NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 11

*

Seperti yang sudah di janjikan kemarin, kini Keyra kembali datang ke rumah Elena. Mereka bersiap pergi menuju cafe tempat Elena bekerja.

"Ku pikir kamu berubah pikiran." Ucap Elena, dia tak menyangka Keyra menepati janjinya.

"Aku bukan orang yang suka ingkar janji." Balasnya tegas "Mulai hari ini aku akan gantikan kamu kerja sampai kamu sembuh total." Lanjutnya tanpa keraguan.

Elena tersenyum "Tidak perlu memaksakan diri, jika tidak sanggup maka berhentilah."

"Never." Seru Keyra.

Disaat mereka hendak menaiki mobil Keyra, seseorang memarkirkan motor sportnya ke halaman rumah Elena. Sontak saja mereka berdua menoleh untuk melihatnya.

"Mau kemana?" Tanya Satya setelah menghampiri Elena, lalu melirik Keyra sekilas.

"Aku sudah menceritakannya padamu kemarin kan? Dan kita mau ke cafe sekarang." Jawab Elena.

Memang benar jika kemarin setelah kepergian Keyra, Satya datang ke rumah Elena. Elena pun cerita saat Keyra datang mengunjunginya untuk bertanggungjawab, bahkan gadis itu mau menggantikan pekerjaannya sampai dia sembuh.

"Aku ikut." Ucap Satya "Kamu bersamaku saja ke cafenya." Lanjutnya menarik tangan Elena.

"El bersamaku." Menarik tangan Elena satunya lagi.

"Tidak. Aku harus menjaganya, jadi biarkan dia ke cafe bersamaku." Satya kembali menarik Elena.

"Aku yang mengajaknya, jadi harus bersamaku." Keyra kembali menariknya seraya menatap Satya sengit.

Elena yang terkejut kedua tangannya di tarik berlawanan merasa bingung, kenapa mereka malah jadi rebutan dirinya?! 'Apa yang mereka lakukan?'

"Kenapa kamu jadi mengatur El?" Tukas Satya tak terima.

"Aku tidak mengatur, ini juga demi El. Dia akan aman bersamaku." Keyra lebih tak terima, entah kenapa dia merasa Satya sejak awal bertemu selalu sinis padanya.

"Lebih aman bersamaku."

"Aman darimana? Apa kamu tidak lihat kaki El masih sakit, lalu kamu mau ajak naik motor? Yang ada malah tambah sakit." Ucap Keyra membuat Satya tersadar dan sedikit membenarkan ucapannya "Lebih baik El bersamaku naik mobil, iyakan?" Lanjutnya melirik Elena meminta persetujuan begitupun Satya yang meliriknya penasaran dengan jawaban Elena.

Elena mengangguk "Key ada benernya, aku sama Keyra saja. Tidak apa apa kan?"

"Hm oke, tapi aku akan tetap mengikuti dari belakang." Pasrahnya sedikit tak ikhlas.

Keyra membukakan pintu mobil samping kursi kemudi untuk Elena, kemudian Elena pun masuk dengan di bantu Keyra. "Terimakasih." Ucapnya

Keyra tersenyum lalu menutup pintunya kembali. Matanya melirik Satya yang masih berdiri disana "Baru pacar saja sudah posesif, aku tidak akan merebutnya darimu juga. Aku masih normal." Sinis Keyra kemudian melangkah dan masuk ke kursi kemudi.

Sedangkan Satya masih terdiam membeku mendengar perkataan Keyra 'Dia bilang apa? Aku pacar Elena?' Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyuman. Di sekeliling kepalanya terasa ada bunga bunga mekar yang sangat indah, hatinya seolah ingin terbang ke angkasa.

Tuuuuutttttt

"Astaga." Satya terlonjak kaget saat mendengar klakson cukup panjang yang membuyarkan lamunannya.

Di liriknya gadis di dalam mobil yang duduk di kursi kemudi sedang tersenyum jail karena sudah berhasil mengerjainya "Jadi ikut tidak? Malah melamun tidak jelas." Ucap Keyra.

Satya berdecak kesal, hatinya ingin sekali mencabik perempuan itu. "Iya, sabar." Ucapnya lalu jalan menuju motornya.

Elena yang berada disana hanya bisa terkekeh kecil mendengar pertengkaran mereka, entahlah kenapa mereka tidak bisa akur sejak pertama kali bertemu.

Keyra mulai menancapkan gas mobilnya meninggalkan pelataran rumah Elena, sedangkan Satya mengikuti mereka menggunakan motornya. "Pacarmu itu menyebalkan sekali." Kesal Keyra yang akhirnya mengeluarkan unek unek di otaknya.

"Apa? Pacar?"

"Iya, dia pacarmu kan?" Jawab Keyra melirik Elena sekilas, namun tetap memfokuskan untuk melihat jalanan di depan.

"Bukan. Kita hanya sahabat." Jawab Elena di sertai kekehan kecil.

"Sungguh?" Tanya Keyra sedikit tak percaya dan mendapat anggukan dari Elena "Ku pikir dia pacarmu karna dia sangat posesif dan terlihat sangat mengkhawatirkanmu."

"Satya memang begitu, lagipula khawatir sama sahabat itu hal yang wajar." Ujar Elena menganggap itu biasa saja.

"Tapi dari yang ku lihat, dia sepertinya menyukaimu." Keyra mengutarakan pendapatnya.

Elena terdiam, dia tidak lagi menanggapi ucapan Keyra. Namun dia berharap Satya tidak mencintainya, karena dia sendiri mungkin nyaman di dekat Satya namun itu hanya sebatas sahabat dan tidak lebih.

Melihat diamnya Elena, Keyra cukup mengerti. Mungkin ada sesuatu yang sulit untuk di jelaskan dan di utarakan. Jadi dia tidak ingin memaksa Elena untuk mengatakannya.

"Kamu menggantikanku bekerja, apakah orangtuamu tahu?" Tanya Elena, dia berusaha mencari topik lain.

"Tidak." Jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Harusnya kamu beritahu mereka, karena saat kamu mulai bekerja pasti akan pulang malam." Elena tak habis pikir dengan jalan pikiran Keyra "Bagaimana jika mereka mencarimu tiba-tiba? Mereka pasti mencemaskan putrinya pulang terlambat."

"Elena..." Keyra menghentikan ucapannya cukup lama dan itu membuat Elena menatapnya kebingungan "Itu tidak akan jadi masalah."

Elena mengernyit bingung, apa maksudnya? Apa karena Keyra terlalu di manja? Apa dia tidak pernah kena omel saat telat pulang? Atau karna hal lain? Tapi apa? Batin Elena bertanya tanya.

Dua puluh menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah cafe yang cukup besar di tengah perkotaan. "Jadi ini tempatmu bekerja?" Tanya Keyra setelah juga sembari menatap sekeliling.

"Yeah, ini tempatku mencari uang." Jawab Elena berdiri memegangi tongkat.

"Tidak jauh dari kantor papahku. Mungkin hanya sekitar lima belas menit saja." Ucap Keyra teringat kantor papahnya, sedangkan Elena mengalihkan pandangannya menyembunyikan ekpresi tak sukanya.

"Ayo masuk." Elena mulai melangkahkan kakinya dengan di bantu tongkat juga Keyra, sedangkan Satya menyejajari mereka disamping Elena.

Mereka pertama menemui bos Elena, Pak Tobby Manager cafe. Dia mengatakan maksud kedatangannya yaitu Keyra akan menggantikan dirinya bekerja sampai dia sembuh.

Pak Tobby menatap Keyra dari atas sampai bawah, dapat di lihatnya jika penampilan Keyra mencerminkan ia orang berada. Dan jika terus di tatap, dia merasa pernah melihatnya. "Kau yang berulang tahun kemarin kan? Putri Tuan Faizal?" Tanyanya meski agak ragu.

Keyra mengangguk "Iya pak."

Lelaki paruh baya yang sedikit gemuk itu menatap Keyra tak percaya, bagaimana mungkin anak orang kaya mau bekerja jadi pelayan cafe.

"Bapak tidak perlu cemas, saya bisa di andalkan." Ucap Keyra berusaha meyakinkan "Saya juga sudah meminta ijin pada orangtua saya jika akan bekerja. Jadi tidak akan ada masalah." Lanjutnya terpaksa berbohong agar bisa mendapatkan ijinnya.

Elena menatap Keyra tak percaya, bukankah tadi dia mengatakan orangtuanya tidak tahu? Jadi kenapa sekarang berbeda lagi? Dia berbohong.

"Baiklah, kamu bisa menggantikannya sementara." Finish Pak Tobby membuat keputusan "Tapi saya tidak ingin terjadi masalah nanti saat kamu bekerja."

"Siap Pak." Seru Keyra tersenyum penuh semangat.

"Elena, antar dia ke dapur dan minta temanmu untuk mengajarinya." Titah Pak Tobby

"Baik Pak, Terimakasih."

Elena pun melakukan apa yang di perintahkan Pak Tobby. Dia juga menjelaskan bagaimana cara kerja menjadi pelayan yang baik dan benar. Sebelum menuju dapur, Elena menyuruh Keyra mengganti pakaiannya menjadi seragam pelayan.

Sembari menunggu Keyra berganti, Elena dan Satya pergi menemui Nia, temannya. Lalu meminta tolong pada Nia lebih dulu tentang penggantinya ini.

"Huhuuu Elena, kamu jangan lama-lama dong sakitnya. Nanti tidak ada yang ku ajak halu lagi." Ucap Nia mendramatisir.

Elena terkekeh, disana memang yang paling dekat dengannya adalah Nia. Jadi wajar jika temannya merasa kehilangan saat dia tak bisa berangkat kerja untuk jangka waktu cukup lama. Meskipun terpaut usia tiga tahun, tapi Nia benar-benar menganggap Elena seperti teman seusianya dan itu membuat Elena juga nyaman saat bercanda bersamanya.

"El, lihatlah! Apakah ini cocok untukku?"

Keyra baru saja selesai mengganti bajunya, dia datang menghampiri Elena sembari berputar menunjukkan baju seragam yang dikenakan. Seragam berwarna putih polos, celana panjang serta rambut yang di gulung rapi.

"Kamu sepertinya menikmati momen ini, wajahmu sangat berseri sekali." Seru Elena membuat tawa Keyra pecah.

"Elena, dia yang akan menggantikanmu?" Tanya Nia memastikannya.

"Iya, dia namanya Keyra dan Key, ini Mba Nia temanku." Ucap Elena memperkenalkan mereka

"Hallo, aku Keyra. Tolong bantu aku Mba." Keyra mengulurkan tangannya dan di sambut baik oleh Nia.

"Aku Nia." Balasnya lalu kembali melirik Elena "Apa dia yang kemarin kamu selamatkan? Aku baru melihat wajahnya dari dekat. Kalian mirip, jangan-jangan dia adikmu ya?" Tanyanya spontan.

"Hah?!" Elena dan Keyra saling tatap terkejut, dia tidak menyangka jika Nia akan menganggap mereka kakak beradik

"Bukan. Dia bukan adikku." Jelas Elena terkekeh merasa lucu.

"Masa sih? Kalian agak mirip." Gumam Nia masih tak percaya.

"Ya kita mirip, sama-sama perempuan. Puas Mba?" Tukas Elena sedikit kesal, lagi dan lagi di miripkan dengan Keyra, dia sangat tidak menyukainya.

"Iya deh iya." Nia memutar bola matanya malas.

"Key, aku tinggalkan kamu sama Mba Nia ya." Ucap Elena menatap Keyra. "Mba, tolong titip Key. Jangan makan dia." Sarkasnya.

"Yaakkk... Kamu pikir aku kanibal." Kesal Nia mendengus kesal "Tidak akan ku makan, paling ku gigit saja." Lanjutnya malah menanggapi candaan Elena.

"Seram sekali candaan kalian." Satya di buatnya bergidik ngeri namun justru Elena dan Nia malah terkekeh.

"Kamu akan pulang?" Tanya Keyra menatap Elena.

"Tidak, aku akan duduk disana sama Satya." Elena menunjuk bangku paling ujung. Dia tidak mungkin pulang, setidaknya dia harus mengawasi Keyra di hari pertamanya kerja karena takut nanti masalah.

"Oke, baiklah. Serahkan padaku pekerjaanmu, pasti beres semua." Seru Keyra sangat yakin

"Aku mempercayaimu. Fighting Key." Elena mengangkat tangannya dan mengepak keatas sambil tersenyum memberi semangat.

"Fighting." Balas Keyra yang juga melakukan hal yang sama seperti Elena.

Keyra pun memulai aktifitasnya untuk bekerja sebagai pelayan dengan di bantu Nia yang membimbing. Sedangkan Elena dan Satya duduk sebagai pelanggan cafe sekaligus mengawasi Keyra dari kejauhan.

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE Yaaa Gengsss....

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!