Diusianya yang relatif muda, Bunga. harus dihadapkan pada pernikahan dengan sang majikannya yang lumpuh, atas permintaan dari istri pertama nya Bella. yang lebih memilih sibuk dengan dirinya sendiri dan Dunia modeling yang selama ini dia gelutinya.
Arya CEO Tampan Itu hanya bisa pasrah, ketika diminta untuk menikahi Bunga. yang selama ini begitu tulus merawat dan memberikan kasih sayang pada putra satu-satunya Cecilio.
Seiring berjalannya waktu, akankah cinta tumbuh diantara mereka? setelah Arya sembuh. mampukah penyesalan Bella untuk kembali merebut cinta Arya yang dulunya begitu besar kini sudah hilang. tergantikan dengan sosok Bunga yang jauh lebih muda, cantik dan enerjik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Radit
“Benar baget mas, karena impianku dan almarhum ibu yang ingin aku melanjutkan pendidikan, akan segera terwujud.” Ungkap Bunga terkenang almarhum kedua orang tuanya dan juga nenek.
“Sayang, apapun keinginan mu, mas akan terus mendukung sayang.” Balas Arya menggenggam lembut tangan Bunga.
“ Terimakasih atas segalanya mas,” ucap Bunga tanpa sadar menitikkan air mata bahagia, karena dia tidak merasa sendiri lagi, tapi ada suami yang sangat menyayanginya.
Mobil yang dikendarai Arya, memasuki gerbang sebuah universitas ternama, yang tidak sembarangan orang yang mampu berkuiah ditempat bergengsi tersebut.
Arya menghentikan mobilnya di pelataran parkir yang luas, Dia terlebih dahulu turun lalu membuka kan puntu untuk istri tercintanya.
“Ayo sayang, mas akan menemanimu mengurus semua nya.” Ucap Arya, mereka melangkah masuk kedalam gedung yang berdiri megah ditengah-tengah pusat perkotaan tersebut.
Pasangan beda usia itu, saling bergandengan tangan, tanpa ada rasa canggung diantara bekas Majikan dan pelayan. mereka berdua tidak malu-malu lagi untuk mempertunjukkan kemesraan didepan semua orang.
Radit yang sudah lama menyukai Bunga. Menatap seakan-akan tidak percaya dengan penglihatan nya sendiri. jika sang pujaan hati tengah bermesraan, ikut mendaftar kuliah ditempat yang sama dengan dirinya.
Rasa penasaran, membuat remaja tampan yang pernah satu sekolah dengan Bunga, mengikuti langkah pasangan itu dari belakang. Arya menghentikan langkahnya, begitu dia menyadari jika mereka berdua, telah diikuti. dia menoleh sesaat pada Radit yang berpura-pura seolah-olah sibuk membaca kertas yang ditempelkan pada papan informasi.
Arya mengulum senyum, dia kenal Radit. karena dulu pernah melihatnya disekolah yang sama dengan Bunga, Arya juga tahu. jika Radit sebenarnya sudah lama menyukai Bunga.
"Aku harus pamer kemesraan, agar bocah ini sadar. jika wanita cantik pujaan nya ini, sudah menjadi milikku." Gumam Arya tersenyum penuh kemenangan.
Arya merangkul mesra Bunga, meskipun Bunga semula sempat kaget. namun dia kembali tersenyum kearah suami yang mulai dicintainya. mereka memasuki ruangan, pendaftaran, membayar administrasi dan serangkaian tes. setelah itu Arya dan Bunga kembali menuju mobil mereka.
Radit tidak pernah mau menyerah, dia keluar dari persembunyiannya. mengikuti mobil Arya dari belakang.
"Aku harus mengikuti mereka, sampai aku benar-benar yakin tentang kebenaran hubungan mereka berdua. sapa tahu dia papa atau saudara laki-laki Bunga." Radit masih berusaha untuk berfikir positif, berusa untuk mengendalikan perasaan nya yang mulai cemburu.
"Aku tahu dan sangat mengenal Bunga, jika dia wanita baik-baik, jadi tidak mungkin rasanya dia memilih untuk menjadi simpanan Om-om berkantung tebal. bahkan mungkin cocok sebagai ayahnya." Gumam Radit yang membelok mobil nya kepusat perbelanjaan, dan memarkirkan mobilnya bersebelahan dengan mobil Arya, sebelum turun dari dalam mobil nya, terlebih dahulu Radit mengenakan masker. agar Bunga nantinya tidak mengenali dirinya.
"Sayang, kamu pilih-pilih ya, barang-barang apapun yang kamu inginkan." ucap Arya.
Bunga mengedarkan pandangannya, ke sekeliling pusat perbelanjaan mewah itu, dia bingung melihat semua yang tersedia bagus-bagus dan mahal.
"Bunga Bingung mas, semua bagus dan mahal."
Arya tersenyum, dan memerintahkan pelayan untuk memilih kan barang-barang yang sekiranya cocok untuk gadis remaja seusia Bunga.
"Kamu berikan barang-barang terbaik di tempat ini, untuk istri cantik ku ini."
"Baik tuan."
"Mas, sudah cukup." tolak Bunga, karena banyak nya belanjaan yang dibelikan oleh suaminya.
"Ngak papa sayang, kamu juga berhak bahagia dan mendapatkan semua ini." ucap Arya menatap sang istri cantik nya penuh cinta. dia mersa beruntung mendapatkan istri muda yang pengertian yang tentunya masih segar.
Arya juga mengajak Bunga memilih perhiasan yang diinginkan nya, sesuai dugaan Arya. istri mudanya pasti selalu menolak dengan senyuman dan gelengan kepala.
"Apa pesananku kemaren sudah siap?" ucap Arya pada manager toko.
"Sudah tuan, dan kalung Belahan permata mulia berukiran berlian ini hanya ada dua. satu untuk Nyonya Bella yang tuan pesan sewaktu pernikahan, dan belahan satu lagi untuk istri keduamu ini." ucap manager toko perhiasan terkenal langganan Bella.
Pemilik toko memperlihatkan sebuah kotak merah hati, Bunga lebih memilih diam dan mengikuti suaminya. namun tidak dapat dipungkiri. jika mata Bunga sempat membulat, ketika Arya membuka kotak yang berisikan sebuah kalung yang sangat indah, persis kalung yang dimiliki oleh Bella, sebagai hadiah pernikahan yang diberikan oleh suaminya Arya dulu.
"Sayang, mendekat lah."
Bunga mendekat, dia seperti bermimpi ketika leher putih bersih nya itu dipasang kan kaluh berlian indah dengan harga yang fantastis oleh suaminya.
"Mas, ini terlalu indah dan sangat mahal." Bunga menatap takjub pantul Wajahnya dicermin.
"Iya sayang, ini kalung limited edition. yang dirancang khusus untuk kamu istri ku."
"Terimakasih ya mas."
"Iya sayang."
Radit ikut-ikutan memilih-milih perhiasan, namun ekor matanya tidak lepas memperhatikan Bunga. hal itu membuat Arya mersa kesal. karena dia tidak suka laki-laki lain menatap istrinya dengan tatapan penuh cinta, selain dirinya sendirilah yang berhak melakukan itu.
"Om, anaknya cantik ya?"
Radit akirnya bersuara, ketika melihat Bunga menjauh, asik memilih perhiasan lain yang diperintahkan Arya.
Arya yang kesal, memilih untuk mengabaikan pertanyaan Radit, pura-pura sibuk dengan ponselnya.
"Om, nama anaknya siapa sih?" ulang Radit.
Pertanyaan Radit kali ini membuat Arya terpancing emosi.
"Dia itu istri muda kesayangan ku," menjawab singkat, dan kembali sibuk dengan ponselnya, dia tahu jika saat ini Radit sengaja memancing emosinya.
"Masa sih, padahal Om sepertinya lebih tepat dikatakan bapak atau Paman gadis cantik itu."
Radit kembali memancing emosi Arya, meskipun Arya sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak terpancing perkataan remaja disampingnya itu. dengan bersikap tenang dan menjawab datar.
"Mas, cincin Berlian ini cocok nggak melekat dijemariku?" Bunga tiba-tiba muncul, sehingga Arya sengaja membuat Radit kali ini seperti kebakaran jenggot.
"Sangat cocok sekali sayang, untuk istri muda secantik kamu. jangan kan perhiasan. toko ini pun bisa mas belikan untukmu sayang." ucap Arya sambil mengecup sekilas bibir Bunga dihadapan Radit.
Bunga tersenyum senang, dia tidak sadar jika Radit memperhatikan semua nya dengan wajah sedih dan hati yang hancur.
"Untuk mencapai semua yang kamu inginkan tidak mudah, jika hanya bermodalkan tampan dan kekayaan orang tua saja." Sindir Arya berlalu dari hadapan Radit.
Radit terhenyak lemas, dia masih memperhatikan punggung Bunga yang menjauh pergi. seiring hatinya yang perih.
"Akan aku buktikan Bunga, jika aku mampu berdiri sendiri. akan aku tunjukkan jika aku tidak akan tergantung pada kekayaan kedua orang tua ku,"
" Om kamu boleh sombong sekarang. tapi suatu saat aku akan membuktikan kemampuan ku. bahkan aku akan merebut istri muda yang kamu banggakan itu, agar kamu jangan mengganggap remehku lagi, camkan kata- kataku ini." Radit mengepalkan tangannya emosi.
