NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Tamu Penting

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Menjelang siang Kiran baru bisa berangkat ke perkebunan. Dan bukan Agra yang datang untuk

menjemput nya melainkan Badar.

"Memangnya Agra ada di mana Om.? kenapa

bukan dia yang datang menjemput saya.?"

Kiran tampak sedikit kesal terhadap pengawal

nya itu karena sudah membuatnya menunggu

setengah hari. Sialnya di tempat ini jaringan

telepon memang sangat sulit di temui, harus

mencari ke arah tertentu untuk menemukannya

sehingga dia tidak bisa menghubungi suaminya

itu ataupun memantau keberadaan nya.

"Tuan Agra semalam pergi Nona, dan baru saja

kembali setengah jam yang lalu."

"Apa yang dia lakukan, kenapa selalu saja

pergi tanpa alasan, dasar orang aneh.!"

"Kejadian kemarin menyisakan masalah dengan

pihak yang berwajib Nona. Tadinya saya sendiri

yang akan mengurusnya, tapi Tuan Agra ingin

menanganinya sendiri.!"

"Dia itu memang aneh ya, kenapa Kiran tidak

diberitahu coba, apa sih maunya sebenarnya.!"

"Tuan hanya tidak ingin mempersulit keadaan

anda selama ada di sini Nona."

"Tetap saja, apapun masalah yang menyangkut

perkebunan saya juga harus bertanggung jawab."

Gerutu Kiran kesal bukan main. Badar hanya

meliriknya sekilas dengan tersenyum tipis.

Tiba di pondok Kiran segera masuk ke ruang

kerjanya. Saat membuka pintu tubuhnya tiba-

tiba membeku di tempat saat melihat keberadaan Agra di sana. Pria itu tampak sedang menikmati makan siangnya dengan lahap. Dan yang membuat Kiran terdiam adalah karena Lintang juga ada di

sana, gadis itu sedang duduk menemani Agra

bahkan melayaninya dengan begitu telaten.

"Nona Kiran.. selamat siang."

Sapa Lintang seraya menunduk sedikit.

"Siang juga Lintang.."

Sahut Kiran masih berdiri di depan pintu.

Agra hanya melihatnya sekilas dan kembali

menikmati makan siang nya.

Kiran berjalan menuju meja kerjanya kemudian membuka jaket yang di pakainya lalu duduk di

kursi kerjanya. Matanya melihat sekilas kearah

Agra yang sedang menerima gelas air putih dari tangan Lintang. Gadis manis itu tampak menatap malu-malu kearah wajah tampan Agra.

Ada perasaan tidak nyaman yang kini di rasakan

oleh Kiran melihat perlakuan Lintang pada Agra.

"Apa Tuan..mau saya buatkan makanan penutup?

Salad atau mungkin yang lain.?"

Tawar Lintang dengan wajah yang terlihat begitu semangat. Bagaimana tidak, gadis itu sudah sangat terjerat oleh pesona pria dingin itu, baginya bisa melihat apalagi berdekatan dengan Agra bagaikan berada di dalam mimpi.

"Tidak perlu, aku sudah kenyang. Kau boleh

keluar sekarang."

Tolak Agra setelah mengakhiri makan siangnya. Lintang tampak menatap sedikit kecewa kearah

Agra karena dirinya masih ingin berlama-lama

ada di dekat pria nyentrik itu.

"Baiklah Tuan..kalau begitu saya permisi."

Lintang membereskan semua sisa makanan ke

atas nampan setelah itu dia berlalu keluar. Kiran beranjak dari kursi nya, berdiri di hadapan Agra, menatap nya tajam.

"Apa anda sadar Tuan Agra..sudah melalaikan

tugas anda terhadap saya.?"

Tegur Kiran sambil menatap kesal kearah Agra

yang mendongakkan kepala. Keduanya saling

pandang kuat .

"Bukankah ada Badar yang bisa menggantikan

posisiku.?"

Sahut Agra acuh sambil duduk tumpang kaki.

Tatapan Kiran semakin terlihat kesal.

"Memang nya ada hal yang lebih penting dari

tugas utama anda.?"

"Tidak ada , anda adalah prioritas saya.!"

Kilah Agra masih terlihat acuh dan melempar

pandangan kearah luar jendela. Kiran semakin

kesal dengan sikap cueknya Agra yang sudah

kelewat batas itu.

"Lalu kemana saja kamu, kenapa selalu pergi

tanpa memberitahu ku terlebih dahulu.!"

Ketus Kiran sambil memalingkan wajahnya.

Ada seringai senyum tipis di bibir Agra, dia

bangkit dari duduknya, berdiri di hadapan

Kiran yang terlihat mundur beberapa langkah.

"Ohh..jadi itu cukup penting bagimu rupanya.!"

Ucap Agra mulai maju mendesak hingga kini

tubuh Kiran mentok membentur meja kerja.

"Tentu saja, bukankah seharusnya kamu

selalu ada kapanpun aku butuhkan, bukan

nya main pergi tanpa kabar yang jelas.!"

Ketus Kiran dengan tatapan mulai tegang

karena kini posisi tubuh Agra sudah merapat

dan memepet dirinya.

"Jadi menurutmu aku perlu mengatakan kemana

saja aku pergi di belakang mu Nona.?"

Desis Agra mulai mengurung tubuh Kiran

dengan meletakkan kedua tangannya di atas

bangku di sisi kanan kiri tubuh Kiran.

Tangan Kiran menahan dada Agra yang kini

mencondongkan badannya menekan tubuh

bagian depan nya. Dia semakin menegang

saat tubuh mereka bersentuhan.

"Bu-bukan begitu..aku hanya tidak suka kalau

harus menunggu.! "

"Aku ada urusan yang tidak bisa di tunda, ini

menyangkut perkebunan.!"

"Bukankah aku berhak tahu semuanya, aku

yang paling berhak tahu di sini..!"

"Anda urus saja soal penjualan dan pembeli,

bukan urusan di luar semua itu.!"

"Tuan Agra.. apapun itu kalau menyangkut

soal perkebunan aku berhak mengetahuinya."

"Aku tidak akan mempertaruhkan keselamatan

mu Nona Sashikirana..!"

Desis Agra di telinga Kiran yang langsung

memejamkan matanya saat napas hangat

Agra menerpa wajah nya. Kiran terhenyak

dalam diam saat Agra menyebutkan nama

lengkapnya.

Dia membuka matanya, keduanya saling pandang kuat. Tubuh mereka masih di posisi sama, rapat

dan menempel dengan tubuh Agra di atas tubuh

Kiran yang semakin tegang saat wajah tampan

Agra semakin mendekat.

"Se-sebenarnya..siapa kamu.? "

Suara Kiran sedikit bergetar karena rasa tegang,

dia juga mendorong kuat dada Agra agar dirinya

bisa keluar dari kurungannya.

"Apa itu penting bagimu.?"

Tanya Agra dengan suara beratnya, tangannya

yang satu kini meraih wajah Kiran kemudian

mengangkatnya.

"Tentu saja, kau..kau adalah suamiku ! aku

punya hak untuk mengetahui siapa dirimu.!"

Senyum smirk terukir di sudut bibir Agra,

tatapannya kini semakin mengunci wajah

cantik Kiran yang memiliki bentuk sangat

sempurna di semua bagian, mungil dan

sangat menggemaskan.

"Akan ada saatnya untuk itu, sekarang kita

harus segera menyelesaikan urusan di tempat

ini, setelah itu baru kita kembali pada dunia

nyata. !"

Kiran menganga mendengar ucapan Agra yang

penuh dengan teka-teki itu. Dalam sekali gerakan

Agra mendaratkan ciuman lembut di kening

Kiran yang langsung memejamkan matanya.

Bersamaan pintu di buka dari luar.

"Tuan..Nona..maaf..!"

Keduanya menoleh kearah suara masih dengan

posisi yang sama. Bara berdiri di ambang pintu

dengan tatapan canggung. Wajah Kiran langsung

pucat pasi saat melihat keberadaan Bara. Apa

yang akan dipikirkan oleh asisten Agra nanti?

"Ada apa Bara.?"

Suara Agra terdengar berat dia menegakkan

badannya menatap kesal kearah Bara yang

langsung menundukkan kepala dalam. Kiran

segera membenahi dirinya yang masih berada

di awang-awang. Kaget dengan apa yang di

lakukan Agra barusan.

"Ada tamu yang ingin bertemu Tuan dan Nona.."

"Suruh tunggu di ruang tamu, kami akan segera

kesana.!"

"Baik Tuan, permisi."

Bara kembali menutup pintu. Agra dan Kiran

saling pandang sesaat.

"Pakai jaketnya, bersikap biasa, jangan terlalu

ramah pada orang asing. Orang bisa saja salah

faham dengan sikapmu yang terlalu baik.!"

Agra memberikan rentetan perintah dan

peringatan yang membuat Kiran menatap

melongo kearah laki-laki itu yang sedang meraih

jaketnya kemudian keluar dari ruangan tanpa

menoleh lagi kearahnya.

"Huuhh..dasar laki-laki aneh.!"

Keluh Kiran sambil mengurut dadanya mencoba

untuk menstabilkan debaran jantungnya yang

tadi sempat bermarathon. Namun akhirnya dia

pun mengambil jaket langsung memakainya. Kemudian meraih berkas penting lalu keluar

dari ruang kantor nya menuju ruang tamu.

------ ------

Di halaman depan pondok saat ini sudah terparkir

beberapa mobil Jeep mewah yang sudah mandi

lumpur di bagian bawahnya seperti habis offroad.

Agra masuk ke dalam ruang tamu, di sana sudah

menunggu beberapa tamu penting, bahkan bisa

di sebut tamu paling waahh di daerah ini.

Tamu itu adalah kepala daerah ini bersama

dengan tamu penting lainnya, asisten pribadi

dan beberapa orang pengawalnya. Dan yang

menarik perhatian adalah keberadaan seorang

gadis cantik berambut ikal berwarna coklat

gelap dengan mata bulat yang indah.

Agra membagikan pandangan ke arah semua

tamu yang ada di ruangan itu. Mata indah gadis

tadi tampak begitu terpesona saat melihat

kemunculan Agra di ruangan itu.

Kiran datang kemudian, dia juga tampak sedikit

terkejut melihat tamu-tamu itu. Dan para tamu

itupun kini balik terpesona melihat kemunculan

Kiran di ruangan itu. Bagai melihat bidadari dalam

hutan rasanya..kenapa bisa ada mahluk sebening

itu di tempat seperti ini.?

"Tuan Abbas, mereka berdua adalah pengelola

perkebunan ini.!"

Badar memperkenalkan Agra dan Kiran. Tamu

penting itu tersenyum mengerti. Tatapan nya

tampak memperhatikan dengan teliti gestur

tubuh kedua orang di hadapannya itu.

"Selamat siang Tuan Agra Bintang..Nona..."

"Sashikirana.. panggil saja Kiran..!"

Sambut Kiran sambil tersenyum tipis kearah

tamu penting tadi.

Agra berjabat tangan dengan tamu penting itu

dengan tatapan tajam dan sorot mata berbeda.

Sementara Kiran hanya mengatupkan tangannya.

Mereka semua duduk saling berhadapan.

"Perkenalkan..ini adalah putri saya.!"

Sambung tamu itu melirik kearah gadis cantik

tadi yang terlihat langsung memasang senyum

semanis madu kearah Agra seraya mengulurkan

tangannya.

"Moza.. senang bertemu anda Tuan Agra.."

Ucapnya dengan suara dibuat semanja mungkin.

Agra menyambut tangan gadis itu dengan wajah

datar tanpa ekspresi apapun. Gadis itu tampak

nya enggan sekali untuk melepas jabatannya.

Matanya juga terpaut di kedalaman mata elang

Agra yang seakan telah menyihirnya.

"Ehemm..!"

Kiran berdehem untuk menyadarkan kedua

mahluk itu bahwa masih ada manusia lain

di tempat ini. Gadis itu melepaskan jabatan

tangannya dengan wajah sedikit memerah.

Dia menatap sekilas kearah Kiran dengan

sorot mata tidak suka.

"Jadi Tuan Abbas..maksud anda datang kesini

ada keperluan apa kalau boleh saya tahu.?"

Tanya Kiran langsung pada pokok karena dia

sedang tidak ingin basa-basi. Tamu penting

itu atau Tuan Abbas nampak menatap wajah

Kiran dengan ketertarikan yang sangat kentara.

"Jadi Nona ini putrinya Tuan Zein.?"

"Benar Tuan..!"

"Begini Nona, sebenarnya saya hanya sedang

keliling saja sekalian cari hiburan di sebelah.

Kami biasa menjelajah alam setiap minggunya

di daerah ini.!"

Ujar Tuan Abbas membuka pembicaraan.

"Saya juga datang dengan dua rekan saya yang

berminat untuk membeli hasil perkebunan anda

jadi biar sekalian begitu lah..!"

Kembali ucap Tuan Abbas sambil menunjuk

dua rekan yang ada di sebelahnya. Keduanya

tampak menunduk sedikit dan tersenyum

kearah Kiran. Agra duduk santai mengamati

interaksi antara Kiran dan para tamunya.

"Boleh saja Tuan..kami terbuka dan menerima

pihak manapun yang berminat terhadap hasil

perkebunan kami."

Sambut Kiran dengan suara tegas dan tenang.

Agra masih terdiam memperhatikan, raut wajah

nya terlihat puas dengan sikap dan pembawaan

Kiran yang tegas serta profesional. Namun ada

tatapan lain yang kini tersirat dari kedua matanya

melihat semua pergerakan dari para tamunya.

"Kalau begitu kita bisa memulai pembicaraan

nya Nona Kiran ?"

Salah seorang pengusaha tadi terlihat sangat

bersemangat.

"Tentu saja, kita bisa membicarakan nya sambil

melihat ke lapangan, mari silahkan..!"

Para tamu tampak mengangguk antusias sambil

berdiri kemudian mereka semua melangkah keluar dari ruangan menuju ke perkebunan.

Mereka menyusuri sebagian area perkebunan

yang berada di wilayah pusat itu sambil melihat

dan mengamati seluruh pohon yang menjadi

objek pembicaraan.

Gadis tadi atau Moza tampak berjalan bersama

Agra mencoba untuk lebih dekat pada laki-laki

itu dan berbincang kecil. Namun tampaknya

pria itu tidak terlalu menanggapi, dia hanya

berbicara seperlunya saja. Kiran yang melihat

hal itu mencoba untuk tidak peduli walau sebenar

nya ada rasa jengkel yang kini menenuhi dada

nya. Dia terus melayani pertanyaan para tamu.

"Tuan Agra.. saya dengar sudah sering terjadi

pencurian di perkebunan ini.! kalau anda butuh

bantuan, Papah siap mengirimkan bantuan

yang anda inginkan, iya kan Pah.?"

Moza melirik kearah Tuan Abbas yang terlihat

mengangguk antusias.

"Betul, saya siap mengirimkan team untuk

berjaga di sekitar wilayah perkebunan ini.!"

Sahut Tuan Abbas dengan percaya diri. Agra

hanya tersenyum tipis.

"Saya rasa itu tidak di perlukan Tuan, sejauh ini

kami masih bisa menangani nya sendiri.! kemarin

kebetulan kami hanya sedang sial saja.!"

Ujar Agra. Mereka kembali berjalan, tiba-tiba

Moza memekik saat dia terpeleset di dalam

lumpur dan dengan reflek Agra menangkap

pinggang gadis itu hingga kini keduanya

berada pada posisi yang sangat intim. Mata

keduanya saling pandang kuat.

Semua orang melihat kearahnya, wajah Kiran

tampak memerah, menatap keduanya dengan

sorot mata yang sangat kompleks.

"Hati-hati Nona Moza.. jalanan di sini licin.!"

Ucap Agra sambil membantu gadis itu untuk

kembali menegakkan badannya. Matanya

sekilas melihat kearah Kiran yang terlihat

memalingkan wajahnya dengan raut wajah

berubah masam.

"Terimakasih Tuan.."

Lirih Moza dengan wajah yang sedikit memerah

sekaligus berbinar senang.

Dalam keadaan itu tiba-tiba saja terdengar

keributan dari kejauhan, teriakan para penjaga

yang menggema memecah suasana menjadi

sangat mencekam.Semua orang terlihat waspada sedikit tegang saat mendengar sayup-sayup ada

suara lolongan serigala yang semakin lama

suaranya semakin mendekat.

Belum sadar dengan keadaan dari arah hutan

lebat tiba-tiba saja bermunculan beberapa ekor

serigala hutan yang berlari dengan keadaan

yang sepertinya sedang mengamuk.

"Berlindung...ada serigala hutan..!"

Teriak kepala pengawal sambil bersiap dengan

senjata di tangan nya bergerak melindungi Tuan

Abbas dan putrinya. Kiran bengong belum sadar

akan semua bahaya yang datang dan tiba-tiba

saja seekor serigala lapar berlari kencang kearah

nya. Tubuh Kiran mematung di tempat dengan

mata membulat sempurna, syok luar biasa.

Sebelum serigala itu berhasil menjangkau dirinya

dengan gerakan cepat Agra datang menghadang

langsung menendang bagian kepala hewan buas

itu yang tadi hampir saja menerkam Kiran.

Tubuh Kiran terjatuh ke belakang karena lemas.

Dia hanya bisa melongo melihat Agra sedang

berusaha melumpuhkan hewan liar itu dengan

membabatnya habis memakai balok..

"Larii.. selamatkan diri kalian..!"

Teriak kepala pengawal sambil meletuskan

tembakan kearah kejauhan di mana binatang

buas itu semakin banyak yang datang.

Sialnya gerombolan hewan lainnya semakin

banyak saja yang datang. Sedang para tamu tadi

sudah ngacir, berlari menjauhi lokasi. Kini Agra

dan Kiran di kepung oleh sekitar 6 ekor hewan liar

itu yang terlihat sangat kelaparan dan bersiap mencabik apapun yang ada di hadapan mereka.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

TBC.....

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!