Sistem Pilihan

''sultan memang beda'' celetuk Alan.

''apa semua orang kaya sepertinya?'' tanya Mika dengan pandangan yang masih tertuju pada Kris.

''nggak ada, cuma dia doang'' jawab Jasmine dengan menggeleng.

Si salesman segera mengurus pembayaran dan dia tersenyum lebar karena terdengar suara pembayaran berhasil sebab dirinya bakalan mendapat bonus yang sangat besar.

Kris melihat ponselnya dan ada tiga notifikasi masuk dan semuanya adalah notifikasi uang masuk kedalam rekeningnya.

'yang pertama 150 milyar, terus 345 milyar dan yang terakhir 345 milyar juga. Hahaha dalam sekejap aku menghasilkan uang sebanyak 840 milyar' batin Kris tertawa terbahak-bahak.

Disaat orang lain akan kehilangan uang ketika berbelanja maka Kris malah mendapatkan uang kembali sebayak lima kali lipat.

''nih kartu lo'' ucap Mika mengembalikan kartu ATM milik Kris.

''kalau showroom motor sport dimana?'' tanya Kris.

''elu mau beli motor juga?'' tanya balik Mika.

''gue mau beliin Alan, tapi kalau ada yang cocok dengan selera gue bakalan gue beli'' jawab Kris hingga ketiganya tercekat.

''sebenarnya berapa banyak sih uang lo?'' kali ini yang bertanya adalah Jasmine karena rasa penasarannya sudah tak terbendung lagi.

''kalau gue jawab tanpa batas gimana?'' tanya balik Kris hingga membuat Jasmine kesal.

''nanti ikuti gue lagi kalau mau ke showroom motor'' ucap Jasmine.

Beberapa saat kemudian ketiga salesman mendatangi mereka sebab surat menyurat pembelian mobil sudah selesai di urus.

''terima kasih atas hadiahnya Kris'' ucap Mika yang tiba-tiba bergelayut manja pada Kris.

''sama-sama'' jawab Kris.

'kurasa Kris menyukai gue sebab tak mungkin dia memberikan gue mobil sport seharga 69 milyar' batin Mika percaya diri.

''ayo pergi'' Jasmine berjalan lebih dulu, entah kenapa ia menjadi kesal saat Mika bermanja pada Kris.

Mobil Mika dan kedua mobil Kris akan diantarkan ke rumah masing-masing oleh pihak showroom.

Lima belas kemudian mereka sampai didepan sebuah showroom motor, nampak dari depan berbagai motor sport dan motor gede terlihat hingga membuat Kris dan Alan berbinar cerah.

''yuk masuk Lan'' ajak Kris.

"ayo" balas Alan.

''wahhhh'' kagum keduanya bersamaan.

''cepat pilih Lan, mau yang mana?'' tanya Kris.

''yang itu'' tunjuk akan pada sebuah motor matic yang paling murah.

''nggak. Tampang lo nggak cocok pakai motor matic, elo cocoknya yang itu noh'' tolak Kris lalu menunjuk sebuah motor sport.

''kemahalan Kris'' alan merasa tak nyaman.

''nggak mahal, lagian elo selalu ada disaat gue kesusahan jadi anggap saja ini adalah hasil dari kebaikan lo dulu pada gue. Ayo kita beli samaan, gue mau yang merah kalau elu warna apa?'' tanya Kris lalu menarik Alan menuju motor sport yang menarik perhatian mereka.

Perkataan Kris sukses membuat Jasmine dan Mika terdiam sebab selama ini semua orang seperti buta saat melihat Kris di bully, tak ada yang membantu dan membelanya.

Keduanya akhirnya mengikuti Kris dan Alan dalam diam sebab merasa bersalah dengan semua yang sudah terjadi.

''berapa harganya kak?'' tanya Kris sebab yang melayani mereka seorang perempuan yang lebih tua sedikit dari mereka.

''yang kalian pilih adalah honda CBR 1000 RR-R, harganya 1 milyar 77 juta sebab kelas premium'' jelas si salesman.

''kelas premium, 1 milyar lebih'' beo Alan terkejut.

''beli dua, yang merah sama yang warna hit ....'' perkataan Kris belum selesai namun sudah ditahan Alan.

''TUNGGUUU'' Teriak Alan.

''kenapa lagi?'' tanya Kris.

''kemahalan Kris'', yang 150 cc saja ya'' tolak Alan.

''nggak yang ini aja, biar kita bisa ikut balapan'' bujuk Kris hingga membuat Alan terdiam dan setelahnya mengangguk.

''oke'' jawab Alan.

'ck denger kata balapan langsung setuju' batin Jasmine berdecak, namun tak ayal dia juga tertarik pada motor sport pilihan Kris dan Alan. Dan hal itu dilihat oleh Kris.

''mau juga? gue beliin, mau warna apa?'' tanya Kris pada Jasmine.

''Jasmine suka warna putih'' jawab Mika cepat.

''nah kebetulan ada warna putih, tambahkan aja kak. Bayar pakai ini'' ucap Kris menyodorkan kartu kreditnya dengan santai hingga membuat pengunjung lainnya hanya bisa menganga.

Jasmine hanya bisa menghela nafas sebab pembayaran sudah diproses.

'beli motor sport seharga 1 milyar lebih seperti beli kuaci saja, bahkan sekali beli langsung tiga lagi' batin Alan geleng-geleng kepala.

Keempatnya duduk di kursi tunggu dan kembali dilayani dengan camilan dan minuman.

''setelah ini kami mau ke mall, kalian mau ikut nggak. Nanti gue bayarin lagi kalau mau beli sesuatu'' tawar Kris enteng.

''kami akan ikut denganmu'' jawab Mika cepat, Jasmine sempat melotot karena merasa enggan namun mengangguk setelah melihat Mika memohon padanya.

Setengah jam kemudian urusan surat menyurat sudah selesai dan motor ketiganya akan diantar kerumah masing-masing.

KROOOKKKK

Tiba-tiba perut Kris berbunyi hingga membuat Jasmine dan Mika terkekeh sedangkan Alan tertawa terbahak-bahak.

"hehehehe"

"hahahaha"

''hehehe sepertinya kita harus cari makan dulu baru belanja'' kekeh Kris malu.

Gegas mereka mencari restoran terdekat untuk makan siang menjelang sore.

''pesan apapun yang kalian mau, gue traktir lagi'' ucap Kris hingga membuat ketiganya senang sebab kalau makan gratis tak ada yang bisa menolaknya.

''gue makannya banyak jadi jangan merasa aneh ya'' Kris memberitahu ketiganya terlebih dahulu.

''gue juga'' sahut Alan.

''kalau begitu elu juga harus pesan yang banyak Lan'' ucap Kris.

''tentu saja, mumpung gratis hehehe'' kekeh Alan.

''kami tak masalah karena cowok memang makan banyak dan cepat'' ucap Mika dan diangguki oleh Jasmine.

Jasmine dan Mika masing-masing hanya memesan satu hidangan utama, satu makanan penutup dan segelas jus sedangkan Kris dan Alan masing-masing malah memesan empat hidangan sekaligus, satu gelas jus, satu gelas kopi, dan tanpa hidangan penutup.

Beberapa saat kemudian makanan mereka datang.

'kok pesenan mereka malah terlihat lebih enak dari pesanan kita'' lirih Mika dan Jasmine menghela nafas berat sebab apa yang dikatakan Mika memang benar, sekarang ia menyesal karena tak memesan banyak.

Kris yang sangat peka pada situasi segera mendorong tiga makanan miliknya yang belum tersentuh kedepan Mika dan Jasmine.

''cobalah juga, kalau kalian suka makan saja. Nanti gue bisa pesan lagi''

'pengertian sekaliiiii' batin keduanya terpesona dengan sikap gentle kris.

'kris memang hebat, bahkan bisa membuat keduanya terpikat dalam sekejap' batin Alan yang tau kalau kedua gadis yang sedang makan bersamanya sudah jatuh hati pada Kris.

'namun sayang kalian sudah terlambat sebab Kris sudah punya pacar, dua lagi' sambung Alan didalam hatinya.

''kalian tau nggak dimana mencari orang yang pandai mengurus perusahaan?'' tanya Kris tiba-tiba.

''untuk apa elo mencari orang yang pandai mengurus perusahaan?'' balik tanya Jasmine.

''ya untuk mengurus perusahaan gue lah soalnya gue nggak ngerti sedikitpun tentang ngurus perusahaan, apalagi gue mau fokus sekolah dulu'' jawab Kris.

''mana nomor WA lo, nanti gue kirim alamatnya'' ucap Jasmine beralasan, padahal ia bisa memberitahu Kris alamatnya secara langsung.

'hmph trik yang bagus' batin Alan menatap Jasmine yang sedang mencatat nomor ponsel Kris kedalam ponselnya, dan ternyata Mika juga melakukan hal yang sama.