Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan
Setelah pembicaraan yang panjang, akhirnya Lucy, Kick dan Stella memutuskan untuk kembali pulang ke rumah tua.
Mereka membawa satu lampu yang sedikit meremang. Kick sudah merencanakan membawa lampu, karena mereka akan pulang larut malam.
Stella menatap langit yang penuh dengan bintang. Langit yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Lucy memegang lampu, Kick berada di tengah dan Stella di ujung jalan. Mereka saling mengawasi.
Langkah tertahan, kabut mendadak datang, mereka tak bisa melihat apapun.
Mata dan telinga mendadak sensitif. Mereka kembali berjalan dengan perlahan dibantu oleh cahaya lampu.
Semakin dalam mereka melangkah, kabut semakin menipis. Lucy, Kick dan Stella melihat ada laki-laki berbadan kekar, bermata besar menyeringai. Dia tak mendekat, tak juga menjauh. Selama itu pula mereka hanya saling menatap.
Hingga akhirnya laki-laki itu mendekat, "Tunggu, biarkan aku duluan! " Cegah Kick.
Sebagai laki-laki, naluri untuk menyelamatkan wanita memang jauh lebih besar.
"Hallo... Siapakah di sana? " Tanya Kick basa-basi.
Tak ada jawaban. Langkah mereka semakin dekat dengannya.
Lampu di tangan Kick berkedip, Stella menarik lengan Lucy, ingin mengatakan sesuatu, tapi tak bisa. Dia seperti sedang bisu. Nafas nya terengah-engah ingin mengatakan sesuatu.
"Katakan!! " Suara Lucy menggema.
Stella sesak nafas, dia semakin mengejang. Tepat saat laki-laki itu mendekat, lampu padam. Stella terpejam.
Lalu lampu hidup kembali, laki-laki itu sudah tidak ada. Lucy dan Kick membangunkan Stella. Kick menggendongnya dan membawa ke rumah tua.
...***...
Mereka telah tiba di rumah tua. Hawa dingin menembus hingga ke tulang. Stella dibaringkan di dalam kamar. Mereka menunggu Stella siuman.
Lucy mengoleskan minyak aromaterapi kebagian hidung dan kepalanya. Tiba-tiba Lucy terbangun, dia kembali menarik nafas dengan sembarangan.
"Tenangkan dirimu. Tarik nafas perlahan... " Lucy menenangkan.
"Katakan padaku, apa yang ingin kau katakan tadi? "
Stella menarik nafas dengan teratur, "Aku melihat iblis itu. Itu bukan lah laki-laki, dia sedang menyamar! " Stella berbisik tapi sedikit terbata. Rasa takut menggerogoti tulang nya.
"Sudah ku duga! " Ujar Lucy.
"Semula aku berpikir itu adalah manusia, tapi tatapannya, tatapan yang pernah ku temui saat aku masih bersama ayah dan ibuku. Dialah yang membunuh ayah dan ibuku. Biadab!!! "
Krekkk....
Tiba-tiba pintu terbuka. Mereka saling menatap. Laki-laki itu kembali, dia berada di depan teras. Seringainya ingin membunuh.
Lucy memberikan pedang kepada Stella. Mereka telah siap untuk berperang.
Kick sudah berada di ambang pintu. Dia bersiap untuk memburu iblis itu.
Namun, iblis menghilang. Mereka keluar rumah untuk mengejar iblis.
Mereka berlari ke hutan belantara malam itu. Berjalan semakin dalam. Sebuah lolongan berhasil terdengar.
"Auuuuuuuuu ..... "
Suara nya dari atas bukit. Mereka mengejar. Mereka mendekati suara yang tadi mereka dengar, melalui jalan setapak, pohon pinus meninggi, kabut datang kembali.
Saat mereka tiba di puncak, kawanan serigala bermata biru berhenti melolong. Lucy segera mengelus mereka.
Lucy yang ternyata bisa bahasa hewan sedang berkomunikasi dalam bahasa serigala.
Lucy kembali dan berkata, "Iblis itu sedang mengelabui kita. Kita harus waspada. Tadi saat mereka melolong, iblis datang dan akan mencelakakan aku. Kawanan serigala sangat menyayangiku. Mereka memanggil sekelompok nya dan melolong tanpa henti, hingga kita mendengarnya. Iblis berlari dan menghilang. " Terang Lucy.
Kabut kembali datang, iblis datang dengan seringai kelaparan.
"ARGGHHHHH"
"ARGHHHHHHH"
Iblis melesat ke arah Stella, namun Kick mengambil langkah, dia berusaha menghunus pedang yang ada di tangannya, tapi meleset.
Pedang terjatuh, Kick memuntahkan darah.
"ARGHHHHHH"
Lucy menghadang di depan, dia berkelahi dengan iblis. Mencoba menusuk dengan pedangnya, tapi tak kunjung berhasil, Lucy jatuh tersungkur.
Sementara Stella, hanya mematung. Mencoba melawan rasa takutnya. Dibukanya pedang dari sarung dan mencoba mengangkatnya.
Sinar rembulan masuk ke dalam kabut, cahaya memancar dari kalung kristal yang Stella pakai. Cahaya itu memantul menembus iblis. Iblis seketika lemah dan akhirnya terbakar, menjadi abu yang lenyap di tiup angin.
Setelah itu, kabut hilang, Stella lemas. Sekawanan serigala mendekatinya. Menjilat pipinya dengan lembut.
Lucy dan Kick mendekat, mereka terluka cukup parah.
"Serigala ingin memberikan energi kepadamu. Terima saja. " Ucap Lucy.
Stella yang belum terbiasa terlihat geli saat dijilat.
Rembulan begitu terang, seperti malam ini yang tak kunjung menghilang.
...***...
semangat/Determined//Determined/