NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2.

"Bagaimana bisa Papa dan Mama menjodohkanku begitu saja!"

Aira yang saat ini sedang duduk di ruang keluarga, bersama dengan Anton dan juga Aluna tidak menahan emosinya lagi.

Setelah kepulangan Harry dan juga Aluna, ketiga orang itu duduk di ruang keluarga dan mencoba menjelaskan kepada Aira.

"Papa hannya ingin agar kamu memiliki suami yang baik Aira." Anton menjawab pertanyaan anaknya dan mencoba menjelaskan dengan lembut.

"Tanpa mengatakan apapun kepadaku!" Aira kembali berseru.

Saat ini ia berdiri di hadapan kedua orang tuanya dengan meraup rambutnya sehingga berantakan. Aira benar-benar tidak menyangka sama sekali, jika mama dan Papanya akan menjodohkannya dengan lelaki yang bahkan tidak ia kenal sedikitpun.

"Bahkan Aira tidak kenal siapa lelaki itu papa!" Aira kembali berseru kepada Anton yang menghela nafas mendengar semua seruan Aira.

"Kamu memang belum mengenal lelaki itu, tapi papa dan mama sudah mengenalnya." Aluna yang sejak tadi diam akhirnya memilih bersuara.

" Mama sangat menyukai lelaki itu Aira. Karena ia sangat sopan dan juga sangat perhatian kepada mamanya." Aluna juga kembali menjelaskan.

" Hanya dari pengamatan itu saja mama dan papa mempercayakan lelaki itu untuk menjadi suamiku?!" Aira menatap keduanya dengan tatapan tidak percaya.

Ia benar-benar sangat terkejut dengan semua ini.

" Jika ia bisa seperhatian itu kepada mamanya. Mama yakin ia juga pasti akan memperhatikan dan membahagiakanmu nanti Aira." Dengan suara yang lebih perlahan Aluna menjelaskan kepada Aira.

"Aira tidak mau dijodohkan!" Aira akhirnya berkata kepada kedua orang tuanya dan menolak perjodohan ini.

Ia menghempaskan tubuhnya di atas sofa dan memandangi keduanya. Tubuhnya terasa semakin lelah memproses semua ini

"Tidak bisa dibatalkan sama sekali Aira. Akad nikah kalian akan digelar minggu depan. Dan itu tidak bisa diganggu gugat."

Anton yang berbicara dengan nada tegas membuat Aira duduk dengan tegak. Ia menatap Papanya berniat membantah.

"Dan papa tidak menerima bantahan sedikitpun." suara Anton yang sekali lagi menegaskan perkataan itu membuat Aira terdiam.

Aira mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh dan memandangi kedua orang tuanya yang telah final dengan keputusan mereka.

"Kami selama ini membebaskan kamu melakukan apapun yang kamu inginkan." Anton mengingatkan sang putri dengan tatapan yang sedikit tajam.

"Bahkan sejak kamu sekolah, Papa tidak pernah mencampuri semua keputusan yang kamu ambil. Kami cenderung mendukung setiap hal yang kamu inginkan. Bahkan mendukungmu saat kamu memutuskan untuk bekerja di perusahaan Santoso dan bukannya membantu Perusahaan kita. Apa itu semua masih belum cukup Aira?" Pertanyaan yang penuh dengan penegasan itu, dengan suara yang sedikit kuat membuat Aira akhirnya terdiam.

Semua yang diucapkan oleh Papanya memang benar adanya. Mereka tidak pernah menuntut Aira untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

Semua keputusan soal hidup Aira selalu diserahkan kepada Aira sejak dulu.

"Ini adalah permintaan Papa kepada Aira agar menikah dengan lelaki yang kami pilihkan. Apakah kami tidak pantas meminta hal yang satu ini dari putri kami?" Anton menghela nafas, sedikit tidak tega karena nada suaranya kepada Aira.

Selama ini ia selalu bersikap lembut kepada putrinya tersebut dan tidak menuntut apapun dari Aira. Tapi untuk kali ini, ia tidak ingin Aira membantahnya.

"Dan mungkin hanya ini yang Papa inginkan darimu Aira. Karena setelah kamu menikah Papa tidak menginginkan hal apapun. Papa akan merasa lebih tenang karena melihat kamu telah memiliki seorang suami. Laki-laki yang akan melindungimu dan akan membahagiakanmu." Menatap sang putri dengan sorot yang lebih lembut, Anton kembali menurunkan nada suaranya.

" Percayalah Aira. Papa dan Mama tidak akan menjerumuskanmu pada sesuatu yang menyakitimu nantinya."

Ucapan dari Anton membuat Aira benar-benar terdiam. Ia tahu jika saat ini, ia tidak bisa membantah sedikitpun ucapan papa dan Mamanya.

Sorot wajah mereka yang sendu dan berharap kepada Aira, membuatnya merasa tidak tega.

Aku tidak tidak boleh mengenal lelaki itu terlebih dahulu ?" Aira bersuara setelah mereka terdiam beberapa lama.

"Laki-laki itu sedang berada di luar negeri sayang." Aluna menjelaskan dan tersenyum kecil kepada putrinya yang sedikit menurunkan keras kepalanya.

"Ia akan kembali 3 hari lagi dan setelah itu akan langsung mengikuti proses untuk akad nikah kalian." Aluna menjelaskan semuanya kepada Aira.

" Apakah tidak ada foto atau apapun yang bisa Aira lihat?" Sekali lagi Aira menoleh kepada mama dan Papanya, dengan rasa lelah yang tidak ia sembunyikan.

"Mereka benar-benar menjaga privasi anak tunggal mereka. Tidak ingin banyak media yang mencari informasi soal itu. Tapi jika kamu penasaran sekali, kamu cukup mencari tahu keberadaan sosok itu dari internet. Cari saja anak tunggal Santoso yang bernama Brian Santoso."

Penjelasan dari Papanya membuat Aira menghela nafas. Ia mulai berdiri dan mengangguk dengan paham.

"Aira tidak tahu apa yang membuat Papa dan Mama begitu setuju dengan lelaki itu. Jika kalian memang menginginkan Aira untuk menikah dengan lelaki itu. Aira akan melakukannya. Dan Aira berharap Papa dan Mama benar-benar tidak salah memilihkan Aira calon suami." Aira berbicara dari hatinya untuk kedua orang tuanya.

"Tenang saja sayang. Mama yakin jika lelaki itu akan menjadi suami yang baik dan bisa melindungimu nantinya." Aluna juga berdiri dan mendekati Aira. Ia memeluk sang putri, tersenyum karena melihat Aira yang telah menerima penjelasan dari mereka.

"Kamu juga akan memiliki mertua yang menyayangimu seperti mama menyayangimu." Aluna menepuk pipi Aira dengan perlahan.

"Aku akan ke kamar dulu. Aira capek mau istirahat."

Tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tuanya, Aira langsung berbalik dan menaiki tangga menuju lantai 2.

'Klek!'

Aira menutup pintu kamarnya sedikit kuat dan melangkah dengan cepat. Duduk di atas ranjang, ia mulai menggerutu dengan semua ini.

"Bagaimana bisa aku akan menikah dengan seorang lelaki yang bahkan tidak aku kenal sama sekali?" Merasa kesal dengan semua itu, Aira berdiri dan berjalan bolak-balik.

"Dan aku tidak bisa menolak permintaan Papa dan Mama." Ia berhenti dan kembali meraup wajahnya beserta rambut panjangnya.

" Ini adalah permintaan Papa dan Mama. Seperti perkataan mereka, aku tidak ingin mereka kecewa dengan menolak perjodohan ini."

Aira berbalik dan dengan cepat mengeluarkan laptopnya dari dalam tas kerjanya. Menghidupkan laptop itu, Aira dengan cepat membuka Google dan mencari nama seorang lelaki yang dijodohkan dengannya.

Ia mengklik Brian Santoso dan membaca semua detail informasi lelaki itu. Aira sedikit mengerutkan kening.

Bahkan di Google ia tidak mendapati foto lelaki itu satu biji pun. Aira menyandarkan tubuhnya Ke sofa dengan helaan napas yang begitu berat.

"Bagaimana bisa lelaki itu tidak memiliki satu foto pun di media sosial?" Gumaman yang begitu lirih terdengar dari mulutnya.

Aira kembali memperhatikan laptopnya yang sedang menyala.

" Kenapa lelaki itu sangat misterius?" Aira kembali bergumam dan semakin penasaran soal lelaki yang akan dijodohkan dengannya.

Merasa tidak sanggup berpikir lebih lama lagi untuk menemukan apapun soal Brian Santoso, Aira mematikan laptopnya. Ia memilih mengganti pakaiannya dan membersihkan tubuhnya, sebelum berbaring di ranjang dan tidur.

 Aira hanya berharap jika lelaki yang akan menjadi suaminya itu bukanlah lelaki berisi dengan perut buncit dan kepalanya yang mulai botak. karena Jika seperti itu akan sungguh sangat kasihan dirinya yang memiliki suami yang tidak keren.

Tapi Aira menggelengkan kepalanya saat mengingat penampilan calon mertua lelakinya Harry Santoso. Ia yakin jika calon suaminya pasti akan keren.

Mertua lelakinya Harry Santoso juga adalah seorang lelaki yang keren, bahkan di usianya yang sudah paruh baya seperti ini. Jadi calon suaminya juga sudah pasti bukan?

Yakin dengan pemikirannya, Aira sedikit lebih rileks ingin tidur.

............................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!