NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Perhatikan yang Meluluhkan

Nada suara Vexia pelan, tapi cukup untuk membuat hati Rayno bergetar.

Pria itu terdiam sejenak. Tatapan matanya melembut, tapi cepat-cepat ia alihkan.

“Aku cuma… belum siap. Aku gak mau salah langkah.”

Vexia menatapnya lama, lalu tersenyum kecil. Senyum yang menyimpan perih tapi tetap lembut.

“Kalau begitu, aku tunggu. Tapi janji, jangan mundur terlalu jauh. Nanti aku capek ngejar.”

Rayno tertegun. Kalimat sederhana itu menusuknya lebih dalam dari yang ia duga.

Ia mengangguk kecil, lalu mematikan lampu utama, menyisakan cahaya temaram dari lampu meja di sisi ranjang.

Suasana kamar mendadak berubah. Tenang, hangat, tapi tegang.

Vexia berbaring, punggung menghadap ke arah Rayno.

Ia menggenggam selimut, mencoba memejamkan mata, tapi jantungnya berdetak cepat.

Sementara di sofa, Rayno berbaring kaku.

Matanya menatap langit-langit, tapi pikirannya berantakan.

Ia mendengar napas pelan istrinya di ranjang, mendengar setiap helaan napas yang terdengar seperti bisikan.

“Kenapa suaranya menenangkan sekali?” pikirnya lirih.

“Aku nggak boleh goyah… dia bukan gadis itu. Tapi kenapa… rasanya familiar?”

Vexia menoleh pelan, menatap punggung Rayno yang setengah tenggelam dalam bayangan.

Senyum tipis terbit di wajahnya. “Selamat malam, Kak…” bisiknya nyaris tanpa suara.

Rayno mendengarnya.

Tapi ia hanya memejamkan mata. Mencoba tidur, padahal hatinya mulai berdetak lebih cepat dari yang seharusnya.

 

🌤️ Pagi Itu

Hangat.

Itulah yang pertama Rayno rasakan saat membuka mata.

Padahal ia ingat betul, semalam ia tidur tanpa selimut.

Alisnya berkerut. Perlahan ia menoleh ke ranjang. Tempat itu sudah rapi, seolah tak pernah dipakai.

“Ke mana dia?” gumamnya rendah.

Saat bangkit, matanya tertumbuk pada setelan kerja yang tersusun rapi di ujung ranjang.

Kemeja, dasi, bahkan jam tangan miliknya terletak berurutan. Dadanya mendadak terasa sesak.

"Dia menyiapkan semua ini?"

Ia menatap benda-benda itu lama, lalu memejamkan mata.

“Xia… jangan terlalu perhatian padaku. Aku takut dinding ini runtuh.”

Rayno menarik napas panjang, beranjak ke kamar mandi. Air dingin tak banyak membantu; pikirannya justru makin penuh.

Beberapa menit kemudian, ia keluar sambil menggosok rambut yang masih basah, hanya mengenakan celana panjang.

Dan saat itulah—

Klek!

Pintu kamar terbuka.

Refleks ia menoleh.

Vexia muncul di ambang pintu. Matanya membesar, lalu—

“Ah!”

Ia hampir memekik, wajahnya seketika memanas melihat dada bidang dan perut sixpack Rayno.

Spontan ia memalingkan wajah, berusaha menahan diri.

"Sial! Kenapa tubuhnya begitu indah?!" batinnya panik.

"Tunggu. Kenapa aku malah malu? Dia suamiku. Lihat nggak bakal dosa... pegang pun halal. Ah, gila, kenapa aku mikirin ini?!"

Rayno yang sama kikuknya, buru-buru mengambil kemeja di atas ranjang dan memakainya dengan tergesa.

Ia berusaha terlihat tenang meski jelas matanya sempat melirik wajah Vexia yang memerah sampai ke telinga.

Namun gadis itu tiba-tiba melangkah mendekat.

“Biar aku bantu,” ujarnya pelan, mencoba tersenyum.

Rayno tertegun sepersekian detik, lalu menepis tangannya lembut.

“Tak perlu. Aku terbiasa sendiri,” katanya tenang. Tapi nada suaranya nyaris bergetar.

“Aku tak ingin makin goyah. Dia terlalu mudah membuat hatiku retak,” batinnya getir.

Vexia menahan senyum masam mendengar penolakannya.

Ia berbalik, memilih membereskan sofa tempat Rayno tidur.

Rayno hanya melirik sekilas dari sudut mata.

Entah kenapa, punggung mungil itu terlihat terlalu hangat pagi ini.

***

Aroma roti panggang memenuhi ruang makan pagi itu.

Kahyang menatap piring-piring yang tersusun rapi di atas meja, lalu menoleh pada Vexia dengan senyum hangat.

“Yang menyiapkan ini semua kamu, Sayang?”

Vexia mengangguk pelan. “Iya, Ma. Maaf kalau rasanya gak seenak buatan koki rumah.”

“Siapapun yang bikin, rasanya mungkin mirip, tapi kalau tidak terbiasa, hasilnya gak akan seindah ini,” ujar Kahyang dengan senyum lembut. “Mama suka, Xia. Terima kasih, ya.”

Vexia mengangguk pelan, senyum tipis muncul di bibirnya. Sederhana, tapi cukup untuk menutupi haru yang tiba-tiba menyeruak. Karena ternyata, sesederhana roti bakar pun bisa membuatnya merasa diterima.

Mandala yang duduk di ujung meja ikut menimpali, “Kau tak perlu repot, Nak. Ada pelayan yang biasa menyiapkan sarapan. Kau dan Rayno nikmati saja kebersamaan kalian.”

Vexia tersenyum, lembut tapi yakin.

“Gak apa-apa, Pa. Aku udah biasa. Kakek ngajarin aku hidup mandiri. Jadi hal begini udah rutinitas aku.”

Kahyang tertawa kecil. “Wah, ternyata menantu Mama lebih dari ekspektasi Mama.”

Mandala mengangguk setuju, menatap Vexia dengan bangga.

Sekilas, Vexia menunduk. Hangat. Itu yang ia rasakan dari cara dua orang itu memandangnya.

"Beginikah rasanya hidup dengan orang tua yang saling mencintai..." batinnya.

Ia teringat masa kecilnya. Ibunya yang sering sakit, ayahnya yang selalu pulang larut malam.

Di meja makan, mereka terlihat perhatian, tapi ada jarak yang tak bisa dijelaskan.

"Aku tak pernah merasakan kehangatan seperti ini sebelumnya."

Rayno yang sejak tadi diam, mengunyah perlahan. Namun gerakannya melambat.

Ranjang yang rapi saat ia bangun, pakaian kerjanya yang sudah disiapkan, dan kini sarapan hangat yang ternyata dibuat Vexia... semua berputar di kepalanya.

"Aku kira dia gadis manja yang suka bangun siang karena tinggal bersama kakeknya. Tapi aku salah."

Ia menatap Vexia diam-diam. Senyum gadis itu begitu tulus hingga dada Rayno terasa sesak.

"Tidak... aku harus menjaga jarak. Kami harus segera pisah rumah sebelum aku kehilangan kendali.

Semakin dekat dengannya, aku tak yakin bisa menjaga hatiku."

 

Usai sarapan, Rayno bersiap berangkat kerja. Jasnya sudah rapi, dasinya terikat sempurna.

Dan di ambang pintu, Vexia berdiri, menatapnya dengan senyum cerah.

“Hati-hati di jalan, Kak,” ucapnya pelan tapi tulus, seperti cahaya hangat yang menembus dinding es.

Rayno menatap sekilas, hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil. Mesin menyala, roda berputar pelan meninggalkan halaman.

Namun di kaca spion, bayangan Vexia masih terlihat. Berdiri dengan senyum manis, melambaikan tangan tanpa lelah.

Dada Rayno menghangat. Jemarinya yang memegang setir sedikit mengencang.

"Kenapa… kenapa dia begitu perhatian?"

Bayangan senyum itu menari di pikirannya, membangkitkan memori lama: ibunya.

Kahyang selalu melakukan hal yang sama setiap pagi. Menyiapkan sarapan, mengantar ke mobil, dan melambaikan tangan dengan senyum yang menenangkan.

Dan sekarang, wanita itu… Vexia… melakukan hal yang sama.

“Vexia…” gumamnya pelan. “Kau melakukan hal yang sama seperti mama… persis seperti doa yang dulu kupinta, dan itu justru menakutkanku.”

Ia menggeleng cepat, menahan sesuatu di dadanya yang mulai bergetar.

"Tidak. Aku tak boleh goyah."

 

Sementara itu di rumah, Vexia baru melangkah masuk. Ia melihat Kahyang sedang duduk di teras, merangkai bunga segar di vas kaca.

“Biar aku bantu, Ma,” ujarnya ceria.

Kahyang menoleh, tersenyum lembut.

“Wah, menantu Mama ini benar-benar serba bisa ya. Tanganmu kecekatan sekali merapikannya.”

Vexia ikut tersenyum, menatap bunga di tangannya.

"Tentu saja. Kakek yang ngajarin aku semua ini. Katanya perempuan harus bisa segalanya, supaya nggak bergantung pada siapa pun." Suara batinnya terasa lirih tapi hangat.

Sambil membantu, Vexia bertanya, “Ma, Kak Rayno suka bunga apa? Atau makanan apa yang paling dia suka?”

Kahyang melirik menantunya, matanya berbinar kagum.

“Dia suka yang sederhana, Nak. Tapi kalau ada yang memerhatikannya seperti ini, pasti dia bakal luluh. Kau benar-benar perhatian.”

Vexia hanya tersenyum samar, menahan sesuatu di dadanya. Dalam hati ia bergumam,

"Perhatian bukan untuk meluluhkan, Ma… aku cuma ingin tahu dia seperti apa. Karena setiap dinding punya celah, dan aku ingin masuk lewat celah itu dengan cara yang lembut."

***

Malam itu, langkah Rayno terasa berat, tapi ada secuil harapan yang menyelinap entah dari mana.

Begitu membuka pintu, ia melihat Vexia berdiri di ruang tamu. Senyum cerahnya sama seperti pagi tadi, hangat tapi tak berlebihan.

“Kak, capek ya? Tasnya biar aku bawain.”

Tangannya terulur lembut mengambil tas kerja di genggaman Rayno.

Rayno terdiam sejenak, lalu melangkah menuju kamar.

Begitu masuk, pandangannya langsung jatuh pada pakaian bersih yang sudah tertata rapi di atas ranjang.

Lehernya menegang, napasnya terasa berat. Hatinya menolak, tapi jiwanya pelan-pelan mencair.

“Xia,” ujarnya pelan, menatap ke arah lain, “tak perlu menyiapkan apapun untukku.”

Vexia menoleh, menatapnya heran.

“Kenapa? Kakak gak suka dengan pakaian yang aku pilihkan?”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
love_me🧡
tau tu lu Dan lu itu asisten atau mata", beneran ngikutin sampai segitunya hati" tar ketahuan malah berabe
Endang Sulistiyowati
Dani, jangankan kamu penasaran sama ending, aku jg penasaran tau. makanya nungguin up tiap hari...
Rayno, Xia nya pergi ke club. saking kedap suara ruangannya ya, org buka pintu ga kedengeran.
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣puas banget ma ekpresi dani ngakak abis thor bacanya...
Hanima
👍👍
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
Anitha Ramto
baca bab ini sambil nyegir gara² Asisten yang Penasaran akut jadi ikutan Gila,kebut²an🤣🤣🤣

jangan ganggu Xia Rayno,,kamu makan saja sendiri masih bersyukur Xia mau nyiapin makan malam,,mungkin Xia lagi istirahat katena lelah....

awas saja jika si Vega berhasil menjebak Vexia
Upi Raswan
xia dah berangkat..lagi seneng2 sama temen2 barunya. tapi aku kok deg2an yaa...jangan sampai sesuatu terjadi padanya ya thor...
partini
ve lagi sibuk ga usah deh ganggu,,wwah wahhh keren tapi masih di bawah aylin sih kalau bawa motor
asih
xia pergi balapan ray cari hiburan biar tak stress 😬 punya suami model kamu itu harus di lawan jadi lemah lembut gemulai tak di respon giliran badas di rindukan
Marsiyah Minardi
Ayolah Othor ,plis jangan sampai si uler keket Vega bertindak duluan merugikan Vexia ya
Abaikan dulu Rayno yang sok jaim gengsi tinggi egonya melangit
Dek Sri
lanjut
Puji Hastuti
Kasian LO Ray 😄😄😄
love_me🧡
Vega datang hanya bikin kisruh saja, bisa" dia main licik masukin sesuatu ke minuman xia & akhirnya malam yg tidak di inginkan akan terjadi
love_me🧡
ini kan yg kamu mau rayno, tak perlu perhatian & dilayani tp justru itu yg membuatmu sakit
love_me🧡
makanya Dan kalau masih amatir jangan coba" nguntit, yg kau kuntit itu ratu jalanan nah kamu 🤔😄😄
anonim
Dani ini asisten pribadi kesannya jadi tidak sopan - merambah ranah pribadi Bos-nya.
Kepo banget sampai mengecek rekaman lain. Bukan urusan Dani - apa yang terjadi diantara Rayno dan Vexia.

Rayno sekarang silahkan menikmati sikap Vexia yang dingin, tak begitu peduli dengan keberadaanmu.

Istri yang dulu begitu ia abaikan - sekarang mengabaikan Rayno.

Vexia masak di dapur - Rayno tertegun - matanya tak berkedip terpaku melihat tampilan istrinya yang sedang memasak.

Rasain - memang enak makan sendiri.
Vexia sudah makan - pemberitahuan lewat kertas - tak mau bicara sama Rayno.

Hari ini gajian pertama Vexia.
Salah satu staf menanyakan janjinya Vexia yang mau traktir makan setelah gajian.

Vexia bilang tak akan ingkar janji.

Vega semakin sirik ajah.
Vega punya rencana jahat apa ini kepada Vexia.

Yang benar motor sport hitam berkilat atau motor sport merah nih Author 😄.
Cicih Sophiana
dulu kamu yg di cuekin Vexia... sekarang Rayno yg kamu cuekin.. rasain kamu Rayno emang enak di cuekin istri... gak di anggap suami
anonim
Kaget kan Rayno mendengar apa yang dikatakan bu Ratri tentang Vexia istri yang tak dianggap tapi bikin hati Rayno tak karuan sekarang.

Dani jadi kepo - menyelidiki Bos-nya yang belakangan ini, sebelum jam kantor berakhir sudah pergi.

Dani mengekor mengikuti mobil Rayno - sayangnya dia tak tahu siapa yang di kejar Rayno. Tak tahu siapa pemilik motor sport.

Rayno, rasakan - Vexia bersikap dingin sekarang.

Dani kaget juga kagum tak percaya - setelah mengecek CCTV kantor ternyata yang membawa motor sport - Vexia.
Cicih Sophiana
sekarang Vixia udah jauh baru nyesel kamu Rayno... dulu aja kamu sia sia tidur pun gak mau satu tempat tidur... so setia sama orang yg kamu sendiri gak siapa dia... nyebelin jadi orang kamu Rayno...
Fadillah Ahmad
Kalau di lihat di Cover, Vexia itu cantik juga ya kak Nana? Pantas saja Bira mencari kesempatan untuk mendekati Vexia. Huh, kalau aku jadi Rayno, aku nggk mau tuh menyia-nyiakan istri Cantik kayak Vexia. Apalagi dia Badas. 😁😁😁 Menyesal, Menyesal deh kamu Rayno. 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!