NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Karena Taruhan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Idola sekolah / Cintapertama
Popularitas:22.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska adalah siswa paling tampan sekaligus pangeran sekolah yang disukai banyak gadis. Tapi bagi Elvara, gadis gendut yang cuek dan hanya fokus belajar, Raska bukan siapa-siapa. Justru karena sikap Elvara itu, teman-teman Raska meledek bahwa “gelar pangeran sekolah” miliknya tidak berarti apa-apa jika masih ada satu siswi yang tidak mengaguminya. Raska terjebak taruhan: ia harus membuat Elvara jatuh hati.

Awalnya semua terasa hanya permainan, sampai perhatian Raska pada Elvara berubah menjadi nyata. Saat Elvara diledek sebagai “putri kodok”, Raska berdiri membelanya.

Namun di malam kelulusan, sebuah insiden yang dipicu adik tiri Raska mengubah segalanya. Raska dan Elvara kehilangan kendali, dan hubungan itu meninggalkan luka yang tidak pernah mereka inginkan.

Bagaimana hubungan mereka setelah malam itu?

Yuk, ikuti ceritanya! Happy reading! 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Nyelip Rasa

Lampu pesta diredupkan. Musik dipelankan. Vera berdiri di tengah lingkaran. Botol diputar…

KLIK.

Berhenti tepat di Asep. Sorakan langsung pecah.

"Truth or dare?" tanya Vera.

"DARE," jawab Asep dan pasangan mainnya kompak.

Vera mengambil kertas dari toples, membukanya perlahan, lalu membacakan isinya dengan suara lantang:

“Dare! Cowok harus baca puisi galau random… super dramatis… buat pasangan. Cewek nanggepin!”

Kerumunan langsung riuh.

Asep menarik napas. Berjalan ke depan pasangannya. Berjongkok perlahan. Satu tangan ke dada. Satu tangan menggapai udara. Wajahnya penuh penderitaan level sinetron azab.

Lalu ia mulai:

“Kau datang seperti…

notifikasi Shopee…

di tanggal tua…”

Semua mulai ngakak.

Asep lanjut dengan suara makin bergetar:

“Cuma bisa masuk keranjang…

tapi gak bisa check out…

karena saldo…

lebih berkuasa… dari cinta…”

MELEDAK.

Ada yang jatuh ke lantai. Ada yang sampai pegangan tembok.

Cewek pasangannya nutup muka sambil ketawa histeris.

Asep menutup dengan klimaks, suaranya parau:

“Aku klik…

meski dompetku…

kosong…”

Pasangannya nyeletuk sambil cekikikan:

“Ya iyalah… habis buat saweran!”

TEPUK TANGAN BRUTAL.

TERIAKAN PECah.

TANGIS KETAWA DI MANA-MANA.

Botol diputar lagi…

KLIK.

Berhenti di: Vicky.

"Dare," ucap Vicky dan pasangannya sebelum ditanya.

Vera membaca kertas berikutnya:

“Dare! Gombal terburuk yang pernah ada dalam sejarah umat manusia!”

KERUMUNAN AUTO:

“WOOOOOOO!!”

Vicky berdiri. Merapikan rambut. Tatap pasangannya. Ambil napas sok ganteng. Lalu berkata dengan nada penuh dosa:

“Kamu tuh kayak WiFi…

sinyal kamu selalu aku cari…

tapi password-nya gak pernah gue tahu…”

Ceweknya langsung: “GUE PUTUSIN LO SEBELUM JADIAN!”

SEKETIKA:

LANTAI HAMPIR RETAK KARENA TAWA.

Ada yang teriak:

“ITU FLOP! FLOP TERBURUK SEPANJANG ZAMAN!”

Vera tepok tangan:

“LANJUUUT!”

Botol kembali diputar.

Berhenti di: Gayus.

TRUTH.

Vera mengambil kertas dari toples dan membacanya keras-keras.

“Sebutin guru yang paling kamu benci, tirukan gayanya… lalu bikin gombalan sesuai mapelnya!”

Sorak langsung pecah.

Gayus menarik napas dalam.

“Guru kimia.”

Ia meminjam kacamata dari teman di sebelah, memakainya, lalu berdiri tegak. Gayanya berubah seperti guru kimia yang terkenal galak dan suka menunjuk murid.

Ia menunjuk pasangan mainnya. Tatapan menyempit. Suara mendadak berat.

“Apa kau tahu…” Jeda dramatis. “Perbedaan kamu dengan Alkana?”

Semua sudah mulai nahan tawa.

Gayus lanjut dengan muka super serius: “Kalau Alkana rumusnya CnH2n+2…” lalu dia mendekat sedikit dan berkata perlahan: “Kalau kamu… rumusnya C1n+4… Cinta.”

Sunyi. 1 detik. Lalu—

RUANGAN MELEDAK.

Asep sampai jatuh dari kursi.

Vicky nepak meja sambil ketawa. “INI ANAK KURANG AJAR!”

Giliran pasangan Gayus. Cewek itu berdiri sambil melipat tangan.

“Gue benci guru sejarah.”

Ia langsung menirukan gaya guru sejarah mereka yang selalu semangat level kemerdekaan. Gerak tangannya tegas. Nada suaranya berapi-api.

“Persamaan kamu sama kemerdekaan tahu nggak?!” Ia menunjuk Gayus. “Sama-sama… harus diperjuangkan!!”

Semua kembali tertawa pecah.

Botol terus berputar. Tantangan demi tantangan bermunculan. Beberapa peserta maju ke “catwalk dadakan”.

Satu cowok berjalan seperti model Milan Fashion Week, lalu pura-pura terpeleset, jatuh dengan gaya slow motion, lalu tetap pose di lantai.

Satunya melempar jaket ke udara, nangkep lagi, lalu berpose seperti cover majalah murahan.

Ada yang jalan sambil gaya selfie, lalu sadar kameranya mati.

Semua tertawa.

Dan…

Bella maju. Dengan rambut tergerai sempurna. Langkah perlahan. Kepalanya sedikit miring. Tatapan dingin tapi penuh gengsi.

Ia berjalan seolah: "Aku di sini bukan buat permainan. Aku masyarakat strata tinggi."

Ia berhenti di ujung “catwalk”. Mengibaskan rambutnya. Berpose. Setengah detik… hening…

Lalu seseorang dari belakang nyeletuk: “Kayak iklan shampo diskon 50%.”

BOOM.

Suasana sekali lagi meledak oleh tawa.

Bella berbalik dengan wajah tegang. Senyum dipaksakan.

Apa yang semua orang lihat? Elegan.

Apa yang ia rasakan? Malu.

Pesta makin pecah. Makin liar. Makin tak terkendali.

Elvara?

Masih duduk. Makan snack. Tatapan: datar.

Gayus bisik ke Raska. “Dia tenang banget walau dunia rame.”

Hampir semua peserta sudah dapat tantangan hingga tersisa beberapa orang termasuk Raska dan Elvara.

Botol muter.

Bunyi botol beradu dengan meja terdengar nyaring. Semua menahan napas. Putaran melambat.

Klik.

Berhenti.

Tepat di depan Raska.

Tidak ada yang tertawa. Tidak ada yang bersuara. Bahkan musik latar terasa seperti ikut mati.

Vera memecah keheningan. “Oke… pasangan spesial.”

Elvara berkedip.

Raska terdiam.

Vera tersenyum lebar:

“Truth or Dare?”

Hening.

Semua menunggu.

Asep bisik ke Vicky: “Kalau dia pilih truth, gue bisa pingsan.”

Vicky menyahut: “Kalau dare, jantung gue bisa copot.”

Gayus menimpali: “Kalau Elvara jawab jujur, dunia sosial bisa runtuh.”

Raska dan Elvara saling melirik.

"DARE," jawab mereka kompak.

Dan permainan… resmi dimulai.

Vera tersenyum kecil, lalu meraih gulungan kertas dari toples. Membukanya pelan-pelan.

Seperti sengaja membuat semua orang tersiksa oleh jeda.

Lalu membacanya keras-keras:

“DARE: Telepon pasangan… dan bilang ‘Aku kangen’ dalam enam kata.”

Ruangan tidak pecah oleh suara, tapi oleh reaksi. Tarikan napas. Mata yang melebar. Kursi yang bergeser.

Dan saat semua pandangan beralih pada Raska—

DEG.

DEG.

DEG.

Bella menggenggam jemarinya.

Asep hampir tersedak.

Vicky refleks menutup mulut.

Gayus duduk lebih tegak.

Elvara… tetap tenang.

Dan di tangan Raska… ponsel itu terasa jauh lebih berat dari biasanya. Ia bungkam. Tangannya sedikit… gemetar. Ia angkat HP. Jarinya menekan layar.

NAMA: Elvara.

SUNYI.

Orang-orang langsung:

😱😱😱😱

Raska menatap Elvara.

Elvara ngelirik HP-nya yang bergetar. Mengangkat… tanpa ekspresi.

“Hallo?”

Raska menelan ludah. Dengan suara jauh lebih pelan dan jujur dari yang seharusnya:

“Aku cuma mau bilang…

aku kangen.”

Klik.

MATI. SUNYI. TOTAL.

Elvara melirik layar HP. Lalu… hanya berkata:

“…oh.”

Lanjut makan.

Raska, jantung restart.

Bella di pojokan: jiwanya kebakar minyak panas.

Bisik-bisik mulai menyebar pelan di antara siswa…

“Eh… suaranya beda gak sih waktu dia ngomong barusan?”

“Iya… biasanya datar. Ini kok kayak… nyelip rasa?”

“Kayak bukan dare… tapi confession gagal tayang.”

“Lo dengar ngga? Dia bilangnya gak kayak bercanda… kayak serius.”

“Pantes muka Bella berubah kayak wifi putus.”

“Gila… jangan bilang itu buat Elvara?”

“Fix itu bukan buat sembarang orang.”

Yang lain ikut menyahut, setengah bisik, setengah panik:

“Kalau ini cuma game, kenapa auranya beda?”

“Biasanya Raska dingin kayak kulkas kosong. Barusan hangat banget.”

“Kayak… dia gak main.”

“Nah itu… lo lihat mata dia gak? Kok beda banget dari biasanya?”

Sementara trio komentator juga bereaksi setara:

Asep bisik ke Vicky: “Bro… ini bukan dare. Ini kayak trailer perasaan.”

Vicky ngangguk cepat: “Dia kayaknya deg-degan beneran, itu bukan akting.”

Gayus menyimpulkan pelan: “Secara psikologis, ini tanda awal: denial yang gagal. Bukan acting.”

Acara terus berlanjut.

Elvara beranjak dari tempatnya saat ponselnya bergetar. Panggilan masuk dari ibunya. Ia melangkah mundur dari keramaian, memilih jalur sunyi di sisi kolam.

“Iya, Bu… sebentar lagi pulang.”

Suara musik dari pesta terdengar jauh. Tawa-tawa mengambang seperti gema. Ia menurunkan ponsel. Berbalik. Dan—

BRAKK!

"AKH!"

Benturan keras menghantam bahunya. Semua terjadi dalam gerakan lambat. Tubuhnya kehilangan keseimbangan. Langkah mundur ke udara kosong. Matanya membelalak.

" Tidak… Aku… gak bisa… renang…"

Suara pesta seperti ditarik ke dalam vakum. Jantung berdetak terlalu keras. Tangannya menggapai udara.

Dan—

BYURRRR!!

Tubuhnya jatuh ke kolam. Dingin. Pekat. Berat. Dadanya menegang. Matanya terbuka… kosong.

Ia mencoba bergerak. Terlambat. Tubuhnya mulai berat. Terlalu berat. Dan dunia terasa menjauh.

Tubuhnya tenggelam cepat. Napasnya terjepit panik. Seratus kilo bukan sekadar angka. Air kolam menariknya ke bawah.

Elvara menggeliat, tapi tubuhnya makin berat. Kaku. Panik tapi tak bisa teriak.

Di atas air…

Bella ikut terjatuh. Bukan rencana. Bukan dramatisasi. Tapi karena terlalu keras menabrak.

Ia mengumpat dalam hati. "Sial! Kenapa gue ikut jatuh?!"

Ia bisa berenang. Tapi melihat Elvara benar-benar tenggelam… Ada sedikit getaran panik yang real.

Asep yang tak sengaja menoleh ke belakang seketika membelalak.

“ADA YANG JATUH DALEM KOLAM!!”

Teriakan Asep meledak. Seketika tawa berhenti. Suara musik berhenti. Tawa lenyap. Semua mata beralih bersamaan.

Dan Raska… melihatnya.

Elvara tenggelam.

“VARA!!”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
LU514N4
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 dlm hati raska iyaa juga ya dia endut aja gw nempel apa lg kurus bisa² kyk perangko lengket
LU514N4
saya kok curiga ya sam Lisa jagan² dia yg bunuh ibu raska buat seolah² ibu raska bunuh diri komsumsi pil yg berlebihan
anonim
Bella ngapain ikut gabung belajar.
Sepertinya tidak diterima belajar bersama secara halus Rasa malunya tipis - kebanyakan rasa iri terhadap Elvara. Maunya mendekati Raska, Raska tak bergeming sedikitpun.

Bisa-bisanya ikut gabung belajar bersama lima temannya yang jelas tak menyukai dirinya.
Anitha Ramto
Biarkan saja ulatnya neplok di si Bella karena ia pantas dengan julukan ulat bulu🤣...
tatapan mata Raska ke Elvara sangatlah berbeda😍
sunshine wings
yaa.. benar sekali.. udah terdesak ya jadi apapun itu bakal dilakuin.. Raksa harus berjaga² ya.. juga Elvara..
LU514N4
Roy kenapa gk di jodohin sama bella aja sich na sama gk waras 🤣🤣🤣
sunshine wings
kan Raska..
abimasta
kalah malu kamu bella harusnya jangan sok sok an nimbrung
Endang Sulistiyowati
Ga kebayang jadi ulatnya, sebelum ketemu malaikat maut harus oper sana sini, wkwkwkkk...
ngapain sih si Bella, jadi pengganggu aja. kehadirannya udah di tolak masih aja nekat duduk, ga tau malu dia
Marsiyah Minardi
Elvara definisi cewek cerdas berkelas badas berprinsip tegasss
Dek Sri
lanjut
Felycia R. Fernandez
masih gak sadar juga...
apapun kapanpun Lo bukan pilihan..
udah cabut sana,malu maluin aja
Felycia R. Fernandez
ya iya la,itu ulat nemplok sana nemplok sini...iiih kebayang ulat bulu hijau atau yang coklat jalan jalan dekat aku
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
haddoooooh sakit perut ku ketawa kk Thor 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
jiaaaah 🤣🤣🤣🤣🤣
nyungsep deh si Raska ke dasar jurang
sunshine wings
sanaaa jenjauh.. malu ya Roy.. 🫣🫣🫣🫣🫣😂😂😂😂😂
Felycia R. Fernandez
Teman sejati💓
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Terus kak Nana... 🙏🙏🙏😁
sunshine wings
hahahaaa.. 🤣🤣🤣🤣🤣
kena batang idung sendiri kan.. 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!