"Aku tidak memiliki perasaan apapun kepada siapapun, ini bukan kencan, aku melindunginya bukan karena aku memiliki sesuatu yang spesial, melainkan aku tidak ingin melihat diriku seperti sembilan tahun yang lalu, saat aku melihat dua orang tidak berdaya itu dihakimi oleh manusia biadab, namun aku tidak bisa melakukan apapun. Aku tidak mau mengalami hal buruk itu untuk yang kedua kalinya. Lebih tepatnya apa yang aku lakukan saat ini adalah karena aku,," batinnya berhenti berbicara, lalu perlahan suaranya mulai terdengar tegas.
"Ho pietà di lui"
(Saya kasihan padanya) ujarnya singkat lalu keluar dari mobilnya.
Dong Il yang menyadari kedatangan Grizzy pun melambaikan tangannya ke arah Grizzy namun mengetahui Grizzy tak membalasnya membuatnya menarik kembali tangannya. Grizzy datang dengan wajah dinginnya lalu duduk berhadapan dengan Dong Il.
"Aku kira kau tidak akan datang" ujar Dong Il.
"Kau sudah memesan makanan? Aku tidak bisa lama berada disini, jadi mari per singkat saja!" balas Grizzy mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah, Kau mau pesan apa?" tanya Dong Il.
"Americano Ice!"
"Tentu saja. Seharusnya aku tak perlu menanyakan itu!"
Dong Il hampir mengetahui hal yang di sukai bahkan sampai hal yang paling di benci oleh Grizzy. Namun, Dong Il tidak pernah mengetahui asal muasal keluarga Grizzy, yang ia tahu Grizzy hanyalah anak yatim-piatu yang hanya memiliki satu orang kakak laki-laki. Grizzy memang tidak menceritakan detail keluarganya kepada siapapun, baginya hal itu menyangkut privasi dan rahasia terbesar yang harus ia simpan rapat-rapat terutama tentang bagaimana cara orang tuanya meninggal.
Suasana hening bahkan sampai mereka selesai makan, Dong Il tidak berani membuka pembicaraan dengan Grizzy yang larut dalam komik yang dibawanya. Kira-kira setengah jam sejak mereka berdua selesai makan Grizzy larut dalam komiknya, padahal Grizzy sudah mengatakan sejak awal kalau dia tidak bisa lama berada disini.
"Grizzy, bukankah kau tidak bisa lama disini?" tanya Dong Il mencoba membuka pembicaraan dengan terbata.
Grizzy mulai menutup komiknya dan menaruh di atas meja. Tatapannya seketika membuat Dong Il merasa ngeri dan langsung mengalihkan pandangannya.
"Tadinya ku pikir begitu, namun sepertinya ada yang harus ku katakan. Aku mengatakan ini karena mungkin kau akan membutuhkanku saat aku tidak ada di sana!" ujar Grizzy santai.
"Apa maksudmu? Apa kau akan pergi?"
Grizzy mengangguk lalu meminum americano nya.
"Kemana kau pergi? Bisakah aku ikut?"
"Aku akan kembali ke korea, ada yang harus aku selesaikan" jawab Grizzy.
"Apa itu akan lama?"
Grizzy menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu?"
"Bawa aku bersamamu, ku mohon!" pinta Dong Il yang tiba-tiba menggenggam tangan Grizzy, hal itu sontak membuat Grizzy terkejut namun ia sendiri tidak bisa langsung melepaskannya.
"Seharusnya aku tidak mengatakan ini, namun ini sangat berbahaya. Bahkan lebih bahaya dari sampah-sampah itu! Kau mungkin bisa melawan mereka, tapi lawan ku berbeda, aku harus membereskannya sendiri!"
"Jika itu berbahaya, menetap lah! Jangan pergi!" pinta Dong Il kali ini dengan suara lirih.
Grizzy melepaskan genggaman Dong Il darinya.
"Kau percaya aku bukan?" tanya Grizzy.
Dong Il mengangguk.
"Aku akan kembali untuk menjemputmu setelah semuanya selesai, jadi berjanji lah kepadaku kalau kau akan baik-baik saja sampai aku kembali. Berjanjilah!" ujar Grizzy.
Dong Il mengangguk lalu mengulurkan jari kelingkingnya. " Janji"
Kali ini Grizzy membalasnya, hal itu mampu melukis senyum di wajah Dong Il setelah wajahnya di penuhi kekhawatiran saat mengetahui Grizzy akan pergi.
Setelah merasa urusannya dengan Dong Il selesai, Grizzy pun berpamitan untuk segera pulang karena masih ada yang harus dikerjakan. Sebelumnya ia menawarkan tumpangan kepada Dong Il namun Dong Il menolaknya. Dong Il malah menyuruh Grizzy untuk pulang lebih dulu karena menurutnya akan sangat berbahaya jika seorang gadis menyetir mobil seorang diri saat tengah malam. Grizzy pun mengiyakannya lalu melenggang pergi meninggalkan Dong Il.
...( Kediaman Jamarie D'Angelo )...
Sesampainya dirumah, Grizzy disambut oleh pamannya, Jamarie. Dia tidak sendiri melainkan datang bersama anaknya, Gabriel. Grizzy pun memeluk mereka secara bergantian, karena merasa ada yang kurang, Grizzy pun bertanya pada pamannya.
"Dov'è Daniel?"
(Dimana Daniel?), tanya Grizzy.
"Pensavo avesse cenato con te"
(Saya pikir dia makan malam bersama Anda), jawab Jamarie yang sontak membuat Grizzy bingung.
"Ero solo, non ha detto che se ne sarebbe andato"
(Saya sendirian, dia juga tidak bilang akan pergi), ujar Grizzy.
"Allora, dov'è adesso?"
(Jadi dimana sekarang), tanya Jamarie.
Grizzy merasa heran karena tidak seperti biasanya Kakaknya itu seperti ini. Daniel selalu memberitahunya kemana dia akan pergi dan dengan siapa dia akan pergi. Bagaimanapun juga pergi sendirian bukan lah ide bagus, meski belakangan ini Grizzy pun sering melakukannya, namun hal ini sangat berbeda untuk Daniel. Ada rasa takut dan kekhawatiran yang membuat dada Grizzy sesak. Grizzy pun meminta bawahannya untuk mencari Daniel termasuk bodyguard yang seharusnya mengikuti Daniel kemana dia pergi.
"Io verrò a cercarlo"
(Saya akan ikut mencarinya), ujar Gabriel menawarkan diri.
Jamarie pun langsung mengizinkannya. Grizzy pun kembali ke urusannya dengan Jamarie.
"Andrò dopodomani!"
(Saya akan pergi lusa!), ujar Grizzy.
"Perché sei così di fretta?"
(Kenapa kamu begitu terburu-buru?), tanya Jamarie.
"Ora che ci penso, ho bisogno di più tempo per conoscere i colpevoli, dopodiché sarà più facile per me pagarli. Puoi aiutarmi per favore con questo?"
(Setelah dipikir-pikir, saya perlu lebih banyak waktu untuk mengenal pelakunya, setelah itu akan lebih mudah bagi saya untuk membayarnya. Bisakah Anda membantu saya untuk ini?), jelas Grizzy.
Jamarie menghela nafas lalu menghembuskan nya perlahan, seolah keputusan berat sangat harus dia ambil saat ini .
"Ho preparato tutto, compresa la nuova famiglia che ti aiuterà lì, la scuola e anche il tuo **** coreano, Lee Gi Na"
( Saya telah mempersiapkan segalanya termasuk keluarga baru yang akan membantu Anda di sana, sekolah dan bahkan nama Korea Anda, Lee Gi Na), ujar Jamarie lembut.
"Famiglia?"
( keluarga?), tanya Grizzy.
"sì, un dottore per tuo padre e un figlio che sarà tuo fratello"
( Ya seorang dokter yang kan menjadi ayahmu dan seorang anak laki-laki yang akan menjadi saudaramu), jelas Jamarie.
Grizzy pun mengiyakan dan mengikuti saja apa yang sudah dipersiapkan oleh Pamannya itu. Tidak lama setelah itu, ponsel Jamarie berdering, panggilan itu berasal dari kediaman Edard D'Angelo, yang tak lain adalah Pak Kim.
Disisi lain, Gabriel sudah menemukan Daniel. Daniel ternyata sedang berkunjung ke rumah ayahnya tanpa sepengetahuan siapapun. Dia juga berkunjung ke penjara bawah tanah milik keluarganya yang digunakan untuk memenjarakan siapapun yang berani menentang atau melakukan kesalahan di mansion ini. Secara tidak sengaja Daniel bertemu dengan Yerin yang sedang dalam penyekapan namun terlihat rapih dengan dress cantik dan juga sudah dirias wajahnya. Hall itu tentu saja membuat Daniel Heran, Daniel pun menanyakan secara langsung kepada Yerin. Namun, Yerin dengan sengaja menceritakan hal yang lain dan menuduh Pak Kim telah memfitnahnya. Karena merasa hal ini tidak benar, Daniel pun memanggil Pak Kim untuk datang menemuinya.
...( Kediaman Bos Besar D'Angelo, Edard D'Angelo )...
"Giovane Maestro, se non sei stato tu a darmi questa punizione, allora chi è il vero nuovo Big Boss?"
(Tuan Muda, jika bukan Anda yang memberikan Saya hukuman ini, lantas siapa Bos Besar baru yang sebenarnya?), celetuk Yerin membuat Daniel terkejut.
Tanpa pikir panjang, Daniel pun menelfon pamannya untuk menanyakan hal ini. Sebelum telfon di jawab, Pak Kim datang bersana dua bodyguardnya.
Telfon diangkat.
"Sì, Daniel che succede?"
(Ya, Daniel apa yang terjadi?), tanya Jamarie disana.
"Cosa significa questo? Un nuovo capo? Chi è??"
(Apa maksudnya ini? Seorang Bos baru? Siapa Dia?), tanya Daniel tanpa basa basi.
"È così che fai una domanda così importante? Vieni a casa, ti spiego tutto!"
(Seperti inikah cara Anda menanyakan hal sepenting itu? Pulanglah, Saya akan menjelaskan semuanya!)
"Allora, che mi dici di Yerin? Che errore ha commesso e che tipo di punizione ha dovuto sopportare?"
(Lalu, bagaimana dengan Yerin? Kesalahan apa yang telah dilakukannya dan hukuman seperti apa yang akan dia tanggung?), tanya lagi Daniel.
"Lo Vendo!"
(Saya menjualnya!)
"APAA?!!" teriak Daniel terkejut.
"Daniel!!!!" sebuah teriakan mengalihkan fokus Daniel.
Suara itu berasal dari belakang Pak Kim, dan ternyata itu adalah suara Gabriel, sepupunya. Gabriel berlari menghampiri Daniel lalu memeluknya, Daniel dan Gabriel memang memiliki hubungan persaudaraan yang hangat, perpisahan selama dua tahun tentu saja menjadi waktu yang cukup lama untuk keduanya. Bahkan bisa dibilang hubungan keduanya lebih dekat dibandingkan dengan hubungan Daniel dengan adiknya, Grizzy. Semua itu bermula saat Grizzy pulang dari korea dengan luka mendalam. Bahkan Daniel masih merasakan luka itu sampai saat ini, sebuah luka yang selama ini adiknya pendam, membuatnya tak tersentuh oleh siapapun.
Kehadiran Gabriel ternyata mampu membuat Daniel melupakan hal yang baru saja terjadi. Karena sesuatu yang mendesak, Gabriel pun mengajak Daniel pulang sesuai perintah Ayahnya. Setelah Daniel dan Gabriel meninggalkan Mansion, datanglah Grizzy dengan pamannya. Jamarie turun disambut Pak Kim, sedangkan Grizzy menunggu didalam mobil. Tak lama kemudian para bodyguard keluar membawa Yerin lalu masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan. Jamarie kembali masuk lalu pergi meninggalkan mansion diikuti dua mobil dibelakangnya.
Keesokan harinya mereka sampai ditempat tujuan, mobil itu berhenti di depan mansion besar yang sangat jauh dari titik awal mereka berangkat. Semua turun dari mobil termasuk Grizzy, mereka semua masuk ke dalam mansion, namun karena Yerin sedikit berontak Bodyguard yang membawanya pun terpaksa menyeretnya kasar. Grizzy nampak tidak mempedulikan hal itu, dia malah berjalan paling depan dengan dikawal dua bodyguardnya. Diikuti oleh Jamarie lalu Yerin dibelakangnya, mereka disambut ramah oleh para pelayan mansion itu. Grizzy dan pamannya duduk sedangkan Yerin dipaksa berlutut di samping Grizzy. Seorang dengan gagah melangkah menuruni tangga, senyumnya terlukis kala dirinya melihat ke arah Grizzy yang sedang memainkan minuman dalam gelasnya.
"Benvenuti, signorina D'Angelo e signor D'Angelo"
(Selamat datang, Nona D'Angelo dan Tuan D'Angelo), Sapa nya ramah.
Jamarie beranjak lalu memeluk orang itu, mereka terlihat akrab kecuali Grizzy. Grizzy tetap duduk menyaksikan keduanya.
...( Kediaman Bos Besar Frans, Zeano Frans )...
"Signori, dobbiamo solo iniziare? Non ho molto tempo per questo!"
(Tuan-tuan bisakah kita mulai? Aku tidak punya banyak waktu untuk ini!), ujar Grizzy.
"Oke" balas Zeano.
Zeano meminta salah satu orangnya untuk membawa Yiren ke suatu tempat sedangkan ia akan memulai membicarakan hal serius bersama Grizzy dan Jamarie.
"È piuttosto attraente, sono sicuro che non ti deluderò. Credimi, se riesce a comparire davanti a te ..."
(Dia cukup menarik, saya pastikan saya tidak akan mengecewakan Anda, jika dia berhasill muncul ke hadapan Anda..), Zeano menaruh sebuah pistol di atas meja.
"sono pronto per questo!"
(Saya siap untuk ini!), sambungnya.
Hal itu cukup menarik sampai membuat Grizzy tersenyum. Kesepakatan pun di buat dengan perjanjian masing-masing, Grizzy mengambil pistol yang di letakkan oleh Zeano yang ternyata sudah dibuat khusus oleh Zeano untuk Grizzy. Terdapat Inisial G.E.V.D.A dan Grizzy pun terlihat menyukainya karena dia tak berhenti tersenyum menatap pistol itu. Karena merasa urusan mereka sudah selesai, Jamarie pun berpamitan untuk kembali ke Sisilia karena sesuai rencana Grizzy akan pergi ke korea untuk menjalankan misinya.
...
...( Ilustrasi Gun)...
Jamarie berkali-kali meminta Grizzy untuk memikirkan kembali keputusannya yang terbilang terlalu cepat. Namun, hasilnya tetap sama karena Grizzy tetap bersikukuh untuk datang lebih awal. Dia terlihat sangat yakin dengan keputusannya, seolah sudah siap mengalami resiko terberatnya. Mereka pun sampai saat hari sudah mulai petang, Daniel dan Gabriel sedang tertidur dengan kondisi game yang masih menyala dan ruangan yang sudah dibuat hampir merusak mata, sebuah pekerjaan berat yang akan dilalui pelayan di mansion itu. Namun, Grizzy sama sekali tidak mempedulikannya, dia memilih berlari menaiki tangga lalu memeriksa kembali barang bawaannya. Dia memang sudah mempersiapkannya sejak beberapa hari yang lalu, karena sadar urusannya se-mendesak itu, tetapi dia sudah menyelesaikannya tepat sebelum dia berangkat ke Korea.
Keesokan harinya, Grizzy berjalan menuruni tangga lalu pergi ke ruang makan untuk sarapan. Daniel, Gabriel dan Pamannya sudah menunggunya disana. Sepertinya Jamarie sudah memberitahu Daniel soal rencananya hari ini.
"Makanlah yang banyak, jangan sampai kelelahan setelah sampai disana!", ujar Daniel yang terus menerus menyodorkan buah dan berbagai makanan ke hadapan Grizzy.
"Kakak, kau tidak perlu melakukan ini, kau lupa aku adalah gadis yang kuat?" ujar Grizzy penuh semangat.
Hal itu membuat Daniel melihat adiknya yang lama, senyuman lebar yang sangat ia rindukan yang telah lama hilang akhirnya kembali. Daniel tersenyum dengan air mata yang menetes tanpa sadar. Daniel menundukkan kepalanya, menyeka air matanya lalu menyuruh Grizzy untuk cepat menghabiskan makanannya.
Waktu penerbangan semakin dekat, Jamarie, Daniel dan Gabriel mengantarkan Grizzy ke bandara. Grizzy melihat kakaknya yang sudah berkaca-kaca, dia mendekatinya lalu menatapnya lekat sampai air mata Daniel menetes. Grizzy mengusap air mata kakaknya itu lalu memeluknya.
"Aku ingin sekali melarang mu pergi, namun aku tahu, kau sangat keras kepala dan susah di atur. Haruskah aku benar-benar melepaskan adik kesayanganku ini?" ujar Daniel disela-sela tangisnya.
"Aku pastikan aku akan baik-baik saja, tidak ada yang bisa melukai putri D'Angelo, kau percaya kepadaku kan??" Daniel membalas anggukan.
"Namun, apa kau benar-benar pergi sendiri? Haruskah aku mengirimkan mu beberapa Bodyguard?" tanya Daniel.
Grizzy melepaskan pelukannya.
"Jangan lakukan itu, itu akan sangat merepotkan aku!" protes Grizzy yang sangat lucu membuat Daniel tertawa, sedangkan Gabriel yang tidak mengerti apa yang mereka bicarakan hanya menatap bingung.
Jamarie pun memanggil Grizzy karena pesawatnya sudah siap untuk lepas landas. Mereka pun berpelukan sebelum akhirnya Grizzy benar-benar memasuki pesawat. Sedangkan ketiganya baru pulang setelah pesawat Grizzy lepas landas.
"Aw!!" seseorang menabrak dan hampir membuat Grizzy terjatuh namun orang itu menahan tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Jiayou🐼
pistol nya keren tapi aku lebih suka pistol Glock 20 ringan dan punya mekanisme pembongkaran yang sulit tapi jarak tembak nya mencapai 100 meter kalo gak salah 🤭
2021-11-07
1
Nona Bucin 18294
Next semangat ngetiknya kak 🤗🤗🥰
2021-09-09
1
Ezme
mampir thor 👍👍👍 lanjuuuttt
2021-07-13
2