Di dalam ruang pribadi Hans, ia menunjukkan sebuah benda berharga yang bukan sembarang benda, melainkan gelar yang dimilikinya kepada Rosemary.
"Lihat ini. Semua ini aku dapatkan lewat kerja keras saat mendalami ilmu ksatria," kata Hans dengan nada menyombong.
Rosemary yang mendengar itu hanya menggumam kesal, "Hm... ternyata, kau hanya ingin menunjukkanku benda ini?"
"Hei, ini bukan benda biasa, loh!" jawab Hans tak terima.
Rosemary hanya memutar kedua bola matanya. "Kalau itu apa? Simbol apa itu?" tanyanya sambil menunjuk sebuah gambar pada benda tersebut.
"Oh, itu simbol ksatria yang aku dapatkan setelah lulus ujian pertama dan meraih gelar Green Knight," jelas Hans dengan bangga.
"Jadi, kamu sudah memakai gelar itu?" tanya Rosemary.
"Tentu, sejak aku berumur 19 tahun. Kau mau tahu gelar ksatria Pangeran Clark?" Hans menyombongkan diri sambil sedikit mengejek.
"Memangnya gelar apa?" tanya Rosemary penasaran.
"Dia masih baron. Itu adalah gelar tengah untuk seorang ksatria. Jadi, jelas gelarku jauh lebih tinggi darinya," jawab Hans dengan sombong.
Rosemary tersenyum sinis, "Mungkin dia tidak ingin adiknya yang tampan dan cerdas ini kalah..."
"Ya, mungkin juga..." Hans tertawa kecil.
******
Ding...dong... Bel kerajaan berbunyi, menandakan bahwa upacara pemberkatan segera dimulai. Semua tamu undangan pun memasuki Aula kerajaan untuk memberikan berkat kepada Pangeran Clark. Rosemary dan Hans yang mendengar bel itu segera keluar dan menuju Aula kerajaan.
******
Upacara pemberkatan berlangsung dengan lancar. Setiap tamu memberikan berkatnya, termasuk Bella, sang kekasih Pangeran Clark. Namun, saat Bella memberikan berkat kepada Clark, ia merasakan kecemasan yang mendalam, seolah ada sesuatu yang buruk akan terjadi pada Clark. Meskipun demikian, ia tetap melanjutkan pemberkatan itu.
Setelah upacara selesai, kedua keluarga kerajaan berkumpul di ruang keluarga untuk membahas tentang perjodohan Hans dan Rosemary.
"Putri Rosemary, apakah Anda sudah mengenal Pangeran Hans?" tanya Raja Charless.
"Pangeran Hans? Oh, dia sangat menyebalkan..." jawab Rosemary sambil tersenyum geli. "Kenapa Raja menanyakan itu?"
"Rosemaryy..." Raja Handry menegur dengan nada lembut.
"Memang benar, ayah. Dia memang menyebalkan," balas Rosemary dengan nada kesal.
"Aku tidak menyebalkan. Kau saja yang seru untuk dimainkan," kata Hans dengan santai.
"Kau pikir aku ini boneka?" tanya Rosemary dengan tajam.
"Kau cantik seperti boneka, Rose," jawab Hans sambil tersenyum nakal.
"Hahaha... saya senang melihat kalian bercanda seperti ini. Saya rasa kalian memang pantas dijodohkan, bukan begitu, Raja Handry?" Raja Charless tertawa.
"Apa?? Bagaimana bisa? Aku dengan dia?" tanya Rosemary terkejut.
"Memangnya mengapa, Rose? Apakah ksatria ini kurang berbakat bagimu?" tanya Hans dengan nada menyombong.
"Iya, Putri. Kami hanya ingin hubungan antara kerajaan lebih erat lagi. Apa Putri keberatan?" jawab Raja Charless.
"Maaf, Raja. Saya hanya terkejut," jawab Rosemary dengan pasrah.
"Baiklah, aku minta maaf jika aku menyebalkan bagimu," kata Hans dengan tulus.
Rosemary menatap Hans sejenak, mata tajamnya menyiratkan ketidakpuasan. Ia menarik napas sejenak sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata itu dengan suara datar, "Baiklah, aku maafkan." Namun, nada suaranya tetap mengandung ketegangan, seolah masih ada ganjalan yang belum terungkap.
Kedua keluarga kerajaan pun terhibur melihat kelakuan kedua anak bungsu mereka yang penuh canda.
******
Beberapa hari kemudian, peperangan yang telah dijadwalkan pun dimulai. Semua pasukan perang dipersiapkan di lapangan depan istana, termasuk Pangeran Clark yang memimpin pasukan. Bella yang hadir saat pemberangkatan perang tampak sangat sedih, bahkan tanpa sengaja meneteskan air mata. Ia juga khawatir dengan perasaan aneh yang ia rasakan sejak upacara pemberkatan. Namun, karena perang adalah kewajiban bagi kerajaan, Pangeran Clark harus tetap pergi.
"Jaga dirimu baik-baik... Kau pasti akan membawa kemenangan itu... Selamatkan rakyat kita..." kata Bella sambil memberi semangat.
"Pasti. Aku akan pulang membawa kemenangan dan siap untuk menikahimu," jawab Clark dengan penuh keyakinan.
Tak lama kemudian, terompet perang ditiup, menandakan bahwa peperangan telah dimulai. Rosemary menatap kosong saat melihat Pangeran Clark pergi, tiba-tiba ia membayangkan jika Hans yang menjadi pemimpin perang itu. Namun, tiba-tiba Hans datang dan mengagetkannya.
"Hei, apa yang sedang kau pikirkan?! Apakah itu aku?" ejek Hans.
"Kenapa tidak bisa diam sih? Kalau memang iya, apa salahnya?" jawab Rosemary kesal.
"Tak masalah. Itu tandanya dugaanku benar," kata Hans sambil tersenyum lebar.
Rosemary hanya bisa tersenyum melihat tingkah Hans yang menyebalkan.
******
Tiga hari berlalu, namun belum ada kabar mengenai peperangan yang dipimpin Pangeran Clark. Bella semakin cemas dan tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya, ia mengirim surat ke tempat tinggal Pangeran Clark setelah perang, namun belum ada balasan. Perasaan khawatirnya semakin menjadi-jadi, apalagi saat upacara pemberkatan dulu, ia merasakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.
Tiba-tiba Auraline datang, melihat kakaknya yang gelisah, dan berusaha menenangkan.
"Kak, mengapa kakak terlihat begitu gelisah?" tanya Auraline lembut.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja Pangeran Clark, mengapa belum ada kabar?" keluh Bella.
"Kakak, coba berdoa dan berpikir positif. Jangan terlalu mengkhawatirkan. Mungkin saja Pangeran Clark sibuk di sana dan belum sempat membalas surat," jelas Auraline.
"Benar juga... Terima kasih, adikku. Kau meyakinkanku," jawab Bella dengan sedikit tenang.
"Iya, kak. Sama-sama," balas Auraline sambil memeluk Bella.
******
Di sisi lain, pikiran Rosemary masih dipenuhi kebingungan tentang perjodohannya dengan Hans. Ia merasa perlu berbicara dengan ayahnya, Raja Handry, untuk menyampaikan keinginannya menolak perjodohan itu. Namun, rasa hormat kepada sang ayah membuatnya mengurungkan niat tersebut. Dengan hati yang gelisah, Rosemary memutuskan menghibur diri dengan berjalan-jalan di taman istana. Langkahnya lambat, sementara pikirannya terus bergumul mencari jalan keluar.
Saat menikmati semilir angin dan aroma bunga mawar yang bermekaran, Rosemary tanpa sengaja melihat sosok Hans tengah memasuki gerbang Istana Ardarish. Jantungnya berdegup lebih kencang. Ia segera melirik ke sekeliling, mencari tempat untuk menyembunyikan diri. Sebuah pohon besar di sudut taman tampak menjadi pilihan terbaik.
"Waduh, si Hans datang lagi... darahku pasti naik lagi kalau bertemu dengannya. Harus sembunyi," gumam Rosemary dalam hati sambil melangkah cepat menuju pohon itu.
Namun, Hans yang selalu cerdik sudah mengetahui keberadaannya. Dengan langkah ringan, ia mendekati Rosemary dari belakang, lalu berbisik lembut di telinganya. "Apa kau sedang bersembunyi dari seseorang?"
Rosemary, yang masih fokus dengan pikirannya sendiri, menjawab tanpa berpikir panjang. "Iya, itu si Hans. Dia datang lagi," ujarnya pelan.
Mendengar jawaban itu, Hans terkekeh. Rosemary yang akhirnya sadar langsung menoleh dengan gerakan cepat. Saat melihat siapa yang berdiri di belakangnya, ia tertegun sejenak. Wajahnya memerah, tetapi ia segera menutupinya dengan senyuman lebar.
"Oh, ternyata si tampan. Ada perlu apa?" tanyanya dengan nada setengah menggoda, meskipun ada sedikit rasa terpaksa dalam ekspresinya.
Hans menyeringai, matanya menatap Rosemary dengan penuh keyakinan. "Kalau bukan karena kau, aku tidak akan datang ke sini," jawabnya santai.
Rosemary mengernyit heran. "Memangnya ada apa denganku?" tanyanya penasaran.
Hans menahan tawanya. "Bagaimana dengan jurnal berkudamu? Masih kosong, ya?" godanya sambil melipat tangan di dada, menikmati ekspresi kesal yang muncul di wajah Rosemary.
Rosemary mendengus, matanya memicing ke arah Hans. "Lagi-lagi kau mengejekku! Tapi, baiklah, maukah kau mengajarkanku berkuda?" tanyanya, mencoba mengalihkan pembicaraan.
Hans tersenyum tipis, lalu menjawab dengan nada serius, "Maka dari itu, aku datang untuk mengajarkanmu berkuda hari ini. Apa kau mau?"
Wajah Rosemary berubah cerah seketika. "Tentu saja!" serunya bersemangat.
Namun, sebelum rencana mereka terlaksana, suara derap langkah cepat menggema dari arah pintu masuk istana. Pangeran Royland muncul, wajahnya menunjukkan keseriusan. Ia membawa kabar penting tentang perkembangan perang yang dipimpin Pangeran Clark.
Hans dan Rosemary saling bertukar pandang. Dalam diam, mereka mengerti bahwa kabar itu tidak bisa diabaikan. Dengan langkah tergesa, mereka berdua segera menuju ruang pertemuan istana, bersiap mendengarkan berita penting yang dibawa Royland.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
off
hallo udah hadir/mampir
semangat
2023-08-30
1
Cerasiforme
Hadir ya kak... 🤗
2023-08-25
1
Cerasiforme
semoga bukan kabar buruk, kan kasian Putri Bella 🥲
2023-08-25
1