setelah menunggu beberapa menit lamanya akhirnya maualna pun datang dengan orang kepercayaannya untuk membawa motornya yang sepertinya rusak.
"kok datangnya lama banget sih bang!!!??" tanya Yunita kesal.
"tadi ada kendala di jalan ta" ucap maulana masih fokus menyetir.
ya setelah Maulana sampai di tempat yang Yunita bilang ia langsung membopong adiknya masuk ke alam mobilnya dan melesatkan mobilnya pergi dari tempat itu. Sekarang mereka ada di perjalanan menuju ke rumah mewah keluarga Anderson.
"alasan yang ngga masuk akal" ucap Yunita mengalihkan pandangan ke samping.
"kan Lo tahu jalanan di kota Jakarta ini sering macet ta" jelas Maulana melirik sebentar ke samping
"iyain aja deh" ucapnya malas. Ia mengambil ponsel pintarnya yang ada di rasanya dan ia membuka aplikasi permainan yang sedang diminati oleh masyarakat Indonesia permainan cacing yang makan makanan itu loh kalian tahukan iya Permainan yang cacingnya itu di suruh untuk membunuh cacing-cacing lain supaya cacing itu menjadi besar ya pokoknya yang itulah author tahunya kek gitu soalnya # jelas author berbelit-belit.
setelah itu mereka fokus dengan kegiatannya Yunita yang tengah asyik memainkan permainan di ponselnya dan maualana yang tengah fokus menyetir ia juga tidak ingin membuat suasana hati adiknya menjadi kacau lebih baik ia diamkan saja, nanti saja kalau sudah sampai ke kediaman Anderson baru maualana membujuk Yunita agar tidak marah kepadanya.
setelah beberapa menit lamanya mobil yang mereka naikipun berhenti di rumah mewah keluarga Andesron. Yunita langsung melepas sabuk pengaman yang menempel di tubuhnya dan setelah itu ia membuka pintu mobil pergi begitu saja meninggalkan maualan yang masih duduk di bangku kemudi.
"dasar adik lucnut!" guammnya menatap kepergian adiknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yunita berjalan tertatih-tatih menaiki tangga menuju ke kamarnya. Bunda nya yang masih ada di rumah melihat putrinya yang berjalan tertatih-tatih langsung menghampiri Yunita dan membantunya menaiki tangga menuju ke kamar anak bungsunya itu.
"hati-hati" ucap satira membantu Yunita duduk di atas ranjang itu.
setelah membantu Yunita duduk satira pun duduk di samping Yunita dan memandang Yunita melas. baju yang sedikit kotor, rambut yang sedikit berantakan dan luka yang sudah mengering di lutut dan sikut anaknya itu. Acak Adul itulah kata-kata yang mendeskripsikan kondisi Yunita sekarang.
"kamu kenapa sih kok bisa sampe kaya gini??. Baju kotor, rambut acak-acakan, trus itu sikut sama lutut yang luka itu kronologi nya gimana kok bisa sampe kaya gitu sih??" tanyanya sambil mengelus-elus kepala Yunita sayang yang bersandar di bahunya.
"tadikan aku di suruh bawa motornya bang maul. Trus aku lewat jalan pintas ke SMA Bun trus pas di perjalanan tiba-tiba ada ayam di depan jalan trus aku banting stir deh gara-gara aku banting stir aku nabrak pohon dan motornya bang maul nindihin aku karena itu keadaan aku acak Adul kaya gini deh Bun dan yang paling parah bang maul datangnya lama banget Bun ngeselin banget Bun sumpah deh" jelas Yunita panjang kali lebar.
"astagfirullah... Kok sampe kaya gitu sih??... Kenapa kamu ngga telfon bunda aja kan bunda bakalan langsung ke tempat kejadian kecelakaan itu??" tanya satira masih mengelus-elus kepala Yunita sayang.
"ngga tahu mungkin dah takdirku kaya gitu hiks.... kalo aku punya pulsa aku bakalan telfon bunda dari pada telfon bang maul tapi aku ngga punya pulsa Bun dan kan nomer bunda beda sama aku ntar yang jawab panggilannya bukan bunda malahan operator" ucap Yunita.
satira terkekeh geli mendengar pernyataan dari Yunita itu. Anaknya itu terlalu bar-bar di saat dirinya sedang kesakitan terkena musibah (kecelakaan) masih saja melontarkan guyonan yang mau tak mau membuat ibu dua orang anak itu terkekeh geli mendengarnya.
Yunita yang mendengar bundanya terkekeh menjadi bingung. Oy Bun anakmu habis ngalamin musibah loh kok malahan bunda ketawa sih apa yang lucu coba?!. Emang sebahagia itu ya bergeliat anaknya baru aja kena musibah?? batinnya berucap kesal.
"kok bunda malah ketawa sih apa yang lucu coba?!" ucap Yunita kesal bibirnya mengerucut lucu.
melihat anaknya yang kesal membuat dirinya semakin tertawa terpingkal-pingkal sampai-sampai ada air mata yang keluar dari kedua mata indahnya.
"ihhh bunda mah" rengeknya melihat sang ibundanya semakin tertawa terpingkal-pingkal menertawakannya.
"lagian kamu itu... " ucap satira berusaha mengatur nafasnya yang memburu gara-gara tertawa terpingkal-pingkal.
"kamu apa sih Bun??"tanya Yunita penasaran.
"kamu itu mana ada orang yang baru kena musibah malahan ngelawak" ucap satira menggeleng-gelengkan kepalanya.
"apaan sih Bun aku ngga faham??" ia menggaruk kepalanya gatal. aku itu orangnya Lola Bun alias loading lama ngertiin aku lah.
"maksudnya itu kamu kan baru aja kena musibah. Bukannya sedih kamu malahan bikin guyonan yang buat bunda ketawa dasar kamu itu" jelas satira.
guyonan yang benar saja!
"auah gelap bunda mah anaknya lagi menderita malah ketawa-ketiwi bunda seneng kan kalau aku abis kena musibah" ucap Yunita kesal.
melihat anaknya yang marah membuatnya tak tega ia pun memeluk anaknya dengan sayang.
"maafin bunda okeh" bujuk satira.
"ngga" balas Yunita menggelengkan kepalanya.
"trus bunda harus ngapain supaya kamu maafin bunda sayang??" tanya satira.
"mmmm..." Yunita berfikir sejenak. Tiba-tiba terlintas di otaknya satu kata eskrim.
"bunda beliin aku eskrim yang banyak aja nanti aku maafin" ucap Yunita.
yaampun anaknya ini dari dulu kalau marah mesti mintanya eskrim .
"oke nanti ibu suruh Obi buat beli eskrim kesukaan kamu yang banyak deh" ucap satira mengecup pipi tirus anaknya.
"beneran??" Yunita menengadahkan kepalanya.
"iya" jawab satira sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"hore!!! makasih bunda!!!" ucap Yunita memeluk satira.
"sama-sama"
"bunda yang terbaik deh!" seru Yunita.
satira hanya tersenyum . Semoga kamu kaya gini terus ya nak jangan cepet dewasa ntar bunda jadi kangen masa-masa manja kamu batin satira sedih.
"oke tapi luka kamu harus di obati dulu biar ngga infeksi" ucap satira .
"okeh deh" Yunita melepas pelukannya dan menganggukkan kepalanya.
"yaudah bunda ngambil kotak p3k dulu yah kamu di sini aja jangan kemana-mana. Jangan maksain buat jalan ntar sakitnya tambah parah" ujar satira sebelum meninggalkan Yunita.
"okeh".
.
.
.
.
.
.
" Bun Yunita mana Bun??" tanya Maulana yang baru masuk ke dalam rumah.
"ada tuh di kamarnya sana temenin Adek kamu dulu bunda mau ngambil kotak p3k yang ada di dapur"
"oke" Maulana pun menaiki tangga menuju ke kamar adiknya ia akan membujuk adiknya supaya tidak merajuk padanya.
setelah di depan pintu kamar Yunita Maulana pun mengetuk pintu berwarna cokelat itu berkali-kali.
"ta... ta ini Abang ya "
tok... tok... tok...
di dalam kamar. Yunita menatap sengit pintu kamarnya itu yang di baliknya terdapat abangnya Maulana Anderson yang nyebelin ya minta ampun.
"abang masuk ya ta" tanpa menunggu persetujuan Yunita maulan pun membuka pintu kamar Yunita dan hak pertama yang ia lihat adalah tatapan tajam dari adiknya yang di lontarkan untuknya.
"ngapain Lo masuk ke sini??! siapa yang mengijinkan Lo masuk hah?!" teriak Yunita kesal.
jangan lupa untuk like share and coment ya guys dan jangan lupa untuk klik tombol favorit untuk mengetahui update terbaru dari cerita ini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments