IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 13
Liburan berakhir cepat sebelum waktunya, di tambah Davon telah lebih dulu pulang. Giska tiba di apartemen pukul satu siang, rasa lelah akibat perjalanan yang lumayan jauh membuat Giska segera mengistirahatkan tubuhnya setelah ia membersihkan diri terlebih dahulu.
Baru saja tubuhnya mendarat di atas ranjang, bunyi bel terdengar menandakan ada seseorang yang bertamu ke apartemennya.
" Siapa? apa Davon? " gumamnya sembari melangkah untuk membukakan pintu, rasanya malas sekali untuk berjalan, namun bunyi bel itu terus menerus memanggil bahkan terdengar sangat tidak sabaran untuk segera di buka.
" Tomi! " pekik Giska.
" Hai Gis, apa kabar? " Tomi memasang senyuman manisnya.
" Baik Tom, jadi lo beneran kerja bareng Davon. " tanya Giska.
Tomi pun mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya. " Sekarang lo siap - siap, gue anter ke bandara. " jelas Tomi.
" Bandara? " Giska heran. " Mau kemana? "
" Nyusul bos. buru gue tunggu di bawah ya. " Tomi.
" Tapi -- " belum dapat penjelasan yang jelas, Tomi sudah melenggang pergi tanpa menghiraukan Giska yang tengah memanggilnya. Dirinya cukup terganggu saat menikmati hari liburnya yang tiba - tiba mendapat perintah dari Davon untuk mengurus penerbangan mendadak ke Labuan bajo.
Sepanjang perjalanan, Giska mengobrol dengan Tomi dan sesekali membicarakan Laura yang mempunyai perasaan khusus untuk Tomi. Namun sangat di sayangkan, Tomi ternyata sudah mempunyai seorang kekasih.
Kini Giska sudah berada di dalam pesawat menuju Labuan bajo, Tomi hanya mengantarkan Giska saja ke bandara tanpa ikut serta.
Sesampainya di bandara, Giska di jemput oleh orang suruhan Davon dan mengantarkannya ke hotel yang sudah Davon persiapkan.
" Halo, " Sapa Giska pada Davon lewat ponselnya.
" Yank, kamu udah sampe di hotel? " tanya Davon di sebrang sana.
" Iya, aku baru saja sampe. Kamu dimana? " Giska.
" Aku ada pekerjaan yang harus ku selesaikan terlebih dahulu. " ucap Davon yang memang sedang meninjau lokasi untuk proyek barunya.
" Oh.. masih lama? "
" Iya, mungkin malam baru selesai. kamu istirahat dulu. Nanti malam kita bertemu. "
" Oke, lagian aku capek banget. Aku istirahat dulu ya. Sampai ketemu nanti malam. " Giska memutuskan sambungan teleponnya terlebih dulu.
Giska terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ketukan pintu dan ternyata itu adalah orang suruhan Davon yang mengantarkan sebuah Paper Bag. Ternyata Davon memberikan sebuah gaun yang indah untuknya. Tidak lama bunyi ponsel Giska terdengar, terlihat pesan dari Davon yang memberitahukan untuk bersiap jam tujuh untuk makan malam bersama di luar.
*
Malam ini, Giska sudah mengenakan gaun pemberian Davon. Dia terlihat sangat cantik sekali dan juga sexy meski gaun itu tidak terlalu terbuka, bentuk tubuh ideal Giska lah yang membuat Giska terlihat sexy saat menggunakan pakaian apapun.
Giska segera turun kebawah saat tau Davon tengah menunggunya. Dengan langkah yang bersemangat, Giska menuju ruang VVIP di bantu oleh pelayan yang dengan senang hati mengantarkannya.
Davon terkesima melihat penampilan Giska yang luar biasa. Pilihannya memang tepat memberikan gaun itu.
" Sayang, kamu cantik sekali. " ucap Davon yang sudah meraih tangan Giska dan menuntunnya untuk duduk bersebrangan dengannya.
" Terimakasih, " Giska tersipu malu saat Davon mencium punggung tangannya dan pipi Giska.
" Aku sangat beruntung bisa memilikimu. " ucap Davon.
" Kamu bisa aja! " semburat merah timbul di pipi Giska.
Mereka pun menikmati hidangan makanan yang telah di pesan oleh Davon sebelumnya. Setelah selesai makan, Giska di kejutkan dengan pemberian Davon yang tiba - tiba menyematkan cincin berlian di jari manis Giska.
" Von! " pekik Giska yang merasa takjub dengan cincin yang sangat indah itu.
" Kamu suka? " tanya Davon.
Giska mengangguk, ada ke haruan di wajahnya. " terimakasih. "
" Ada lagi.. " Davon mengeluarkan sebuah kalung berlian dengan motif yang sama seperti cincin yang tadi berikan.
Wajah Giska semakin berbinar melihat keindahan kalung yang telah melingkari lehernya.
" Kamu cantik sekali. " Davon mengecup ceruk leher Giska setelah memasangkan kalung itu.
" Ini sangat indah. " Giska memperhatikan kalung itu, lalu mendongakkan kepalanya agar bisa melihat wajah Davon yang masih berdiri di belakangnya. " Terimakasih. "
" Ini semua gak gratis. " canda Davon.
" Iihhh... kamu nyebelin, aku mana punya uang sebanyak itu. " gerutu Giska.
" Hahaha... bukan pake uang, kamu bisa bayar pake... " Davon menaik turunkan kedua alisnya seraya menggoda Giska. Giska sangat tau betul keinginan Davon, terlihat jelas di tatapan mesum itu.
" Kamu nakal ya. " Giska mencubit perut Davon dan tersenyum malu.
Mereka kembali ke kamar hotel setelah makan malam selesai, begitupun Davon yang sudah tak sabaran lagi.
Benar saja setelah sampai di kamar, Davon melancarkan niatnya, tidak ingin menunggu lama lagi. Davon memberikan ciuman lembutnya pada bibir Giska untuk memulainya, Giska pun dengan senang hati membalas ciuman yang di berikan oleh pria yang sangat di cintainya.
Tidak tinggal diam, tangan kekarnya dengan mudah membuka resleting gaun yang ada di balik punggung Giska, gaun yang di kenakan Giska pun melorot hingga jatuh ke lantai memperlihatkan tubuh indah Giska.
Secepat kilat Davon menyambar setiap bagian tubuh Giska, satu persatu ia melucuti kain tipis yang masih melekat di tubuh indah itu.
Oh sungguh, Davon menantikan saat ini sudah begitu lama.
Giska sangat menikmati sentuhan yang Davon berikan hingga suara desahan nan manja keluar dari mulutnya.
Davon memperlakukan Giska dengan sangat lembut dan hati - hati. Rasa cintanya yang begitu besar membuatnya gelap mata, berbuat sesuka hati tapi tidak menyakiti Giska.
Giska yang baru melihat tubuh polos Davon di buat terkesima, tubuh kekar suaminya sungguh sangat mengagumkan, membuat kedua pipi Giska memerah seperti kepiting rebus.
" Von, sakit. " pekik Giska yang merasakan sakit di bawah sana.
Davon segera menghentikan sejenak kegiatannya, dan memulai memberikan ciumannya agar Giska lebih tenang.
Dilihat Giska sudah mulai tentang, Davon kembali menggerakkan miliknya yang sudah tertanam penuh di tubuh Giska.
Setelah 40 menit, pergumulan mereka pun sampai pada puncaknya.
Davon mengecupi wajah Giska, " Terimakasih, " Davon tumbang di samping tubuh Giska dan memeluk erat tubuh polos istrinya.
" Terimakasih sayang, karena aku sudah menjadi lelaki pertama mu. "
Giska memejamkan matanya tanpa membalas pertanyaan Davon, dirinya begitu lelah akibat kegiatan panas itu.
Davon sangat senang, akhirnya dia bisa memiliki seutuhnya wanita yang sangat ia cintai. Davon begitu bangga karena Giska mampu menjaga kehormatannya hanya untuk suaminya.
Tidak seperti Aurel yang tidak lagi suci saat Davon menyentuhnya di malam pertama mereka. Tapi Davon tidak pernah mempermasalahkan atau menanyakannya pada Aurel. Bagi Davon suci atau tidak, Aurel bukanlah wanita yang ada di hatinya, Jadi, dia tidak lagi memperdulikan itu.
Yang hanya di hatinya dari dulu hingga sekarang cuma Giska, nama itu yang selalu melekat di hatinya.
*
*
*
Bye.. bye..
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻