Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 Menerapkan skill-skill
Setelah makan siang, kini mereka semua sedang rebahan di ruang tamu yg tidak terlalu besar itu sambil menikmati angin sepoi-sepoi yg berhembus masuk ke dalam rumah kakek dan nenek mereka.
"Adem nya, kalau kayak begini mah gak perlu kipas angin lagi." Ucap Zero berbicara dengan mata terpejam sambil menikmati angin alami yg berembus.
"Kebetulan angin di luar lagi berhembus agak kencang, makanya sampai masuk ke rumah, kalau lagi gak ada angin pasti panas juga kok." Ucap nenek Sarimah tersenyum melihat cucu-cucu nya.
"Berarti kita lagi dapat jackpot ini hahaha." Ucap Zero tertawa dan di ikuti oleh Sasa.
" Abang ada-ada saja, angin juga bisa jadi jackpot ya.?" Ucap Sasa.
"Bisa dong dek, ini buktinya." Ucap Zero merasakan rambut nya berterbangan karena angin berhembus.
"Hihi Abang lucu." Ucap Sasa cekikikan.
"Milea, apa adik-adikmu tidak sekolah." Ucap kakek Rahman.
"Mereka akan aku pindahkan sekolah di kota kek." Ucap Lea.
"Kota kan jauh, kenapa harus sekolah di kota.?" Ucap kakek Rahman.
"Iya Lea, kenapa harus ke kota,? Berarti kalian tidak akan lama ya tinggal di sini.?" Ucap nenek Sarimah sedih karena mendengar cucu-cucu nya akan sekolah di kota, itu berarti mereka akan berpisah kembali.
"Apa kakek dan nenek mau ikut kami.?" Ucap Lea.
"Kemana nak.?" Ucap kakek Rahman.
"Kerumah baru kami di kota, dan aku mau kakek dan nenek tinggal bersama kami, kek nek kalian adalah keluarga satu-satunya yg kami punya, Lea mohon izinkan Lea untuk berbakti pada nenek dan kakek, tinggallah bersama kami kek." Ucap Lea.
Penuturan Lea ternyata di dengar oleh ketiga adik nya.
"Bener kek, nek, tinggal lah bersama kami, kami akan bahagia kalau kakek dan nenek ikut kami." Ucap Felix.
"Mau dong kek, nek." Bujuk Zero.
Kakek Rahman dan nenek Sarimah pun menoleh pada cucu-cucu nya satu persatu, kedua nya sangat paham betul betapa mereka tidak di inginkan oleh keluarga pihak ayah mereka, karena dulu sebelum menjadi besan, ibu nya Hardi yaitu juminten sangat menentang hubungan hardi dan Wiwi putri tunggal mereka dengan alasan mereka hanya lah dari keluarga miskin yg makan pun hanya mengandalkan hasil kebun, ketidak sukaan juminten pada anak mereka ternyata berimbas pada cucu-cucu nya juga yg padahal anak-anak itu adalah darah daging Hardi.
"Kalau kakek dan nenek ikut kalian, bagaimana dengan rumah dan kebun di sini." Ucap kakek Rahman.
"Iya Lea, bagaimana dengan rumah dan kebun.?" Ucap nenek sarimah pada Lea.
"Nenek dan kakek tidak usah khawatir, nanti aku akan mencari seseorang yg bisa mengurus ini semua, sewaktu-waktu kalau kakek dan nenek rindu kampung halaman, kita bisa pulang ke sini biar bagaimanapun rumah ini adalah tempat masa kecil ibu, anggap saja sedang liburan kan, apalagi spot kampung ini adem banget buat nenangin diri." Ucap Lea.
"Baiklah kalau begitu, kakek dan nenek akan ikut bersama kalian dan tinggal bersama kalian, kakek dan nenek sudah tua memang seharusnya dekat dengan cucu-cucu." Ucap kakek Rahman tertawa kecil.
"Ya nenek juga ikut keputusan kakek kalian."Ucap nenek Sarimah.
"Hore, kakek dan nenek tinggal bareng kita." Ucap Sasa merasa senang.
Lea pun tersenyum mendengar hal itu, dirinya kini lega setidaknya nenek dan kakek nya tidak menolak untuk tinggal bersama mereka.
Mereka pun beristirahat siang itu, tampak lah adik-adiknya dan kakek nenek mereka sedang memejamkan mata, sedangkan Lea kini dirinya memasuki ruang dimensi, dimana semua nya yg berada di ruang tamu itu tidak menyadari Lea yg sudah menghilang masuk ke ruang dimensi.
Kini Lea yg sudah berada di ruang dimensi pun mendengar suara mekanik di pikiran nya.
"NONA, SEBAIKNYA NONA MENERAPKAN BEBERAPA SKIL AGAR MEMUDAHKAN NONA DALAM SEGALA HAL."
"Apakah berbentuk ramuan juga tem.?" Ucap Lea.
"BENAR NONA."
Lea pun segera masuk ke rumah minimalis tanpa sekat tersebut.
Tanpa pikir panjang Lea pun menenggak satu persatu ramuan tersebut.
"SELAMAT SKIL KECERDASAN TINGKAT DEWA SUDAH TERPASANG."
"SELAMAT SKIL MENGGUNAKAN BERBAGAI MACAM SENJATA SUDAH TERPASANG."
"SELAMAT SKIL MEMASAK MASTER CHEF TINGKAT DEWA SUDAH TERPASANG."
"SELAMAT TELAH MENGUASAI BERBAGAI BAHASA ASING."
"SELAMAT SKIL BELADIRI TINGKAT DEWA SUDAH TERPASANG."
"SELAMAT SKIL RAJA BISNIS SUDAH TERPASANG."
" Oh astaga kepala ku rasa nya mau meledak." Ucap Lea merasakan pusing dan sakit di kepala dan seluruh tubuh nya karena skil yg diterima nya.
Rasa sakit yg di rasakan Lea perlahan-lahan pun menghilang kini Lea merasakan bahwa dirinya sangat ahli dalam segala hal berkat beberapa skil yg sudah di terapkan nya.
"Tem, kalau aku sudah mendapatkan skil dengan cara mudah, apa aku tidak akan mendapatkan misi, seperti sistem yg biasa nya ada di novel-novel.?" Ucap Lea penasaran.
"TIDAK NONA, KARENA SISTEM YG NONA MILIKI ADALAH SISTEM KEKAYAAN DAN KEBAHAGIAAN, KALAUPUN ADA YG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN, ITU MUTLAK ATAS KEMAUAN NONA SENDIRI UNTUK MENOLONG, BUKAN ATAS PAKSAAN, TAPI NONA AKAN TETAP MENDAPATKAN HADIAH ATAS PERBUATAN BAIK NONA."
"Kukira setelah aku mendapatkan sistem, aku akan direpotkan dengan misi-misi yg tidak masuk akal seperti di novel yg pernah ku baca." Ucap Lea lega.
"Oh iya tem, apa kau juga bisa mengurus sesuatu.?" Ucap Lea penasaran dengan sistem nya.
"BISA NONA."
"Apa kau bisa mengurus pendaftaran adik-adikku di sekolah barunya.?" Ucap Lea ragu.
"BISA NONA, ITU ADALAH HAL MUDAH."
"Benarkah, apa kau juga bisa mengurus kepindahan dan sebagainya.?" Tanya lea lagi.
"BISA NONA."
"Kenapa kau tidak bilang kemarin bahwa kau bisa mengurus nya tem, tau gitu kan aku tidak capek bolak-balik naik ojek hanya untuk mengurus kepindahan sekolah adik-adikku" Ucap Lea lesu.
"NONA TIDAK BERTANYA."
"Benar juga , hais sudahlah." Gumam Lea sambil menghela nafas.
" Tem, apa tidak ada kartu atau semacam nya tem, rasa nya sangat sulit kalau kemana-mana membawa uang tunai." Ucap Lea.
CKLEK
TAK
Sebuah kotak hitam pun terbuka di dalam nya terdapat berbagai macam kartu sakti prioritas dan istimewa.
"Kartu apa ini tem.?" Ucap Lea bingung.
"ITU ADALAH PLATINUM CARD , GOLD CARD DAN BLACK CARD TANPA BATAS, DENGAN SALDO 500 MILYAR, 10 TRILIUNAN DAN 10 KUADRILIUN."
"Hah APAAAAAA.?" Teriak Lea syok.
"Berapa banyak nol nya itu astaga." Ucap Lea dengan susah payah menopang tubuh nya setelah mendengar saldo tersebut.
Lea dapat melihat bahwa kotak yg berisi kartu itu tidak hanya satu black card melainkan banyak, rasa nya Lea akan pingsan melihat hal itu.
"Tem, sebenarnya dari mana aku mendapatkan semua ini.?" Ucap Lea.
"CINCIN YG NONA KENAKAN."
"Cincin.? Beo Lea.
Lea pun seketika melihat jari jari nya.
"Eh kemana cincin pemberian kakek itu, dan tato apa ini, perasaan aku tidak membuat tato." Ucap Lea sambil menghapus-hapus gambar tato di jari manis nya akan tetapi gambar itu tidak bisa hilang sama sekali.
"ITU ADALAH CINCIN SISTEM NONA, DAN SISTEM SUDAH MENYATU DALAM DIRI NONA."
"Berarti sumber kekayaan dan adanya kamu adalah dari cincin pemberian kakek misterius itu.?" Ucap Lea.
"BENAR NONA."
Lea pun menangis mendengar hal itu, hanya karena sebungkus nasi yg Lea berikan pada kakek itu bisa membuat kehidupan Lea menjadi lebih baik.
"Terimakasih kek, aku berjanji akan selalu berbuat baik pada orang lain dan membantu mereka yg kesusahan." Gumam Lea dengan airmata yg mengalir deras.
Bersambung.