Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjenguk Hanna
Hanna pacar saya". Arka mencium tangan Hanna seketika membuat Hanna mematung dengan perlakuan tiba-tiba tersebut.
"Apa benar itu Han?"
"Eh iya Pak"
"Maaf Ken, saya permisi dulu, kasian pacar saya sudah lelah. Oh iya terimakasih sudah menolong pacar saya tadi"
Ken pun tersenyum getir.
***
Ken dan Arka adalah sahabat baik semasa putih abu-abu. Keduanya menjadi idola sekolah, bukan hanya karena tampan tapi mereka juga berprestasi dalam bidang akademik.
Ada satu siswi baru yang menarik perhatian Arka dan Ken, namanya Zara. Arka begitu menyukai sosok Zara yang sederhana.
Ken membantu Arka untuk dekat dengan Zara, Ken tau betul bagaimana sifat sahabatnya yang tidak tau cara mendekati wanita karena sifatnya yang dingin dan cuek.
Rencana Ken mendekatkan mereka akhirnya berhasil sampai hubungan mereka terjalin satu tahun. Awalnya Ken juga diam-diam menjatuhkan hati pada Zara tapi demi persahabatannya ia mengalah.
Arka dan Zara harus menjalani hubungan LDR dikarenakan Arka kuliah di luar negeri. Awalnya hubungan mereka baik-baik saja namun karena faktor komunikasi dan kesibukan masing-masing perlahan renggang.
Ken dan Zara satu prodi di universitas X, setiap hari mereka bertemu dan entah sejak kapan mereka saling nyaman satu sama lain. Ken yang memang sedari awal menyukai Zara tidak membuang kesempatan itu. Mereka menjalin hubungan tanpa sepengetahuan Arka.
Tiba saatnya Arka pulang, ia ingin memberi kejutan ulang tahun kepada sang pacar untuk datang ke apartemennya.
Namun siapa sangka, bukan gadis yang ia cintai yang terkejut melainkan Arka sendiri dimana kala itu Arka melihat dengan mata kepalanya sendiri Zara sedang bermesraan dengan sahabat dekatnya yaitu Ken.
Sontak membuat Zara dan Ken kaget dan merasa bersalah, Arka sangat kecewa bahwa ia dikhianati oleh sahabatnya sendiri.
Arka tidak akan pernah bisa mentolerir pengkhianatan, sebab itulah hubungan Arka dan Ken seperti tidak saling mengenal lagi.
***
Selama acara berlangsung, Hanna sudah terlihat lemas dan nyeri dibagian perutnya. Arka yang menyadari itu langsung bertanya.
"Kamu kenapa, kok pucat?"
"Perut saya kram pak, ini hari pertama saya kedatangan tamu"
"Kenapa kamu tidak bilang daritadi?"
"Gimana saya mau bilang! Pak Arka seenaknya memotong pembicaraan saya terus dari tadi".
"Maaf maaf saya benar-benar tidak tau. Jadi apa yang harus saya lakukan?"
"Saya mau pulang saja"
Lalu Arka membantu Hanna berjalan ke parkiran karena gadis itu sudah tidak sanggup lagi berjalan mandiri namun karena lelah dan sakit yang menjadi membuat Hanna seketika pingsan.
Arka pun panik karena dia tidak tau harus bagaimana jadi dia membawa Hanna ke rumah sakit dulu, ia takut gadis yang ia cintai sekarang terjadi apa-apa.
Sesampainya Arka di rumah sakit ia, Hanna langsung diperiksa dokter. 10 menit Arka menunggu akhirnya dokter keluar.
Yang memeriksa Hanna adalah dokter Tari. Tentu dokter Tari mengenal Arka karena Arka adalah sepupunya.
Ceklek
"Mbak maaf gimana keadaan dia"
"Jangan khawatir ya Arka, dia baik-baik saja, hanya kelelahan dan kram akibat dia sedang haid"
"Alhamdulillah, makasih ya mbak Tari. Apa aku boleh masuk melihatnya?"
"Boleh, pulang sekarang juga boleh. mbak pamit permisi ya"
Arka masuk ke dalam untuk melihat kondisi Hanna. Gadis itu sudah sadar.
"Pak Arka lebay banget! Kenapa saya dibawa ke rumah sakit, saya itu cuma lagi haid pak"
"Maaf ya harusnya saya peka sama keadaan kamu dan tidak memaksakan kehendak saya". Arka berbicara begitu lembut membuat Hanna bingung dengan perubahan laki-laki yang berada di depannya itu.
"Yaudah ayo pulang sekarang, saya antarkan ke rumah tante kamu"
Arka benar-benar khawatir dan merasa bersalah sampai ia tidak sadar menggenggam erat tangan Hanna.
Di dalam mobil, hanya ada keheningan yang tercipta, sesekali Arka melihat Hanna yang memegang perutnya akibat kram.
20 menit perjalanan mereka sampai, Hanna pun langsung masuk ke dalam rumah karna jam sudah menunjukkan pukul 22.30.
***
Keesokan harinya, Arka sudah pamit kepada Bu Ratna dan keluarganya yang lain bahwa ia ada urusan. Arka ingin ke rumah Hanna namun tidak mungkin ia jujur kepada mamanya jadi dia berbohong.
"Ma, aku pamit ya, Arka ada urusan sebentar, mau jenguk teman"
"Loh kamu ga sarapan dulu?"
"Gampang ma, nanti saja dijalan"
"Yasudah, hati-hati ya nak". Arka mencium punggung tangan Bu Ratna
Disisi lain, Adit dan Raka sedang menikmati sarapannya. Bu Ratna yang melihat hubungan Adit dan Hanna tidak ada perkembangan sama sekali menyarankan agar Adit sesekali harus mengajak Hanna untuk keluar sekedar menonton film di bioskop.
"Adit, mama lihat kamu dan Hanna tidak ada perkembangan sama sekali. Kamu sebagai laki-laki yang berpengalaman harusnya kamu duluan dong yang memulai mengajak wanita kencan atau apa gitu"
"Adit sibuk ma, lagian Hanna juga sibuk kan"
"Mama tidak mau tau, kamu harus ajak Hanna keluar hari ini, biar Raka mama yang jaga"
"Tapi ma, aku mau istirahat"
"Tidak ada penolakan lagi Adit!"
"Iya ma, happy?"
"Happy dong!" senyum bu Ratna merekah.
***
Sebelum Arka berkunjung tentunya ia sudah membeli banyak makanan dan juga buah-buahan untuk Hanna.
Sebelum turun mobil ia pastikan sudah tampan, Arka ingin menunjukkan sisi lembutnya kepada Hanna agar Hanna tidak lagi marah padanya.
Tok
Tok
Tok
Ceklek
Yang membukakan pintu ternyata tantenya.
"Pagi tante, Hanna ada?"
"Hanna ada tapi sepertinya masih tidur. Ananda sendiri siapa ya?"
"Saya Arka tante, om dari Raka"
"Oh bosnya Hanna... Tunggu sebentar ya nak Arka, biar tante panggilkan"
"Baik tante terimakasih, oh iya ini ada sedikit buah tangan"
"Ini atuh bukan sedikit tapi banyak banget nak Arka"
"Gapapa tante"
"Yaudah masuk dulu yuk, kamu tunggu dulu ya sebentar".
Tante Dewi menaiki anak tangga, kamar Hanna berada di lantai dua.
Tok
Tok
Tok
"Hanna, apa kamu sudah bangun?" Hanna membuka pintu kamarnya.
"Iya tante aku sudah bangun, ini baru habis mandi. Ada yang bisa Hanna bantu ?"
"Engga, tapi ada temen kamu dibawah itu"
"Teman? Siapa?"
"Katanya sih Arka, omnya Raka"
"Hah! Aku ga salah dengar kan tante?"
"Udah cepat kamu ke bawah, kasian dia nunggu lama"
"Baik tante".
"Kenapa Pak Arka datang pagi-pagi begini ya".
Hanna turun ke bawah memastikan apa benar itu Arka dan ternyata benar. Ia sedang duduk santai sambil melihat banyak sekali lukisan yang indah.
"Pak Arka? Pak Arka ngapain kesini?"
"Hm saya disini mau memastikan kamu sudah lebih baik atau belum"
"Saya sudah baik-baik saja kok pak. Pak Arka tidak usah khawatir dan repot-repot kesini"
"Saya tidak khawatir, tidak perlu ge-er, saya hanya takut kamu kenapa-kenapa dan nanti malah saya yang disalahkan"
"Aduh ini orang baru aja semalam keliatan lembut sekarang malah ketus lagi".
"Yaudah pak silahkan duduk dulu" Arka kembali duduk. "Pak Arka sudah sarapan?"
"Belum, saya ingin sarapan disini, tadi saya sudah bawakan makanan"
"Oh yaudah ayo pak kita sarapan dulu di dalam"
Di ruang makan, tante Dewi sudah menyiapkan sarapan. Tante Dewi memanggil Syifa yang masih berada di kamar, lalu Syifa pun keluar. Syifa pun bertanya-tanya mengapa ada laki-laki dirumahnya pagi-pagi begini. Ingin menanyakan kepada tante Dewi tapi Hanna sudah menjelaskan.
"Pak Arka ini ka Syifa, anaknya tante Dewi, sepupu saya. Ka Syifa ini omnya Raka namanya pak Arka"
"Oh iya salam kenal pak"
"Ayo nak Arka makan dulu"
Mereka pun berbincang-bincang. Arka nampak akrab ngobrol dengan tante Dewi sampai-sampai ia lupa ada dua manusia yang daritadi memperhatikannya.
"Han kata kamu pak Arka itu galak dan cuek tapi kok sama mama akrab banget, mana lembut banget lagi cara bicaranya". Ucap Syifa bisik-bisik di telinga Hanna.
"Mana aku tau ka, sama aku galak banget sumpah aku gak bohong".
Arka yang daritadi memperhatikan kedua perempuan tersebut sedang bisik-bisik, Arka berpikir bahwa mereka telah membicarakan mengenai dirinya.
"Eheeem"
"Eh iya pak Arka sudah selesai makannya?"
"Sudah"
Syifa dan tante Dewi beranjak merapikan piring kotor untuk dicuci, meninggalkan Hanna dan Arka diruang makan berdua.
"Maaf pak, makanan yang bapak bawa masih banyak, jika Pak Arka tidak keberatan apa boleh saya bagikan kepada anak anak di panti?"
"Boleh tidak masalah daripada mubazir, apa panti asuhannya yang di sebelah sini?"
"Betul, Pak Arka mau ikut?"
"Kalau kamu maksa saya mau"
Hanna bergumam "Aneh sekali bosku satu ini".
Sementara di kediaman Bu Ratna, Adit sudah menelepon Hanna berulang kali tapi tak ada satu pun panggilan yang dijawabnya.
"Ma, Adit sudah telpon Hanna berulang kali tapi ga diangkat"
"Yaudah deh, mungkin Hanna juga lagi istirahat kan. Yasudah mama mau ke kamar dulu mau istirahat"
"Iya mah"
"Untung aja mama ga maksa lagi. Maaf ya ma bukannya Adit gak mau berdekatan dengan Hanna tapi Adit memang tidak bisa punya perasaan lebih ke Hanna selain rasa kagum aja, Hanna seperti adik Adit sendiri".