Kujual Tubuhku Demi Ibuku.

Walaupun Mira sudah mempersiapkan hatinya apa pun yang hasil dari operasi ibunya,rasa khawatir dan ketakutan tetap ada,tapi keinginannya sudah bulat untuk tetap membiarkan ibunya di operasi berharap hasilnya seperti yang dia harapkan.

" Aku tidak bisa pastikan nona,kamu berdoa saja semoga operasinya berjalan dengan lancar dan sesuai keinginan kita semua." Jawab pria itu dengan wajah datar tanpa ekspresi.

" Terima kasih suster." Ucap Mira dengan wajah penuh kecemasan.

Beberapa orang berpakaian putih masuk ke ruang operasi,Mira menunggu diluar dengan perasan khawatir,jantungnya tidak berhenti berdebar sesekali dia memanjatkan doa untuk ibunya.

" Ya Allah,aku memang tidak pantas meminta kepada mu,tapi hanya kepada mu aku berharap sembuhkan ibuku ya Allah,berikan dia kesempatan menikmati keindahan dunia ini." Ucap Mira dalam doanya.

Sudah hampir tiga jam duduk di ruang tunggu,tapi belum ada satu pun yang keluar dari ruangan itu,sesekali dia mengintip dari celah-celah jendela yang tertutup rapat tapi dia tidak bisa melihat apa pun.

" Kenapa Nona,apa kamu menunggu seseorang yang sedang melakukan operasi?" Tanya seorang wanita paruh baya yang juga duduk di ruang tunggu sejak setengah jam yang lalu.

" Iya bu,ibu saya sedang menjalani operasi otak,sudah tiga jam belum juga keluar aku takut sekali." Jawab Mira dengan wajah yang masih cemas.

" Tenang saja,kalau sudah sampai tiga jam itu artinya mereka berhasil,operasi seperti itu biasanya butuh waktu yang cukup lama,mungkin sekitar tujuh jam.Dulu ibuku juga seperti itu dia selamat kok dan bisa hidup normal kembali." Jawab wanita itu dengan wajah tersenyum.

"Benarkah bu,syukurlah semoga ibuku bisa pulih kembali."Jawab Mira sembari menghela napas lega.

" Aku duluan ya nak,anakku sudah datang." Ucapnya lalu buru-buru menyusul seorang pria yang berdiri jauh di depannya.Ternyata anak dari wanita itu seorang petugas kesehatan,sepertinya dia menjemput anaknya bukan untuk berobat ke rumah sakit itu.

" Sepertinya ibu masih lama keluar,lebih baik aku makan dulu aku sudah lapar." Ucapnya.Mira beranjak meninggalkan tempat itu lalu keluar dari rumah sakit mencari tempat makan di sekitar rumah sakit.

Setelah selesai makan,Mira buru-buru ingin kembali ke dalam,pada saat melewati toko ponsel dia teringat dengan ucapan pria yang sudah membiayainya,Mira mampir sebentar lalu membeli ponsel.

" Jadi yang ini nga kurang lagi mbak?" Tanya Mira menunjuk salah satu ponsel harga dua jutaan,pandangan pertama dia sudah menyukai ponsel itu.

" Ini sudah harga pas dek,kalau kamu mau biar aku bungkus." Jawab wanita itu setelah menjelaskan semua kelebihan ponsel itu.

" Ya sudah aku mau itu saja,sekalian buatkan kartunya ya mbak dan juga semua aplikasinya mbak buatkan saja biar aku tinggal pakai." Ucap Mira.

Setelah semua selesai,wanita itu memberikan ponsel itu kepada Mira dan Mira memberikan kartu istimewa pemberian Burhan kepadanya,wanita itu menatap tak percaya kepada Mira tapi tidak ingin menyinggung wanita segera melakukan transaksi.

" Kenapa tidak membeli ponsel yang lebih baik dek,padahal kamu bisa membeli iPhone atau apa pun itu yang mahal."Tanya wanita itu dengan ramah.

" Tidak usah Mbak yang penting bisa dipakai itu sudah lebih dari cukup.Aku pamit ya mbak." Ucap Mira setelah memasukkan ponsel dan kartunya ke dalam tas kecil miliknya.

" Nga nyangka,ada orang yang berpenampilan sederhana memakai kartu tanpa limit itu,hmm andai saja aku punya sugar Daddy,yang kaya raya aku akan minta kartu seperti itu juga." Ucapnya dengan nada rendah setelah Mira berlalu dari pandangannya.

Mira kembali duduk di depan ruang operasi,tadi dia tidak mau berlama-lama di luar karena takut ibunya sudah selesai operasi tapi dia malah menghilang.

" Ternyata ibu belum juga selesai." Ucapnya dalam hati lalu dia mencoba mengintip lagi tapi hasilnya tetap sama tidak melihat apa pun dari celah jendela.

Untuk menghilangkan kejenuhan di hatinya Mira memainkan ponsel barunya,dia belajar hal-hal yang belum diketahuinya bahkan dia memasukkan nomor Burhan ke kontak WhatsAppnya.

" Dengan keluarga Ningsih?" Beberapa pria berpakaian putih keluar dari ruang operasi,Mira kaget sekali karena mereka memanggilnya dengan tiba-tiba.

"Iy_Iya dokter,saya anaknya.Bagaimana dengan ibu saya dokter apa ibu saya bisa diselamatkan?" Tanya Mira gugup sekaligus takut.

" Alhamdulillah...Operasi ibu anda sukses,dalam beberapa jam kedepan dia akan siuman,sadar semua penyakit yang dia derita sudah kami buang." Jawab salah satu dari pria itu dengan senyum manis.

Mira menghela napas lega,dia tidak bisa mengungkapkan kebahagiannya saat ini,dia ingin sekali bersujud tapi dia enggan karena begitu banyak orang disana.

" Terima kasih dokter,terima kasih banyak." Mira beberapa kali mengucapkan kata terima kasih,air mata haru jatuh dari pelupuk matanya,setelah penderitaan panjang ibunya akhirnya hari ini ibunya sudah sembuh seperti sedia kala.

" Uang memang sangat berkuasa di dunia ini,ibuku yang sudah sakit sepuluh tahun ini akhirnya bisa sembuh kembali." Ucap Mira dalam hati setelah para pria itu pergi meninggalkannya.

" Nona anda bisa menunggu ibu anda di ruangan perawatannya,sebentar lagi kami akan mengantarnya kesana setelah obat bius hilang dari tubuhnya dia akan sadar segera."

" Baik suster,terima kasih banyak." Jawab Mira lalu Mira kembali ke ruangan dimana ibunya di rawat.

Tiga jam kemudian, ibunya di antar ke ruangan perawatan,ibunya tersenyum tipis,wajahnya yang pucat serta matanya yang sayu membuat hati Mira begitu teriris.

Mira tidak menyangka ibunya begitu kuat,hingga bisa menahan rasa sakit selama sepuluh tahun ini,bukan cuma hatinya yang sakit raga juga menderita.Penyakitnya berawal saat ayahnya meninggalkan mereka,pria itu pergi bersama janda muda yang tidak jauh dari rumah mereka.

Ibunya depresi,bahkan beberapa kali dia hampir bunuh diri,hingga pada akhirnya dia menderita penyakit otak.

" Ibu...Ibu....Terima kasih karena sudah bertahan sampai sejauh ini,terima kasih sudah kembali kepada ku Bu." Mira menangis sesenggukan di pelukan ibunya,dia sedih,juga bahagia bercampur menjadi satu hingga tercipta tangisan yang penuh haru.

" Anak nakal,kenapa kamu menangis?" Jawab wanita itu dengan nada yang masih parau dan seperti suara yang dipaksa.

"Jangan terlalu memaksa bu,ibu istrahat saja,ibu lapar aku akan belikan makanan untuk ibu.' Ucap Mira.

" Ibu tidak lapar hanya ibu pengen makan buah.Kamu dapat uang dari mana untuk biaya pengobatan ibu?" Tiba-tiba ibunya bertanya.

" Sudah bu,ibu tidak perlu pikirkan hal itu,intinya ibu fokus untuk kesembuhan ibu agar kita cepat pulang." Jawab Mira.

🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹