"Kak please jangan kayak gini" cicitnya saat deril memeluk Almira dari belakang dan mengendus ceruk lehernya menghadap jendela kelas yang tembus ke lapangan sekolah.
"Why? padahal lo nikmatin posisi ini kan?" ucap Deril sambil menyunggingkan bibirnya.
"Aku mohon kak ja- hmmmptt" ucapannya terpotong dan tesumpal oleh benda kenyal milik Deril.
Deril melumat bibir Almira dengan rakus dan menuntut, yang membuat si empu terbelalak kaget tak bisa bergerak.
-----
Yahhhh, bagaimana ceritanya ketika seorang Almira yang pindah sekolah tujuan ingin mencari ketenangan tetapi malah menemukan kemalangan dengan bertemu dan mengenal seorang Deril sendiri.
Mau tau kelanjutannya? yukkk baca novel Obsession Deril ini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Siti padilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Awal Ketertarikan
"Pagi bunda.... " Sapa seorang gadis dengan ucapan lembutnya.
Dia adalah Almira Safira putri tunggal dari pasangan Budi Yuda Nugraha dan Rere Safira. Yang merupakan salah satu pengusaha sukses di negara nya. Dia sangat manis dengan mata cokelat sipit, kulit terang, rambut panjang berponi. Dia memiliki sifat yang sangat lembut, pemalu, dan juga penakut, hingga seringkali dia dianggap lemah oleh orang-orang sekitarnya. Terlebih tidak ada yang mengetahui identitas asli dari Almira.
Hingga alasan tersebut yang membuat Almira harus pindah sekolah karena kasus perundungan di sekolah lamanya. Kini dia pindah ke sekolah milik teman ayahnya yaitu Deanandra High School. Tak ada yang tau bahwa sekolah itu juga bukan lah sekolah yang menjamin keselamatan Almira sendiri.
"Pagi sayang" Jawab Rere bersama sang suami Budi.
"Kamu udah siap di sekolah baru kamu?" Tanya sang ayah.
"Aku siap kok yah" Ada sedikit keraguan di balik matanya, dan Budi peka akan hal itu, tapi Budi hanya menanggapi dengan senyuman kecil yang menghangatkan.
"Kalo ada sesuatu yang menyakiti kamu kasih tau ayah yah, biar ayah selesaikan itu"
"Iya ayah" Gumam Almira dengan suara lirihnya.
"Sudah mari kita makan" Lerai Rere.
Hari ini Almira diantar oleh Budi sang ayah sekalian bertemu dengan sahabat lamanya. Sesampainya di sekolah Almira dengan sang ayah menuju ruangan kepala sekolah terlebih dahulu.
Dari atas rooftop terdapat sepasang mata yang memperhatikan nya, ada rasa ketertarikan tapi penasaran saat melihat muka teduh Almira.
"Siapa cewek itu? Apa murid baru? " Tanya Deril pada dirinya sendiri.
Yah, yang memperhatikan Almira dengan sang ayah dari atas rooftop itu adalah Deril Evanandra Baskara. Bintangnya Deanandra High School yang memiliki tinggi 185cm, dada yang bidang, rambut berantakan tapi tetap terlihat maskulin, rahang yang tajam dan mata biru yang mengkilap dan tajam.
Tak pernah sedikitpun Deril memperhatikan yang namanya wanita. Tapi entah kenapa ketika melihat mata teduh itu di dalam diri Deril terasa ada yang terusik dan terganggu.
Akhirnya Deril pergi dari atas rooftop menuju kelasnya karena tanda bel masuk telah berbunyi.
Di kelas XI-IPA 1 sedang berlangsung proses belajar mengajar. Sebelum ketukan pada pintu kelas yang menghentikan kegiatan tersebut. Pak Aryo datang dengan membawa seorang gadis di belakang nya.
"Ah mohon maaf sebelumnya bu, saya izin untuk membawa murid baru yang pindahan dari SMA BINA BANGSA, saya titip ya bu! Kamu Almira saya serahkan kepada Bu nuning yah, saya tinggal." sembari meninggalkan kelas.
"Baik bapak" Jawab Almira sebelum pak Aryo pergi dari kelas tersebut.
"Baik, Almira sebelum mengikuti pelajaran ibu, silahkan perkenalkan diri terlebih dahulu." Perintah bu Nuning.
"Halo semuanya, aku Almira Safira murid pindahan dari SMA BINA BANGSA." ucap Almira memperkenalkan dirinya.
"Baik, Almira silahkan kamu duduk di kursi ke dua dari sebelah kanan yang di belakang!"
"Baik bu, terimakasih"
Almira berjalan menuju bangkunya, dan di bangkunya terdapat siswi yang langsung menyambut dengan baik kedatangan Almira.
"Halo gue Yura Sananta, lo boleh panggil gue Yul, Ura, Nanta bahkan sayang juga boleh" ucapnya sambil memberikan cengiran yang mengerikan.
"Oh, Hi aku Almira Safira panggil aja senyamannya kamu" sapa balik Almira.
"okeyyy, gue panggil lo dengan nama kesayangan gue yaitu Almi, gimana?" tanyanya untuk meminta persetujuan.
"iya boleh senyamannya aja"
Kemudian seluruh murid memperhatikan kembali penjelasan dari bu guru di depan.