Seira Adam Hanida adalah Ayi Mahogra atau Ratunya Kharisma Jagat yang harus memimpin pasukan kharisma jagat di zaman modern untuk melawan Bagaskara yang menggunakan makhluk ghaib untuk mengendalikan manusia agar menyembah iblis yang dia sembah.
Untuk melawan balik, Bagaskara hendak menculik anak kedua Ayi dan menggunakannya agar bisa mewujudkan kutukan kuno, kutukan itu adalah, setiap Ayi Mahogra atau ratunya kharisma jagat, kerajaannya akan runtuh digulingkan oleh anak perempuannya sendiri. Karena itu Ayi Mahogra meminta suaminya Malik Rainan dan juga pasukan kharisma jagat membawa kabur anaknya agar selamat dari penculikan dan dia bisa menjaga umat manusia dan kerajaannya dari serangan Bagaskara.
Selama proses pelarian ini, Malik dan pasukan kharisma jagat menemui banyak kesulitan karena serangan dari Bagaskara dan pasukannya, lalu apakah mereka berhasil melindungi anak perempuan Ayi Mahogra atau dia akan menjadi anak yang terkutuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muka Kanvas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 11 : Mada 8
Mada ternyata melihat ke arah kompor yang sedang memasak air panas, Mada akhirnya mematikan kompor itu karena air sudah mendidih. Mada lalu berjalan ke kamar. Alka melihat itu dan mengikutinya dari belakang, Mada sudah masuk ke kamar, ketika Alka akan ikut masuk, baru saja di depan pintu, tiba-tiba Mada berbalik dan berkata, “JANGAN MASUK KAMARKU.”
Alka menahan napas, Mada melihatnya? Apakah Mada melihatnya!!!
“Jangan masuk kamarku, nyamuk! Kasihan anak kita ya Malik.” Mada tersenyum dengan sumringah, rupanya yang dia usir adalah nyamuk bukan Alka, bahkan kibasan tangan Mada menembus pada tubuh jin Alka, Alka melepas napasnya dengan lega.
Mada masuk, Alka masuk, Alka memperhatikan sekitar, Malik tidur di bawah, dia tidak tidur di Kasur yang sama dengan Mada, sementara Yasa tidur di samping Mada, dipeluk olehnya, Alka kesal sekali melihat itu, bagaimana mungkin dia membiarkan Yasa memeluk wanita lain, sementara Ayi menahan semua rindu di AKJ.
Alka tidak ingin terbawa amarah, maka dia melihat ke sekitar, apa-apa yang mungkin bisa membuatnya mendapatkan informasi tentang ancaman.
Alka terpaku pada telepon genggam Mada, semua rahasia selalu ada di sana, benda yang sungguh paling Alka benci, dia tak pernah ingin punya, hanya untuk berjaga saja untuk komunikasi, karena kalau butuh kawanan jika sedang berjauhan, Alka hanya tinggal mendeteksi energi, apalagi Aditia, dia bisa komunikasi secara telepati padanya, maka dia merasa tak selalu butuh, hanya punya jarang hidup, jika saja dia memiliki sosial media, pastikan dia akan menjadi viral karena kecantikan dan juga wajahnya yang awet muda.
Tapi Alka dan kawanan tidak pernah butuh publikasi, mereka hanya punya keinginan menjalankan tugas yang diberikan bapak untuk menjaga dunia dari semua serangan ghaib jin jahat dan membantu Aditia menjalani perannya sebagai Kharisma Jagat, itu saja.
Alka mendekati telepon genggam Mada, Alka mengintip dan betapa terkejutnya dia, background foto di telepon genggamnya Mada adalah foto Mada yang memeluk Malik di kasur tanpa busana ditutupi oleh selimut sampai dada.
Alka sampai jatuh dari kemampuan melayangnya, Alka menangis sejadinya, dia sungguh tak habis pikir, bagaimana mungkin mudah sekali Malik melakukan hal buruk itu, bagaimana mungkin Malik bersama wanita yang rendah seperti ini, dibanding dengan Ayi sungguh jauh sekali dia.
Alka lalu melayang lagi, dia akan keluar dari rumah ini, saat akan kembali menembus dinding tempat dia masuk, Alka baru teringat, bukankah Mada bilang punya ibu, berarti ibunya ada di kamar lain bukan? Alka penasaran saja, ibu macam apa yang membesarkan perempuan murahan macam itu.
Alka lalu menembus pintu kamar sebelah kamar Mada, saat masuk gelap, tak ada apapun di sana, hanya kamar kosong, tidak ada kasur, tidak ada apapun, benar-benar kosong, Mada berbohong soal ibunya, dia hanya sendirian di sini.
Alka lalu meneruskan niatnya keluar dari rumah itu dengan menembus dinding.
Saat sudah sampai rumah, kawanan senior semua mengerubutinya, berharap Alka menemukan jalan.
Alka kembali pada wujud manusia.
“Bagaimana Alka?” Alisha bertanya.
Alka duduk lemas, Aditia langsung memapahnya ke bangku yang ada di ruang tamu.
“Aku tahu kenapa kakak Malik masih di tempat itu, kau benar soal mungkin wanita itu memegang kartu as makanya Kakak Malik bertahan, tapi aku pikir Kakak Malik tidak terpaksa, mungkin dia memang suka di sana, kartu asnya adalah tubuh itu, tubuh wanita itu, mungkin kakak Malik suka pada wanita itu, mungkin kakak Malik memang memenuhi kebutuhan biologisnya pada wanita itu, kau tahu kan, jika suami pisah dengan istrinya dia cenderung butuh menyalurkan kebutuan biologisnya maka dari itu, bisa jadi kakak Malik bukan terpaksa, tapi memang ingin, maka kartu asnya bukan foto itu, dia tak takut foto itu tersebar, dia suka tubuh wanita itu!” Alka bicara sambil menangis.
“Jangan kau bicara sembarangan tentang kakakku, dia takkan serendah itu!” Adit tak setuju dengan perkataan Alka.
“Tapi aku melihat buktinya, Mada itu adalah perempuan biasa yang manipulatif, aku tidak tahu ada apa di balik identitasnya, apakah dia kiriman Bagaskara yang sengaja mengirim wanita biasa yang lihai menggoda, karena tahu kita takkan bisa dikalahkan dengan mudah, atau dia memang wanita yang mengincar Kakak Malik jauh lebih lama dari yang kita tahu.” Alka tak punya jawaban meski telah mendapatkan informasi, “satu hal lagi, wanita itu sendirian tinggal di sana, tak ada ibunya, kamar satunya kosong, tak ada kasur tak ada apapun, hanya kamar kosong saja.”
“Kalau begitu, kalau memang benar apa yang Alka bilang, kita nggak bisa menyerang wanita itu sembarangan, karena pasti kakak Malik akan membelanya, pasti kakak Malik akan menyerang kita balik sebagai pembelaan, apakah kita akan perang saudara?” Alisha jadi takut.
“Kita harus apa? Masa misi pelarian jadi misi kabur beneran, ini seriusan jadi masalah pelakor, seriusan kita ngadepin pelakor, nggak ada yang lebih bagus lagi apa masalahnya? Aku udah trauma dengan perpelakoran ini!” Hartino yang memang sedari kecil harus menghadapi pelakor ibunya dulu jadi muak, meski dia sejak awal ingin memukul Mada, tapi dia harus tenang karena Alisha sudah tantrum duluan, tapi mendengar ini dia sungguh kesal dan ingin sekali menghajar Mada.
…
“Lalu kapan Ayi akan memberitahu mereka soal ini?” Perempuan itu bertanya.
“Tidak akan pernah, karena aku tahu, efeknya akan sangat panjang, efeknya akan sangat berat, kita tak bisa membiarkan orang-orang tahu.” Ayi berkata dengan lemah, wajahnya sungguh pucat.
“Kau sakit Ayi, tidak seharusnya kau melakukan ini, kau akan celaka jika memaksa, semua orang harus tahu!” Perempuan itu berkata dengan khawatir.
“Ayi kita mulai lagi ritualnya.” Ayi meminta perempuan itu duduk bersila di hadapannya, perempuan itu berat hati melakukan ritual yang sungguh berat bagi mereka berdua, ritual itu perlu dilakukan untuk membuat dua dunia menjadi seimbang, ritual berat yang mungkin bisa mengalahkan Bagaskara.
Sementara di ruangan lain, Fani terlihat sedang duduk di taman, dia menikmati senja dengan tenang.
“Kau kenapa masih di sini? Seharusnya kau pergi, dasar tidak tahu diri, anakmu itu bisa saja membuat ratu kami celaka.” Seorang cantrik wanita yang mungkin berumur 18 tahun itu tiba-tiba menghampiri Fani dan berteriak menghinanya, Fani terkejut dan akhirnya pergi dari bangku taman itu.
Dia berlari ke kamarnya melalui lorong asrama, saat berjalan dia merasa bayangan hitam tiba-tiba hadir di hadapannya.
“Ini bukan tempat yang baik, tapi bertahanlah sayang.” Fani mendengar suara itu dari bayangan hitam. Fani berlari mengejar bayangan itu.
“Sandi, aku mohon, bawa aku pergi Sandi.” Fani sudah menghampiri bayangan itu tapi tiba-tiba bayangan hilang, musnah tak bersisa, Fani menangis terduduk memegang perutnya.
Kenapa dia di sini sendirian? Kenapa dia harus dihina padahal tak paham apapun, lalu kenapa bayangan itu memiliki suara Sandi, seharusnya Sandi membawanya pergi dari tempat ini, dia sungguh merasa sendirian.
Dari kejauan Aam yang melihat Fani jatuh terduduk tersenyum tipis, dia memang tidak suka pada Fani sejak awal, dia tidak suka bayi yang ada di dalam perut Fani, karena takut ini hanya tipu muslihat Bagaskara, Ayi terkadang terlalu naif. Tapi Aam tidak bisa apa-apa selain menjaga Ayi dengan lebih baik lagi.
Aam pergi dari lorong itu tanpa membantu Fani, bisa dibilang, Fani memang bukan orang yang diharapkan di tempat itu karena dia lepas dari dunia gendam milik Bagaskara, semua orang mengira mungkin saja Fani adalah mata-mata, tapi Ayi percaya padanya, ratu mereka itu terlihat terlalu mudah percaya sama orang baru, itu membuat pasukan kharisma jagat jadi waspada.
…
“Kenapa Dit?” Teman sejawatnya bertanya pada Dita.
“Capek, nggak paham apa mau tuh Dokter, selalu aja marah, selalu aja gue salah, lu tahu kan, pasien UGD itu kan banyak, gue belum mampu mengambil keputusan cepat, gue akan selalu ikutin SOP nggak kayak dia selalu menilai kondisi darurat berlebiha, itu membuat gue terlihat bodoh di depan banyak orang, capek banget gue.” Dita mengeluh soal Dokter Hanan yang terkenal dingin dan arogan itu.
“Dia itu emang paling dibenci sih di sini, tapi sayangnya, dia pinter banget. Public enemy tuh orang, tapi gimana lagi, dia kalau sama pasien emang yang terbaik, dia itu disukai pasien dan rumah sakit karena selalu bisa menyembuhkan dengan tepat dan efisien. Rumah sakit juga kemarin dapat penghargaan karena Dokter Hanan, meski Dokter Bari baik, tapi Dokter Hanan emang Dokter bertangan dingin, nggak ada yang bisa mengalahkannya.” Catherine teman Dita berkata dengan panjang lebar, memberi supprot tapi juga memperingatkan agar tidak banyak membantah.
“Kalau dia nggak ada, mungkin rumah sakit ini jauh lebih menyenangkan.” Dita berkata asal tanpa melihat sekitar, saat berjalan, betapa terkejutnya dia karena Dokter Bari yang baik itu sudah ada di sana, Dita menutup mulutnya, takut karena baru saja membicarakan Dokter Hanan, teman baiknya Dokter Bari, membicarakan hal buruk tentunya.
“Dita, kita bisa bicara sebentar.” Dokter Bari mengajak bicara, Dita jadi khawatir, apakah dia akan dimarahi karena berbicara sembarangan di rumah sakit ini.
Dokter Bari membawa Dita ke restoran rumah sakit, mereka minum kopi dan duduk di bagian outdoor restoran untuk mendapatkan angin, karena itu sore hari.
“Dokter Hanan itu sunggu membebani ya Dit?” Dokter Bari bertanya, Dita melihat wajah Dokter itu, tampan dan tenang sekali, tapi Dita buru-buru memalingkan wajahnya, dia harus mengendalikan keadaan, dia tak boleh dibenci oleh dokter baik ini.
“Tidak kok Dok, ya biasalah, namanya juga salah, yaudah harusnya diperbaiki sih.” Dita mencoba berbicara dengan diplomatis.
“Kamu harus lebih sabar ya, dia tuh orang baik kok, sebenarnya … dia hanya terlalu perfectionist, jadi jangan terlalu dimasukan ke hati ya.”
“Enggak kok Dok, tenang aja.” Dita terlihat kikuk, ternyata Dokter Bari hanya menenangkannya saja.
Tak jauh dari tempat itu, Dokter Hanan memperhatikan, dia sungguh muak dengan apa yang dilihat, dia akan membuat Dita kapok karena sudah berani melawannya terus.
Dokter Hanan lalu keluar dari tempat itu, bersamaan dengan itu Dokter Bari dan Dita juga keluar dari restoran.
Dokter Hanan kembali ke ruangan dan mengirim pesan, [Anak itu sulit untuk dikerjai, kita harus cari cara lain, kita harus membuatnya masuk jebakan!]
[Lakukan apapun untuk mmebuatnya tersiksa, jangan sampai kau lepas pandangan.] Orang yang dikirimi pesan oleh Dokter Hanan membalas.
Dokter Hanan akan lebih menyiksa Dita lagi.
Apakah Bagaskara telah menaruh banyak anak buahnya pada seluruh orang yang berhubungan dengan Ayi Mahogra dan pasukannya?
_____________________________________
Catatan Penulis :
Siapapun kalian yang saat ini jika sedang melewati hal berat dan sulit, membuat kalian merasa linglung, bingung harus ngapain, ini saran dariku, pisahkan dulu emosi dan juga masalahnya, pikir ulang-ulang dulu, mana yang emosi mana yang masalah, kalau sudah berhasil, kalian akan fokus pada pemecahan masalah dulu, tapi bukan berarti emosi dilupakan, emosi tetap harus divalidasi agar emosi itu tidak menjadi bom waktu, tapi bukan berarti memanjakannya hingga membuat emosi itu menjadi satu-satunya cara untuk kau melewati masalah.
Contoh, kalian suka sekali satu barang, lalu barang itu hilang, kalian pasti sedih, marah, kecewa, kok bisa barangnya hilang, padahal udah dijaga dengan baik, kalau kalian fokus pada emosinya, kalian nggak akan lihat masalah sebenarnya.
Yaitu, apakah barang tersebut benar-benar hilang, atau sebenarnya kalian Cuma lupa naro aja, jadi emosinya tetap divalidasi, iya gue sedih, iya gue marah, iya gue kecewa, tapi bentar deh, tadi tuh gue naronya di mana, siapa aja yang pegang barang itu, coba cari dulu pelan-pelan, coba ingat-ingat, kalau emang bener ilang, ya harus cari solusi, misalnya beli barang baru kalau emang penting, sebelum beli barang baru harus siapin budget.
Nak ini namanya kalian mampu memisahkan antara emosi dan juga masalahnya, teknik ini bisa digunakan dalam masalah apapun, dalam hubungan juga misal hubungan anak dan orang tua,, suami dan istri atau juga pada pasangan yang belum menikah, karena kalau kalian fokus pada masalah, emosi itu perlahan akan memudar, karena tidak baik memupuk emosi negatif, meski awalnya harus tetap diakui agar diri kalian sendiri tidak merasa diabaikan, tapi tidak berarti dipelihara.
Saran receh dariku buat kalian yang sekarang lagi sesak apapun masalahnya, ingatlah, pasti ada jalan keluar, tinggal mau ga kita cari jalannya.
Love you para reader PKJ yang baik hatinya, kuharap sapaan love ini dibalas ….
Jangan lupa like, coment dan follow akun Noveltoonku ya.
Jangan lupa untuk follow aku juga di :
IG : @mukakanvas
Tiktok : mukakanvas_horor
Youtube : @mukakanvas
penasaran kelanjutannya besok hehe
selalu jadi moodbooster buat aku, emak2
yg tiap hari berjibaku di rumah
hehee
semngat 💪💪