NovelToon NovelToon
180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan

180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Ink

Irgi beralih menatap Humaira.

Wajah calon istrinya itu sangat polos tanpa make up sama sekali. Tubuhnya juga dibalut baju gamis panjang serta jilbab pink yang menutup bagian dadanya. Dia sungguh jauh berbeda dengan pacarnya yang bernama Aylin.

Selain memiliki wajah yang cantik, Aylin pandai berdandan serta modis dalam berpenampilan. Kepopulerannya sebagai influencer dan beauty vloger membuat Irgi sangat bangga menjadi kekasihnya.

Namun wasiat perjodohan mengacaukan semuanya. Dia malah harus menikahi gadis lain pilihan kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Wedding Dream

Jika Allah sudah berkehendak, manusia bisa apa....

Setelah persiapan yang sangat singkat, akhirnya Irgi dan Humaira melangsungkan pernikahan di rumah Humaira. Acara yang dibuat sangat sederhana dan tanpa ada resepsi. Yang hadir pun hanya keluarga dekat serta sedikit tamu undangan.

Orang tua Irgi memang sengaja menunda acara resepsi sampai tahun depan karena kedua kakak Irgi sedang berada di luar negeri. Ibu Elisa ingin menunggu kepulangan mereka lalu membuat acara resepsi yang meriah.

Begitu selesai ijab Qabul, Irgi langsung diantar oleh paman Humaira selaku wali untuk menemui pengantin wanita di kamarnya.

Ternyata Humaira yang didampingi ibu serta sahabatnya sedang berjalan menuju tempat ijab Qabul berlangsung. Hari itu tidak seperti biasanya, Humaira dirias sangat cantik oleh MUA pilihan mama mertuanya.

Sang mama juga lah yang memilihkan baju pengantin untuk anak-anaknya. Seleranya cukup tinggi. Dia tidak pernah sembarangan menyiapkan pakaian untuk acara penting seperti pernikahan. Uang tak masalah baginya asal setiap momen penting memiliki busana dan potret yang indah untuk dokumentasi.

Ibu Elisa memilihkan sebuah setelan beskap warna putih untuk Irgi serta kebaya putih cantik untuk Humaira. Keduanya terlihat serasi saat disandingkan bersama.

Irgi menatap Humaira yang kini berdiri tepat di hadapannya. Ia sedikit takjub karena gadis itu nampak berbeda dengan baju pengantinnya.

Ia juga masih tidak percaya kalau Humaira telah sah menjadi istrinya.

"Ayo baca doanya, Irgi!" seru sang Papa mengingatkan.

Semalam Papa Irgi mengajarkan langsung dan menyuruh putranya untuk menghafal doa pernikahan.

Irgi mengangkat tangannya lalu meletakkannya di atas kepala Humaira. Dengan suara lirih bibirnya mulai membacakan doa yang semalam coba dia hafal.

"Barakallahu li wa lak, wa Baraka 'alayna wa jama'ah banana fi khair..."

Selesai berdoa, Irgi menurunkan tangannya.

Giliran Humaira yang mengulurkan tangan untuk menyalami suaminya.

Mempelai pria bingung tapi akhirnya ia membiarkan istrinya mencium punggung tangannya.

Sementara itu, Humaira terus menundukan wajahnya. Ia tidak berani menatap suaminya dari dekat.

Saat itu, semua mata memandang ke arah mereka.

"Cium! Cium!"

"Cium dong!"

"Ayo ciuuumm!"

Beberapa suara menggema di tempat itu.

Irgi menghela nafas. Ini bukan pernikahan impiannya tapi dia akan mencoba menepati wasiat kakeknya.

Sedikit ragu, Irgi mendekatkan wajahnya ke depan kepala Humaira. Ia pun mengecup bagian ubun-ubun istrinya yang tertutup jilbab.

Beberapa flash kamera langsung mengabadikan momen spesial tersebut.

Irgi dan Humaira hanya perlu bersandiwara sesaat di depan banyak orang.

****

"Di mana koperku?" tanya Irgi setelah semua rangkaian acara selesai.

Dia sudah melepas kopiah putihnya. Dua kancing bajunya juga dibiarkan terbuka karena merasa gerah.

"Ada di kamarku." jawab Humaira.

Irgi sama sekali tidak bersikap hangat seperti pengantin baru pada umumnya.

"Anterin aku ke kamar! Aku mau ganti baju."

"Ke arah sini." Humaira bejalan menuju kamar diikuti oleh suaminya.

Begitu sampai di depan kamar, Humaira segera membuka pintu namun sepertinya ada benda yang menghalangi dari dalam. Setelah diperiksa, ternyata di kamar itu banyak sekali barang-barang seserahan yang diberikan keluarga Irgi untuk Humaira.

"Bantu aku! Penuh banget!" seru Humaira pada suaminya.

"Ya ampun! Kenapa ditaruh di sini si?" Irgi nampak kesal.

Dia lelah sekali. Namun tangannya tetap membantu Humaira untuk menggeser bingkisan-bingkisan indah itu. Ia ingin secepatnya merebahkan tubuh di atas tempat tidur.

"Maira, AC nya tolong nyalain dong! Gerah ni!" Irgi mengibas-ngibaskan bajunya yang sudah berantakan.

Bulir-bulir keringat juga nampak membasahi wajahnya.

"Di kamarku gak ada AC. Aku nyalain kipas aja ya!"

Dengan sigap, tangan Humaira memencet tombol kipas angin besar di sudut kamarnya.

Hembusan angin langsung terasa.

Irgi hanya bengong. Dia tidak yakin bisa tidur nyenyak malam ini. Kipas angin biasanya membuat perutnya kembung. Tapi suhu saat musim kemarau seperti ini rasanya seperti oven panas.

"Kondisi kamarku memang begini. Kamu sabar aja! Besok kan, kita pindah dari sini." ujar Humaira menenangkan.

"Hemm, apa kamu beneran mau tinggal berdua sama aku?" Irgi melirik istrinya.

Tanpa sungkan dia duduk di atas tempat tidur Humaira. Sementara matanya memperhatikan istrinya yang terus berbenah.

"Pengantin baru umumnya begitu kan? Kita iya kan saja permintaan mama dan papa Kamu."

"Oke kalo gitu. Aku mau telpon pacarku dulu. Kalo kamu ngerasa keganggu, bisa keluar kamar!" Irgi merogoh saku celananya untuk mencari ponsel.

Jam dinding menunjukkan pukul delapan malam.

Humaira sudah merasa lelah. Rangkaian acara pernikahan memang dimulai siang hari namun persiapannya sudah dilakukan sejak pagi hari.

Setelah ijab Qabul, ia dan Irgi juga sibuk menyalami tamu undangan yang datang lalu melakukan pemotretan pengantin beserta keluarga besar mengikuti arahan dari fotografer.

Hingga malam hari, tamu-tamu dan keluarga Irgi baru meninggalkan tempat acara.

Sungguh, Humaira ingin beristirahat. Tapi suaminya malah sibuk menelpon perempuan lain.

Dengan sedikit kesal, akhirnya Humaira keluar kamar untuk mencari kasur lipat yang biasa diletakkan di ruang tengah. Tapi benda itu ternyata sedang dipakai Adam untuk rebahan sambil menonton acara TV.

Humaira kembali lagi ke kamar dengan lemas. Mau tidak mau ia harus berbagi tempat tidur dengan suaminya.

"Mending kamu cepat bersih-bersih! Ini udah malam." ujar Humaira setelah keluar dari kamar mandi.

Gadis itu baru saja mandi dan berganti pakaian. Dia tidak bisa tidur jika badannya kotor dan lengket.

"Memangnya kita mau ngapain?" Irgi menatap istrinya yang kini memakai piyama panjang.

Irgi Heran, istrinya tidak mau melepas jilbab juga. Humaira hanya menggantinya dengan jilbab model instan dari bahan kaos.

"Tidur lah, kamu pikir mau ngapain? Jangan GeEr!" Humaira mengibaskan handuk yang baru ia pakai dengan kesal.

"Terus kamu tidur tetep paket jilbab, gitu?" Irgi masih terheran-heran.

"Terserah aku. Kan Kamu yang bilang kita cuma pura-pura nikah. Sebisa mungkin aku harus tetep jaga aurat."

"Jangan terlalu serius! Aku kasihan kalo Kamu kegerahan. Buka aja gak papa. Aku gak bakalan nafsu!"

Irgi masih duduk di tepi tempat tidur. Kini hanya memakai koas dalam dan celana panjang.

"Dari pada ngoceh terus, mendingan mandi! Kamu bau asem, tahu gak?"

"Malah ngatain lagi!"

Irgi mencium bau badannya sendiri yang memang belum mandi.

"Itu kenyataan!"

"Kamu galak juga ternyata. Kemarin perasaan jinak."

"Berapa jam lagi Kamu duduk di situ? Aku mau tidur."

"Iya bawel!" Irgi pun berdiri dengan wajah masam.

Sambil bersungut-sungut, Irgi pergi ke kamar mandi yang terletak di samping kamar.

***

Malam semakin larut..

"Baby, aku bobok dulu ya! Kamu juga harus istirahat! Have a nice dream!" Terdengar Irgi menyudahi panggilan telepon dengan pacarnya.

Irgi kemudian membuat suara mirip kecupan sambil menempelkan bibirnya pada ponsel.

Humaira yang tidur membelakangi sang suami hanya pura-pura memejamkan mata. Padahal ia mendengar semua percakapan mesra tersebut.

Tak terasa, butiran air mata jatuh hingga membasahi bantalnya. Dadanya terasa sesak.

Bukan pernikahan seperti ini yang ia impikan.

Bukan pria yang mencintai gadis lain yang ia harapkan menjadi jodohnya.

Bukan pula situasi penuh kepura-puraan yang ingin ia jalani.

"Kamu udah tidur, Maira?" Tiba-tiba Irgi menghadap ke arah punggung istrinya.

Humaira tak menjawab.

"Besok jangan lupa, kita ke rumah mama! Terus bantu aku packing barang-barang aku dulu. Baru kita pindah ke rumah baru. Oke?"

Sang istri tak bergeming.

"Aku tahu Kamu belum tidur. Jangan lupa bangunin aku! Aku gak bisa bangun sendiri!"

1
Yoona
please temuin aku sama irgi pengen aku tendang kepalanya 😤😤
Nurika Hikmawati
Irgi... beliin AC dong di rumahnya Maira
Pandandut
nyebelin amat sih/Grievance/
Dewi Ink: ngeselin emang
total 1 replies
Rezqhi Amalia
duduk memantau🌝
Bulanbintang
Orang tua memang nggak pernah jujur soal perasaannya, tp sbg anak kita bisa ngerasain yg sebenarnya. 😌
Muffin
Nggak usah malu kan udh halal maira . Hadusnya yg malu anomali ituu
iqueena
Sana husss husss
Dewi Ink: kucing x ah🤣
total 1 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
udah mulai saling ngobrol dan nggak cuek- cuekan lagi..... lanjut lah
drpiupou
wah Irgi Alhamdulillah yah sadar dikit dikit.

hmm covernya bagus kak
Dewi Ink: makasih kak
total 1 replies
Athena_25
zidan, kamu tungguin jandanya maira aja, biar segera punya istri wkwkwk biar gondokan itu si irgi nnt klo tau km yg nikahin mntan istrinya😂😂😂
Alyanceyoumee
haduuuh, puas banget da buat kamu Irgi.
Yoona
kalo ada diskon maju paling depan🤭🤭
Dewi Ink: cewek
total 1 replies
CumaHalu
lain kali kunci aja Humaira, jangan nunggu kang selingkuh.
Dewi Ink: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
Dewi Ink: ditunggu ya kak, makasih udah mampir🤗
total 1 replies
kalea rizuky
zidan jd pebinor aja q mendukungmu ambil dia dr suami durjana/Curse//Curse/
kalea rizuky
uda cerai aja makan tuh jalang bekas orang pasti dikasih berlian milih sampah gi
Nurika Hikmawati
Irgi gak asik deh
Dewi Ink: begitulah kak
total 1 replies
Avalee
Alur ceritanya menarik, pemeran utama laki-lakinya bikin emosi naik turun 🫵🏻. Semangat berkarya ya thor, aku padamu 🥰
Dewi Ink: makasih ya kak
total 1 replies
Pandandut
sudah tertulis
Dewi Ink
kasian ibunya lagi sakit ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!