Semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Dan terdapat Bik Sri sedang menata makanan dimeja makan. Setelah selesai menata makanan di meja Bik Sri hendak berjalan ke Dapur tapi di cerah oleh Saka.
"Bik makan di sini aja barengan sama kita!" Ucap saka. Menatap penuh harap ke Bik Sri.
"Ahh, tidak Tuan Saka. Saya makan di dapur saja." Jawab Bik Sri yang sudah mau melangkahkan kakinya.
"Nggak apa - apa kok Bik, makan di sini aja bareng sama kita." Kini gantian Jesica yang meminta. Tidak hanya meminta lewat ucapan tapi jesika juga memegang tangan Bik Sri, yang kebetulan ada di sebelahnya yang hendak melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Tapi saya merasa tidak enak Nona Jesi." Jawab Bik Sri. Dia merasa tidak enak karena di hanyalah seorang pembantu. Yang menurutnya seorang pembantu itu tidak pantas makan di satu meja dengan majikannya.
"Nggak papa kan Ma? Pa? kalau Bik Sri makan bareng kita disini? " Saka bertanya pada Papa Brian dan Mama Nita.
"Ngak papa kok sayang. Mari bik Sri makan bersama kita disini." Mama Nita menyetujui permintaan anak-anak nya.
" Ehh, iya Nyonya." Bik Sri pun sudah tidak bisa menolak karena Mama Nita langsung yang meminta.
Akhirnya Bik Sri mendudukan pantatnya di kursi sebekah Saka. Karena hanya kursi itu yang kosong.
Hening
Hening
Hening
Tidak ada yang membuka topik pembicaraan. Semuanya hanya fokus dengan makanan di piringnya masing-masing. Hanya sesekali terdengar suara dentingan sendok.
Sepertinya memang sudah menjadi aturan yang tidak tertulis di rumah keluarga Mahendra. Bahwa bila sedang makan itu tidak boleh ada yang berbicara satu pun.
Hingga setelah semuanya selesai memakan sarapan nya Saka membuka topik pembicaraan.
Sedangkan Bik Sri sudah kedapur membawa piring kotor untuk di cuci.
"Pa, Ma perayaan anniversary pernikahan Papa dan Mama tahun ini, kita liburan kemana?" Saka bertanya. Dia sudah tidak sabar untuk liburan karna lelah bergelut dengan pekerjaan dan pekerjaan. Kebetulan anivesary pernikahan orang tuanya sebentar lagi.
"Ohh, Iya papa lupa Saka. Untung kamu ngingetin Papa." Jawab Papa Brian sembari menepuk jidat nya.
"Ihhh, Papa masak anniversary pernikahan sendiri papa lupa sih !"
Mama Nita merajuk karena suaminya itu selalu lupa. Padahal Mama Nita itu orang yang suka di kasih surprise dan suasana romantis. Tapi bisa di hitung dengan jari berapa kali Papa Brian memberi surprise.
"Faktor U Ma." Jesi ikut mengompori Mamanya supaya lebih merajuk lagi, sembari tersenyum penuh arti.
"Enak aja kamu Jes, walau Papa udah tua tapi tetap tampan kan?" Pria paru baya itu tidak terima dikatsi tua oleh anaknya. Walaupun sudah derdapat kerutan di bagian keningnya. Ya siapa lagi Pria paru baya itu kalau bukan Papa Brian.
"Iya deh iya. Kalau urusan tampan Papa memang masih tampan." Jawab Mama nita bergelayut manja di lengan suaminya.
"Memangnya berapa usia Papa tahun ini?" Kini Mama Nita yang bertanya. Mama Nita ingin mengetes suami nya. Ingatkah suaminya itu dengan umurnya sendiri?
Papa Brian gelagapan mendapat pertanyasn dari Istrinya itu. Dia pun berfikir dengan cepat dan menjawab dengan asal pasalnya di lupa umurnya sendiri.
"Kalau ngak salah 57 tahun." Menjawab dengan hati ketar ketir.
"Tuh kan faktor U. Usia papa tahun ini itu 58 tahun." Jesica kini yang menjawab. Mama Nita pun cemberut karena benar suaminya itu sudah mulai menjadi pelupa alias bahasa trennya 'Faktor U'. Jesika dan Saka pun tertawa lepas melihat ekspresi Mama Nita yang cemberut.
Dan Saka menghentikan tawanya menatap Jesica yang berada di sebelah nya.
Senyum Mu manis sekali Dek. Maaf kan Kakak yang mencintai Mu. Suatu saat Kakak akan mengungkapkan perasaan Kakak ke Kamu. Apakah Kamu akan menerima Kakak? Atau Kamu malah membenci Kakak? Apapun resikonya Kakak akan perjuangin Kamu. Karena Kakak itu bukan Kakak kandung Kamu. Sah-sah saja kan? karena darah yang mengalir di tubuh Kamu dan tubuh Kakak ini darah yang berbeda. Kita tidak ada ikatan darah. Melainkan hanya ikatan batin yang menghubungkan antara Kakak dan Kamu karena kita sudah terbiasa bersama sejak kecil. Batin Saka sembri menatap Jesica yang sedang tertawa lepas.
Karena merasa belum puas meledek Mamanya. Saka pun melanjutkan meledek mamanya.
"Nggak apa - apa udah tua, yang penting Papa masih kuat kan urusan ranjang Ma?" Tanya Saka menahan tawa.
"Ihhhh, Kamu ini." Kini Mama Nita memasang wajah malu karena terus di ledek anaknya.
"Tenang Ma. Kalau urusan ranjang berapa ronde pun Papa kabarin." Papa Brian berkata dengan bangga dan membusungkan dadanya.
"Stop, stop. Ini kenapa di meja makan pikirannya pada mesum sih?" Jengkel Jesica, karena bukannya membahas tentang perayaan anniversary . Papa, Mama dan Kakanya malah membahas hal mesum.
"Jangan kotori otak suci Jesi sama pikiran mesum kayak gitu." Jesica cemberut dan mencebiksn bibirnya.
"Ihhhh, Adik Kakak gemes banget sih." Saka mencubit pipi Jesica.
"Aduhhh. Kakak sakit." Rengek Jesica.
"Aduh -du, mana - mana yang sakit sayang ? Haa mana?" Saka menirukan suara anak kecil.
"Ihhhhh, Kakak. Ngak suka, ngak suka gelaaayyyyy." Jesica menepis halus tangan Kakaknya yang akan menyentuh pipinya. Sontak semua yang ada di meja makan tertawa mendengar gaya bicara Jesica yang menirukan gaya bicara orang -orang di media sosial yang sedang viral.
"Jes, sejak kapan anak Ayah gaya bicaranya kayak gini ? Ayah ngak punya anak kayak gini ya. Anak Ayah itu gaya bicaranya berwibawa, ngak lemah gemulai kayak gini. Bisa hancur Mahendra Company kalau pemimpinnya kayak gini." Ayah memelengoskan wajah nya.
"Mama juga ngak punya Anak yang letoy kayak gini." Mama ikut - ikutan.
" Tapi Kakak tetep sayang kamu kok Dek. Biarlah Papa dan Mama aja yang ngambek. Kakak ngak tega kalau harus lihat Adik Kakak tersayang ini tambah ngambek."
"SAKA." Teriak Papa Brian dan Mama Nita bersamaan.
"Kok kamu ngak bisa diajak kerja sama sebentar aja buat ngerjain balik Jesica." Gerutu Mama Nita, sedangkan Papa Brian memilih untuk duduk diam dan cemberut.
"Saka ngak tega Ma sama Adik Saka yang paling cantik ini."
Jesica mendengar pembelaan dari Saka pun tersenyum tanda kemenangan.
Keluarga Mahendra pun kembali membahas topik utama, yaitu rencana liburan perayaan anniversary pernikahan Papa Brian dan Mama Nita.
"Jadi kita mau liburan kemana ? " Tanya Saka, menatap kedua orang tuanya
Papa Brian dan Mama Nita pun mengangkat kedua bahu nya. Pertanda mereka tidak mempunyai ide untuk liburan kemana. Lalu Saka menatap Jesica adiknya.
"Bali gimana?" Ucap Jesica meminta pendapat.
"Yes." Semua menjawab dengan kompak.
Setelah selesai berdiskusi keluarga Mahendra pun memulai aktifitasnya masing - masing. Mama kumpulan teman - teman sosialitanya.
Papa olahraga. Jesica berangkat ke Kantor dengan Kakaknya. Kebetulan arahnya seaarah jadi Saka bisa setiap hari mengantarkan adiknya ke Kantor pusat Mahendra Company. Setelah mengantar adiknya Saka menuju kantornya yaitu Sakas Grup.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Ryan Ar-Rayan
lanjut thour
2021-07-10
0
Maesara Msesara
waw
2021-06-09
1