Di dalam ruangan presdir itu. seorang wanita sudah siap dengan pakaian yang menggoda.
Begitu terbuka, jika saja pria yang ada di hadapannya adalah pria hidung belang, pasti sesuatu yang di inginkannya pasti akan terjadi.
“Sayang, Kapan kau menginap di rumahku.”
Menggosokkan pinggulnya ke lengan Sean.
“Menyingkirlah, aku sedang banyak kerjaan.” bentak Sean kepada wanita yang sudah di belinya itu.
“Sayang, aku merindukanmu.” wanita itu bertingkah manja. bukannya terlihat manja. Sekertaris Ham yang berdiri di Sisi Sean terasa ingin muntah.
Menatap wanita itu dengan perasaan jijik. memamdangi wajah yang tidak tahu malu itu.
“pergi dari hadapanku dan jangan pernah kembali lagi.”
Menyodorkan selembar cek.
Yang isinya tidak perlu di tanyakan lagi. membuat Wanita bernama Desi itu meraih Cek karena tergiur dengan isinya.
Desi menyerat langkah mundur. meninggalakan Prianya dengan berat, beginilah Wanita-wanita yang selalu berkeliaran di sisi Sang CEO itu.
Sibuk menadatangani Lembar-lembar di hadapannya. sampai suara gawai berderit pelan.
“Tuan.” Ujar Ham, menyerahkan Gawai itu kepada Tuan mudanya.
“Halo Bu.” ujarnya dengan lembut. “Baiklah.”
“Aishhh Ibu benar-benar menyuruhku segera menikahi Lea.”
“Apa tuan masih mencintai Nona Milea.”
“Tidak.
Cepat siap kan Mobil kita survei Pasar tradisional.”
“Baik Tuan.”
Keduanya pergi meninggalkan Perusahaan menuju lapangan.
Mengendarai beberapa menit akhirnya kedua pria tampan itu sampai juga di Tepi pasar tradisional yang becek dan tidak higienis.
pintu mobil terbuka, sepatu hitam berkilau itu mendarat di tanah.
ceplakk.
Iuhhhh, Tempat apaan ini
Umpat kedua pria itu di dalam hatinya masing-masing.
Bau amis yang menyengat, berbaur dengan aroma tubuh para pengunjung di sana.
Membuat Sean menutup hidungnya rapat-rapat, begitu juga dengan Ham.
Untuk sekejap keduanya saling berpandangan.
Aku mencium bau yang meresahkan di tempat ini.
Ucap Sean di dalam hatinya.
Sama tuan, saya juga tidak betah berlama-lama di sini.
Jawab Ham dalam hati juga.
Lantas keduanya saling menganggukkan kepala, dan sepakat ingin kabur dari tempat seperti ini.
“Ham idemu buruk sekali, kenapa kau mengajak ku kemari.” umpat Sean kesal.
“Maaf tuan, kenapa anda mau.” Ham tak mau kalah.
“Mana saya tahu, ternyata pasar tradisional seburuk ini. Kalau tahu saya juga tidak mau kesini.” sembur Sean.
Refleksi Ham mengambil dua saring tangan, menyerahkan satu kepada Sean.
“Maaf tuan, muncrat.” Kata sekertaris itu sambil mengusap wajahnya.
Sean yang masih kesal terus mengoceh sambil mengusap mulut yang berbusa itu..
“Inj semua gara-gara kamu, buang-buang waktu saja.”
“Kenapa tuan mau.”.
“Diam kau Ham.” bentak Sean.
Brukkkk.
Tiba-tiba mobil mereka bergoyang, betapa terkejutnya dua orang itu ketika mobil mewah mereka di kerumuni preman-preman pasar.
“Woii, buka. Bukak!!!” suara-suara yang terdengar mengintimidasi.
Kedua pria itu lantas keluar dari mobil. Ham
memandang kearah belakang mobilnya. dan mobil kesayangan pemberian tuan mudanya itu telah rusak parah.
“Hei, Apa yang anda lakukan Hah.” ujar Sekertaris Ham dengan wajah yang merah padam, kepada seorang wanita tombol yang telah menabrak mobilnya.
“Ye, Seharusnya saya yang nanya ke bapak. kenapa bapak parkir di jalanan. ini adalah pasar bukan parkiran.” Balas Dinia dari dalam mobilnya.
Hanya kepalanya yang keluar dari jendela mobil pickup bututnya.
phfffff.
Sean menahan tawa, melihat wajah kesal Ham ketika habis di panggil bapak-bapak oleh seorang gadis udik.
“Perempuan itu benar Ham, kamu terlihat seperti bapak-bapak.” ejek Sean menambah kesal Ham.
“Minggir,,, minggir,, Oi yang pake jas biru juga minggir dong dasar om-om Prik. orang mau lewat.”
Ujar Dinia dengan tangan yang mengibas-ngibas.
phfffff.
Ham menatap wajah Sean dengan puas,
Om-om prik.
gumamnya penuh kemenangan.
“Apa kata mu!” Sean tidak terima jika ia dikatakan om-om prik.
“Apa aku terlihat seperti om-om.” Sean menarik lengan Dinia keluar dari mobil.
“Yah,” jawab Dinia singkat.
“Dia memang om-om kan.” Dinia melempar pertanyaan kepada para preman pasar yang mengelilingi mereka. lantas di akui oleh semua orang. membuat Sean semakin kesal.
“Kita pulang saja Ham.” Sean masuk kedalam mobil, kekesalan tergambar nyata di wajah tampannya.
Pria yang melihat segala kesempurnaan di dirinya, tak ingin memberi cela keburukan sedikitpun melekat di dirinya, dan untuk pertama kali ia di kandang rendah oleh seorang wanita. memalukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Aqiyu
suruh jadi kuli panggul
2022-05-12
0
Bang Yudi
uh pada ganteng bangeeeeeeeeeeeeet oppa2nya mau aha
2021-03-16
0
ɾιɳι🖤
ceritanya seru..
2021-02-28
1