NovelToon NovelToon
Dia Yang Tak Biasa

Dia Yang Tak Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Duniahiburan / Wanita perkasa / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Showbiz / Cintapertama
Popularitas:29
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
​Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
​Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Panggilan Mendadak dari Semesta Kinetik

​Punggung Lina berkeringat dingin, bukan karena matahari terik, melainkan karena rasa bersalah yang menusuk. Ia berjalan cepat, sesekali melirik ke belakang, khawatir Kakek Gerobak itu tiba-tiba muncul di tikungan sambil membawa tim penyelamat dari Kepolisian.

​Sesampainya di rumah, ia berusaha bersikap seolah-olah baru pulang dari perpustakaan (padahal ia baru pulang dari warung yang menjual kue lezat).

​“Lina! Dari mana saja kau?”

​Suara itu milik Nenek, yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu sambil merajut. Namun, di samping Nenek, ada karpet Persia yang baru dibeli Ayah yang kini melayang dua senti di atas lantai, bergoyang-goyang pelan seperti gelombang.

​Oh tidak. Nenek tahu.

​“Aku? Aku dari—oh, karpetnya terlihat bersih sekali, Nek! Siapa yang membersihkan?” Lina tertawa garing, sambil melangkah hati-hati menghindari karpet melayang itu.

​“Jangan mengalihkan pembicaraan, Nona Dorong-Tarik,” Nenek mendengus. Ia tidak perlu mata-mata untuk tahu. Sebagai matriark dari garis keturunan kinetik, ia bisa merasakan setiap fluktuasi energi yang diciptakan oleh anak cucunya. “Kukira kau sudah janji tidak akan menggunakan kekuatanmu secara ceroboh di luar rumah.”

​“Hanya sedikit, Nek! Kakek itu benar-benar kesulitan!” Lina membela diri. “Aku hanya memberinya sedikit dorongan dari belakang. Aku janji, Kakek itu bahkan tidak tahu!”

​“Tentu saja Kakek itu tidak tahu!” Nenek menjentikkan jari, dan karpet itu BLAM jatuh keras ke lantai, membuat debu halus beterbangan. “Karena 'sedikit dorongan' ala Lina itu setara dengan daya dorong jet tempur! Kau hampir menerbangkan Kakek itu ke orbit, Lina!”

​“Maaf,” cicit Lina, menunduk.

​Tiba-tiba, sebuah pintu terbuka kencang. Rio, adik laki-laki Lina, masuk dengan napas terengah-engah. Ia membawa sapu dan penggorengan besar.

​“Kalian aman? Aku mendengar kegaduhan! Apa ada musuh yang menyerang lagi?” Rio memegang sapu seperti tombak, matanya lebar dan panik.

​Ayah masuk di belakang Rio, menghela napas panjang. “Nak, jangan mengayunkan sapu di dalam rumah! Dan Rio, kita baru saja membayar ganti rugi TV tetangga yang ‘secara misterius’ tertarik ke atap bulan lalu. Bisakah kita tidak menambah masalah?”

​Inilah kehidupan keluarga Lina. Kacau, tapi penuh cinta.

​“Semua aman, Rio. Tidak ada musuh,” kata Ibu, yang baru keluar dari dapur sambil memegang buku resep. "Hanya Nenek yang sedang memberi Lina pelajaran tentang etika kinetik.”

​“Bagus,” Rio menurunkan sapunya. “Aku harus memastikan para wanita kuatku terlindungi, meskipun aku—uhuk—tidak punya kekuatan Dorong & Tarik sekeren kalian.”

​Saat itulah, ponsel Lina berdering nyaring. Nomor asing.

​“Siapa itu?” tanya Ibu.

​Lina mengangkat bahu. Ia menjawabnya dengan nada ragu-ragu. “Halo?”

​Suara di seberang sana sangat smooth, dalam, dan berwibawa—seperti suara pengisi suara drama Korea yang mahal.

​“Halo, apakah ini Nona Lina yang tadi ‘membantu’ Kakek gerobak di Jalan Anggrek?”

​Jantung Lina langsung jatuh ke lutut. Ia melihat Nenek yang menatapnya tajam.

​“S-siapa ini? Saya tidak kenal Kakek Gerobak mana pun. Anda salah sambung!” Lina berbisik panik.

​Tawa kecil terdengar di ujung telepon. “Jangan panik, Nona Lina. Saya tahu siapa Anda. Dan saya tahu apa yang Anda lakukan pada gerobak itu. Tepatnya, apa yang tidak Anda lakukan.”

​“Saya harus tutup telepon!”

​“Tunggu sebentar. Nama saya Aris. Saya CEO dari Start-up Phoenix Tech. Dan saya punya tawaran pekerjaan yang tidak akan bisa Anda tolak.”

​“Saya tidak butuh pekerjaan. Saya sedang sibuk mencoba menjadi food vlogger.”

​“Gaji bulanan Rp 50 juta, Nona Lina. Ditambah tunjangan dan mobil dinas. Pekerjaan: pengawal pribadi saya.”

​Mata Lina membelalak selebar piring. Lima puluh juta? Itu cukup untuk membeli semua peralatan vlogging impiannya, bahkan menyewa juru kamera!

​“Anda pasti gila,” kata Lina, meskipun suaranya mulai terdengar ragu.

​“Mungkin. Tapi saya butuh seseorang dengan kekuatan ‘dorongan tak terlihat’ seperti Anda. Datanglah ke kantor Phoenix Tech sekarang. Saya beri waktu 30 menit.”

​Sambungan terputus. Lina menatap layar ponsel dengan ekspresi antara syok dan tergoda.

​“Siapa yang menelepon?” tanya Rio penasaran.

​Lina berdeham. “Sepertinya… aku baru saja dapat tawaran pekerjaan yang sangat aneh.”

​Meskipun Nenek sudah memberi ceramah kinetik selama 15 menit lagi, Lina akhirnya memutuskan pergi. Uang tunjangan sebesar itu bisa menenangkan Ayah yang selalu stres karena tagihan.

​Lina tiba di Phoenix Tech. Bangunan itu berkilauan dan futuristik. Ia dibawa ke lantai atas, di mana ia bertemu dengan CEO Aris di ruangan yang lebih besar dari rumahnya.

​Aris (usia 27, tinggi, rapi, senyumnya membuat Lina ingin pingsan) sedang duduk di kursi putar.

​“Selamat datang, Lina. Saya Aris,” katanya, bangkit dan mengulurkan tangan.

​Lina, yang gugup, malah menggunakan kekuatan Dorong & Tarik-nya sedikit, dan kursi putar itu tiba-tiba melesat kencang, menabrak meja di belakang Aris.

​BUGH!

​Aris tertawa terbahak-bahak. “Lihat? Saya belum menyentuhmu dan kau sudah membuat kekacauan. Saya suka itu!”

​“Maaf! Kekuatanku… suka refleks,” Lina merona.

​“Tidak masalah. Saya hanya ingin satu demonstrasi. Ikuti saya.”

​Aris membawa Lina ke basement parkir yang luas dan kosong.

​“Lina, di sana ada truk delivery yang mogok. Beratnya sekitar tiga ton. Saya butuh kamu mendorongnya, hanya dengan niat. Sekarang.” Aris menunjuk truk berwarna merah di ujung parkiran.

​Lina menelan ludah. Tiga ton? Ini bukan gerobak rongsokan. Ini ujian sungguhan!

​“Aku tidak yakin, Tuan Aris. Aku tidak mau menghancurkan garasi Anda.”

​“Lakukan saja. Anggap saja ini tes fitness.” Aris menyeringai.

​Lina menghela napas. Jika ia gagal, ia kehilangan $50 juta. Jika ia berhasil... ia mungkin jadi pengawal CEO tampan yang aneh ini.

​Ia menutup mata, fokus, dan mengumpulkan semua energi kinetik di tubuhnya. Ia membayangkan telapak tangan raksasa tak terlihat mendorong truk itu. Ia harus mengendalikan dirinya agar tidak overdose lagi.

​“DORONG!”

​BUM!

​Truk tiga ton itu tidak terdorong perlahan. Truk itu melompat ke depan sejauh lima meter, meninggalkan bekas ban hangus di lantai, dan kemudian menabrak tembok busa di ujung parkiran. Tembok busa itu penyok total.

​Lina terkesiap, ketakutan melihat kehancuran yang ia ciptakan.

​Aris hanya bertepuk tangan pelan. Matanya bersinar kagum.

​“Luar biasa. Jelas sekali Anda punya potensi nuklir. Selamat, Lina. Anda diterima. Mulai besok, Anda adalah pengawal pribadi saya.”

​“Tapi Tuan Aris, aku hampir merusak properti Anda! Bagaimana jika aku tidak sengaja mendorong Anda saat bertugas?” Lina panik.

​“Itu adalah risiko yang harus saya ambil.” Wajah Aris mendadak serius. Ia mendekat, matanya menatap mata Lina. “Saya sedang diincar, Lina. Ada orang yang menginginkan formula teknologi baru yang saya kembangkan. Mereka tidak main-main. Saya butuh perisai, dan perisai saya harus orang yang tidak akan mereka duga.”

​Aris menunjukkan sebuah foto di ponselnya. Itu adalah foto sebuah ruangan yang berantakan, dan samar-samar, terlihat sebuah sosok bertopeng di sudut ruangan. Aura di foto itu terasa dingin dan mengancam.

​“Orang-orang ini tidak tertarik pada uang. Mereka tertarik pada kekuasaan. Dan mereka sudah tahu tentang Anda, Lina.”

​Mata Lina membulat. "Mereka tahu tentang aku? Tapi bagaimana?"

​Aris tersenyum getir. “Kita punya banyak kesamaan, Lina. Kita berdua punya sesuatu yang sangat mereka inginkan. Jadi, ini dia tawarannya: Anda lindungi saya, dan saya lindungi rahasia Anda.”

​Aris mengulurkan sebuah kontrak tebal. Di halaman pertama, tertulis gaji bulanan yang fantastis. Di bawahnya, ada klausul: Dilarang keras menggunakan kekuatan kinetik untuk kepentingan pribadi kecuali dalam kondisi darurat yang mengancam nyawa.

​Lina memandang kontrak, lalu menatap Aris yang sedang menunggunya dengan tatapan yang penuh misteri. Ia terjebak. Dunia food vlogging-nya harus ditunda.

​“Baiklah, Tuan Aris,” desah Lina. “Saya terima pekerjaan ini. Tapi, jika Anda membuat saya menghancurkan sesuatu, Anda yang bayar ganti rugi.”

​Aris tertawa, tawa yang membuat Lina lupa bagaimana cara bernapas. “Deal, Nona Dorong-Tarik. Besok pagi jam delapan, jangan terlambat. Dan bersiaplah. Ini akan menjadi perjalanan yang sangat kacau.”

​Lina meninggalkan Phoenix Tech dengan perasaan campur aduk. Ia baru saja menandatangani kontrak dengan CEO gila, berhadapan dengan musuh yang tak ia kenal, dan perasaannya mulai terdorong-tarik seperti truk tiga ton.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!