NovelToon NovelToon
KAMU : Setitik Rasa

KAMU : Setitik Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meridian Barat

Milana, si gadis berparas cantik dengan bibir plum itu mampu membuat Rayn jatuh cinta pada pandangan pertama pada saat masa kuliah. Namun, tak cukup berani menyatakan perasaannya karena sebuah alasan. Hanya diam-diam perhatian dan peduli. Hingga suatu hari tersebar kabar bahwa Milana resmi menjadi kekasih dari teman dekat Rayn. Erik.

Setelah hampir dua tahun Rayn tidak pernah melihat ataupun mendengar kabar Milana, tiba-tiba gadis itu muncul. Melamar pekerjaan di restoran miliknya.

Masa lalu yang datang mengetuk kembali, membuat Rayn yang selama ini yakin sudah melupakan sang gadis, kini mulai bimbang. Sisi egois dalam dirinya muncul. Ia masih peduli. Namun, situasi menjadi rumit saat Erik mencoba meraih hati Milana lagi.

Di antara rasa lama yang kembali tumbuh dan pertemanan yang mulai diuji. Bagaimana Rayn akan bersikap? Apakah ia akan mengikuti sisi dirinya yang egois? Atau harus kembali menyerah seperti dulu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meridian Barat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11 (Kalimat Sederhana yang Membekas)

...Teman-teman, maafkan kalau ada tanda baca yang belum sesuai, ya. Sebagian sudah aku revisi agar tanda baca berada di tempatnya, tapi barangkali ada yang masih terlewat ... Jangan sungkan untuk kasih tahu aku 😉 Aku bukan orang yang anti kritik dan saran. Malah aku senang kalau ada yang baik hati mau membenarkan. Karena itu sangat bermanfaat untuk membuat tulisanku jadi lebih berkembang dan lebih baik lagi 🌼...

.......

...Selamat Membaca...

.......

.......

Rayn baru keluar dari ruangannya ketika melihat Milana sedang sibuk melayani dua customer pria, sore ini.

Rayn sengaja mengawasi Milana karena khawatir gadis itu membuat masalah seperti kemarin-kemarin. Rayn mengernyit ketika melihat Milana tersenyum ramah pada dua customer muda itu. Rayn melipat tangan di dada dengan pandangan yang tertuju pada waitress barunya itu.

Dari tempatnya, Rayn bisa melihat bahwa dua pria muda itu tertarik pada Milana. Itu terlihat dari senyum , tatapan, dan gerak-gerik yang muncul dari dua orang itu.

Rayn mencibir saat melihat Milana menanggapi dengan senyuman manis. "Wah ... Sejak kapan dia jadi ramah begitu?" Menatap sebal ke arah Milana. Dia tidak bisa mendengar apa yang gadis itu bicarakan dengan dua pria muda di depan sana. Jaraknya sekitar delapan meter dari tempatnya dan terhalang pintu kaca besar.

"Dia bertingkah sangat manis di depan orang-orang itu. Padahal, selalu menatap malas saat bicara denganku." Rayn kesal sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya merasa sedikit cemburu melihat Milana bertingkah manis di depan pria lain.

'Siapa kau, Rayn? Kenapa merasa cemburu begitu pada gadis serampangan itu!' sungutnya dalam hati.

Kedua alis Rayn tersentak ke atas dan reflek menurunkan tangan yang ia lipat di dada sejak tadi ketika melihat salah seorang dari dua pria itu memegang tangan Milana.

Rayn melangkah lebar menuju tempat yang sedari tadi menjadi fokus pemuda itu. Menarik tubuh Milana mendekat padanya dan membuat pegangan tangan laki-laki asing itu terlepas seraya berkata, "Dia sedang bekerja! Kenapa kau mengganggunya!" Dengan nada tegas. Membuat Milana, Arga, dan Rendi menoleh cepat ke arah Rayn.

"Mas Rayn ...," gumam Milana. Gadis itu menatap pria berkemeja batik coklat itu. Lama.

"Kalian sudah memesan. Jadi biarkan dia pergi menyiapkan pesanan kalian," kata Rayn. "Kalian datang untuk makan, 'kan?"

"Santai, Bro! Selain untuk makan, sekarang kami juga tertarik berkenalan dengan gadis cantik ini," ujar Arga dengan senyuman seraya melirik Milana.

"Sudah aku bilang, dia sedang bekerja!" Suara Rayn agak meninggi.

"Memangnya kau ini siapa? Gadis ini sa—"

Ucapan Arga terhenti saat Rayn dengan cepat menyahut, "Aku bosnya!"

Rendi dan Arga saling pandang sebelum akhirnya diam dan membiarkan Milana ditarik ke dalam oleh Rayn.

...*************...

Rayn menarik Milana ke dalam sambil mengoceh panjang. "Kenapa membiarkan orang asing menyentuhmu! Jangan biarkan orang lain menyentuhmu! Karena kau terlalu berharga untuk mudah disentuh!"

Rayn menghentikan langkah dan menoleh ke arah Milana karena gadis itu tidak bersuara. "Kau bahkan bersikap manis di depan mere–" Ocehannya terhenti bersamaan dengan mata mereka yang saling bertubrukan. Milana menatapnya lekat. Mereka saling tatap satu sama lain.

Hal itu membuat ingatan Milana berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Hei gadis manis! Kenapa berjalan sendirian? Boleh kenalan?"

Beberapa pria muda menghadang Milana ketika gadis itu hendak keluar dari area parkir sebuah mall. Dia punya janji nonton film dengan Erik saat itu.

"Maaf ya, Mas-Mas. Saya sedang terburu-buru. Bisa minta tolong untuk minggir." Milana berusaha menghindar sebisanya.

"Eits!" Salah seorang dari empat pria itu mencekal lengan Milana. "Buru-buru banget, sih. Kenalan dulu, dong! Baru kau boleh pergi."

Milana berusaha melepas cekalan tangan pria itu. "Mas jangan pegang-pegang, ya!"

"Wah! Kau galak sekali." Pria lain mendekat pada Milana. Namun, tubuh seseorang menghalangi tepat di depan Milana seraya berkata, "Jangan ganggu! Dia kekasihku!"

Milana mengernyit menatap punggung orang yang masih mengenakan helm full face tersebut.

'Kekasihnya? Enak saja! Dari mana orang ini datang?' protes Milana dalam hati.

"Apa–"

"Dia kekasihku! Jadi jangan ganggu dia." Pemuda itu berkata cepat saat Milana hendak protes.

Milana mendengkus sambil tersenyum sinis di tempatnya. Sementara empat orang pria yang mengganggu Milana tadi saling berbisik sebelum akhirnya berlalu.

'Apa-apaan dia! Mengaku-ngaku keka–" Ocehan di hati Milana buyar seketika saat suara pemuda itu terdengar lagi.

"Kenapa membiarkan orang asing menyentuhmu?!"

Sang pemuda berbalik. Menatap tepat pada bola mata Milana.

"Kenapa membiarkan orang asing menyentuhmu?!" Pemuda bermata setajam elang itu mengulang ucapannya.

Kening Milana berkerut. "Siapa yang membiarkan orang asing menyentuhku? Apa kau tidak lihat? Aku berusaha keras melepaskan pegangan tangan orang tadi!" sungut Milana. Kesal.

Pria yang hanya dapat Milana lihat bagian matanya itu memutar bola mata malas seraya berujar, "Lain kali jangan biarkan orang asing menyentuhmu! Kamu terlalu berharga untuk mudah disentuh!" Setelahnya melenggang pergi tanpa mengacuhkan omelan Milana. Naik ke atas motornya.

Milana tersenyum kecil mendengar kalimat terakhir yang diucapkan pemuda itu.

'Bahkan Erik saja tidak pernah bilang bahwa aku berharga,' gumamnya dalam hati.

Dia menoleh saat suara deru motor yang ditumpangi pria itu terdengar dan mulai melaju.

"Kau orang pertama yang bilang bahwa aku berharga." Milana tersenyum simpul. "Aih ... kenapa aku jadi tersipu begini," katanya lagi sambil memegang kedua pipinya sendiri.

Milana masih ingat dengan jelas kejadian dulu di parkiran mall.

"Mas Rayn. Kita pernah bertemu sebelum ini," kata Milana tiba-tiba.

Bola mata Rayn bergerak ke kiri dan kanan. Heran dengan ucapan Milana. Dia melepas tangan Milana dan menghadap ke sisi lain. "Kau mulai lagi. Tentu saja kita pernah bertemu sebelum ini. Tiga ha–"

"Dua setengah tahun yang lalu pukul setengah empat sore di parkiran Mutiara mall," sahut Milana cepat tanpa membiarkan Rayn menyelesaikan kalimatnya.

Membuat Rayn menoleh cepat dan menatap Milana.

"Itu Mas Rayn, 'kan? Orang yang mengaku-ngaku sebagai kekasih untuk menolongku dari gangguan pria-pria yang entah dari mana," ujar Milana. Masih menatap pria yang juga tengah menatapnya itu.

Rayn diam. 'Bolehkah aku merasa senang sekarang? Dia mengingatku, tapi ... Aku mengenakan helm full face saat itu. Bagaimana dia bisa tahu itu aku?'

"Kenapa kamu berpikir itu saya?"

"Aku ingat satu kalimat dari pemuda itu yang diucapkannya. Sampai hari ini aku masih ingat betul. Karena kalimat itu, hanya pernah aku dengar dari dia." Milana berujar dengan nada yakin.

Rayn mengernyitkan dahi. "Kalimat?"

Milana mengangguk pelan. "Kau terlalu berharga untuk mudah disentuh ... Itu kalimat yang masih sangat aku ingat sampai sekarang. Itu, Mas Rayn, 'kan?"

Lidah Rayn terasa keluh. Antara senang dan sedikit sedih bercampur aduk. Senang karena akhirnya gadis itu mengingat dirinya. Sedikit merasa sedih, karena Milana hanya mengingat dia sebagai pria yang menolong gadis itu di parkiran Mall waktu itu.

"Meskipun saat itu tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena hanya bisa melihat matanya ... aku yakin itu, Mas Rayn." Milana tersenyum lembut mengingat itu. "Kata-katanya masih sangat aku ingat. Mas Rayn juga bilang begitu tadi," kata Milana lagi.

"Jangan banyak bicara! Cepat siapkan pesanan customer. Lihat!" Rayn menunjuk ke area restoran, "sudah mulai banyak customer berdatangan. Dan ... perhatikan ucapanmu, pakailah kata 'saya' untuk berkomunikasi jika sedang di restoran! Juga ... Jangan pernah bersikap sok manis di depan orang lain!" katanya.

Milana mengernyit seraya berseru, "Mas Rayn yang memintaku bersikap baik dan melayani customer dengan benar! Kenapa sekarang protes!"

"Saya meminta kamu bersikap baik! Bukan sok manis, jika kau ingat!" ujarnya. Lalu mulai melangkah ke arah ruangan pria itu. Baru beberapa langkah, Rayn berhenti dan setengah menoleh pada Milana seraya berujar, "Ah, ya ... Kau benar tentang pria yang menolongmu itu, tetapi saya tidak ingat bahwa itu kamu." Rayn kembali melangkah dan masuk ke ruangannya sendiri.

Milana masih di sana. Menatap daun pintu ruangan Rayn yang baru saja tertutup.

"Tentu saja aku benar! Hanya kau yang bilang bahwa aku berharga!" katanya sebelum berlalu ke dapur dan meminta koki menyiapkan pesanan dua customer pria yang membuatnya sedikit jengah itu.

...************...

Rayn menatap ke luar jendela. Memandangi jalanan kecil yang terdapat di samping bangunan restoran milik ayahnya itu.

Bohong saat ia berkata, 'aku tidak ingat bahwa itu kamu.' Kenyataannya dia sangat ingat kejadian itu. Smua hal tentang Milana dia ingat.

'Dia mengingatmu Rayn! Walau hanya mengingat sebagai pria yang bertemu dengannya di parkiran mall itu.'

Rayn tersenyum kecil mengingat ucapan Milana yang mengatakan bahwa hanya dia–Rayn–yang bilang kalau gadis itu berharga.

"Kamu memang sangat berharga, Milan. Aku jatuh cinta padamu bukan hanya sekedar karena cantik, tapi karena itu adalah kamu," gumamnya seraya tersenyum.

.

.

.

Bersambung.....

Semoga suka ya. 🌼

1
Rosalina
akhirnya up Lg, nexttt kk
Hatus
Serba salah memang, niat baik tapi belum tentu orang akan beranggapan sama🥹
MeridianBarat🐣🌼: 😮‍💨 begitulah ... terkadang sampai jadi bingung harus responnya gimana 😑
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
Nexttt, semangat nulisnya 🌸🌸🌸
Widia Ningsih
deskripsi nya bagus, aku jadi bisa membayangkan keadaannya
Widia Ningsih: menurut saya ini sudah bagus kok, semangat terus ya.
saya juga belajar
MeridianBarat🐣🌼: terimakasih banyak, Kak ♥️ Maaf kalau mungkin deskripsinya terkadang agak ambigu dan kurang jelas ya, Kak ... terimakasih sudah mampir dan baca ♥️
total 2 replies
Widia Ningsih
haii.....
Milana. ,gadis SPG seperti diriku/Hey/
MeridianBarat🐣🌼: oh, halo ... terimakasih sudah mampir baca ceritaku, Kak ♥️ semoga tertarik baca selanjutnya ya 🤩💫
total 1 replies
Tyra A.S
oke kak mantap 👍, jangan lupa mampir di cerita ku makasih
iqbal nasution
oke
MeridianBarat🐣🌼: aww 🤩 tengkiu , Abang 💨
total 1 replies
Proposal
🔥BAGUS KAKA🌟💫,Mampir Karyaku Juga Ya 🙂‍↔️🥰
Rosalina
Ko pendek part kali ini KK lagi seru-serunya pdhl
MeridianBarat🐣🌼: hihihi ... iya, Kak ... nanti up lagi part berikutnya ya. Terimakasih sudah mampir baca. ♥️
total 1 replies
Prita
KK knp skrg up nya cm 1 part ?
MeridianBarat🐣🌼: hehe iya, Kak. Aku up 1/1 ya hehe ... terimakasih banyak sudah berkenan baca ♥️
total 1 replies
iqbal nasution
masa lalu..
iqbal nasution
judul babnya resep masakan ala chef autor
MeridianBarat🐣🌼: 🤣🤣 itu resep beneran, tau, Kak ... coba bikin deh. 🤧
total 1 replies
Rosalina
Parah ni milanaaaaa
MeridianBarat🐣🌼: 😭 kebangetan dia mah
total 1 replies
Rosalina
Jenis cerita ini alurnya ringan banget ya KK. buat ak yg suka cerita ringan ini bagus dan rekomen tapi mungkin untuk orang yg terbiasa baca cerita yg part awal udah dar der dor naik turunkan emosi ini mungkin sedikit membosankan tapi untuk ak penyuka bacaan ringan ini rekom KK.
Rosalina
Cerita ini jenis cerita yang ringan. Untuk yang suka cerita gak terlalu berat konfliknya, ini cocok. tapi kalau yang biasa baca cerita dar der dor di awal, kayaknya mungkin menurut mereka membosankan.tapi buat aku yg suka cerita ringan dan alur santai, ini rekomen
iqbal nasution
alur ceritanya terlalu datar...gampang bosan kalau bacanya, yg lain udah bagus
MeridianBarat🐣🌼: ah, bener kak ... cerita ini emang alurnya lumayan lambat 🤧 emang ini cerita ringan hihihi. Terimakasih banyak, Kak 🫰
Rosalina: nah kan. Kk ini kyknya terbiasa baca cerita yg di part awal udah dar der dor Ama konflik, JD psti menganggapnya bosan. tp ttp smngat up y kk.
total 3 replies
The first child
Milana kalo di kamar mandi menghayal gak ya??🥲
MeridianBarat🐣🌼: 😂 kayaknya nmenghayal sambil nyaynyi, Kak 🤣

Btw, tengkiu udah mampir dan berkenan baca, Kak. 🤩🫰
total 1 replies
Rosalina
next thor, semngat sllu ya
MeridianBarat🐣🌼: wah ... terimakasih banyak, Kak. Ditunggu aja ya, next part insyaallah aku up besok🫰
total 1 replies
⌓̈⃝𓆩ImAntifragile𓆪દᵕ̈૩
semangat nulisnya😺
MeridianBarat🐣🌼: Terimakasih banyak, Kak 🫰🫰
total 1 replies
iqbal nasution
next..
MeridianBarat🐣🌼: 🤩 ditunggu ya, Kak. 🫰 Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!