Di masa tua nya, anak anak asih dengan tega nya membuang ibu nya ke tempat penitipan lansia. mereka tak ingin merawat ibu nya lagi. karena di anggap menyusahkan.
apalagi asih juga sakit sakitan, dan membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. bagaimana kisah cerita tentang asih. yuk simak bersama sama.....
kisah ini aku buat dengan penuh ketegangan, dan juga sedih ya. jadi kalau ga suka bisa langsung skip. selamat membaca!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.11
Fatih merasa bingung, kemana bunda nya itu pergi. Kenapa tak ada kabar setelah bertemu dengan dokter nya. Apakah terjadi sesuatu. Mengapa perasaan nya tak enak. berdoa dan. berharap adik nya baik baik saja.
"Eungh...... setelah 1 jam tertidur pulas, akhirnya Ida sadar kembali, dan merasakan pusing di bagian kepala nya. Seperti sedang berputar putar.
Fatih yang melihat adik nya telah Sadar, langsung menghampiri nya, dan duduk di sebelah kursi yang telah disediakan.
"Dek, kamu akhirnya sadar. tunggu ya, pasti haus kan?"
"Kak, ini dimana?" tanya nya yang terlihat asing.
"di puskesmas dek, kamu tadi pingsan. untung saja bunda panggil kakak tadi, jadinya cepat cepat bawa kamu kesini. Kakak khawatir Terjadi sesuatu tadi sama kamu."
"Bunda dimana kak?" tanya nya dengan wajah yang masih begitu lemah.
"Bunda tadi sedang berbicara berdua sama dokter nya, terus sampai sekarang juga belum kembali. Kamu tunggu disini dulu ya. Kakak mau liat bunda."
"Hum, iya kak."
Fatih mencari keberadaan bunda nya itu, dan terlihat begitu khawatir, dan dia pun bertanya-tanya kepada salah satu perawat yang berjaga di depan.
"Suster, liat ibu ibu berkerudung merah ga?"
"Oh, ibu asih ya dek?"
"Iya benar sus, ada liat ga?"
"ada tadi beliau tergesa gesa menuju ke toilet depan."
"baiklah, terima kasih sus."
"Sama sama."
Fatih merasa ada yang aneh, dengan cepat, dia langsung beranjak menuju ke toilet depan sesuai dengan arahan para suster Puskesmas itu.
Asih masih diam sambil menangis pilu di ruangan toilet yang cukup sepi itu.
"tok....tok....tok...bunda, buka pintu nya Bun, ada apa?"
"Bunda..."
karena mendengar suara Fatih di depan pintu toilet, asih pun keluar dengan wajah yang sudah sembab nya. Tak sanggup rasanya berhadapan dengan Fatih ataupun Ida saat ini. Ini terlalu menyakitkan bagi nya.
"cklek....
"Bunda?"
"Hiks....grep." asih memeluk putra nya dan menumpahkan tangisan nya di pundak sang anak.
"bunda, ada apa Bun"?
"Fatih, bunda gagal nak. Bunda tak bisa menjaga Ida dengan baik, bunda gagal nak."
"Bunda ada apa Bun, ayo katakan kepada Fatih yang sebenarnya terjadi?" desak Fatih yang begitu penasaran apa yang terjadi sebenarnya.
Fatih begitu penasaran, bunda nya hanya menangis pilu dari tadi, dan merasa begitu kasihan saat melihat nya seperti ini.
"Adik mu, nak...hiks...adik mu, Hamil." ucap asih dengan terbata sambil menangis kembali.
Deg....
Hatinya hancur, bahkan tangan nya langsung bergetar hebat. Hamil, bagaimana bisa Ida hamil secara tiba tiba. apakah selama ini, Ida menyembunyikan sesuatu dari bunda dan juga dirinya. Ini adalah berita yang begitu membuat nya begitu terkejut.
"Bun, ini ga benar kan Bun. Pasti laporan nya salah. iya kan Bun?"
"Semua nya benar nak, dokter mengatakan yang sebenarnya terjadi. Bunda ga sanggup Fatih, bagaimana nanti bunda di tanya almarhum ayah kalian, hiks.... bunda tak sanggup sekali rasanya. Hati bunda hancur nak."
.....
Setelah menceritakan kebenaran yang terjadi, Fatih dan asih yang masih sama sama diam dengan pikiran mereka masing masing hanya diam tak bersuara. bahkan beberapa kali Ida berbicara dengan kedua nya, sama sekali tak digubris oleh Fatih dan ida. Ingin sekali Fatih, menampar adik kembar nya itu, yang telah mencoreng nama baik keluarga nya. Dengan perbuatan zina yang adik nya lakukan tanpa hubungan suami istri yang sah, Dimata hukum dan negara.
tapi tak bisa, sebab kondisi Ida benar benar lemah, dan membuat asih memperingati Fatih agar tak memberitahukan adik kembar nya terlebih dahulu.
ida yang merasa sikap kedua kakak dan bunda nya berubah sifat, langsung merasa tak nyaman. Apa yang terjadi, mengapa dia hanya di diamkan saja, biasanya kalau dia sedang sakit, pasti selalu di manja, tak pernah didiamkan seperti ini.
"Kak, bund, jawab dong. kalian kenapa sih, kok terlihat seperti tak perduli lagi dengan aku?" ucap nya dengan nada yang cukup tinggi.
Fatih yang ingin berbicara, langsung di hentikan oleh asih. ini masih di puskesmas, tak baik bertengkar di depan banyak orang, dia juga ingin mengeluarkan emosi nya kepada Ida, tapi ditahan sebab kondisi putri nya yang tak memungkinkan.
"Apa mau mu?" tanya Fatih dengan tatapan penuh ketajaman.
"Kak, kenapa kakak marah, apa salah Ida kak?"
"Sudah, Ida istirahat lah. biar tubuh mu, kembali sehat." ucap asih dengan nada datar nya.
Raut wajah Ida, menjadi sendu, entah apa kesalahannya, dan tiba tiba bunda dan kakak nya seperti kelihatan marah. Tapi dia tetap menuruti perintah bunda nya, dan tidur nyenyak di atas ranjang puskesmas itu. Tanpa tau, bahwa bunda dan kakak nya begitu emosi saat ini.
Kebetulan dokter menyarankan untuk menginap semalam, karena kondisi pasien begitu lemah. Jadinya hari ini, mereka tidak berkata apa apa.
Untung saja biaya rumah sakit, sudah dicover BPJS, sehingga meringankan beban asih. semenjak suaminya tiada saat itu, dia langsung mendaftarkan BPJS kepada puskesmas terdekat, agar lebih mudah kalau terjadi sesuatu diantara keluarga nya itu.
Keesokan harinya....
Ida sudah diperbolehkan pulang. kondisi tubuh nya juga sudah stabil, tapi tidak dengan perasaan nya Asih, yang masih begitu kecewa, dan terluka setiap kali menatap wajah Ida putri kembar nya itu.
Masih tetap sama, kedua nya bahkan tak berbicara untuk memulai percakapan. Ida hanya diam saja, karena merasa tak tau apa apa saat ini.
Sesampainya di rumah, asih langsung masuk, tanpa menuntun Ida yang terlihat kebingungan dengan perubahan sifat bunda nya itu.
"Kak!" panggil nya kepada Fatih.
"ada apa?' tanya nya dengan wajah yang masih tetap datar dan sifat nya menjadi begitu dingin.
"Kakak mau kemana?"
"Pulangin motor nya teman." ucap nya singkat, dan langsung bergegas pergi dari sana.
"Kak_
"Mereka kenapa ya, kok hari ini beda banget, bunda juga ga seperti biasanya. Kan aku baru sembuh sakit, kok dicuekin sih." gumam nya dengan cemberut.
Asih yang berkutat di dapur kotor nya, hanya diam saja, tanpa mengatakan apapun lagi. Dia masih belum siap menatap wajah putri nya lagi.
"Bunda! Bunda!' teriak nya lagi, tapi tak ada sahutan.
"Bun!" teriak nya lagi.
"Ada apa?" tanya asih dengan wajah datar
"Bunda, Ida lapar Bun. Bunda ambilin nasi nya dong." ucap nya dengan rengekan manja. Berharap bunda nya, memanjakan nya seperti dulu lagi.
"Ambil sendiri!"
"Bunda, bunda kenapa sih ha! Salah aku apa sama bunda, kalian diemin aku seperti ini, kalian ga sayang lagi sama aku?' bentak nya yang sudah tak tahan dengan situasi seperti ini.
Wajah asih langsung berubah datar, dan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Apa yang ga pernah bunda, berikan kepada mu ida. Apa yang ga pernah bunda usahain buat kamu nak?" tanya asih dengan air mata yang mengalir deras.
Kasian wita suster yg baik semoga suatu saat wita bisa ktmu ma bu asih..