Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Tanpa terasa sudah seminggu ini Salwa tinggal di rumah bima selama itu juga dia di bebaskan bima tak pernah sekalipun bima melarang apa yang diinginkannya.
Apalagi sudah tiga hari ini bima tidak pulang kemarin kata Mak Nor bima lagi perjalanan tugas ke luar kota.
Salwa bisa sesukanya dirumah karena dua hari ini dia juga nggak ada kegiatan dia tidak ada kelas.
Salwa punya kegiatan baru dia sedang belajar memasak hobi yang sempat di tinggalkan karena dulu pernah di larang pak Rojak.
Bagi pak Rojak Salwa harus kuliah di jurusan bisnis karena hanya dia penerusnya.
Saat Salwa sedang asyik memasak entah kemana para art yang tadi membantunya semua nya menghilang.
Saat ini Salwa sedang memegang alat penggorengan sedangkan dia membutuhkan gula.
Salwa memanggil nama art tapi orang nya nggak ada pas saat itu bima lewat mendengar Salwa memanggil art dan meminta untuk diambilkan gula.
Bima mengambilkannya dia berikan pada Salwa sedangkan Salwa menerima tanpa menengok dia nggak tahu kalau itu bima.
Salwa terus memasak dia juga sambil bicara karena dia kira itu Mak Nor sedangkan bima masih di situ dia mencium bau harum masakan Salwa dia juga mengintip masakan yang di masak Salwa.
Masakan itu mengingatkan bima sama seseorang yang dulu pernah ada di dalam hatinya.
Salwa selesai masak dan berbalik dia sangat kaget karena bima ada di belakangnya dia hampir terpeleset kalau tidak dipegangi bima.
Posisi mereka saat ini sangat dekat mereka juga saling pandang sejenak bima melepas Salwa saat Mak Nor menyapa bima.
Mereka salah tingkah bima akhirnya pergi kekamarnya sedangkan Salwa menata makanan ke meja makan.
Tak lama bima sudah keluar dari kamar dia juga sudah ganti baju bersiap untuk makan.
Baik Salwa maupun bima sama-sama diam Salwa pun nggak berniat mengambilkan makan untuk bima.
Mak Nor yang melayani bima mengambil makanan,saat bima menyuapkan makanan ke mulutnya lagi-lagi rasanya sama persis.
Bima memakannya tanpa ragu,selesai makan Salwa langsung pergi ke kamarnya karena bima sudah pulang kemarin setelah makan dia kumpul bersama para art di rumah itu.
"non Salwa mirip banget ya tuhan sama almarhumah"kata Mak Nor.
"bukan hanya mirip mereka seperti orang satu"kata bima yang hanya di ucapkan dalam hatinya.
"Dulu tuan tidak bisa memilikinya tapi sekarang sudah digantikan dengan non Salwa"kata Mak Nor kembali.
"jangan pernah membahas soal ini sama dia Mak"perintah bima sambil berdiri karena hpnya bunyi dia mau mengangkat panggilan di hpnya.
Panggilan itu dari pak Rojak menyuruhnya untuk menemui besok di kantor.
setelah dijawab iya bima mematikan panggilan dia pergi ke bangku yang ada di depan kolam dia mengeluarkan sebungkus rokok dan mengambil satu untuk dia nyalakan.
Walaupun tidak aktif merokok tapi kadang-kadang dia juga merokok untuk menghilangkan stres.
Dikamar Salwa sedang menelpon indra tapi tidak diangkat dia akhirnya keluar kamar tujuannya ke arah kolam.
Mau balik sudah terlanjur karena ada bima disana dia mau kembali tapi dicegah bima dan menyuruhnya untuk duduk di sebelah nya.
"kenapa nggak duduk tenang saja aku nggak makan orang?"tanya bima karena Salwa masih berdiri.
"aku nggak suka bau rokok kamu matikan dulu baru aku mau duduk"jawab Salwa dan di turuti bima dia mematikan rokoknya.
Salwa duduk disebelahnya mereka tidak langsung bicara hampir lima belas menit Salwa duduk disebelahnya bima baru mengucapkan sesuatu.
"kita sudah menikah hampir satu bulan tapi kita nggak pernah bicara duduk dekat pun baru kali ini"kata bima tanpa menengok kearah Salwa pandangannya lurus ke depan.
"kita menang nggak dekat dan tidak saling kenal"kata Salwa.
"jangan lupakan kalau kita sudah menikah".
"dan pernikahan kita karena terpaksa aku tidak ada rasa sama kamu"kata Salwa sedikit dengan nada tinggi.
"tapi tetap sekarang kamu istriku tanggung jawabku jadi kamu harus menuruti apa yang aku katakan"kata bima sambil menatap ke arah Salwa.
Salwa langsung menutup tubuh bagian depannya dengan tangan.
"aku nggak minat sama anak kecil seperti kamu"kata bima kembali menatap ke depan.
"aku sudah besar dan lagian juga siapa yang mau sama kamu aku sudah punya pacar".
"yakin pacarmu setia"tanya bima dengan nada mengejek.
"jangan bicara ngawur kamu itu nggak kenal sama pacarku"kata Salwa kesal sambil berdiri"dasar nyebelin".
Salwa pergi dari sana sambil ngedumel sedangkan bima malah tersenyum melihat nya.
