NovelToon NovelToon
BENCONG UNDERCOVER - My Bencong Is Aman-zing

BENCONG UNDERCOVER - My Bencong Is Aman-zing

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / One Night Stand / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:692
Nilai: 5
Nama Author: Yuni_Hasibuan

Nama besar - Mykaelenko... bukan hanya tentang kekayaan.
Mereka mengendalikan peredaran BERLIAN
— mata uang para raja,
Juga obsesi para penjahat.

Bisnis mereka yang resmi. Legal. Tak bernoda
— membuat mereka jauh lebih berbahaya daripada Mafia Recehan.

Sialnya, aku? Harus Nikah kilat dengan Pewarisnya— Dimitry Sacha Mykaelenko.
Yang Absurdnya tidak tertolong.

•••

Namaku Brea Celestine Simamora.
Putri tunggal Brandon Gerung Simamora, seorang TNI - agak koplak
- yang selalu merasa paling benar.

Kami di paksa menikah, gara-gara beliau yakin kalau aku sudah “di garap” oleh Dimitry,
yang sedang menyamar menjadi BENCONG.

Padahal... sumpah demi kuota, aku bahkan tak rela berbagi bedak dengannya.
Apalagi ternyata,,,
Semua cuma settingan Pak Simamora.

⛔ WARNING! ⛔
"Cerita ini murni fiksi, mengandung adegan ena-ena di beberapa bab.
Akan ada peringatan petir merah di setiap bagian — Anu-anu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni_Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mykaelenko -> Mafianya para Mafia.

[Flash Back Mode On]

***

"Pernah dengar nama belakang Mykaelenko?"

Nggak, kan?

Wajar.

Nama itu terlalu langka untuk beredar bebas di mulut kita-kita.

Tapi itulah nama belakang Dimitry Sacha.

Dan gak cuma itu—

Di Rusia sana, pemilik marga Mykaelenko cuma ada tujuh orang, Yaitu:

✓Ayahnya Dimitry.

✓Ibunya—yang otomatis masuk daftar begitu dinikahi ayahnya Dimitry.

✓Adik kandungnya Dimitry.

✓Dua sepupunya Dimitry

✓Satu pamannya Dimitry.

✓Dan Dimitry sendiri, si pewaris paling absurd.

Dan sekarang, salah satu pewaris (Blasteran Russia-Thailand) itu baru bangun tidur.

“Tok, tok, tok…”

Suara ketukan pintu, terdengar pelan tapi tegas. Seolah respect banget sama penghuni di dalam kamar.

“Masuk…”

Suara serak Dimitry menyambut, sambil ngulet. Masih nguap. Masih 50% ngelindur.

Empat maid berseragam langsung masuk kamar. Mereka bawa stroller, berisi bahan-bahan treatment bangun tidur.

Yup, betul. Itu buat ngurusin keperluan Dimitry yang baru bangun tidur.

Di stroller pertama: ada air hangat buat cuci muka dan sikat gigi.

Di stroller lain: baju tidur ganti, handuk, body mist, sampai hair serum.

Di satu stroller tambahan: Ada sarapan mewah lengkap dengan madu organik dan croissant yang nggak dijual bebas di pasaran.

Kenapa segitunya? Karena ini bukan rumah sakit, Say.

Ini rumah Pewarisnya Mykaelenko.

Dan Dimitry itu bukan pasien—tapi prioritas nasional.

Apa mereka keluarga bangsawan? Royal Family? Presiden negara barangkali?

Sayangnya... Bukan.

Mereka “cuma” keluarga mafia.

Tapi bergerak di sektor paling bersih dan paling eksklusif yaitu:

Pengendali berlian.

Secara resmi.

Secara sah.

Dan terlalu licin buat disentuh hukum.

Dan tahu nggak?

Bahkan keluarga kerajaan pun butuh berlian.

Tapi keluarga Dimitry?

Mereka yang ngatur aliran berlian itu sendiri.

Jadi silakan bayangkan:

Kalau harga batu kecil-kecil itu bisa beli satu kota…

Maka harga kepala para pewarisnya?

Pasti lebih mahal, dan gak bisa Yuni bayangkan..

***

“Hari ini jadwalku apa aja?”

Tanya Dimitry sambil nyuap croissant, masih setengah ngantuk.

Raffael, manajernya, cuma melirik sinis.

“Haih… males banget aku ngomong sama kamu. Mau dibilang berapa kali juga tetep aja lupa.”

“Bukannya tugasmu ngingetin?”

Dimitry balas santai.

“Sori banget, bos. Tugasku ngatur jadwal, lobi sponsor, sama jaga image kamu yang nista itu, bukan ngeladenin amnesia tiap pagi. Aku ini manajer, bukan asisten. Itu kerjaannya Tara.”

“Ya. Tara belum dateng.”

“Yaps. Kebiasaan. Anak mager.”

Raffael jawab sambil ngedumel, ngebuka ponsel buat ngecek jam.

Tapi tiba-tiba…

"BRUKKK!!"

Suara gedebuk keras kedengeran dari halaman belakang.

Semua maid kaget. Raffael loncat kayak ayam kehilangan ekor.

“MATI KIPER! Apaan tuh?! Babu lo abis ngebom dapur?!” teriak Raffael panik. Langsung lari ke belakang.

Tapi baru berapa langkah, dia ngerem mendadak.

Karena dari arah taman, tiba-tiba muncul dua orang berbaju serba hitam, pakai masker hitam di wajah mereka, gerakannya rapi, tegap—kayak pasukan elite baru keluar dari film aksi.

Dan mereka…

…bawa satu orang cewek dalam gendongan.

Btw, cewek itu Pingsan.

“OH MEGOT! ADA SIKOPAT! LARI Dimitry!!!”

Raffael langsung panik, mau nyeret Dimitry kabur dari rumahnya sendiri.

Tapi Dimitry... malah berdiri diam. Matanya nyala pas lihat ke arah dua Stranger itu. Mukanya berubah dingin.

Dan… Dia mulai ngomong. Tapi... pake bahasanya Marsha And The Bear.

“O, i kto eti narushiteli byli pravy? U nikh uzhe yest' kryl'ya?"

(Siapa yang berani langgar peraturan hari ini? Udah punya sayap sekarang?)

Raffael bengong.

“De... Dede… kamu ngomong apaan barusan? Itu bahasa planet mana?”

Dimitry nggak jawab pertanyaan Raffael. Tatapannya malah tertuju tajam ke dua pria hitam itu. Eh, serba hitam maksudnya.

Salah satu dari mereka berdiri tegap, jawab balik dalam bahasa yang sama:

“Prostite, boss, no prishlos' narushit' protokol. Devushka — 'Abort Mission'. Prikazhete ostavit' yeyo pod okhranoy, a nam prodolzhit' presledovaniye?"

(Mohon maaf, Boss. Kami harus langgar protokol. Gadis ini — ‘Abort Mission’. Apa perintah Anda? Kami tinggalkan dia di bawah pengawasan, lalu lanjutkan pengejaran?)

Dimitry narik napas berat dulu, baru menjawab

tapi bukan ke dua orang misterius itu. Justru ke Raffael.

“Udah, gak apa-apa. Kamu bisa pulang sekarang. Mereka ini… antek suruhan ayahku.”

“Ayahmu? Bukannya udah meninggal? Masa iya mereka datang bawa misi dari akhirat?” Raffael melotot gak percaya. Itu reaksi khas dia.

“Ayah kandungku, maksudnya. Kamu gak lupa kan, aku diadopsi di sini?”

Baru deh Raffael ngeh. Mendadak mukanya kayak orang baru sadar gagal konect. “Tapi kamu beneran gak kenapa-napa? Mereka tuh… serem, De. Kayak yang keluar dari film horor Korea.”

“Aku baik-baik aja. Tenang. Sekarang kamu pulang aja. Soalnya... kayaknya ayahku butuh bantuanku.”

Padahal nggak. Ayahnya gak mungkin butuh bantuan bocah pemalas kayak dia. Dimitry cuma nyari cara halus buat ngusir Raffael. Dia gak pengin managernya itu terlalu dalam nyemplung ke keluarganya yang jauh dari normal.

“Oke, oke. Aku cabut. Tapi janji ya, kalau ada apa-apa langsung hubungi aku.”

“Eh, jangan ding. Kalau ada apa-apa, hubungi polisi aja. Aku males ribet.” Raffael langsung ngibrit, lari keluar sebelum nyesel.

Begitu Raffael benar-benar hilang dari pandangan, Dimitry mendekat ke dua orang bertopeng tadi—yang sekarang masih berdiri nunggu instruksi.

“Taruh dia di kamar,” perintah Dimitry singkat. Maksudnya, Cewek yang lagi pingsan itu.

Setelah mereka nurut, Dimitry ngomong lagi. Kali ini suaranya tenang, tapi tajam.

“Aku tahu kalian bisa banyak bahasa. Jadi, salah satunya pasti ngerti Bahasa Indonesia, kan?”

Kedua orang itu langsung buka masker. Satunya berwajah bule, satunya lagi Asia Timur. Si wajah Asia yang jawab.

“Salam, Tuan Muda. Nama saya Kim Jun Hwan. Dan dia, Yannick. Kami ditugaskan menggantikan tim lama. Maaf kalau kedatangan kami terlalu... heboh. Kami masih butuh penyesuaian lokasi. Dan… mungkin sedikit shock culture.” Jawab Kim Jun Hwan, mengerlingkan sebelah matanya.

“Cih. Pantas aja norak. Newbie, ya? Yang dulu-dulu, aku bahkan gak sadar mereka ada sampai mereka cabut.”

Dimitry mendesis sinis. Nada bicaranya ngeledek, tapi terasa mengandung kesepian yang gak dia sadari.

“Maaf, Tuan. Kami memang baru. Pantas dihukum.” Sahut Kim Jun Hwan.

“Udah, gak usah sok formal gitu. Kalian pikir ini era kerajaan Joseon?”

Kim Jun Hwan cuma bisa nunduk, kasih isyarat minta maaf. Tapi Dimitry gak peduli.

"Terus, kenapa berdua? Biasanya cuma sendiri?" Tanya Dimitry sekali lagi.

"Lengkapnya ber-tujuh Tuan. Keluarga besar memutuskan untuk menambah personel. Karena ancaman terlalu besar. Mereka bahkan berharap, anda bersedia pulang ke sana, Tuan." Jawab Kim Jun Hwan.

“Pulang? Ke sana? Jangan mimpi. Di sini rumahku. Di sana? Aku bukan siapa-siapa. Dan mereka juga gak punya hak minta kembali sesuatu yang udah pernah mereka buang.”

Nada Dimitry keras, tapi lelah. Ada luka lama di balik kata-katanya.

“Kalau begitu, kami asumsikan Anda setuju soal peningkatan pengamanan?”

“Terserah. Yang penting tetap gak terlihat. Jangan bikin kehebohan lagi kayak hari ini. Kalian lancang banget muncul sambil bikin rusuh.”

“On it, Tuan.” Sahut keduanya serempak.

"Lalu siapa target kalian hari ini?" Tanya Dimitry tiba-tiba.

***

1
Xavia
Jelek, bosen.
Yuni_Hasibuan: Boleh di skip ya say.

Lain kali, lebih baik diam daripada dapat dosa, karena menghina karya orang lain.
total 1 replies
Esmeralda Gonzalez
Aku suka banget sama karakter tokoh utamanya, semoga nanti ada kelanjutannya lagi!
Yuni_Hasibuan: Sip,,,,
Terimakasih banyak Say.
Tetep ikutin terus.. Ku usahakan baka update setiap hari.


Soalnya ini setengah Based dari true story. Ups,,, keceplosan.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!