Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.
Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:
“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”
Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.
Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.
“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 – Rahasia dari Masa Lalu
Setelah sesi latihan yang melelahkan, Elandra membawa Ardan ke sudut ruangan yang lebih rahasia, di balik rak buku kuno. Di sana, terdapat sebuah peti batu yang tersegel dengan rune Chronomancy—sihir manipulasi waktu terbatas yang dikuasai Elandra.
Elandra membuka peti itu, dan di dalamnya, tergeletak gulungan perkamen yang sangat tua dan rapuh.
"Ini adalah sesuatu yang aku curi dari arsip paling rahasia Solan, bertahun-tahun yang lalu. Informasi yang melengkapi buku yang kuberikan padamu," kata Elandra, tatapannya serius.
"Apa ini?" tanya Ardan.
"Ini adalah silsilah Klan Caelum, Ardan. Yang disensor," jawab Elandra. "Dan ini akan menjelaskan mengapa Dewan Elemen, dan bahkan Ayahmu, sangat ketakutan padamu."
Elandra dengan hati-hati membuka perkamen itu. Di sana, tertulis nama-nama leluhur Klan Caelum, para Wind Weaver legendaris.
"Klan Caelum selalu menjadi klan angin, tapi mereka juga memiliki hubungan unik dengan kegelapan. Mereka menjaga batas antara elemen dan kekosongan," jelas Elandra.
Jari Elandra menunjuk ke sebuah nama di bagian bawah silsilah, yang tertulis dalam rune yang berbeda, seolah sengaja dihapus.
"Di sinilah segel dimulai. Penyihir legendaris yang hidup setelah Perang Elemental Besar... seorang penyihir yang tidak pernah tercatat di buku sejarah Aetherion karena keberaniannya."
Ardan mencondongkan tubuh, membaca nama itu, dan tubuhnya membeku.
Kael the Abyssal.
"Kael adalah nama keluargaku," bisik Ardan.
"Tepat," Elandra mengangguk. "Kael the Abyssal. Dia adalah pengguna Void pertama yang tercatat. Dia bukan klan Elemen. Dia adalah keturunan langsung dari Dewa Void yang dikalahkan. Dia melihat korupsi Dewan Elemen yang pertama, dan dia menggunakan Void Energy untuk mengancam tatanan mereka."
Ardan terhuyung. "Anda curiga saya... adalah keturunan langsungnya?"
"Aku tidak curiga. Aku yakin. Void Energy tidak diturunkan melalui darah murni, Ardan. Ia memilih wadah yang paling sesuai—wadah yang memiliki resonansi genetik dengan Kael the Abyssal. Kau adalah pewaris kekuatannya. Pewaris kekuatan yang disegel ratusan tahun lalu oleh Dewan Elemen."
Elandra meletakkan tangan di bahu Ardan. "Kau bukan Reject. Kau adalah royalti yang dibuang. Ini menjelaskan mengapa Ayahmu dan Solan sangat panik saat Crystal of Origin tidak bereaksi. Mereka tidak melihat nol energi; mereka melihat kemunculan kembali musuh lama."
"Mereka menyebut Void berbahaya," kata Ardan, mengulang kalimat yang ia dengar dari Elandra.
"Padahal mereka takut kehilangan kendali atas dunia ini," Elandra menyelesaikan kalimat itu. "Mereka melabeli Void sebagai kekacauan murni, padahal yang murni hanyalah ketakutan mereka sendiri. Jika dunia tahu ada kekuatan yang lebih besar dari Api, Air, Angin, Tanah, dan Cahaya mereka, tatanan kekuasaan yang mereka bangun akan runtuh."
Mendengar pengungkapan ini, Ardan merasakan gelombang emosi yang kuat. Itu bukan lagi kebencian yang membutakan, melainkan tekad yang dingin dan fokus. Ia tidak hanya bertarung untuk membalas dendam atas dirinya sendiri; ia bertarung untuk warisan. Ia bertarung untuk kebenaran yang ditutup-tutupi oleh Solan.
"Apa yang terjadi pada Kael the Abyssal?" tanya Ardan.
"Dia dikalahkan. Dewan Elemen bersatu, menggunakan kekuatan gabungan mereka—lima elemen melawan satu Void. Mereka tidak bisa membunuhnya, jadi mereka mengurungnya dan menyegelnya di tempat yang hanya muncul saat gerhana kedua datang—Menara Void."
"Menara Void," bisik Ardan, nama yang ia dengar dari sinopsis. "Saya harus ke sana."
"Ya, tapi belum sekarang. Kau belum siap. Kau akan pergi ke sana setelah kau menguasai Eternal Architect," Elandra memperingatkan. "Kael the Abyssal meninggalkan semua pengetahuannya di Menara itu. Tapi di sana juga terdapat perangkap Solan. Solan menunggu kedatanganmu. Dia akan menggunakan kekuatanmu untuk menyegel Void selamanya, atau menggunakannya untuk menopang kekuasaannya."
Elandra menyimpan kembali gulungan itu, menutup peti, dan menyegelnya dengan rune Chronomancy.
"Pikirkan ini, Ardan. Tujuanmu bukan lagi sekadar menjatuhkan Solan. Tujuanmu adalah membangkitkan kebenaran yang telah mati selama ratusan tahun. Dan untuk itu, kau butuh lebih dari sekadar guru sihir. Kau butuh sekutu politik. Dan di situlah Serena Thorne berperan."
Ardan mengangguk. Ia merasakan beban sejarah di pundaknya, beban yang jauh lebih berat daripada dicap Reject.
Ia adalah Ardan Kael, keturunan Kael the Abyssal. Dan ia akan menulis ulang sejarah.