NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:304
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Secangkir teh hangat dan hilangnya Rowan

Menatap ke arah bayangan itu, Rowan berpikir mungkin ia berhalusinasi mendengar suara seorang wanita.

“Anda kesusahan keluar dari sungai itu?” kini wanita itu menjulurkan tanganya, keluar dari kabur yang menghalanginya.

Rowan melihat tangan itu dan kini ia benar-benar dapat dengan jelas melihatnya, seorang wanita dengan jaket berbulu putih mengenakan syal ungu muda hal yang mencolok dari sosok di hadapanya rambut bergelombang orange dengan frankles di sekitar mata abu-abu terangnya.

Rowan mengelurkan tanganya memegang tangan wanita itu ia merasakan suhu manusia ternyata ia seorang wanita bukan hanya imajinasinya, Rowan kembali ke jalan di tepi sungai dan melepaskan tangan wanita ini.

“Kemari” wanita itu berjalan di depanya dengan tas belanjaan di tanganya, tanpa Rowan sadari ia mengikuti langkah kaki wanita itu dan setelah berjalan beberapa saat ia dapat melihat kabin di sana dan terdapat beberapa kabin lainya yang masih dalam proses pembangunan.

“Masuklah, duduk di mana pun yang kau mau” wanita itu membuka pintu kabin, menyalakan lampu dan menyalakan penghangat ruangan.

Aroma asing dan hangat menerpa tubuh Rowan yang kedinginan dan sedikit lembab, ia duduk pada sofa di dekat pintu. Kabin yang nampak hangat dan nyaman ia segera melepas sepatunya yang basah agar tidak mengotori lantai ini.

“Silahkan, ini Rosehip tea” ia meletakan cangkir keramin di depannya. Rowan tersenyum tipis dan melihatnya duduk di sisi sofa yang berbeda lebih dekat pada dapur kecil dan tangga, ia membuka buku di bawah meja dan meminum teh yang sama dengan miliknya.

Rowan memegang cangkir keramik itu, uap panas mengenai wajahnya, suhu cangkir menghangatkan jari-jarinya yang dingin, aroma yang unik dan nyaman membuatnya tenang. Rowan perlahan menyesap teh ini, perasan hangat langsung membuat tubuhnya tenang ia bersandar pada sofa dan menikmati teh hangat ini di tempat asing bersama wanita asing.

“Gunakan ini” wanita itu memberikanya selimut.

“Terimakasih, maaf” Rowan menerima selimut lembut sedikit aroma pinus tercium, melepaskan jaketnya Rowan menggunakan selimut itu berbeda dengan aroma pepohon di hutan ini namun Rowan merasa lebih tenang.

Melirik pada wanita itu yang kini masih membaca buku, perlahan Rowan tertidur dengan tubuh dan jiwa yang lelah.

......................

Max melihat jam yang menujukan pukul enam sore, pintu kantor Rowan masih tertutup.

“Apa ia belum kembali?” guman Max, berjalan menuju kantor Rowan dan mengetuk pintu namun tidak ada jawabanya ia pun memasuki ruangan itu dan menemukan dompet, kunci mobil serta handpone bosnya masih ada di meja.

“Seseorang melihat Rowan kembali?” Max bertanya pada pekerja yang masih ada di sana, mereka menggelengkan kepala tidak ada yang melihatnya.

“Pekerja di hutan telah kembali?” tanya Max lagi, kini perasaan menganjal di hatinya.

“Mereka telah kembali seperti biasa, pukul empat sore” jawab salah satu karyawan di sana.

“Tinggalkan perkerjaan mu, bawa pickup menuju kawasan pekerja” Max mengambil jaketnya mereka segera mengendari pickup.

Saat keduanya sampai kawasan hutan telah sepi dan gelap tidak ada seorang pun disana, kini Max yakin Rowan telah menghilang karena ini bukan kebiasaanya.

“Rowann!!!!!” Max berteriak memanggilnya.

“Rowannn!!!!!” kini rekanya ikut memanggil bosnya walaupun ia tidak memahami apa yang terjadi.

“Max??” tanyanya melihat Max nampak sangat khawatir.

“Kita kembali dan hubungi keluarganya” ujar Max, mereka segera kembali. Max menghubungi Daisy dan menceritakan apa yang terjadi.

“Apa!!?” Daisy terguncang mendengar itu ia hampir terjatuh, mencoba mengatur napasnya.

“Ada apa ibu?” Velma tengah menemani Andrew terkejut mendengar suara ibunya.

“Cepat hubungi rumah Rowan, apa dia ada di sana” Daisy sangat cemas, Velma segera menggunakan telpon rumah mereka menghubungi rumah Rowan namun tidak ada jawaban.

“Tidak ada orang di sana” ujar Velma.

“Akh… Rowan..” tubuh Daisy lemas ia bersandar pada lemari.

“Ibu!!” Velma memegang ibunya dan mengambil handponenya.

“Max?!” tanya Velma, Max pun menceritakan apa yang terjadi Velma pun terkejut mendengarnya adiknya tiba-tiba hilang.

“Max, tunggu di sana kami akan menghubungi polisi dan menuju ke sana” Velma menutup panggilan itu.

“Benjaminnn!!!” panggil Daisy.

“Ayahhhhhhh!” Velma ikut memanggilnya dengan cemas.

“Apa yang terjadi?” Benjamin berada di ruang kerja tidak mendengar keributan yang terjadi, ketika ia mendengar teriakan istri dan putrinya segera menghampiri mereka dan melihat wajah ketakutan dan cemas mereka.

“Rowan menghilangg…” Daisy memegang dadanya.

“Apa maksud mu!?” Benjamin tidak memahami perkataan istrinya.

“Max menghubungi kami, Rowan pergi tanpa membawa kunci mobil, handpone dan dompetnya”

“Mereka telah mencari di kawasan hutan namun tidak dapat menemukanya” jelas Velma mencoba menenangkan ibunya.

“Rowan…” Daisy menangis.

“Cepat hubungi polisi!! Kita pergi ke sana” Daisy memukul dada suaminya, Benjamin mengangguk.

......................

Di balik dinding bar.

“Kau menyukainya?” Orlando memeluk Anna dari belakang dan mencium lehernya mereka berpelukan di atas tempat tidur dengan keringat di wajah keduanya. Anna tersenyum manis dan mengecup bibir Orlando.

"Bagaimana pria setampan mu, memiliki istri yang koma?” tanya Anna mengelus dada Orlando.

“Kami mengalami kecelakaan mobil, dia tidak sadarkan diri dan aku mendapatkan luka ini” Rowan menunjukan tatto di tangan kirinya. Anna melihat lebih jelas benar terdapat bekas luka di sana, ia kira itu hanya tatto biasan.

Anna menjilat luka itu dengan lidahnya dan menatap Orlando dengan manja, Orlando meneguk lidahnya kini tenggorokanya haus kembali wanita ini benar-benar luar biasa.

“Jangan salahkan ku, kau menggoda ku terlebih dahulu” Orlando segera membalikan posisi mereka, kini Anna ada di bawah kekuasaanya. Anna tertawa dan mencium Orlando dengan gairah.

Bipppp!!! Bippp!!

Tiba-tiba bunyi handpone Anna terdengar, namun Orlando tidak ingin melepas wanita di bawahnya. Anna memutar tubuhnya yang lentur, Orlando mengerti kini ia bergerak sambil memegang pinggangnya dari belakang.

Anna mengambil handponenya, terdapat beberapa panggilan dari Velma dan pesan. Ia membukanya.

“Anna, kau ada di mana? Rowan telah menghilang, kami akan pergi ke perusahaanya dan memanggil polisi” isi pesan itu.

Anna terkejut mendengarnya, ia mendorong Orlando menjauh.

“Ada apa?” Orlando dengan heran.

“Rowan menghilang!! Aku harus menyusul keluarganya” Anna menarik selimut menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dengan cepat sebelum pergi. Orlando melihat handpone Anna dan membaca pesan itu, terdapat senyuman tipis di wajahnya.

“Mungkin ini takdir”

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!