Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11
Seminggu sudah arumi bekerja di perusahaan nya Juan. Namun arumi masih belum tau kalau tempat ia bekerja adalah perusahaan milik suaminya sendiri
"Aku duluan ya, takut telat. Soalnya tinggal beberapa menit lagi" ucap arumi pamit saat di meja makan tanpa menyelesaikan sarapan pagi nya
"Seharusnya kau tak perlu terburu-buru, karena itu adalah perusahaan ku" monolog nya melanjutkan sarapan nya
Dikantor, arumi bekerja sangat giat. Ia bahkan sering membantu sesama teman yang membutuhkan pertolongan nya. Meskipun ada beberapa teman wanita yang sama sekali tak suka dengan kehadiran nya.
"Lo mau kita apakan tuh si dungu" kata sisi salah satu dari teman yang juga tak menyukainya arumi
Dengan bersedekap dada, Ratih mengatakan "kita lihat aja sebentar lagi, kalau si dungu masih juga sok pahlawan, akan kita buat dia tidak bernafas lagi selamanya"
"Hah, lo serius sama ucapan lo itu" sahut dewi menimpali
Ratih hanya diam sambil menatap tajam Arumi dari jauh
****
"Bagaimana dengan arumi, apa dia mampu melakukan pekerjaan nya" tanya Juan saat Ardi melapor
"Sepertinya nyonya bisa bergaul dengan baik dan bisa bekerja apa pun itu. Nyonya juga selalu membantu teman-teman nya" jawab Ardi melapor
"Bagus, cari lah seorang OB yang bisa dipercaya, suruh dia menghadap saya"
"Baik tuan"
Lalu Ardi pergi ke bagian kebersihan dan menemui kepala cleaning service yaitu bu Lina
"Maaf pak ardi, ada keperluan apa ya bapak datang kemari" tanya bu Lina ramah
"Saya butuh satu orang pekerja laki-laki sekarang juga"
"Pekerja laki-laki?"
"Iya, karena bos yang menyuruhnya"
"Baik lah akan saya panggil kan"
Lalu kepala keberhasilan itu pun memanggil Iwan
"Kamu Iwan kemari lah" panggil Lina
Iwan yang sedang membersihkan meja, langsung menghadap Lina
"Iya bu ada apa"
"Kamu ikut saya"
"Baik bu"
Lalu Lina membawa iwan menghadap Ardi
"Pak ardi ini Iwan office boy yang bapak minta"
Ucapan Lina itu sungguh sangat membuat Iwan terkejut. Pasalnya, mau diapakan dirinya
"Baik lah. kamu ikut saya" perintah Ardi
"Baik pak" dengan rasa takut, Iwan terpaksa harus mengikuti kemana Ardi membawa nya
Dan lagi lagi Iwan berdebar kencang. Degup jantung nya berpacu kencang.
"Bukan kah ini ruangan nya pak CEO, ada keperluan apa pak CEO memanggil ku. Atau jangan-jangan aku akan dipecat' monolog nya terus bertanya-tanya
Setelah Ardi mengetuk pintu ruangannya juan, Ardi dan Iwan langsung masuk kedalam.
"Tuan, ini Iwan yang bapak inginkan"
Ucapan Ardi itu malah semakin membuat Iwan ketakutan. Firasatnya semakin kuat kalau dirinya akan dipecat
Juan menatap Iwan dengan seksama
"Siapa nama mu" tanya Juan
"Iwan syah putra pak" jawab nya sedikit takut
"Iwan...apa kau tau kenapa kau di panggil kemari" tanya Juan lagi
"Tidak pak"
"Apa di bagian kebersihan ada pekerja baru"
"Ada pak, namanya arumi dan dia baru kerja seminggu yang lalu"
"Dia adalah istri saya, jadi tugas mu adalah menjaganya. Menjaganya dari siapa pun yang ingin menyakiti nya "
Bersamaan itu, Iwan tercengang kaget karena ia baru tau kalau arumi adalah istri dari bos perusahaan ini
"Jadi arumi adalah istri nya pak juan. pantes aja dia bisa masuk kerja dengan mudahnya" monolog Iwan
"Tapi jangan sampai ada yang tau kalau kamu sedang mengawasinya. Dan tugas ini jangan sampai ada yang tau. Berpura-pura lah dan bersikap lah seperti biasa. Anggap dia sebagai teman mu, tapi ingat batasan antara kalian. Apa kau bisa melaksanakan tugas ini?"
"Bisa pak, saya janji akan melaporkan apa pun juga. Dan saya akan melindungi nyonya dari apa pun itu"
"Bagus, saya percaya sama kamu. tapi inget jangan sia-sia kan kepercayaan ini atau kau akan tau akibatnya" juma sedikit mengancam
"Baik pak akan saya lakukan sebisa mungkin untuk menjaga nyonya"
"Bagus, sekarang pergi lah bekerja seperti biasanya"
"Baik pak, kalau begitu saya permisi"
"Hmm"
Lalu Iwan pun keluar dari ruangan itu dengan hati lega
"Ah....syukur deh ternyata aku tidak dipecat" ucapnya pelan sambil mengelus dada
"Tapi, kenapa pak Juan bisa menikahi Arumi yang keliatan nya hanya wanita biasa-biasa saja bukan dari kalangan atas" olehnya lagi jadi bingung sendiri
"Ah.... bodoh ah. Yang penting aku akan melakukan apa yang disuruh sama pak Juan. Kali aja kau bisa naik jabatan. Atau paling tidak gaji ku akan nai" sambung nya lagi senang membayangkan gaji nya akan naik
Sementara Ardi masih didalam membahas masalah pekerjaan dengan juanda
Di apartemen
"Ting tong... ting tong"
Terdengar suara bel pintu apartemen
Arumi langsung membuka kan pintu. Namun sebelum nya tadi ia telah melihat dikamera kalau cetrine lah yang datang
"Mau apa lagi dia datang kemari" monolog nya
Lalu Arumi membuka pintu nya
"Apa tuan mu ada dirumah" tanya cetrine dengan bersedekap dada
"Ada, masuk lah"
Arumi membuka kan pintu nya dan cetrine pun masuk kedalam.
"Tuan, tunangan anda datang" ucap Arumi
Juan melihat cetrine "mau apa lagi dia datang kemari"
"Ada apa kau datang kemari" tanya Juan datar
Tanpa rasa malu, cetrine langsung duduk di sebelah Juan dan menggandeng lengan nya
Merasa risih, juanda pun melepaskan tangan nya
"Bicara lah, ada apa kau datang kemari"
"Ayolah sayank...apakah kau benar-benar tak menyukai ku lagi"
Cetrine berusaha keras agar Juan mau menerima nya kembali
"Sadar lah cetrine kalau hubungan kita ini sudah berakhir"
"Tapi aku masih menyayangi mu dan aku mau kalau kita kembali seperti dahulu"
Cetrine kemabli mendekati Juan. kali ini tangannya mengelus dada bidangnya Juan. Dan seketika Juan mencengkram tangan cetrine
"Bukan kah penjelasan ku tempo hari sudah sangat jelas" ucap Juan
Sementara Arumi yang sedari tadi berada di dapur, ia bisa mendengar kan semua pembicaraan sang suami dengan cetrine mantan tunangan nya
"Dasarnya wanita rendahan. ia sampai rela merendahkan harga dirinya demi mendapatkan cinta nya Juan kembali" gumam arumi sedikit sebel
Dengan terpaksa Juan menarik tangannya cetrine dan membawanya kearah pintu
"Sekarang pulang lah dan jangan pernah punya niat untuk datang kemari lagi. Kalau tidak kau akan menerima akibatnya" Juan sedikit mengancam cetrine agar ia tidak datang lagi ke apartemen nya
Dan akhirnya cetrine pun pergi. Namun Arumi yang baru saja membawa kan air untuk tamunya tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh juan dan Arumi dicampakkan ke sofa. Juan langsung mengukung nya agar Arumi tak bisa bergerak
"Kau mau apa, jangan berani macam-macam kamu ya" ucap Arumi sedikit takut
"Siapa yang telah menyuruh mu untuk membuka kan pintu"
"Tapi kan dia tunangan mu. Apa salah kalau aku membukakan pintu agar dia bisa masuk"
"Dia cuma mantan ku bukan tunangan ku lagi"
"Hmpt"
Arumi membuang wajahnya malas. Namun sayang nya wajahnya itu ditarik paksa oleh Juan dan Juan melumat bibir nya Arumi tanpa permisi lagi. Arumi memukuli tubuh juan, namun Juan sama sekali tak perduli. Ia terus saja melumat bibir nya Arumi dengan rakus.
Dan setelah dirasa nya puas, Juan melepaskan nya
"Itu hukuman buat mu yang telah berani bertindak tanpa perintah ku"
"Hmpt" juanda terseyum miring penuh kemenangan
Arumi mengelap sisa-sisa saliva yang masih tertinggal di bibir nya Arumi.
"Kau telah melanggar perjanjian yang telah kau buat sendiri. Aku benci sama kamu juanda" ucapnya dan pergi berlalu meninggalkan Juan sendirian
"Benarkah demikian?"
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/