NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Poligami / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Windii Riya FinoLa

Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.

Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.

Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.

Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.

Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.

Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.

Apakah permintaan Noni?

Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. JSAMS

"Ciye... Senangnya yang lagi masakin makan siang buat Pak Dokter," goda Amanda salah satu sahabat Nasya selain Noni.

Nasya melirik ke arah Amanda lalu kembali menyajikan masakan nya ke kotak bekal. "Selesai."

Amanda terkekeh melihat tingkah Nasya. Baginya, Nasya bukan hanya sahabat, melainkan adik dan juga saudara sendiri.

"Kakak ikut ke Rumah Sakit atau nunggu disini?" tanya Nasya yang sedang memperbaiki hijab.

"Kakak pilulang saja, deh. Mana tahu dijalan ketemu jodoh," celetuk Amanda membuat Nasya tertawa.

Nasya tahu benar maksud ucapan Amanda, hal itu karena tuntutan dari orang tua agar Amanda segera menikah. Apalagi usia Amanda sudah menginjak ke angka dua puluh lima tahun.

"Makanya nikah. Aku saja yang masih dua puluh dua sudah menikah. Jadi istri kedua lagi alias pelakor," kekeh Nasya membuat Amanda juga ikut tertawa.

"Pelakor yang dibenci dan tak diinginkan lagi," lanjut Nasya membuat Amanda menggeleng kepala.

Dirangkul bahu dan lengan Nasya diusap Amanda. Ia mengerti apa yang sedang dirasakan oleh Nasya.

"Sabar. Kamu tahu buah dari kesabaran itu, kan?"

Nasya mengangguk seraya menipiskan bibir nya. "Baiklah. Aku pergi dulu, kak."

Amanda mengangguk. "Hati-hati. Kakak juga harus balik ke rumah."

Keduanya saling berpelukan lalu berjalan beriringan keluar dari Rumah Makan Cintarasa milik Nasya dan berpisah ke lain arah.

Sepanjang jalan, Nasya tersenyum sambil menatap kotak bekal makan siang yang dibawa nya.

Sesampainya di Rumah Sakit, tak sengaja bertemu dengan suster Retno yaitu asisten Gadhing di Rumah Sakit tersebut.

"Sus. Mas Gadhing ada di ruangan?" tanya Nasya.

"Ada. Baru saja selesai praktik, ini aku mau beli makan siang untuk Dokter Gadhing. Mau nitip?" tanya suster Retno.

Nasya menggeleng. "Makan siang itu untuk suster saja, ya. Aku sudah bawa bekal makan siang untuk mas Gadhing," tolak Nasya langsung dipahami suster Retno.

Di Rumah Sakit sudah mulai terdengar kasak-kusuk pernikahan kedua Gadhing dengan Nasya.

Nasya mengucapkan terimakasih dan langsung menuju ruangan Gadhing. Ketika sudah berada di depan pintu, Nasya berulang kali menarik nafas hingga kemudian memberanikan diri mengetuk pintu.

Nasya masuk ketika terdengar suara Gadhing memekik mempersilahkan masuk. "Assalamualaikum, mas."

Gadhing terperanjat mendengar suara Nasya langsung berdiri mendekati istri keduanya itu. "Waalaikumsalam," sambutnya mengulurkan tangan.

Nasya menerima uluran tangan itu lalu mencium dan salam takzim pada Gadhing.

"Aku bawa bekal makan siang buat mas," seru Nasya langsung duduk di sofa ruangan tersebut.

Dengan malas Gadhing berjalan menghampiri Nasya. Ia sangat tahu bila istri muda nya ini sangat keras kepala.

"Jangan licik, Nasyama. Ini masih giliran Noni," protes Gadhing ketika Nasya sedang menyajikan makan siang untuknya.

Nasya menatap Gadhing sekilas sambil tersenyum. "Aku tahu. Tapi aku ingin memastikan sendiri kalau mas makan tepat waktu," ucap Nasya. Padahal, ini salah satu trik nya agar Gadhing terbiasa dengan masakan nya.

"Dimakan, mas. Bunda dan Buya mengirimkan ikan teri Medan beberapa hari lalu tapi aku baru sempat memasaknya," lanjut Nasya lagi.

Gadhing diam tanpa menjawab. Tangan nya menerima piring dari Nasya. "Bunda dan Buya pulang ke Medan kok gak ngabari?" gumam Gadhing yang masih terdengar oleh Nasya.

"Mas sibuk banget jadi gak sempat telepon Bunda. Enak enggak sambal ikan teri Medan nya?" tanya Nasya merasa senang melihat Gadhing makan dengan lahap.

"Biasa saja," sahut Gadhing tetapi tangan nya bergerak mengambil sambal ikan teri Medan itu lagi dan lagi.

Nasya tersenyum senang melihat betapa lahapnya Gadhing memakan masakan nya.

Gadhing sendiri tahu jika sedang diperhatikan oleh Nasya. "Jangan melihatku dengan memasang wajah sok imut begitu," celetuk Gadhing.

"Halal, mas. Aku sudah bebas berbuat apa yang aku impikan selama ini. Memandang suami penuh cinta itu pahala, loh."

Gadhing hanya diam saja karena tahu Nasya akan mengeluarkan jurus yang membuatnya terbungkam.

"Mas. Aku belum disuntik Tetanus Toksoid," celetuk Nasya membuat Gadhing menatapnya.

"Untuk apa?" tanya Gadhing pura-pura.

Nasya mencebik. "Kan harus disuntik karena saat berhubungan **** pertama kali, biasanya terjadi robekan selaput dara. Lewat luka terbuka di ****** ini, bakteri penyebab tetanus bisa masuk."

"Selain itu, saat kita melakukan itu nanti, kemungkinan besar aku akan hamil. Sebelum hamil, suntik ** sebaiknya dilakukan untuk menghindari tertularnya penyakit tetanus baik pada ibu maupun pada bayi pada saat proses melahirkan. Benarkan?" sambung Gadhing lagi.

Selama Nasya menjelaskan, Gadhing tampak diam saja merasakan sesak di dada. Lantaran, dirinya belum siap untuk melakukan itu pada Nasya.

Kehidupan nya bukan seperti novel lain nya. Yang tadi benci menjadi cinta, dalam keadaan mabuk menyetubuhi istri lalu tak bertanggung jawab membiarkan istri pergi kemudian menyesal.

Bukan hanya itu, kehidupan nya menyangkut agama yang dianut dimana sang suami harus memberi nafkah batin pada sang istri terlepas bagaimana keadaan hatinya.

"Nanti saja. Bukan kah kamu memberi waktu hingga empat bulan?" tanya Gadhing.

Nasya mengangguk setuju. "Iya sih. Tapi apa salah nya selama empat bulan ini aku menjalani hidup sehat. Mas bisa suntik ** aku, periksa rahim, dan milik aku. Sehat atau enggak," cerocos Nasya tanpa memerhatikan wajah Gadhing yang memerah.

"Berhenti bicarakan hal itu, Nasyama. Apa kamu gak malu bercerita hal pribadi pada orang lain?" sentak Gadhing.

Nasya tak menyerah. Ia pun beringsut dari tempat duduk berpindah duduk bersebelahan oleh Gadhing.

"Kenapa mas marah? bukankah aku sedang konsultasi dengan mas yang memang seorang Dokter SpOG? toh, aku cerita sama suami aku."

Gadhing membuat muka ke lain arah. Tak berani lagi protes karena yang dikatakan Nasya benar. Dirinya saja yang mudah baper.

"Mas pingin ya lihat punya aku?" goda Nasya langsung mendapat tatapan tajam dari Gadhing.

"Jangan bicara sembarangan, Nasyama." Sudah menjadi kebiasaan Gadhing bila mulai kesal pada Nasya pastilah mengucapkan nama depan Nasya dengan lengkap.

Sama seperti ayah tiri Gadhing dahulu, Harry Setiawan yang selalu menyebut nama Fadia Rahayu bila sedang kesal tetapi tak sedikitpun menaikkan suara pada sang istri.

Nasya cemberut tanpa membuka mulut nya lagi. Semakin lama kesal dengan Gadhing yang selalu kaku padanya.

Gadhing membereskan kotak bekal nya sendiri karena melihat Nasya diam dan cemberut. Di lirik arloji di pergelangan tangan sudah menunjukkan waktu sholat Zuhur.

"Tersenyumlah. Sudah waktunya kita bertemu Allah. Cemberut dihadapan suami saja dosa apalagi sama yang memberi segalanya."

Mendengar itu langsung membuat Nasya tersenyum malu. Ia hampir saja lupa akan hal itu. "Mas. Jangan benci-benci, ya."

"Kenapa?"

"Aku takut suatu saat nanti, mas menyesal pernah membenciku."

1
Bunda
jaga mata
Nenie Chusniyah
luar biasa
Bunda
nyimak kak🙏
YuWie
demi menyatukan nasya sama gading..ehhh si bucin pak jimmy di hapuskan... end yg menggelikan.
YuWie
heran kenapa malah nasya dan jimmy yg kena bala terus sih thor... itu gading, dimas, malah santui2 aja yg jahat
YuWie
Luar biasa
sukaenah sukaenah
Ada kalimat
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....

menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
Whaty Talle Whaty Talle
mengemis cinta kasihan
Whaty Talle Whaty Talle
nasya..nga punya harga diri..
Nie
God nasya jgn lemah dan kamu jg gading dlu karna noni kamu menceraikan nasya skr gr2 dena ngancam langsung aja nyerah,bicarakan ma nasya gmn baiknya,jd laki jgn plin plan dong
Nie
Kayanya mereka kecelakaan dan jimmy meninggal mungkin ya,terus nasya ma gading balik lg ya
Nie
Apa maksd dr mimpi Sya ya 🤔🤔
Nie
Kalo blm baca cerita Rara ma Qenan pasti aku mikirnya Nasya bakal nikahnya ma Jimmy deh
Dwi Setyaningrum
ya gpp km pensiun dini gadhing tp paling tdk bersihkan nama km dl agar pemecatan yg tdk terhormat itu menjd pengunduran diri hingga dpt pesangon yg bisa utk nambah modal usaha..ya ga Thor🤔
Dwi Setyaningrum
Tiara gmn Thor anaknya Jimmy dg istrinya dulu🤔
Dwi Setyaningrum
ya gt lah gadhing sakit kan hatimu km ga inget wkt km sm Noni yg mestinya wktmu utk Nasya km msh sempat bgtuan sm Noni jd anggap aja apa yg km dgr saat ini ya balasanlah ya walau ga sengaja sih😜😜
Dwi Setyaningrum
rispan kalau km cinta sm Nasya knp ga km lakukan wkt Jimmy ngasi mandat utk menggantikan posisinya utk disamping Nasya itu kan kesempatanmu🤔🙂
Dwi Setyaningrum
bentar Thor itu naik kreta SBY malang atau jakarta malang ya kok smpe 6 jam perjalanan kalau SBY malang naik kreta ya 2 jam lah nyampenya🤔
Siti Romlah
maaf thoor, pernah ku baca di bab awal memang begete tulisannya. bahwa Gading pemilik dan kepala rumah sakit.
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
Siti Romlah
mertua gendeng
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!