Setelah semua urusan rumah sakit selesai,
Dimas menelpon Paman
tuutt...tuuttt...
"Ya hallo,Dimas" Suara laki-laki penuh wibawa terdengar menjawab dering telponnya "Ada apa nak? Apa ayahmu baik-baik saja?" paman Dimas yang bernama Frambudi menunggu jawaban.
Sementara Dimas hanya mendesah
bibirnya terlalu kelu untuk menjawab.
"Ada apa? kau baik-baik saja? kenapa diam" Fram mulai terdengar khawatir karna dimas tidak juga menjawab.
"Ayah, paman...ayah sudah pergi" Airmata Dimas kembali menetes,suaranya terdengar serak.
"Apa...! baru saja paman akan kesana akhir pekan ini,kenapa kau baru mengabari sekarang?"
"Ya aku minta maaf paman,tadi kami begitu panik"
"Ya Tuhan,aku bahkan tidak bisa menemui mu untuk terakhir kalinya adikku" Paman merasa sangat menyesal "paman dan bibi akan kesana Dimas tunggu kami,paman ingin melihat wajah ayahmu sebelum dimakamkan" Pinta Fram selanjutnya.
"Iya paman,kami tunggu di rumah" Dimas menutup telponnya.
***
Suasana di rumah Ibrahim sudah riuh oleh para tetangga yang melayat.
Terdengar suara Ambulance datang lalu
teriakan bergemuruh disertai isak tangis para tetangga dan kerabat.
Tentu saja
Semasa hidup Ibrahim dikenal sebagai sosok yang baik ,bijaksana dan juga dermawan.
Para tetangga sangat menghormatinya.
kurang dari 3 jam kemudian paman bibi,serta anak dan menantunya datang.
Setelah pemakaman berlangsung lancar, semua kembali ke rumah masing-masing.
"Sekarang apa rencana mu kedepannya Nak?" Paman memulai pembicaraan,kepada ketiga keponakannya itu.
"Ayah memintaku membawa serta kak Divya dan Ameera untuk tinggal di rumah paman" Dimas menjelaskan.
"Tapi itu pun jika tidak merepotkan paman dan bibi" Divya menambahkan,ada sedikit rasa sungkan di hati Divya,dia tahu paman dan bibi nya memang baik,mereka sudah mau direpotkan dengan Dimas yang tinggal di rumah mereka,tapi jika semua harus ikut numpang rasanya...
Ah entahlah.
" Sama sekali tidak nak,kau tau kan paman dan bibi hanya punya satu anak ,dia sudah menikah dan tinggal di rumah mereka sendiri,kami senang Dimas tinggal bersama kami,apalagi kalau kalian juga ikut" Fram menjawab seakan tahu apa yang dipikirkan Divya.
"Iya nak,tambah rame nanti di rumah bibi senang kalau kalian mau tinggal bersama kami" Bibi menambahkan.
"Terimakasih paman bibi,kak Rudi juga mba Shila,sudah mau kami repot kan,kakak pasti sibuk kan ?sampe harus menyempatkan datang kesini"
"Ah,kau ini sudah seperti orang lain saja,aku ini kakakmu loh.
Jadi, wajar kalau aku datang saat kalian membutuhkan kami.
Iya kan?" Rudi meraih tangan Shila meminta pendapatnya.
"Iya sayang,kakak kalian benar,sepenting apapun pekerjaan keluarga tentu lebih penting" Shila pun setuju dengan suaminya.
Rudi mengusap rambut Divya,adik kesayangannya.Ya Rudi anak semata wayang Fram dan Rita memang selalu begitu,kakak sepupu yang benar-benar penyayang.
"Sebentar" Divya masuk ke kamar ayah mengambil sesuatu yang memang sudah disiapkan ayahnya sebelum meninggal,sebuah kotak kecil yang di atasnya terdapat surat.
Untuk anakku Divya
Begitu yang tertulis pada bagian luar amplop putih tersebut.
untukku...gumamnya lirih
lalu membuka dan membaca isi surat itu.
"Divya Anakku sayang kau kebanggaan ayah nak,setelah kepergian ayah nanti jaga kedua adikmu,
ayah juga menitipkan sebuah kotak berikan pada pamanmu,
biar paman yang membukanya sendiri
Ayah minta turuti apapun yang dikatakan paman nanti.
Divya anakku berjanjilah untuk tidak membantah ya Nak"
Salam sayang ayah untuk kalian.
Ayah...hiks...hiks...
Divya keluar sambil menyeka airmatanya,dia memberikan sebuah kotak kepada pamannya.
"Apa ini?" Tanya Fram.
"Kami sendiri tidak tahu apa isi kotak itu paman,ayah hanya menyuruh ku untuk memberikan itu pada paman,paman buka saja mungkin ayah ingin mengatakan sesuatu lewat kotak itu" Jelas Divya,yang memang tidak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam kotak kecil itu.
"Baiklah biar nanti saja paman buka,sekarang sudah malam sebaiknya kalian tidur" Paman menyuruh ketiga keponakannya beristirahat,karena malam sudah mulai larut.
"Kalian bagaimana Rud,mau menginap atau pulang?" Tanya Fram kemudian ditunjukkan kepada putra dan menantunya.
"Kami pulang saja pah.
Papa tahu kan bos ku seperti apa.Haha" Ia lantas tergelak kecil.
"Besok bisa kena marah kalau aku terlambat,sekarang saja sedikit memaksa untuk izin kesini" Rudi memutuskan untuk pulang malam ini juga.
"Sekali lagi maaf ya kak,sudah merepotkan" Divya merasa tidak enak karena dia sudah sering mendengar tentang pekerjaan dan bos nya kak Rudi
seperti apa.
"Iya gak apa-apa,dek" Tangannya kembali terulur mengusap puncak kepala Divya.
"Dimas jaga kakak dan adikmu ya ?!" Beralih menatap Dimas.
"Iya kak" Jawab Dimas.
."Ameera sudah ! iklaskan ayah ya jangan menangis lagi,kakak gak bisa menginap,kakak harus pulang gak apa-apa kan?" Kali ini giliran Ameera yang di usap kepala oleh kak Rudi,sedikit mengusak rambutnya.
" Iya kak gak apa-apa,kakak hati-hati pulangnya" Jawab Ameera.
Akhirnya malam itu Rudi dan Istrinya pulang,sementara Paman dan Bibi menginap beberapa hari menemani ketiga keponakannya.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
KaiRA🎉PUCUK~SQUAD🌱🐛🌱🐛🥀🐛
nyimak😌
2021-04-15
0
Sulati Cus
nangis bombay
2020-09-08
0
Sisilia Jho
3 part penuh bawang..
2020-07-22
0