali tangannya yang hanya bersentuhan dengan angin. “...Semoga kesalahpahaman bahwa Aku menyusup ke sini teratasi dengan baik. Benarkan Seleste ?”
“Umm..” Yang dirasa bisa merubah situasi justru memperburuk keadaan. Seleste terang-terangan menahan tawa di hadapan Ailen atas tindakan bodoh yang Dia ambil.
“Terimakasih atas pengertian Mu, Rhea—“
“Jadi Kau tidak mau meminta maaf ?” Lagi, perkataan Emilian terpotong. Kali ini oleh Hesperia.
“Ya ?” Jawab Ailen tidak percaya. Nada akhirnya meninggi, merasa tidak suka dengan situasi ini. “Bukankah ini hari bahagia Ku ? Kenapa ibu tua ini tidak mengabaikan kesalahan kecil yang Ku buat ? Kenapa sampai harus di ungkit lagi saat suasana mulai membaik ?” Teriak Ailen di dalam batin.
“Hah!” Hesperia tidak percaya yang terjadi di depan matanya. “...Kau berlagak lupa anak muda ? Barusan Kau menuduh Putri Ku menyusup ke pernikahan ini. Memang apa untungnya dari tuduhan itu ? Apa Putri ku dalam misi mencuri benda berharga ? Astaga, Kau tidak mengingatnya ? Jangan bilang ingatan Mu tidak lebih baik dari diri Ku yang sudah menua ini, Nona Muda.”
Hesperia sungguh tak suka. Matanya menajam kearah Ailen, tidak suka sekali fakta bahwa gadis ini yang membuat Putri Nya mengalami masa-masa sulit.
“...” Lagi, Ailen masih hening. Dua tangan dia kepal dengan erat, Berusaha mengontrol emosi bak gelombang tsunami.
Suasana makin sesak. Emilian sudah memberi kode mata pada Ailen, namun anak itu seperti bongkahan batu besar yang tidak bisa di gerakkan. Daniel muak terseret masuk dalam situasi ini karena kekonyolan yang timbul dari sikap tidak bisa membaca situasi dengan baik. “Ailen!” Panggil Daniel dengan tegas. Ada peringatan tersirat dari panggilan barusan.
Dengan lembut, Rhea merangkul lengan sang Ibu dan berucap.
“Ibu, ayo hentikan percakapan ini.”
“Tapi Rhea—“
“Ibu tidak melihat Tuan dan Nyonya Riagen yang berusaha menyuruh Ailen bersuara ? Namun apa boleh buat.... Dia masih terlalu kekanak-kanakan untuk percakapan berat seperti ini, Ibu. Ini hari bahagianya, mari Kita lewatkan saja.”
“Haah, baiklah. Aku menganggap tidak pernah mendengar perkataan barusan. Maaf karena hampir menghancurkan hari baik ini, Daniel dan Emilian.”
“Ah, tidak Masalah Hesperia. Kami juga meminta maaf karena kemampuan bersosialisasi menantu Kami yang masih kurang.” Sambung Emilian bersyukur Rhea dapat menenangkan sang Ibu.
“Tante, ayo kita cicipi Cake di sana.” Sambung Seleste sambil menunjuk meja penuh dengan berbagai jenis cake di seberang sana.
“Baiklah, kalau begitu Kami pergi dulu. Selamat atas pernikahan Kalian. Dan tolong sadarkan mempelai Pria. Dia terus menatap Putri Ku dan bahkan enggan untuk berkedip. Sadarkan Dia sebelum air liur keluar dari mulut nya.” Ucap Hesperia dan pergi dengan langkah anggun. Diikuti oleh Arnold dan Stella.
Rhea dan Seleste yang berjalan di belakang orang tua mereka pergi sambil memberikan senyum terbaik. Namun usai berbalik, Seleste langsung memegang bahu Rhea sebagai tumpuan dan tertawa terbahak-bahak dalam volume suara yang terkontrol.
“Ahahaha.. Tawa Ku sejak tadi sungguh mendamba kebebasan. Astaga.. Hahaha, apa Dia sungguh tidak tau dengan situasi ? Apa salah nya bersuara dan meminta maaf ? Ahhh, perut Ku sakit. Tapi.. Hahaha, Dia seperti badut."
...***...
Wajah Ailen langsung bersemu merah usai kepergian Mereka. Malu dan rasa marah tengah menerjang dirinya.
“Kau tidak memihak Ku sedikit pun dan malah sibuk memandangi wanita lain ? Tcih!” Ucapnya tertahan agar tidak menjadi tontonan.
Ailen pun berlari pergi usai melampiaskan amarah nya pada Rafael. Tak mungkin Dia berteriak pada Daniel dan Emilian selaku orang tua baru nya.
Rafael diam di tempat, masih menikmati punggung Rhea yang menjauh.
“Rafael, susul istri Mu.” Ucap Emilian mengusap kening.
“Hm ? Kenapa harus Aku Ibu ?”
“Karena Dia sudah resmi menjadi Istri Mu. Kenapa Kau melihat Kami tanpa rasa bersalah. Kau yang membuat suasana yang sudah kacau lebih parah lagi.” Tambah Daniel.
“Astaga Ayah, memandangi wanita cantik bukanlah sebuah dosa.” Usai bersuara seperti itu Rafael langsung menciut dengan ekspresi sang Ayah yang langsung mengeras. Dia pun mengambil langkah untuk menyusul Ailen. Walaupun begitu, Rafael masih sempat-sempatnya mencuri pandang ke arah Rhea.
Dan disanalah Dia dapati jari tengah seleste yang sudah terangkat karena tatapan Mereka bertemu.
"Tcih!" Lontar Rafael dan Seleste bersamaan.
Drrtt.. Drrtt..
Daniel mengangkat panggilan telepon yang masuk.
“Akhirnya Kau menelfon. Diaman Kau saat ini ?”
“Aku sedang memarkir mobil. Sedikit lagi akan masuk.”
"Maaf karena tidak sempat hadir sejak pagi tadi. Ada beberapa kolega bisnis yang mendadak mengadakan meeting."
“Baguslah Kan menyadari kesalahan Mu. Cepatlah, Kami menunggu kedatangan Mu, William.” Kata Daniel dan mengakhiri telepon dengan sang Adik.
Lalu Rhea yang tengah mencicipi cake yang di suapi Seleste kembali menikmati momen tanpa menyadari akan bertemu dengan siapa sebentar lagi.
...***...
...Tolong banget atuh ninggalin jejak 👣 kalian di kolom komentar 🫵😩 Neo juga butuh tenaga after up tauu😵💫 Jangan hening aja, Nanti Neo ngambek ini😩Jangan lupa nulis apa aja di kolom komentar, baru boleh lanjut ke Chapter selanjutnya....